TEMAN BARU

HAPPY READING

**********

"Mama menyayangi Sea kan?" Tanya gadis kecil bersurai hitam panjang dengan pita merah yang mengikat surai hitamnya. Mata merahnya menatap ibunya yang sedang memotong sayuran. Gadis itu Seara. Ia dengan sabar dan antusias menatap ibunya.

Wanita paruh baya yang sedang ditanyai gadis kecil itu segera berjongkok menyamai tinggi mereka. Tangannya mengelus elus rambut hitam itu dengan lembut.

"Tentu saja! Seara kan malaikat kecil Mama. Cinta mama sangat besar untuk Sea loh..." Wanita itu tersenyum diakhir kalimatnya. Tangannya perlahan turun dan mencubit pelan pipi tembem Seara.

"Kamu harus belajar loh, Seara! Ingin jadi yang yang pertama kan?" Wanita itu kembali memotong sayuran. Seara itu mengangguk menanggapi pertanyaan Mamanya.

Ia harus jadi yang pertama supaya Mamanya sayang kepadanya. Ia segera berbalik dan berlari menuju kamarnya dilantai dua.

"Aku akan jadi yang pertama dari sekarang dan selamanya hanya untukmu Mama!" Teriaknya sambil berlari menuju kamarnya.

Wanita yang mendengar teriakan anaknya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Tentu saja kau harus jadi yang pertama."

________________________________________

"Mama, Papa!" Panggil Seara dengan gaun merah selutut dengan sepatu yang warnanya serupa. Itu membuatnya terlihat sangat imut dan rambutnya yang di ikat dua juga menambah keimutannya. Kaki kecilnya berlari pelan menuju sofa diruang tamu.

Hari ini sekolah sedang libur, Ia ingin jalan jalan dengan kedua orang tuanya. Ia dapat melihat kedua orang tuanya sedang menonton film di televisi. Saat mendengar teriakannya orang tuanya menatap kearahnya.

"Anak Papa ini kenapa? Kok berteriak sih?" Tanya laki laki yang usianya cukup tua namun masih terlihat tampan. Usianya dengan usia istrinya berbeda 12 tahun walau cukup jauh tapi ia tak terlalu tua jika pertama kali melihatnya.

"Sea ingin pergi ke taman bermain sekarang!" Seara mengepalkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap kedua orang tuanya dengan memelas.

"Ehh, harus sekarang? Papa ada kerja loh.." Wanita yang merupakan ibunya itu menatap bingung suaminya.

"Sea maunya sekarang!" Seara mengeluarkan jurusnya. Perlahan air bening keluar dari sudut matanya. Orang tuanya hanya bisa menghela nafas dan mengambil ponsel. Laki laki itu segera meminta izin kepada Bos sekaligus temannya itu. Ia hari ini tak terlalu banyak perkerjaan dan tak ada rapat.

"Baiklah ayo kita ke taman bermain!" Ucap laki laki itu.

"Zeo, apa tidak apa apa?" Tanya istrinya sambil menatap khawatir sangat suami.

"Emm, tidak apa apa kok. Nata, sebaiknya kau segera bersiap siap. Sea akan marah kalau terlalu lama menunggu." Laki laki itu mendorong istrinya menuju kamar untuk bersiap siap.

Selagi orang tuanya bersiap siap, gadis kecil itu sedang asik menunggu di depan rumah yang kebetulan ada taman di depan rumahnya. Di sana ada sebuah ayunan dan beberapa mainan lainnya.

Kakinya berlari untuk menduduki ayunan. Sambil menunggu kedua orang tuanya bersiap siap ia asik bermain ayunan dengan menggoyang goyangkan ayunan pelan pelan.

Seorang gadis berambut pendek berjalan kearahnya. Gadis itu tampak sedih dengan wajah penuh air mata yang menetes.

"Boleh aku duduk bermain disini?" Tanya gadis berambut pendek itu yang tentunya di balas dengan anggukan.

"Namaku Chloe hiks.. Aku habis dimarahin Ayahku hiks... Aku benci Ayah hiks.." Gadis bernama Chloe itu menjelaskan alasan menangis

Seara hanya bisa diam. Ia baru mengenal gadis itu dan tak bisa ikut campur dalam masalahnya. Tangannya mengambil sebuah kain dan memberikannya kepada gadis itu.

"Tidak baik menangis. Kata Mamaku nanti wajah kita jadi jelek!" Seara memberikan kain itu dengan senyuman manis di wajahnya. Gadis yang melihat senyuman Seara ikut tersenyum. Ia mengambil kain itu dan mengelap air matanya yang tadi menetes.

"Tapi kata Ayah Chloe adalah gadis yang paling cantik di dunia ini." Kata Chloe dengan bangga. Senyuman manis akhirnya terukir di wajahnya.

"Hah, aku yang paling cantik!" Balas Seara. Dia merasa wajahnya lebih cantik dari pada gadis kecil didepannya.

"Berapa umurmu?" Tanya Chloe. Ia menunjuk Seara dengan tatapan yang penuh penasaran.

"Umurku 6 tahun!" Kata Seara. Ia menatap bingung gadis di depannya yang tiba tiba bertanya.

"Aku 7 tahun. Aku lebih tua maka dari itu aku paling cantik. Aku tidak peduli apapun aku lebih cantik. Pokoknya aku!" Teriak Chloe dengan membara bara.

Seara hanya dia dan akhirnya mengangguk. Kata Ayahnya ia tidak boleh membuat orang lain tidak suka padanya. Ia harus menjadi orang yang di sukai banyak orang maka dari itu ia tak akan membuat kesal gadis itu. Seara hanya menghela nafas dan kembali duduk di atas ayunannya.

"Hei, gadis jelek! Siapa namamu?" Tanya Chloe. Seara jadi semakin kesal dengan pertanyaan gadis itu.

'Dia anak nakal! Padahal beberapa saat lalu ia menangis. Ada apa dengannya?' batin Seara.

"Seara." Jawab Seara dengan singkat.

"Dorong aku Seara!" Seara yang mendengar perintah Chloe hanya menatap dengan kesal.

"Ahh, maaf aku harus pergi!" Kata Seara dan mulai berjalan pergi dari sana namun baru beberapa langkah ada seseorang yang berteriak walau bukan namanya yang di teriaki, ia kaget dan berbalik.

"Chloe, kau baik baik saja kan?" Tanya seorang laki laki dewasa dengan jas yang membuatnya terlihat tampan. Laki laki itu memegang kedua bahu Chloe lalu memeluknya.

"Ayah!" Teriak Chloe ia terkejut ayahnya ada disini.

"Hah, dasar anak nakal membuat orang lain khawatir saja." Laki laki itu segera menggendong anaknya dan berjalan kearah Seara yang berada tak jauh dari mereka.

"Kamu teman barunya Chloe?" Tanya laki laki. Seara mengangguk dan menyebutkan namanya.

"Ia, kami baru berkenalan beberapa saat yang lalu. Namaku Seara. Salam kenal Paman!" Seara tersenyum dan menjawab pertanyaan laki laki itu.

"Seara!" Teriak seorang wanita dari arah belakang Seara. Seara segara berbalik dan melambai kearah Wanita itu.

"Mama!" Teriak Seara.

Wanita itu berdiri dan segera menggenggam tangan Seara.

"Maaf, anakku tidak berbuat sesuatu kan?" Tanya Nata. Ia menatap kearah Chloe dan ayahnya.

"Ahh, dia anak yang baik. Emm, saya Leonardo Elvaret." Laki laki itu mengulurkan tangannya mengajak berjabatan tangan.

"Ah, nama saya Natasha Askara dan anakku namanya Seara Askara. Salam kenal Tuan Leonardo." Balas Nata sambil berjabat tangan.

"Leo saja!" Leo sambil tersenyum menatap Nata.

"Ah, baiklah. Kami pergi dulu. Sampai jumpa, Leo!"

Akhirnya Seara dan Mamanya berjalan kembali kerumah. Seara menatap Mamanya yang tersenyum senyum sambil berjalan kearah rumah mereka yang dekat dari taman itu.

"Seara, Nata! Kalian lama sekali. Siapa pria tadi?" Tanya Aya Seara yang bernama Zeo.

"Ahh, tadi adalah orang tua teman barunya Sea. Benarkan Sea?" Tanya Nata.

"Emm, nama gadis kecil tadi Chloe! Dia gadis baik!" Seara tersenyum manis.

'Tapi, dia juga menjengkelkan!' batin Seara. Ia segera membuka pintu mobil dan segera masuk kedalam.

________________________________________

"Seara mau itu!"

"Papa itu sangat manis!"

"Apa itu akan membuat kita mati?"

"Pa, boneka disana sangat besar!"

"Papa! Mama! Lihat itu!"

"Ini sangat menyenangkan!"

Seara terus berlarian dan menyebutkan apa saja yang ada dipikirannya. Kedua orang tua yang melihat anaknya terlihat sangat senang pun ikut tersenyum. Seara tiba tiba terdiam menatap sesuatu.

"Mama! Papa! Ayo kita berfoto!" Ucap Seara dengan riang. Kakinya langsung berlari ke photo box. Saat berdiri didepan pintu masuk ia dicegat karena belum bayar kepada penjaga.

"Ini uangnya!" Seru Seara sembari mengeluarkan uang berwarna merah dari saku gaunnya.

Ke dua orang tua Seara masuk kedalam Photo box.

"Mari kita membuat kenangan!" Cetus Nata sambil mengelus kepala Seara.

Lebih dari 5 menit mereka berpoto. Dari mulai gaya lucu sampai gaya yang aneh. Seara juga terus menerus tertawa melihat pose Mama dan Papanya.

'Hahaha... Ini sangat menyenangkan!" Tawa Seara dalam hati.

Hari yang sangat menyenangkan. Bertemu teman baru, bermain di berbagai permainan di taman bermain, membeli banyak camilan dan mainan, boneka dan badut yang sangat menggemaskan, dan memesan banyak makanan untuk di makan bersama.

Hari itu hari yang sangat menyenangkan. Beberapa hari yang lalu ia berulang tahun hanya saja kedua orang tuanya hanya merayakannya dirumah karena banyak acara dan perkerjaan yang harus dihadiri. Seara tidak bisa sedih karena ulang tahunnya tetap diadakan walau hanya meniup lilin saja.

Semua rasa kesal dan sedihnya terganti dengan libur hari ini. Hari ini adalah tahun terbaiknya untuk tahun ini.

"Hoamm, aku mengantuk sekali! Papa, ayo pulang!" Seara menarik narik tangan Papa nya. Sedangkan, Papanya hanya diam menatap seseorang yang kini sedang berjalan ke arah mereka.

"Aahh, Zeo bukan?" Tanya wanita itu sambil menatap penuh penasaran Zeo.

"Emm, tentu saja aku Zeo. Kau pasti Maria!" Zeo tampak terkejut melihat wanita itu. Wanita itu lekas memeluk Zeo sambil tersenyum.

"Kupikir kau akan melupakanku!" Wanita itu sedikit merungut. Tangannya terlipat di dada.

"Kau memutuskan hubungan kita saat menikah dengan wanita itu!" Gumam Maria yang tentunya didengar oleh Kedua ayah anak itu.

"Hei, jangan begitu! Walau saat itu ponselku hilang aku tidak hapal nomor mu!" Kata Zeo. Zeo memukul lengan Maria dengan tinju pelannya.

"Gyaa, kau tetap kasar ya, Zeo!" Maria menatap kesal Zeo.

Seara hanya menato kedua orang berbeda kelamin itu yang sedang asik reuni sambil mengabaikannya.

"Ahh, gadis kecil siapa namamu?" Tanya Maria sambil mengelus kepala Sera dengan lembut. Seara yang dielus kepalanya oleh orang yang tak dikenal lansung mundur dan menjauh.

"Seara! Jaga kesopananmu! Dia orang tua!" Zeo sedikit membentak Seara membuat beberapa orang disekitar mereka menatap mereka.

'Mama kemana sih?' batin Seara. Mamanya tadi izin ke toilet namun tak kunjung kembali. Dan kini ayahnya membentak nya.

"Ahh, tidak apa apa kok! Lagi pula tidak baik anak kecil sepertinya akrab dengan orang asing." Maria menatap Seara sambil mengulurkan tangannya.

"Maria Aprillia! Kamu bisa panggil Kak Maria. Ingat itu, ya, Seara!" ucap Maria sambil tersenyum.

Seara menatap uluran tangan itu sebentar lalu membalas jabatan tangan itu.

"Seara Aksara. Salam kenal!" Balas Seara sambil tersenyum lebar.

"Kyaaa, dia imut sekali! Anak siapa sih?" Teriak Maria sambil menggendong Seara dengan tiba tiba membuat Seara dan Zeo kaget.

"Ayo! Tante traktir!" Gumam Maria.

"Maaf, Seara mengantuk dan ingin tidur!" Tolak Seara. Ia benar benar mengantuk matanya mulai tertarik tarik.

"Kemarikan anakku, Wanita tua!" Zeo merebut Seara dari gendongan Maria.

"Ehh, padahal aku hanya ingin menggendong anakmu loh!" Gerutu Maria. Ia mengeluarkan sebuah kartu nama.

"Aku baru berumur 25 tahun! Belum tua! Ini kartu namaku! Hubungi aku yang!" Ucap Maria lalu lekas pergi menjauhi Seara dan Zeo.

Zeo menatap lekat kepergian Maria sedangkan Seara menatap penuh penasaran dengan Maria. Saat ku dua orang itu asik saling menato kepergian Maria, Nata datang sambil membawa seorang kucing kecil.

"Ze! Sea! Lihatlah ada anak kucing manis!" Teriak Nata dengan riang. Ia menunjukan kucing yang berwarna hitam yang ia peluk sambil berjalan kearah mereka.

Seara bertatapan dengan kucing hitam itu. Tak ada senyuman diwajahnya. Ia sedikit kesal bagaimana bisa ibunya memeluk kucing hitam itu sambil tertawa riang. Tatapan datarnya ia berikan kepada kucing itu.

"Mama berikan kucing itu kepadaku! Aku ingin memeluknya!" Seara tersenyum riang saat menatap Mamanya. Kedua tangannya terulur untuk menerima kucing itu.

"Mama! Berikan kucing itu!" Ucap Seara sekali lagi. Kucing itu diberikan kepada Seara. Mereka akhirnya berjalan menuju parkiran untuk pulang.

Seara lekas naik kedalam mobil untuk duduk. Dia duduk di bagian tengah mobil dan duduk di kursi paling pinggir bagian kanan. Matanya menatap kearah luar jendela. Beberapa saat setelah mereka naik kedalam mobil hujan deras turun membasahi kota.

Seara menatap mata hitamnya dari kaca. Ia selalu memakai softlens berwarna hitam pekat saat keluar rumah. Warna matanya sangat menyeramkan untuk beberapa orang maka dari itu Seara selalu memakai softlens saat keluar rumah dan tentunya saat sekolah. Bola matanya yang berwarna merah mengkilap yang begitu Indah namun, cukup menyeramkan.

Seara menatap kearah lampu merah yang membuat mobilnya berhenti sesaat. Ujung bibirnya terangkat pelan menampilkan sebuah seringaian.

"Hari ini sangat menyenangkan!"

________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!