Bab.2

Johan sedang berbaring di atas tempat tidurnya, ia masih tidak habis fikir apa yang di katakan vita padanya, jelas sekali vita tahu jika johan sangat mencintai jihan, dengan mengungkapkan perasaannya seperti ini maka persahabatan mereka akan menjadi renggang.

Johan sudah menganggap Vita sebagai saudaranya sendiri, namun persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu memang sulit untuk konsisten karena akan ada saja yang terbawa perasaan entah si perempuan atau si laki-laki, tak jarang juga keduanya.

Di tengah Lamunannya, ponsel johan tiba-tiba bergetar tanda pesan masuk, ia tersenyum saat melihat layar ponselnya.

"Kak jo sayang," isi pesan Jihan

"Apa sayang??"Balas johan

"Kak jo lagi apa?"

"Lagi rebahan saja, sayang lagi Apa?"

"Lagi mikirin kak jo, tidak sabar untuk bertemu kakak di sekolah besok."

"Sama, boleh ke rumah kamu?"

"Jangan, tante ku galak."

"Ya baiklah, sampai jumpa besok."

~

Pagi hari saat akan berangkat ke sekolah jihan membantu tantenya membereskan meja makan sehabis sarapan.

"Kamu berangkat sekolah sana, biar tante saja yang membereskan meja makan," ucap Mela lalu tersenyum kepada jihan.

"Masih pagi kok tante, Nino mau, aku yang mengatakannya ke sekolah." ujar jihan yang sedang mengangkat piring kotor di atas meja.

"Ninonya sudah pergi kok barusan, sama temannya, Nabila anak tetangga," ucap Mela merasa heran.

"Benar tan, ya ampun, itu anak tidak konsisten sekali, baiklah kalau begitu Jihan berangkat ke sekolah dulu ya tante," ucap Jihan

lalu mengambil tas yang ia letakkan di atas kursi, berjalan dengan cepat menuju halte bus.

Saat sampai di halte, bus terakhir sudah berangkat, karena takut telat Jihan beralih untuk naik ojek saja.

"Pak tolong antarkan saya ke SMA harapan ya," ucap Jihan yang sudah memasang helmnya.

"Siap Non," ucap tukang ojek itu langsung tancap gas menuju SMA harapan.

~

Johan baru saja akan berangkat ke sekolah namun saat akan membuka garasi, ayahnya meminta untuk johan bicara empat mata dengannya.

"Vita bilang kamu menolak untuk pergi ke Amerika!, apa benar begitu?" tanyaToni pada johan.

"Iya yah," ucap johan Jujur,iya sudah bisa menebak jika ayahnya akan membahas hal ini.

"Kenapa! ... saat masuk SMA kamu bilang setelah lulus akan kuliah di Amerika dan ayah sudah menyiapkan segalanya untuk kamu,lalu apa yang menyebabkan kamu berubah fikiran seperti ini?" Tatapan toni mulai mengintimidasi, membuat johan diam sambil menunduk.

Johan mencengkeram lututnya, lalu kembali menatap ayahnya, "Maaf ayah, aku harus berangkat sekolah sekarang," Johan meraih tasnya dan pergi meninggalkan ayahnya yang masih duduk di sofa ruang tamu.

"Anak itu, apa sebenarnya yang dia inginkan," ucap Toni sambil memandangi kepergian Johan.

~~

Dalam perjalanan Johan masih tenggelam dalam fikiranya sendiri, kata-kata ayahnya yang semakin menuntut membuat ia bingung,

setelah beberapa saat akhirnya Johan sampai di halte yang tidak jauh dari sekolah, meski demikian jihan selalu setia menunggu johan di sana, agar bisa masuk ke sekolah bersama.

"Sudah lama menunggu..?" tanya johan yang sudah menghentikan motornya di depan Jihan.

"Tidak lama kak, kak jo kenapa?wajah kakak terlihat murung?"Tanya jihan saat melihat ekspresi wajah johan tak tersenyum seperti biasanya.

Sebaiknya aku tidak menceritakan hal ini kepada jihan, aku tidak ingin dia ikut kepikiran," batin Johan.

Johan kembali mengembangkan senyumnya, "Masa iya,sepertinya aku kurang tidur," ujar Johan.

"Pasti main Game online lagi ya??" tanya Jihan dengan tatapan mengintimidasi.

"Hehe Kamu tahu saja, ayo naik nanti terlambat lagi," Johan memasangkan helm ke kepala jihan.

Johan melajukan motornya, untung saja kali ini mereka tidak telat.

Johan mengantarkan jihan sampai di depan pintu kelasnya, sementara dari kejauhan Vita mengepalkan kedua tangannya, ia benar-benar merasa kesal, bahkan setelah ia menyatakan perasaannya, johan tak memberikan respon apapun.

Saat akan berjalan Menuju kelasnya, tiba-tiba Tangan johan di tarik oleh Vita.

"Kita perlu bicara," ucap Vita sambil mencengkram lengan Johan.

"Lepaskan, aku masih malas ngomong sama kamu, sebelum kamu memperbaiki sifat kamu, jangan anggap aku sahabat lagi, mengerti!" Johan Beranjak pergi meninggalkan Vita yang masih diam mematung dengan Tatapan mata penuh kebencian, bukan pada johan namun kepada jihan.

"Awas saja, aku tidak akan diam saja kali ini," gumam Vita.

~~

"Kak jo serius tidak jadi ke Amerika demi kamu ji?" tanya Kinan.

"Iya, kak jo bilang seperti itu, tapi jujur aku bingung, aku memang tidak mau berjauhan dengan Kak jo, tapi di sisi lain, aku tidak mau jadi penghalang kak jo untuk meraih cita-citanya, apalagi ini keinginan kedua orangtuanya," ujar Jihan.

"Berat memang ... kamu coba bicara lagi dengan kak Jo, agar semuanya lebih jelas," ucap kinan.

"Aku juga maunya seperti itu, tapi aku takut tidak bisa menahan perasaan ku sendiri Ki, kalau aku malah nangis bagaimana, itu malah akan menambah beban fikiran kak jo," ujar jihan.

"Kamu harus bisa ji, kalau pun kalian harus berhubungan jarak jauh, aku yakin kalian bisa, aku tahu kalian sama-sama saling mencintai," ucap Kinan.

"Oke, nanti aku coba ngomong lagi sama kak Jo," ucap jihan dengan wajah lesunya.

~

Saat jam istirahat sekolah, Jihan pergi ke kantin bersama dengan kinan, seperti biasa jihan dan kinan akan makan bersama dengan Johan dan vita namun kali ini nampak berbeda, Jihan merasa heran saat ia menghampiri johan tidak ada vita di sana.

"Kak Vita mana?" tanya jihan yang sudah duduk di samping Johan sementara kinan duduk di hadapan jihan.

"Tidak tahu juga, sepertinya dia ada Urusan lain" jawab johan berbohong.

"Ya aku jadi obat nyamuk lagi," ucap kinan dengan wajah cemberutnya.

" Tidak kok Ki ... Hehe," kekeh Jihan.

"Ayo pesan makan, aku sudah lapar, "ucap johan.

~~

Johan baru saja sampai di rumahnya, namun lagi-lagi ia harus menghadapi ibunya, baru saja tadi pagi ayahnya dan sekarang ibunya lagi.

"Ayah bilang kamu menolak kuliah di Amerika?" tanya Maria pada anaknya.

"Kenapa sih, tidak ayah, ibu nanya itu dan itu lagi," keluh Johan.

"Jo, ibu ingat betul saat SMP kamu benar-benar antusias ingin ke Amerika, tapi sekarang kenapa kamu menolak saat ayah kamu sudah menyiapkan apartement dan segala kebutuhan hidup kamu selama di amerika, pasport kamu pun sudah jadi," ujar Maria.

"A aku," ucap Johan ragu-ragu, ingin rasanya ia mengatakan jika ia tidak ingin berjauhan dengan wanita yang ia sangat cintai, namun lidahnya Terasa kaku.

"Kenapa jo?" Maria menyentuh pundak Johan.

"Tidak apa-apa bu, itu hanya cita-cita ku saat kecil sekarang tidak lagi," ucap johan.

"Fikirkan lagi, ibu tahu kamu hanya bingung, ingat ayah kamu yang sudah bekerja keras demi kamu putra satu-satunya," ucap maria lembut.

"Iya bu, Johan masuk kamar dulu," Johan Beranjak pergi.

Ujian akhir sudah di depan mata, semua persiapan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri sudah di persiapkan dengan matang oleh kedua orang tua johan, namun saat hati sudah menemukan tempatnya maka tidak akan terpisah dengan begitu mudahnya.

Bersambung 💕

Terpopuler

Comments

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

masih nyimak

2022-10-22

1

Anie Jung

Anie Jung

Berat ya Jo ninggalin pacar ke Amerika.😁

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!