Pukul 07:00
Reichel duduk di sofa kamarnya, masih terbalut piyama, meraih ponselnya mencari nama Matthew.
"Hari ini, lu cari tau tentang orang yang kemarin kita datangi. dia sudah mengelapkan pajak dari upeti dan meminta pajak lebih besar dari yang ku tetapkan. dan jangan lupa tugas utama yang kemarin gue suruh. gue mau lu dapatkan infonya hari ini juga" ucap Reichel
"siap, lu tenang aja" jawab Matthew
Reichel meletakan ponselnya diatas meja, meraih remote dekat meja menekan sesuatu pintu ruangan rahasia terbuka. didalam sana berbagai macam minuman dan juga senjata api dari berbagai ukuran disana tertata rapih di dinding maupun di peti. Reichel membuka peti yang didalamnya terdapat senjata api berukuran sedang mengambil dan mengarakan kelemari kaca yang tergantung di dinding memecakan 10 botol dengan sekali tembakan. siapapun yang menyaksikan ini mungkin tidak bisa bernafas atau bahkan tak sadarkan diri seketika.
"Saya akan bikin rasa percaya diri dan juga keras kepala yang kamu banggakan itu jatuh kelantai dan remuk seperti pecahan kaca ini gadis kampung, kamu sedang menantang maut mu kita lihat saya siapa yang akan menang Saya atau Kamu. lagi pula siapa yang peduli dengan harga dirimu? bagiku perempuan kampung seperti mu pasti sangatlah murahan. yang bisa menukar kehormatan nya demi uang."
Untung saja ruangan itu kedap suara sehingga rasa Reichel yang seperti sedang kesetanan tak terdengar oleh Mama dan adiknya. selesai dengan aktivitas nya Reichel membersihkan badanya, tak ingin memakan waktu lebih banyak 30 menit lamanya dia telah siap dengan style kemeja putih dan jas hitam nya lalu pergi dengan mengendarai mobil nya sendiri.
"Kita ketemu disana, gue nyusul lu kesana ok" Reichel
Kirana yang penasaran dengan percakapan abangnya di ponsel tadi mengikuti jejak abangnya.
"aku yakin Abang pasti pergi ketemu gadis itu" gumamnya
...***...
Reichel tiba ditempat Matthew yang sedang mengawasi tokoh bunga Anna dari jauh mereka berdua sekarang seperti perampok yang lagi menyusun rencana untuk merampok tokoh itu. Kirana yang melihat kedua pria ini seperti orang idiot sesekali bersembunyi takut ketauan oleh Anna dan Abigail.
"dapat sesuatu?" tanya Reichel
"Hem, lu pasti tidak akan percaya sepertinya Dewi keberuntungan sedang berpihak ke elu" Matthew
"maksud lu apa?" tanya Reichel lagi
"ternyata Pak Anton itu Ayah tiri gadis itu" ucap Matthew lagi
"gadis itu yang mana?" tanya Reichel kebingungan
"Abigail" jawab Matthew
"ha...ha ..ha ....ha. bagus kerja lu bagus, dari sini lu langsung atur semuanya dan lagi awasin si Anton jangan sampai dia kabur" ucap Reichel yang semakin menyombongkan dirinya
"OMG jadi dugaan ku benar, Abang lagi falling love alias lagi jatuh cinta. mama pasti senang mendengar kabar ini, lebih baik aku pulang sebelum Abang sampai duluan dirumah" Kirana pulang dengan senyum penuh bahagia
Kirana sampai di rumah dan menceritakan semuanya pada Mama Sinta
"Ma, tiga hari lagi Abang ulang tahun bagaimana kalau kita ajak gadis itu juga datang? semacam suprise gitu ma untuk Abang" saran Kirana
"ide kamu bagus juga sayang" ucap mama Sinta
Reichel pulang kerumah
"lagi bahas apa ini? seru sekali Abang lihat" Reichel
"ye kepo. kita gak lagi bahas apa-apa iya kan Mam?" Kirana
"yups" jawab Mama Sinta
"Abang mau tau aja atau mau tau banget?" goda Kirana
"emang apa bedanya sama aja kedua kalimat itu ingin tau" Reichel
"kalau mau tau aja, gak deh" Kirana
"kalau gitu mau tau banget" potong Reichel
"Rahasiaaaaaa....nanti pas ulang tahun Abang baru Kirana kasih tau ya" ucap Kirana
"sudah-sudah jangan di gangguin Abang mu terus, Sayang mama pengen sekali melihat kamu menikah dan memiliki anak rasanya kebahagiaan mama akan berlipat ganda" ucap mama Sinta
Reichel mengeratkan giginya, ia paling tidak bisa menolak permintaan Adik dan Mamanya apapun itu termasuk untuk menikah.
"mama tenang saja, sebentar lagi mama akan punya menantu" ucap Reichel lalu kembali kekamarnya
Kirana dan mama Sinta bertepuk tangan
...***...
pukul 08:00
Kirana turun dari mobil membawah bingkisan dan masuk kedalam tokoh bunga milik Anna
"selamat pagi, selamat datang di toko kami" ucap Abigail
Kirana menatap kagum pada gadis dihadapannya itu.
"(Abang tidak tertarik dengan perempuan,tetapi sekalinya suka speak bidadari banget)" batin Kirana
"eh permisi mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Abigail
"saya ingin beberapa bunga untuk pesta ulang tahun bisa kalian rangkaikan?" tanya Kirana
"Bisa mbak, bisa banget" jawab Abigail semangat
"oh iya besok saya yang datang sendiri mengambilnya" Kirana
Matthew berjalan menuju ke arah mereka, Kirana yang panik takut ketauan ia bersembunyi.
"saya bisa bersembunyi disini? orang ini mengikuti saya terus dari tadi saya takut dia orang jahat" bohong Kirana
Matthew masuk kedalam toko memberikan beberapa bingkisan kepana Abigail
"bos saya mengirimkan ini kepana nona tolong di terima" Matthew
"saya tidak mau, bawah kembali dan katakan pada bos Anda saya tidak ingin berutang pada orang lain" tolak Abigail
"tugas saya hanya menghantarkan, jika nona ingin silahkan anda hantar sendiri dialam ada alamat yang sudah iya tuliskan" jawab Matthew lalu pergi
Abigail membuka bingkisan itu dan sebuah surat didalam
... "***pakai gaun ini, dan datang kealamat yang sudah saya tulis dibawa ini.jika kamu menolak jangan harap ayah,ibu dan juga adik kesayanganmu selamat" ...
-Rivalmu-
-REICHEL***-
"kakau kurang ajar!!!! berani-beraninya mengancam ku lihat saja besok akan kuberi kau pelajaran" rasa benci Abigail semakin bertambah pada Reichel.
"Bi, jangan terlalu benci sama seseorang, takutnya kamu ualat nanti jadi bucin sama dia" ucap Anna
"amit-amit jabang bayi, kalau pria di bumi ini sisa dia lebih baik aku mati" jawab Abigail kesal
"yakin kamu" ledek Anna
"yak!! kenapa kamu juga ikutan ngejek si"
"bercanda nona Cantik" Anna tertawa
"*orang jahat itu sudah pergi?"
"dia sudah pergi*" jawab Anna
"apa dia menganggu mu?" tanya Kirana
"bukan hanya dia, tapi bos tengil kakunya juga tidak bisa melihat orang bahagia.selalu menganggu ketenangan orang lain" Abigail
"(Abang benar-benar jail, semoga kakak berjodoh dengan Abang biar tau rasa si Abang ku satu itu)" batin Kirana
Kirana berpamitan pulang
"kakak, Kirana pulang dulu ya, besok baru kesini lagi"
Kirana memeluk Abigail seperti sedang memeluk seorang kakak perempuan nya Kirana membalas pelukannya dan menepuk bahunya pelan.
"hati-hati dijalan jangan mudah percaya sama orang lain ya salam untuk yang ulang tahun" ucap Abigail
"Nanti Kirana sampaikan ya kak dengan Abang saya" ucap Kirana
Kirana keluar dengan tawa gembira seperti sudah mendapatkan undian yang besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments