Xia yang hampir kehabisan nafas langsung berenang, Xia sangat bersyukur karena Xia pandai berenang hingga dirinya sudah sampai dipermukaan dan langsung menghirup nafas sebanyak - banyaknya.
Setelah beberapa saat Xia melihat sekelilingnya namun Xia sangat terkejut karena dirinya berada di dunia yang sangat asing hingga Xia melihat dua orang gadis menatapnya dengan sinis.
Xia baru tersadar kalau dirinya berada di dunia novel karena gambaran yang dilihatnya sama percis seperti novel bahkan pakaian ke dua gadis juga sama dan parahnya lagi Xia menjadi pemeran antagonis yang di dorong oleh ke dua gadis tersebut dari kolam renang ketika dirinya sedang duduk di pinggir kolam.
("Kenapa aku berada di dunia novel yang barusan aku baca? Apa aku bermimpi?" tanya Xia dalam hati).
Xia mencubit tangannya dan dirinya langsung meringis menahan rasa sakit akibat dirinya mencubit tangannya membuat wajah Xia langsung pucat pasi ketika dirinya berada di dalam dunia novel hingga Xia merasakan tubuhnya menggigil membuat Xia ingin keluar dari kolam renang.
("Kenapa aku jadi pemeran jahat? Aku harus cari cara agar bisa keluar dari dunia novel ini tapi yang terpenting sekarang ini aku harus keluar dari kolam renang ini karena tubuhku menggigil," ucap Xia dalam hati).
Xia berenang ke tepi namun ketika Xia hendak naik ke kolam renang ke dua gadis tersebut berniat ingin menendang Xia namun karena Xia sudah tahu jalan cerita novelnya membuat Xia dengan sengaja menarik ke dua kaki gadis tersebut membuat ke dua gadis tersebut jatuh ke dalam kolam renang.
" Akhhhhh!!!!" teriak ke dua gadis tersebut secara bersamaan.
Byur
Byur
"Tolong!!! Aku tidak bisa bere..." ucapan ke dua gadis tersebut terputus ketika ke duanya masuk ke dalam kolam renang.
"Tolong!!! Aku tidak bi..." ucapan ke dua gadis tersebut terputus kembali ketika ke dua gadis tersebut kembali masuk ke dalam kolam renang.
Ke dua gadis tersebut ternyata tidak bisa berenang karena ketika ke dua gadis tersebut muncul dipermukaan ke dua gadis tersebut langsung berteriak meminta tolong kemudian terputus ketika ke dua gadis tersebut masuk ke dalam kolam renang.
Xia yang mempunyai hati yang sangat baik melihat ke dua gadis tersebut tidak tega mendengarkan teriakan minta tolong dan akhirnya menolong ke dua gadis tersebut.
Kini Xia dan ke dua gadis tersebut berada di pinggir kolam, ke dua gadis tersebut bukannya terima kasih malah menatap tajam ke arah Xia dan pergi meninggalkan Xia sendirian di kolam renang.
Xia hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian berjalan ke arah kamarnya sesuai apa yang diceritakan di novel kalau dirinya tinggal di kamar kecil padahal rumah tersebut sangat besar.
Selesai membersihkan diri dan memakai pakaian bekas milik ke dua saudara angkatnya Xia berjalan keluar dari kamarnya dan tanpa sengaja ketika melewati ruang keluarga Xia melihat ibu angkatnya menatap dirinya dengan penuh kebencian begitu pula dengan ke dua gadis cantik tersebut yang tadi sempat mencelakai dirinya.
"Apa yang kamu lakukan pada ke dua putriku Hah!!! Apakah kamu belum cukup mencelakai suamiku?" teriak ibu angkatnya.
"Kamu sudah membuat suamiku mengalami struk dan kini di tambah mencelakai ke dua putriku seandainya saja kakek tidak membuat surat wasiat kalau kamu mendapatkan dua puluh lima persen kekayaan kakek, Ibu akan mengusir mu dari mansion ini," sambung Ibu angkatnya.
Xia hanya diam ketika ibu angkatnya memarahi dirinya membuat ibu angkatnya bingung pasalnya Xia tidak akan terima dan ikut memarahi ibu angkatnya.
" Kenapa kamu diam? Kamu dengar tidak apa yang aku katakan?" tanya Ibu angkatnya.
"Dengar Bu," jawab Xia.
"Paling Fang Yin paling bohong Bu seperti biasanya," ucap gadis pertama.
"Benar kata kakak kalau Fang Yin pasti tidak mendengarkan apa yang Ibu katakan," ucap gadis ke dua.
Plak
"Karena kamu tidak mendengarkan ucapan Ibu maka kamu Ibu hukum dan tidak boleh keluar dari kamar agar kamu merenungi apa kesalahanmu," perintah ibu angkatnya.
"Baik bu," jawab Xia patuh sambil membalikkan badannya dan meninggalkan ruang keluarga menuju ke arah kamarnya.
Ibu angkatnya yang terpengaruh dengan ucapan ke dua putrinya membuat Ibu angkatnya menampar Xia namun ibu angkatnya sangat terkejut karena ketika Xia di tampar oleh ibu angkatnya Xia hanya diam saja di tambah ketika Xia di hukum untuk tidak boleh keluar dari kamarnya Xia langsung menuruti permintaannya dan langsung membalikkan badannya lalu pergi menuju ke arah kamarnya untuk merenungi kesalahannya.
Malam hari rumah milik orang tua angkatnya terjadi perampokan dan semua orang keluar dari kamarnya termasuk Xia kecuali ayah angkatnya Xia karena tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Xia yang melihat ibu angkatnya dalam bahaya menolong ibu angkatnya dengan cara melawan para perampok membuat semua penghuni mansion tersebut sangat terkejut karena Xia yang sangat lemah, sombong dan angkuh ternyata bisa bela diri dan melawan para perampok dan berhasil mengalahkannya.
"Nona sangat hebat bisa melawan mereka hingga mereka babak belur," puji salah satu pelayan keceplosan.
Semua penghuni mansion tahu akan sifat kesombongan Fang Yin atau Xia, arogant dan suka menindas selain itu melarang semua pelayan berbicara dengan sok akrab dan hanya bertanya tiga suku kata yaitu : Ada apa Nona dan untuk menjawab cukup katakan : Ya, selain itu tidak boleh mengatakan yang lain dan melarang menjawab dengan kata tidak.
"Terima kasih atas pujiannya," ucap Xia sambil tersenyum.
Semua penghuni mansion sangat terkejut dengan perubahan Xia sedangkan Ibu angkatnya hanya diam antara ingin memaafkan Xia dan melupakan masa lalu tapi di sisi lainnya dirinya masih marah dan dendam karena Xia melakukan kesalahan yang fatal yaitu suaminya mengalami struk akibat kenakalan Xia dan sering membuat masalah keluarga, Xia kembali ke kamar tanpa mengeluarkan suara sedikitpun ketika dirinya sudah selesai berkelahi melawan para perampok.
"Bagaimana caranya aku bisa kembali ke duniaku?" tanya Xia sambil berbaring di ranjang yang kecil.
"Kenapa sih aku bisa masuk ke dunia novel? Sudah begitu aku jadi pemeran jahat lagi," ucap Xia dengan nada kesal.
"Kalau jadi pemeran baik kan aku tidak punya musuh sedangkan yang aku perankan menjadi orang jahat dan musuh sangat banyak dan menginginkan kematian ku," ucap Xia dengan nada frustrasi.
"Sudahlah aku sangat lelah dan mengantuk ingin tidur, semoga saja ketika aku bangun aku sudah kembali ke dunia asal ku," ucap Xia sambil memejamkan matanya.
Tidak membutuhkan waktu lama Xia akhirnya tidur dengan pulas sambil berharap mimpi buruk ini segera hilang dan dirinya bisa kembali ke dunia nyata.
Malam berganti pagi seperti biasa Xia sudah bangun dan mandi membersihkan tubuhnya yang lengket, Xia memakai handuk dan melihat pakaian yang sudah mulai lusuh membuat Xia menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Aku pikir setelah bangun tidur aku kembali ke duniaku yang sebenarnya tapi ternyata tidak aku masih ada di dunia novel," ucap Xia dengan nada kesal
"Seandainya saja aku datang ke sini waktu pemilik tubuh ini di angkat anak pertama kali oleh ayah, nasibku tidak akan seperti ini padahal kakek angkat dan ke dua orang tua angkat ku sangat baik tapi gara - gara pemilik tubuh ini sering membuat ulah dan bikin malu keluarga membuat ayah terkena struk dan kakek meninggal karena ingin menyelamatkan aku dari kobaran api hal itu membuat ibu angkat ku sangat membenci pemilik tubuh ini," sambung Xia lagi.
"Dari tadi aku memilih pakaian tidak ada satupun yang bagus, hanya ini yang bagus dan layak untuk aku pakai," ucap Xia sambil mengambil dress warna putih.
Xia memakai dress warna putih setelah selesai Xia menyisir rambutnya kemudian mengikatnya, Xia tidak bisa berdandan karena tidak ada bedak dan lipstik di kamarnya.
Setelah selesai mengikat rambut Xia keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah ruang keluarga hingga Xia melihat ibu angkatnya sedang duduk bersama ke dua putrinya.
"Kalian berdua temani Ibu pergi ke perusahaan," pinta ibu nya.
"Malas ahh Bu," jawab ke dua gadis itu dengan serempak.
"Kalian kan yang nantinya yang meneruskan perusahaan milik keluarga jadi ikut ya," ajak ibu nya lagi.
"Ibu!!! aku kan sudah bilang malas kenapa maksa sih?" tanya putri ke dua dengan nada setengah membentak.
"Lebih baik Ibu ajak anak yang tidak tahu diri itu kan gara - gara dia Ayah mengalami struk," sambung putri ke tiga.
Ketika Ibu angkatnya Xia mengajak ke dua putrinya untuk menemaninya pergi ke perusahaan milik keluarga di tolak dengan tegas sambil marah - marah dan menyuruh Xia untuk menemani ibunya angkatnya. Ibu nya hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian memalingkan wajahnya ke arah Xia dengan wajah penuh harap sedangkan Xia yang di tatap tidak tega melihat tatapan Ibu angkatnya.
"Kalau Ibu memintaku untuk ikut aku bersedia Bu," jawab Xia.
"Ganti pakaianmu," ucap Ibu angkatnya Xia yang enggan menyebut nama putri angkatnya.
"Hanya ini yang bagus Bu," jawab Xia.
"Kalian berikan pakaian yang masih bagus untuk kakak kalian," ucap Ibunya.
"Tapi Bu, pakaianku masih bagus,"ucap ke dua putrinya dengan nada keberatan.
"Ibu akan membeli pakaian baru untuk kalian jika kalian tidak mau Ibu akan membelikan pakaian baru untuknya," ancam ibu nya.
"Benar ya Bu, di ganti pakaian yang baru dan yang lebih mahal," ucap putri ke tiga.
"Aku akan meminta ganti dengan dua stell dress yang lebih mahal dan cantik," sambung putri ke dua.
"Aku juga mau," ucap putri ke tiga yang tidak mau kalah dengan kakaknya.
"Iya nanti Ibu akan membelikan kalian pakaian sekarang cepat ambil pakaian kalian untuk diberikan ke kakak pertama kalian," perintah ibu nya.
"Baik Bu," jawab ke dua putrinya dengan serempak.
Singkat cerita kini Xia sudah memakai dress yang masih bagus dibandingkan dengan pakaian yang selama ini dikenakan kemudian mereka masuk ke dalam mobil dengan di antar oleh sopir.
Namun di dalam perjalanan mobil mereka di hadang oleh perampok satu mobil menghadang di depan dan satunya menghadang di belakang mobil mereka.
"Kita mundur saja," perintah Ibu angkatnya Xia ketika melihat empat orang turun dari mobil sambil membawa senjata tajam.
"Maaf nyonya di belakang juga ada mobil jadi saya tidak bisa memundurkan mobil," ucap sopir tersebut.
"Si*l, kenapa jadi apes begini sih," omel Ibu angkatnya Xia.
"Ibu, biar Xia turun dari mobil dan melawan mereka," ucap Xia tanpa sadar memanggil nama aslinya.
"Xia?" tanya Ibu angkatnya Xia dengan nada bingung.
"Maaf Bu, maksudnya aku akan turun untuk melawan mereka," jawab Xia sambil membuka pintu mobil.
("Aduh Xia kenapa kamu lupa dengan nama pemilik asli tubuh ini," ucap Xia dalam hati).
Xia berjalan ke arah depan dan melihat empat pria sangar menatapnya dengan tatapan mesum walau Xia tidak berdandan namun kecantikan alami di wajah Xia membuat para pria mencoba ingin menyentuh wajah mulus Xia namun segera di tepis oleh Xia.
Xia yang bisa bela diri melawan mereka kadang memukul dan kadang menendang dengan gerakan yang sangat lincah dan tidak membutuhkan waktu lama delapan pria sangar tersebut babak belur. Lagi - lagi Xia berhasil melawan para perampok.
Xia membalikkan badannya dan berjalan ke arah mobil setelah sampai di mobil Xia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Ibu angkatnya Xia.
Ibu angkatnya Xia hanya diam begitu pula dengan sopir tersebut membuat Xia hanya menghembuskan nafasnya dengan perlahan karena Ibu angkatnya Xia masih membenci dirinya membuat Xia bertekad agar Ibu angkatnya Xia tidak membenci dirinya.
"Kenapa kamu menghembuskan nafas mu?" tanya Ibu angkatnya Xia tanpa menatap Xia.
"Tidak ada apa - apa Bu," jawab Xia sambil tersenyum.
Ibu angkatnya Xia langsung terdiam begitu pula dengan Xia sedangkan sopir tersebut sangat terkejut dengan perubahan sikap Xia yang dua hari ini banyak berubah dan berharap Xia seperti ini baik dan tidak sering membuat ulah.
Di tempat yang tidak jauh dari lokasi kejadian dua pasang mata menatap Xia dari Xia keluar dari mobil sampai Xia masuk ke dalam mobil setelah melawan delapan orang pria sangar.
"Menarik," ucap pria yang sangat tampan tersebut sambil menekan tombol dan otomatis pintu jendela tertutup dengan rapat.
"Kita kemana tuan?" tanya asisten tersebut sambil ikut menekan tombol dan otomatis pintu jendela tertutup dengan rapat.
"Kenapa mesti bertanya?" tanya pria tampan tersebut dengan nada dingin sambil duduk di kursi belakang mobil.
"Maaf tuan, saya pikir tuan akan mengikuti mobil mereka," ucap asisten tersebut.
"Tidak, kita langsung ke kantor," jawab pria tampan tersebut.
"Baik tuan," jawab asisten tersebut.
Asisten tersebut menyalakan mesin mobilnya kemudian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke perusahaan yang terbilang masih kecil.
Tidak berapa lama Ibu angkatnya Xia dan Xia sudah sampai di perusahan milik keluarga, semua orang menunduk hormat ke arah Ibu angkatnya Xia sedangkan Xia yang di anggap hanya anak angkat tidak di anggap sebelah mata.
Mereka hanya menatap Xia dengan tatapan sinis karena mereka iri hati terhadap Xia yang di angkat anak di keluarga kaya raya terlebih sikap sombong Xia yang membuat mereka semakin membencinya.
Ceklek
Ibu angkatnya Xia membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan yang dulu sempat digunakan oleh suaminya dalam memimpin perusahaan namun kini suaminya mengalami struk. Ibu angkatnya Xia duduk di kursi kebesaran sedangkan Xia berdiri menunggu apa yang nanti akan dikatakan oleh Ibu angkatnya Xia.
"Duduklah di hadapanku," perintah Ibu angkatnya Xia.
"Ya Bu," jawab Xia.
Dengan patuh Xia duduk di kursi berhadapan dengan Ibu angkatnya Xia yang hanya di batasi oleh meja. Xia melihat ibu angkatnya menatap dokumen yang menutup kemudian mengambil satu dokumen dan membacanya sambil sekali - sekali menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil memijat keningnya.
"Ada apa Bu?" tanya Xia.
"Satu dokumen saja bikin kepala pusing sedangkan dokumen di meja menumpuk, tidak tahu kapan selesainya," jawab Ibu angkatnya Xia sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Seandainya saja kamu tidak bikin masalah Ibu tidak akan sepusing ini," sambung Ibu angkatnya Xia.
"Boleh Xi eh maksudku, bolehkah aku lihat dulu Bu?" tanya Xia hampir keceplosan.
("Aduh aku lupa nama pemilik ini siapa ya? Dari tadi aku lupa terus," ucap Xia dalam hati).
("Apa karena namaku Xia jadi ketika ganti nama lain aku jadi lupa," sambung Xia dalam hati).
"Memangnya kamu mengerti?" tanya Ibu angkatnya Xia dengan wajah sinis.
"Mudah - mudahan bisa Bu," jawab Xia.
Tanpa banyak bicara Ibu angkatnya Xia memberikan satu dokumen ke Xia dan Xia pun menerimanya dan membacanya setelah satu menit membaca Xia menatap Ibu angkatnya Xia.
"Tidak bisa bukan?" tanya Ibu angkatnya Xia sambil tersenyum mengejek.
"Bisa Bu, tulisannya ada yang kurang dan perlu diperbaiki," ucap Xia.
"Apakah kamu bisa?" tanya Ibu angkatnya Xia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Bisa Bu, apakah ada laptop?" tanya Xia.
"Apa itu laptop?" tanya Ibu angkatnya Xia dengan wajah bingung sambil berpikir.
("Astoge aku lupa laptop itu adanya di jaman ku kalau jaman sekarang pakai tulisan tangan, mobil saja pakai mobil jadul makanya bagi yang punya mobil di anggap orang yang paling kaya makanya rumah ibu angkat ku sering ada perampok," ucap Xia dalam hati).
"Maaf maksud Xia, bolehkah Xia minjam pena?" tanya Xia.
"Siapa Xia? Dan apa itu pena?" tanya Ibu angkatnya Xia sambil berpikir kembali.
("Aduh Xia, kok namamu di sebut lagi, kenapa aku tidak ingat nama pemilik tubuh ini ya?" tanya Xia dalam hati sambil berpikir siapa nama pemilik tubuhnya).
"Bukan Xia tapi aku dan pena itu maksudnya buat menulis," ralat Xia.
"Oh." jawab Ibu angkatnya Xia singkat sambil menganggukkan kepalanya.
Ibu angkatnya Xia memberikan pena atau pulpen yang bentuknya agak aneh karena bentuknya bulu ayam dan tinta membuat Xia menatapnya dengan bingung pasalnya dirinya bingung cara memakainya membuat Xia tersenyum sedangkan Ibu angkatnya Xia hanya mengangkat salah satu alis matanya.
"Jangan bilang kamu sebenarnya memang tidak bisa menulis dan apa lagi sebenarnya kamu itu memang tidak mengerti sama sekali," ucap Ibu angkatnya Xia.
"Hehehe.. Maaf Bu sebenarnya Xia mengerti hanya saja..." ucap Xia menggantungkan kalimatnya sambil terkekeh - kekeh.
"Hanya saja apa? Perasaan Ibu pernah mendengar nama Xia tapi di mana ya?" tanya Ibu angkatnya Xia sambil berfikir berusaha mengingat - ingat.
"Cara menulisnya bisa kasih contoh?" tanya Xia pura - pura tidak mendengar kalimat pertanyaan terakhir ibu angkatnya Xia.
Ibu angkatnya Xia menghembuskan nafasnya perlahan kemudian mengambil kertas kosong dan memberitahukan cara memakainya, Xia melihatnya dengan serius dan akhirnya mengerti cara menggunakannya.
"Sudah mengerti kan?" tanya Ibu angkatnya Xia.
"Sudah Bu," jawab Xia.
"Kalau begitu tulislah," ucap Ibu angkatnya Xia sambil memberikan satu lembar kertas dan pena yang berbentuk bulu ayam.
("Untung aku bisa menulis tulisan kuno belajar dari nenek kalau tidak Ibu angkat ku pasti bingung dan bertanya ini tulisan apa?" ucap Xia dalam hati sambil menerima pemberian ibu angkatnya).
Xia menulis dengan serius sedangkan Ibu angkatnya Xia mengambil dokumen yang ke dua kemudian memperbaiki kesalahan yang dikerjakan oleh orang kepercayaan suaminya hingga dua belas menit kemudian Xia sudah selesai.
"Sudah Bu," jawab Xia sambil menyerahkan selembar kertas.
Ibu angkatnya Xia menerima kertas tersebut dan membacanya, matanya membulat sempurna karena tulisan Xia sangat rapi dan kata - katanya lebih mengerti membuat Ibu angkatnya Xia perlahan mulai memaafkan Xia.
Terlebih ibu angkatnya Xia tidak menyangka kalau Xia bisa melakukan pekerjaan kantor hal itulah yang membuat ibu angkatnya Xia tidak percaya dengan perubahan Xia yang terlalu cepat baginya terlebih perubahannya sangat baik.
"Coba ambil kertas yang menumpuk itu dan kerjakan," perintah ibu angkatnya Xia.
Xia dengan patuh mengambil selembar kertas dan mulai membaca kata demi kata kemudian menulis dokumen tersebut hingga tidak terasa sudah jam istirahat dan dokumen tersebut sudah dikerjakan setengahnya.
"Kita istirahat dulu nanti kita lanjutkan lagi," ucap ibu angkatnya Xia.
"Baik Bu," jawab Xia dengan patuh.
"Mau pesan makanan apa?" tanya ibu angkatnya Xia yang mulai berubah karena Xia telah membantu pekerjaannya.
Biasanya ibu angkatnya Xia tidak perduli Xia mau makan apa tidak tapi karena Xia semalam dan pagi tadi telah menyelamatkan nyawanya dari perampok di tambah Xia telah membantu pekerjaannya sehingga rasa bencinya sedikit mulai berkurang.
"Terserah Ibu saja," jawab Xia.
Ibu angkatnya Xia menghubungi orang kepercayaannya untuk membeli dua makanan yang sama berikut minuman setelah selesai ibu angkatnya Xia menatap ke arah Xia dengan seksama membuat Xia menundukkan wajahnya.
"Fang Yin," panggil ibu angkatnya Xia.
Hening
Hening
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Oi Min
kirain Xia transmigrasi ke dunia kuno yg masih ada kerjaan gtu, yg alat transportasi nya kereta dan kuda. ternyata ke dunia jadul yg sdah ada mobil dan perusahaan. ya.... walaupun blm ada alat2 canggih
2023-05-26
0
Sumawita
Lama kak
2022-10-11
0