Mengubah Nama

"Fang Yin," panggil ibu angkatnya Xia mengulangi perkataannya.

Hening

Hening

"Fang Yin," panggil ibu angkatnya Xia sambil menepuk tangan Xia.

"Eh Ibu memanggilku, ada apa Bu?" tanya Xia dengan wajah terkejut.

("Oh iya namaku kan Fang Yin kenapa aku bisa lupa ya?' tanya Xia dalam hati sambil menepuk keningnya merutuki ke bo doh han nya).

"Kamu kenapa menepuk keningmu?" tanya ibu angkatnya Xia dengan wajah bingung.

"Tidak apa - apa Bu, ada apa Bu?" tanya Xia mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya Ibu baru ingat, beberapa kali dirimu menyebut nama Xia membuat Ibu ingat akan mimpi semalam di mana Ibu bermimpi bertemu dengan seorang nenek - nenek dan nenek itu mengatakan untuk mengubah namamu Fang Yin menjadi Xia, apakah kamu mau mengganti namamu menjadi Xia bukan Fang Yin?" tanya ibu angkatnya Xia.

"Terserah Ibu saja," jawab Xia namun dalam hatinya sangat berharap namanya di ganti menjadi Xia karena dirinya suka lupa kalau di panggil dengan nama Fang Yin.

"Kalau begitu mulai sekarang dan seterusnya namamu berganti menjadi Xia karena siapa tahu dengan mengganti namamu sifat mu bisa berubah seperti sekarang ini," ucap ibu angkatnya Xia.

"Baik Bu," jawab Xia dengan patuh namun dalam hatinya sangat bahagia.

"Kalau begitu besok Ibu akan menyuruh orang untuk mengurus perubahan namamu," ucap ibu angkatnya Xia.

Xia hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berapa lama terdengar suara ketukan pintu setelah dipersilahkan masuk pintu itupun di buka oleh seseorang dari luar dan ternyata orang kepercayaan Ibu angkatnya Xia sekaligus orang kepercayaan suaminya sambil membawa dua bungkusan yang berisi makanan dan minuman mineral.

Xia dan Ibu angkatnya Xia membuka bungkusan makanan dan mereka pun makan dalam diam tanpa ada yang bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian Xia sudah selesai makan dan minum.

Mereka kembali melanjutkan pekerjaannya kembali hingga tidak terasa sudah sore bersamaan pekerjaan sudah selesai membuat Ibu angkatnya Xia sangat puas dan bahagia karena pekerjaannya sudah selesai.

"Ibu sangat puas dengan pekerjaanmu dan mulai besok kamu menemani ibu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kantor," pinta Ibu angkatnya Xia.

"Baik Bu," jawab Xia patuh.

"Masih sore, temani Ibu ke pasar untuk membeli pakaian karena Ibu sudah berjanji untuk membelikan pakaian baru untuk ke dua adikmu," pinta Ibu angkatnya Xia.

"Baik Bu," jawab Xia kembali.

Ibu angkatnya Xia dan Xia keluar dari ruangan tersebut dan berjalan ke arah anak tangga hingga mereka berada di lantai satu, semua orang menghormati Ibu angkatnya Xia sedangkan Xia tidak di pandang sebelah mata.

Xia hanya diam dan tidak memperdulikan tatapan sinis dan kebencian pada dirinya karena dirinya  sadar kalau pemilik tubuhnya sering berbuat masalah baik di kantor maupun di luar sana.

"Lain kali jika Ibu melihat kalian memandang sinis ke arah putri angkat ku maka aku tidak segan - segan memecat kalian," ancam Ibu angkatnya Xia.

"Maaf Bu," jawab mereka serempak.

Deg

Jantung Xia berdetak kencang bukan karena jatuh cinta melainkan Ibu angkatnya sudah mulai perhatian padanya membuat Xia tersenyum bahagia dan tanpa sepengatahuan dirinya kalau Ibu angkatnya Xia bisa melihat senyuman Xia untuk pertama kalinya karena selama ini dirinya tidak pernah melihat anak angkatnya tersenyum sebahagia itu.

"Kenapa kamu tersenyum?" tanya Ibu angkatnya Xia pura - pura tidak tahu.

"Xia sangat senang karena Ibu mengatakan itu ke karyawan Ibu," jawab Xia dengan jujur.

"Karena bagaimanapun kamu adalah putri angkat ku jadi sudah sepantasnya mereka juga harus menghormatimu," ucap Ibu angkatnya Xia.

Xia hanya menganggukkan kepalanya setelah itu mereka saling diam tanpa ada yang mengeluarkan suara hingga mereka masuk ke dalam mobil.

Xia hanya memandangi jalan raya hingga mereka akhirnya sampai juga di pasar. Ibu angkatnya Xia berjalan bersama Xia hingga mereka berhenti di sebuah toko pakaian wanita.

Ibu angkatnya Xia mengambil empat stell pakaian untuk ke dua putri kandungnya dan tanpa di duga oleh Ibu angkatnya Xia kalau Xia mengatakan ingin membawa barang - barang belanjaan yang di bawa oleh ibu angkatnya.

"Biar Xia yang bawa Bu," ucap Xia yang tidak tega melihat Ibu angkatnya keberatan membawa tas belanjaan.

"Ini berat," ucap Ibu angkatnya Xia.

"Tidak apa - apa Bu," jawab Xia dengan nada masih lembut.

"Baiklah," jawab Ibu angkatnya Xia.

Ibu angkatnya Xia memberikan tas belanjaan ke Xia dan Xia pun menerimanya sambil tersenyum manis membuat ibu angkatnya merasa bersalah karena dirinya  sudah lama tidak pernah membelikan pakaian baru untuk Xia.

"Xia," panggil Ibu angkatnya Xia.

"Iya Bu," jawab Xia.

"Apakah kamu tidak ingin minta dibelikan?" tanya Ibu angkatnya Xia sambil menatap ke arah Xia.

"Kalau jujur Xia ingin minta dibelikan tapi Xia tahu diri Bu kalau Xia adalah anak pungut karena itulah Xia tidak akan memaksa Ibu untuk membelikan pakaian baru untuk Xia," jawab Xia sambil masih tersenyum.

"Ambillah beberapa stell pakaian Ibu akan membelikannya," ucap Ibu angkatnya Xia.

"Benarkah?" tanya Xia tidak percaya.

"Benar tapi dengan satu syarat," pinta Ibu angkatnya Xia.

"Apa itu Bu?" tanya Xia penasaran.

"Ibu ingin kamu selalu seperti ini menjadi anak penurut dan tidak berbuat ulah," jawab Ibu angkatnya Xia.

"Xia berjanji Bu akan merubah semua sifat jelek Xia," ucap Xia dengan wajah serius.

"Ibu percaya padamu sekarang ambillah beberapa stell pakaian nanti Ibu akan membayarnya," ucap Ibu angkatnya Xia.

"Baik Bu, terima kasih," jawab Xia sambil tersenyum bahagia.

Xia mengambil dua stell pakaian kerja karena besok dirinya akan pergi berkerja karena Xia tidak mungkin besok memakai pakaian bekas milik ke dua adik angkatnya.

"Kok hanya membeli dua?" tanya Ibu angkatnya Xia sambil mengambil 4 stell pakaian untuk Xia.

"Apa tidak kebanyakan Bu?" tanya Xia.

"Ini baru sedikit nanti besok kita beli lagi," ucap Ibu angkatnya Xia.

"Sekali lagi terima kasih banyak Bu," ucap Xia sambil masih tersenyum.

Ibu angkatnya Xia hanya menganggukkan kepalanya sambil membalas senyuman Xia. Setelah selesai berbelanja Ibu angkatnya Xia belanja bahan pokok makanan.

Hampir dua jam mereka belanja dan akhirnya mereka pulang menuju ke rumah namun di dalam perjalanan Xia melihat Ibu angkatnya Xia memijat lengannya yang terasa pegal membuat Xia tidak tega melihatnya.

"Tangan Ibu kenapa?" tanya Xia.

"Tangan Ibu pegal seharian menulis belum lagi membawa barang belanjaan," ucap Ibu angkatnya Xia.

"Tadi seharusnya biar Xia yang membawa barang - barang belanjaan Bu," ucap Xia.

"Ibu tidak tega melihatmu membawa barang - barang belanjaan yang sangat banyak," jawab Ibu angkatnya Xia.

"Tidak apa-apa Bu, Xia kan kuat," ucap Xia.

"Oh ya Bu, Ibu mau aku pijat?" tanya Xia.

"Memang bisa pijat?" tanya Ibu angkatnya Xia.

"Bisa Bu tapi dikit - dikit," jawab Xia berbohong.

Ibu angkatnya Xia tanpa menjawab langsung memberikan tangannya ke arah Xia dan Xia langsung memijatnya dengan lembut sedangkan Ibu angkatnya Xia yang baru pertama kali di pijat merasa keenakan dan rasa pegal pada tangannya mulai berkurang.

"Pijatan mu enak," puji Ibu angkatnya Xia sambil menikmati pijatannya.

Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah besar tersebut, mereka keluar dari mobil menuju ke tempat masing - masing namun tanpa sengaja Xia melihat ke dua adik angkatnya sedang menatapnya dengan sinis dekat kamarnya.

"Apa yang kamu bawa?" tanya adik ke dua adik angkatnya yang sejak dulu tidak mau memanggil Xia dengan sebutan kakak pertama.

"Ibu membelikan pakaian untukku," jawab Xia sambil berjalan ke arah kamarnya.

"Tidak mungkin Ibu kami membelikan kamu pakaian," ucap adik ke dua

"Mau kemana?" tanya adik ke tiga.

"Kalau tidak percaya tanya saja Ibu dan mengenai aku mau ke mana? Aku mau ke kamar mandi tubuhku lengket," jawab Xia sambil masih berjalan.

Ke dua adik angkatnya hanya bisa menggenggam ke dua tangannya dengan erat menahan amarah dan iri hati terhadap Xia karena dibelikan pakaian baru.

"Kita harus cari cara untuk mencelakai wanita yang tidak punya malu itu," ucap adik ke dua.

"Benar kak karena kita tidak mungkin bisa melawannya karena wanita yang tidak punya malu itu bisa bela diri," ucap adik ke tiga.

"Kita pikirkan nanti sekarang yang terpenting tanya ke Ibu kenapa membelikan pakaian untuk wanita yang tidak punya malu itu," ucap adik ke dua.

"Ayo kak kita ke kamar ibu," ajak adik ketiga.

"Ayo," jawab adik ke dua.

Ke dua gadis itu pun membalikkan badannya dan berjalan ke arah kamar Ibu nya untuk melakukan protes karena Xia dibelikan pakaian baru terlebih membelinya sangat banyak membuat ke dua gadis tersebut sangat iri dengan Xia.

Brak

Adik ke dua membuka pintu kamar Ibu nya dengan kasar membuat Ibu dan Ayah nya sangat kaget dan menatap kesal ke arah ke dua putrinya.

"Bisakah kalian mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Ibu nya dengan nada kesal.

"Tidak bisa," jawab ke dua putrinya dengan serempak dan nada ikut kesal.

"Ibu, kenapa kakak pertama dibelikan pakaian? Bukankah kami sudah memberikan pakaian bekas?" tanya putri ke dua.

"Benar kata kakak ke dua, bukankah biasanya kakak pertama selalu diberikan barang bekas tapi kenapa sekarang dibelikan barang baru?" tanya putri ke tiga.

"Xia sengaja Ibu belikan pakaian baru karena mulai besok dan seterusnya sampai Ayah kalian sembuh akan berkerja di perusahaan karena itulah Ibu membelikan pakaian baru buat Xia," jawab Ibu nya.

"Tapi kan bisa pakaian bekas jangan dibelikan pakaian baru," protes adik ke dua.

"Ibu malu dengan anak buah Ibu jika Xia memakai pakaian bekas jadi Ibu membelikannya tapi jika kalian tetap protes kalian berdua yang menggantikan Xia berkerja di perusahaan," ucap Ibu nya dengan nada tegas.

"Kami tidak mau berkerja, tugas kami adalah menghamburkan uang," ucap putri ke dua.

"Betul kata kakak, tugas kami menghamburkan uang dengan cara jalan - jalan, pesta dan membeli barang - barang mahal seperti tas, membeli pakaian baru dan sepatu," sambung putri ke tiga.

"Kalau begitu jangan protes kalau Ibu membelikan pakaian baru," ucap Ibu nya dengan nada masih kesal.

"Ibu jahat," ucap ke dua putrinya dengan serempak sambil membalikkan badannya.

Brak

Ke dua gadis tersebut pergi meninggalkan kamar ke dua orang tuanya dengan cara membanting pintu membuat Ibu dan Ayah nya sangat terkejut terlebih Ayah nya menatapnya dengan tatapan sendu melihat kelakuan ke dua putri kandungnya.

"Mungkin salah Ibu yang dulu sering memanjakan mereka berdua jadi mereka kurang aj*r sama kita," ucap istrinya sambil mengusap dada suaminya agar tidak terlalu sedih.

"Ayah tahu, Xia sudah mulai berubah menjadi gadis baik, kemarin malam rumah kita di rampok dan Xia menyelamatkan Ibu begitu pula tadi pagi ketika dalam perjalanan ke kantor kami juga di rampok dan lagi - lagi Xia melawan mereka hingga babak belur selain itu Xia membantu Ibu mengurus perusahaan jadi Ibu tidak pusing lagi," ucap istrinya menceritakan tentang perubahan Xia.

"Karena itulah Ibu sengaja membelikan pakaian baru buat Xia dan Ayah tahu baru kali ini Ibu melihat senyuman tulus Xia membuat Ibu ingat waktu pertama kali kita melihatnya di panti asuhan," sambung istrinya sambil tersenyum.

"Oh ya Ibu mengganti namanya dengan nama Xia dan Xia setuju mungkin dengan mengganti namanya bisa membuat Xia berubah menjadi baik," ucap istrinya yang tahu arti tatapan dan kedipan suaminya.

Suaminya hanya diam tanpa mengeluarkan suaranya hanya bisa mengedipkan ke dua matanya tidak berapa lama pintu kamarnya di ketuk dan istrinya langsung memintanya untuk masuk ke dalam kamarnya.

Ceklek

Xia membuka pintu kamar ke dua orang tua angkatnya sambil tersenyum dan berjalan ke arah ranjang di mana Ayah angkatnya mengalami struk akibat ulah pemilik tubuhnya yang sering membuat masalah di tambah dengan ulah ke dua putri kandungnya.

"Ada apa Xia?" tanya Ibu angkatnya.

"Maaf Bu, Xia ingin melihat kondisi Ayah, apakah boleh?" tanya Xia penuh harap sambil menghentikan langkah ke dua kakinya.

"Boleh silahkan," jawab Ibu angkatnya Xia.

Xia melangkahkan kakinya kembali kemudian duduk di sisi ranjang sambil menatap Ayah angkatnya dengan tatapan sendu sepertinya pemilik tubuhnya merasa bersalah karena sering membuat masalah.

"Ayah, bolehkah aku mengecek nadi Ayah?" tanya Xia.

"Xia!!! Suamiku masih hidup kenapa kamu ingin mengecek nadi suamiku? Apa kamu ada rencana ingin mem bu nuh suamiku sekaligus Ayah angkat mu?" tanya Ibu angkatnya Xia dengan nada setengah membentak.

"Maaf Bu, maksud Xia adalah siapa tahu Xia bisa mengobati penyakit Ayah," ucap Xia menjelaskan.

Ibu angkatnya Xia menatap ke arah suaminya sedangkan suaminya mengedipkan sekali tanda kalau dirinya setuju dengan apa yang dilakukan oleh Xia membuat Ibu angkatnya Xia menghembuskan nafasnya dengan perlahan.

"Memang kamu bisa mengobati penyakit suamiku?" tanya Ibu angkatnya Xia dengan nada tidak yakin dan seakan meremehkan.

"Semoga saja bisa Bu," jawab Xia merendah.

"Xia, Ibu sudah berusaha melupakan apa yang kamu lakukan kami waktu itu dan sekarang ini Ibu berusaha bersikap adil dengan ke dua putriku dan kamu jadi Ibu minta jangan membuat sikap baik Ibu berubah kembali seperti dulu yaitu membencimu," ucap Ibu angkatnya Xia dengan nada tegas.

"Xia mengerti Bu dan terima kasih Ibu bersikap adil dan baik sama Xia jadi Ibu jangan kuatir Xia akan selalu berusaha untuk berbuat baik dan membalas budi Ayah dan Ibu," ucap Xia.

"Ibu percaya padamu dan sekarang periksalah suamiku," ucap Ibu angkatnya Xia dengan nada mulai lembut tidak sekeras tadi.

"Baik Bu," jawab Xia patuh.

Xia mulai mengecek kondisi Ayah angkatnya lewat nadinya setelah lima menit kemudian Xia menatap ke arah Ibu angkatnya membuat Ibu angkatnya menatap ke arah Xia.

"Ada apa?" tanya Ibu angkatnya Xia.

Xia mengatakan sesuatu ke Ibu angkatnya sedangkan Ibu angkatnya Xia hanya menganggukkan kepalanya kemudian Ibu angkatnya Xia memberikan semacam minyak urut ke arah Xia kemudian keluar dari kamarnya.

Xia mulai memijat salah satu kaki Ayah angkatnya dengan menggunakan minyak urut milik Ibu angkatnya hingga setengah jam kemudian Xia sudah selesai memijat ke dua kaki Ayah angkatnya bersamaan pintu kamarnya terbuka dan Xia tahu siapa yang datang.

"Ibu sudah siapkan sup yang tadi kamu katakan," ucap Ibu angkatnya Xia sambil berjalan ke arah ranjang.

"Kok Ibu yang buat bukan pelayan?" tanya Xia.

"Tidak apa - apa," jawab Ibu angkatnya Xia sambil meletakkan mangkok di atas meja dekat ranjang.

"Xia sudah selesai memijat, apakah Ibu juga mau di pijat?" tanya Xia

"Apakah kamu tidak capek?" tanya Ibu angkatnya Xia.

"Tidak Bu, tapi sebelum Ibu di pijat Xia ingin menyuapi Ayah lebih dulu," jawab Xia.

Ibu angkatnya Xia hanya menganggukkan kepalanya kemudian Xia mulai menyuapi Ayah angkatnya dengan kesabaran dan sekali-kali membersihkan mulutnya dengan menggunakan kain yang sudah disediakan oleh Ibu angkatnya hingga lima belas menit kemudian Xia sudah selesai menyuapinya.

"Ibu berbaring di samping Ayah," ucal Xia setelah selesai memberikan makan dan minum untuk Aya angkatnya Xia.

Ibu angkatnya Xia langsung berbaring di ranjang dan sejujurnya tubuh Xia sangat lelah namun Xia tidak tega melihat wajah lelah Ibu angkatnya.

Xia mulai memijat ke dua kaki Ibu angkatnya Xia secara bergantian lalu berlanjut ke badan dan ke dua tangannya hingga satu jam lebih akhirnya Xia sudah selesai sedangkan Ibu angkatnya Xia sudah tidur dengan pulas nya begitu pula dengan Ayah angkatnya.

Xia dengan perlahan meninggalkan kamar orang tua angkatnya menuju ke arah kamarnya untuk beristirahat namun sebelumnya meletakkan minyak urut milik Ibu angkatnya di meja ranjang.

Sampai di kamar Xia langsung berbaring di ranjang karena tubuhnya sangat lelah maka tidak membutuhkan waktu lama Xia sudah tidur dengan pulas nya.

Tiga Hari Kemudian

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya hingga tidak terasa sudah hari sabtu di mana Ibu angkatnya dan dirinya tidak berangkat ke kantor.

Di hari libur Xia yang sudah bosan di kamar keluar dari rumah orang tua angkatnya untuk mencari suasana baru namun di dalam perjalanan Xia harus berhadapan dengan orang - orang yang dulu pernah disakiti oleh pemilik tubuh membuat Xia melarikan diri karena dirinya tidak mungkin melawan orang yang tidak berdosa terlebih pemilik tubuhnya sering menyakiti mereka.

"Kejar dia dan siksa sampai ma ti," ucap salah satu warga.

Terpopuler

Comments

raina natasya putri

raina natasya putri

klo novel ini tiap bab critanya pnjang bgt sperti rel kreta api tnpa btas,,,,gliran novel" lain aja babnya pendek bingit

2022-10-18

0

Sumawita

Sumawita

lanjut kak

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!