Sementara di sisi lain, Gerald yang saat itu berada di kantor, Ia terlihat terus memandangi foto dirinya dan Nayla yang Ia pajang di atas meja kantornya, Gerald terlihat menyunggingkan senyum berharap cintanya akan terbalaskan, tapi rasanya itu tidak mungkin, Gerald sudah berjanji kepada mendiang kedua orang tuanya untuk menjaga Nayla layaknya Adik kandung sendiri, dan itu yang membuat Gerald memendam perasaannya yang sedari dulu sudah Ia rasakan kepada sang Adik.
"Nayla! Abang ingin kamu tahu, Abang melakukan semua ini demi kamu, Abang tidak mau kamu disakiti oleh pria manapun, mungkin Abang memang egois, tapi Abang benar-benar tidak ingin kehilangan mu, Nay! Apalagi Rio adalah anak Arthur, Aku tahu bagaimana sifat pemuda itu, dia tidak jauh berbeda dengan Ayahnya, licik dan curang." ucapnya sembari mengingat bagaimana Arthur terus berusaha untuk menjatuhkan perusahaan nya.
"Tidak akan kubiarkan Arthur dan anaknya menghancurkan keluarga kita, Aku akan terus menjagamu, Nay! Tak perduli kamu membenci ku, asalkan kamu tidak jatuh ke dalam pelukan pemuda brengsek itu, karena Aku sudah memutuskan bahwa hanya Aku yang berhak memilikimu, Nay! Hanya Aku." gumam Gerald dengan tatapan serius nya.
*
*
*
Di sekolah
Waktu jam pulang sekolah pun tiba, Nayla dan kedua temannya beranjak pulang, tapi tiba-tiba saja Rio menghampiri mereka bertiga dan mengajak Nayla untuk pulang bareng.
"Hai Nay! Pulang bareng yuk!" ajak Rio kepada Nayla.
"Emm sorry, Aku nggak bisa. Aku sudah dijemput." jawab Nayla menolak permintaan Rio.
"Di jemput kakakmu?" tanya Rio sedikit kesal.
"Iya, sorry banget, Rio! Aku nggak bisa pulang sembarangan, Abang nggak pernah ngebiarin Aku pulang sendiri, dia akan menjemputku, kamu tahu sendiri bagaimana dia, jadi Aku mohon mengerti lah! Aku tidak mau hubungan kita diketahui oleh Abang, jika dia tahu dia tidak akan ngebiarin Aku bertemu dengan mu lagi." ucap Nayla.
"Hmm ya sudah nggak apa-apa, tapi nanti malam kamu mau ya ku ajak jalan-jalan, ayolah Nay! Aku juga ingin dong sekali-kali jalan bareng sama pacar, kamu mau ya?" pinta Rio merayu Nayla.
"Aduh! Gimana ya, Aku tuh susah banget minta izin sama Abangku, dia pasti nggak bakalan ngizinin Aku keluar rumah apalagi malam, Aku nggak bisa Rio!" jawab Nayla yang teringat akan larangan sang Kakak yang tidak mengizinkan nya keluar di malam hari.
"Aduh Nay! Ya kamu cari cara dong, biar nggak ketahuan sama Abang kamu, masa gitu aja nggak bisa, apa kamu nggak Sayang sama Aku lagi, kalau kamu memang Sayang, pastinya kamu pasti bisa mencari alasan untuk bisa keluar rumah, ayolah Nay! Aku tuh pingin ngajak kamu ke suatu tempat yang pastinya kamu pasti suka." seru Rio yang terus membujuk Nayla agar mau ikut dengannya.
Sungguh Nayla pun mulai berpikir mencari cara untuk beralasan agar dirinya bisa pergi dengan Rio. Seketika Ia mempunyai ide, yaitu dengan meminta bantuan Rita, teman sebangkunya.
"Oke! Aku akan ikut dengan mu, Aku akan meminta bantuan Rita dan Neli untuk mengelabuhi Abang, agar dia mengizinkan Aku untuk keluar rumah." seketika Rio tersenyum smirk, akhirnya Ia bisa mengajak Nayla ngedate bareng dan tentunya Rio akan berusaha merayu Nayla untuk menagih janji Nayla untuk menyerahkan diri nya kepada Rio.
"Nah! Gitu dong, itu baru cewek ku, oke malam Aku tunggu Kamu di tempat biasa, setelah itu kita pergi ke tempat terindah yang belum pernah kamu datangi." ucap Rio sembari tersenyum.
"Iya! Aku pasti datang." jawab Nayla mengangguk. Setelah mendengar jawaban yang memuaskan dari sang pacar, Rio pun segera pergi meninggalkan Nayla, pemuda itu menuju ke dalam mobil mewahnya, siapa yang tidak tergoda dengan penampilan Rio yang menawan, sosok cowok terkeren dan terkece di sekolah, Rio juga memiliki paras yang tampan, dan dari ketampanannya itulah dia menggaet banyak gadis untuk memenuhi hasrat pribadinya, apalagi dia juga anak seorang pengusaha kaya raya yang memiliki kekuasaan, tidak ada gadis yang berani meminta pertanggungjawaban dari Rio, karena sang Ayah akan membela nya mati-matian agar Rio terbebas dari kesalahannya.
Sementara itu Nayla meminta Rita dan Neli untuk membantu nya agar bisa keluar rumah malam ini, Nayla pun sudah merencanakan sesuatu agar Sang Kakak tidak curiga dengan kepergian nya.
"Rita, Neli! Jangan lupa ya, sesuai ucapan ku tadi, kalian berdua jemput Aku dan bilang sama Abang, jika kita ada tugas kelompok, jika kalian berhasil Aku kasih uang jajan untuk kalian berdua, gimana Oke!"
"Oke! Gitu doang, kecil!" jawab Rita enteng.
Dan akhirnya mobil mewah Gerald tiba di depan sekolah Nayla, kali ini Gerald sendiri yang menjemputnya, biasanya sopir yang menjemput Nayla saat Gerald sedang sibuk, tapi khusus untuk hari ini Gerald sendiri yang menjemput sang Adik.
"Eh Nay, tuh Abang Kamu udah datang!" seru Rita sembari menunjuk ke arah mobil mewah yang sedang berhenti di depan mereka.
Jendela mobil mulai terbuka, terlihat wajah tampan itu tampak tersenyum melihat ketiga gadis yang sedang berdiri di depan gerbang pintu Sekolah.
"Omaigad! Mas Gerald makin lama makin ganteng aja, sumpah!" seru Rita saat melihat ketampanan kakak Nayla itu.
"Rita bener, Abang kamu benar-benar cakep, Nay! Aku juga mau daftar jadi pacarnya, ya ampun cowok setampan ini belum menikah, ya ampun Nay! Apa kamu nggak tergoda melihat kegantengan Abang kamu itu." sahut Neli memuji ketampanannya Gerald.
"Diih apa-apaan sih kalian, dia Abang ku ya nggak mungkinlah, ada-ada saja." balas Nayla sembari tertawa kecil melihat tingkah konyol kedua temannya.
"Kalau Aku jadi kamu, Nay! Aku berharap semoga Aku bukan saudara kandung Mas Gerald, pastinya Aku bisa menikah dengan si tampan itu." seloroh Rita sembari melihat Gerald yang keluar dari mobil dan menghampiri mereka bertiga. Nayla hanya tersenyum dan menggeleng kepalanya.
"Ayo kita pulang, Nay!" ajak Gerald yang sudah sampai di depan mereka bertiga.
"Hai Mas Gerald!" sapa Rita dan Neli kepada Gerald.
"Hai kalian berdua, mau bareng nggak?" ajak Gerald kepada kedua teman Nayla.
"Aduh pinginnya sih gitu, Mas! Tapi, untuk sekarang Kami nggak bisa, ada sesuatu hal yang harus kami kerjakan, jadi kami minta maaf, terima kasih banyak atas tawarannya." jawab Rita.
"Oh ya sudah! Tidak mengapa, baiklah Aku dan Nayla pulang dulu, mari!"
"Aku pulang dulu ya, guys!"
"Oke, Nay! Kami juga mau pergi, ada keperluan sebentar." balas Neli.
Rita dan Neli tersenyum melihat Gerald dan Nayla yang beranjak pergi, Nayla melambaikan tangannya kepada kedua temannya, kemudian mobil mewah itu mulai meluncur ke jalan raya.
Kini mereka berdua berada di dalam mobil, Nayla terlihat sesekali menguap karena tugas-tugas sekolah membuat nya sedikit lelah, belum lagi ada makalah yang harus Ia kerjakan, Nayla merasa sangat mengantuk dan matanya sudah tidak kuat ingin segera memejamkan matanya. Sementara Gerald terlihat fokus berkendara, Ia tidak tahu jika Nayla mengantuk dan akhirnya Ia memejamkan mata.
"Nay! Kita makan dulu, yuk! Aku lapar sekali, kamu mau makan apa, Nay? ... Nay?" Gerald langsung menoleh ke arah sang Adik yang sudah tertidur sembari menyandarkan kepalanya pada jok mobil. Seketika Gerald tersenyum melihat Nayla yang sudah tertidur, pantas saja Nayla tidak menyahut ucapan Gerald.
Mobil Gerald berhenti di lampu merah, sejenak Ia menoleh ke arah sang Adik yang tertidur pulas, Gerald memandangi wajah cantik Nayla, sungguh laki-laki itu benar-benar tidak bisa memungkiri bahwa dirinya memang sudah jatuh cinta kepada Adiknya sendiri.
"Kamu cantik sekali, Nay!" gumamnya sembari mengusap lembut pipi Nayla. Sejenak Gerald tak fokus pada arah jalan raya bahkan lampu hijau yang sudah menyala sekali pun masih belum disadari oleh Gerald.
Bunyi klakson pun mulai menyadarkan Gerald dari pandangan nya kepada sang Adik, Ia pun terperanjat dan segera melanjutkan perjalanan nya kembali.
Gerald terlihat senyum-senyum sendiri tatkala dirinya benar-benar sudah tergila-gila pada Nayla, sekali lagi Ia pun tak puas bila hanya menatap wajah sang Adik. Gerald pun mulai menepikan mobilnya, Dia laki-laki normal, hidup bertahun-tahun bersama gadis yang telah membuat nya luluh, perasaan yang timbul karena seringnya mereka bersama, hingga akhirnya Gerald meyakinkan Dirinya bahwa Ia benar-benar cinta kepada Adiknya.
"Nay! Abang tahu, jika Abang mengatakan yang sebenarnya, kamu pasti akan membenciku, tapi Abang tidak bisa menahan perasaan ini, Nay! Abang cinta kamu, Abang berharap suatu hari nanti Abang bisa hidup bersama mu untuk selamanya, meskipun harapan itu sulit, karena Aku sudah berjanji kepada mendiang Mama dan Papa untuk menjaga dan melindungi mu, tapi kenyataannya Aku justru mencintaimu." batin Gerald sembari mendekati wajah Nayla yang masih tertidur pulas.
Gerald memandangi wajah gadis itu dengan intens, bibir merekah itu menggoda Gerald untuk menyentuhnya, sejenak Gerald menghela nafas, sungguh-sungguh bibir alami Nayla seolah sebuah magnet yang menarik Gerald untuk menciumnya.
"Maafkan Aku, Nay!" Gerald semakin mendekat dan akhirnya ...
'Cup'
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Yuli Silvy
semoga aja Nayla bisa jga diri, ga' masuk perangkap rio
2023-11-01
0
Arin
dan ternyta dugaan sy bner klo nay itu bukan adik kndung
2023-09-27
0
Bang Yedam♥
"Gitu aja nggak bisa"
Gitu susah bodoh
2022-12-05
1