"Jadi kali ini, tolong dengarkan saya bahwa kinerja Anda dalam bekerja itu terlihat sejak hari pertama Anda magang. Apakah Anda serius dan fokus saat bekerja, semua terlihat sejak kali pertama Anda magang. Saya rasa perusahaan juga tidak akan menggaji stafnya yang bekerja tidak becus dan juga tidak fokus dalam bekerja," ucap Evan.
Pemuda tampan yang kini mengenakan setelan jas berwarna navy itu memiliki sorot mata yang tajam. Sampai benar-benar mengintimidasi para pemagang yang hadir siang itu. Namun, yang disampaikan oleh Evan semuanya ada benarnya. Sebab, perusahaan memang membutuhkan staf yang menunjukkan attitude dan kinerja yang baik.
Sementara Andini yang duduk di depan pun merasa bersalah. Ya, salahnya sendiri yang tidak fokus dan justru mengkhayalkan yang tidak-tidak. Sekarang, dia justru terkena getahnya. Pikirnya, mengkhayal film romansa Raja Bollywood itu, tetapi justru membuatnya sekarang merasa bersalah habis-habisan, dan si putra CEO yang tampan itu seakan justru terus-menerus mengintimidasinya.
Hampir satu jam, Evan memberikan materi orientasi dan program kerja untuk para pemagang. Selain itu, Evan juga menyatakan bahwa Agastya Property adalah perusahaan yang bonafite dan selalu mendukung untuk bibit-bibit unggul untuk terjun ke dunia kerja. Kontribusi selama puluhan tahun di bidang property memang membuat perusahaan ini tidak diragukan lagi kualitas dan nama besarnya.
Usai memberikan presentasi, Evan kemudian melangkahkan kakinya dan mendekat ke mahasiswi bernama Andini itu.
"Kamu, ikuti saya ke ruangan saya," perintahnya.
Tentu perintah yang tak ayal adalah hukuman itu membuat beberapa teman Andini berspekulasi. Ada yang menyambut baik karena kapan lagi bisa dekat dengan pemuda tampan dan mapan seperti Evander Agastya. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa Andini akan semakin terintimidasi dengan putra CEO itu.
Seakan tak bisa lagi mengelak, Andini pun mengikuti jejak langkah kaki Evan menuju ke ruangannya. Bahkan Andini pun cukup was-was dengan apa yang dilakukan Evan terhadapnya.
Terlihat Evan yang diam. Ya, pria itu benar-benar memancarkan aura dingin. Wajahnya begitu serius, langkah kakinya yang tenang dengan hentakan yang padu membuat Anaya hanya berani mengamati sepatu Evan yang berpijak di lantai.
"Silakan duduk," ucap Evan yang mempersilakan Andini untuk duduk.
Gadis yang masih muda itu pun duduk dengan perasaan yang tidak tenang. Tanpa banyak bicara, Andini duduk dan terus menundukkan wajahnya.
"Jadi, siapa nama kamu tadi?" tanya Evan perlahan.
Padahal belum ada satu jam berlalu, dan kini Evan sudah bertanya lagi siapa nama gadis itu.
"Andin, Pak ... Andini," jawabnya dengan lidah yang terasa kelu.
"Ah, iya ... Andin. Coba, jelaskan kenapa tadi kamu tidak fokus? Mengenal materi orientasi itu sangat penting untuk para pemagang supaya mereka mengenal perusahaan tetap mereka belajar dan bekerja. Mungkin saja, suatu hari nanti para pemagang setelah lulus bisa bergabung, melamar, bahkan direkrut oleh perusahaan ini. Melihat persaingan di dunia kerja, bukankah menunjukkan sikap kerja yang serius dan sungguh-sungguh saat magang itu adalah keharusan?"
Terdengar bagaimana Evan menceramahi Andini dengan habis-habisan. Etos kerja, ya itulah yang Evan tekankan. Lagipula, mahasiswa memang tidak hanya berhak mendapatkan pelatihan selama magang, tetapi perusahaan juga berhak untuk meminta kinerja yang baik dari para pemagang bukan?
"Maaf Pak ... maafkan saya," balas Andin dengan menundukkan lagi wajahnya.
Sungguh, di hadapan Evan rasanya Andin benar-benar kehilangan kata-kata. Sampai yang bisa dia ucapkan sekarang adalah permintaan maaf. Andin berharap bahwa Wakil Direktur Agastya Property itu tak akan menceramahinya berlama-lama.
"Baiklah, saya akan maafkan, tetapi dengan syarat ... untuk dua minggu ke depan saya akan menempatkan kamu sebagai sekretaris saya ... ingat yah, sekretaris magang. Nanti Bu Melani, kepala Sekretaris yang akan memberikan orientasi kepada kamu. Dalam dua minggu ini tunjukkan bahwa kamu bekerja dengan sungguh-sungguh. Berikan yang terbaik untuk Agastya Property."
Ya Tuhan, Andini rasanya begitu tercekat. Jika menjadi sekretaris magang selama dua minggu, itu artinya dia akan terus bertatapan dan berhubungan langsung dengan pria bernama lengkap Evander Agastya ini. Bagaimana bisa Andini tahan jika Evan memang setegas dan sekeras ini. Rasanya menjatuhkan pilihan magang di Agastya Property, segera Andini sesali. Ada perusahaan property dan kontruksi lainnya yang bonafite selain Agastya Property.
"Kenapa hanya diam dan tidak ada respons?" tanya Evan lagi.
"Euhm, bbb ... baik, Pak," balas Andini.
"Baiklah, kamu bisa segera mendapatkan orientasi dari Bu Melani. Saya akan laporkan ke HRD dan meminta kamu menjadi sekretaris magang," ucap Evan.
Dengan langkah gontai, Andini keluar dari ruangan Wakil Presiden itu. Bahkan hari pertama, dia juga harus menerima orientasi sebagai sekretaris magang. Sungguh, rasanya hari ini bukanlah hari yang baik untuk Andin. Pikirnya magang hanya sekadar happy-happy dan mendapat pengalaman di tempat kerja, Andin justru harus benar-benar bekerja.
Terlebih ketika Evan sendiri yang memintanya untuk menunjukkan etos kerja yang baik. Rasanya Andini akan benar-benar kepayahan selama menjadi mahasiswa magang di Agastya Property selama satu semester ini. Baru sehari saja, rasanya sudah penuh liku, bagaimana untuk satu semester ke depan? Dengan berat hati, Andini pun menjalani magangnya yang baru satu hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Erny
Lanjut thor 💪💪💪
2023-08-02
0
Jitsy
magang kok enak2an...
apanya aq dulu malah di suruh2..😂
2022-11-06
0
🌷💚SITI.R💚🌷
andini semangat jangan lemen tunjukn kamu mampu mengerjakn tugas ini dengan baik..cb yg lain pasti seneng bngt jd sekertaris evan de...udh nikmatin aja andini..
2022-10-15
0