Bab 5 Belajar bersama

Ruang perpustakaan yang sangat luas yang difasilitasi dengan buku pembelajaran yang lengkap, Kursi, meja yang sudah disedikan agar siswa nyaman saat melakukan belajar.

Debora sudah duduk di salah satu kursi yang ada di pojokan sebelah kiri ia sudah membawa beberapa buku untuk mencari referensi dia saat mengerjakan soal yang akan mereka bahas nantinya.

Hanya menunggu beberapa saat. dari pintu masuk, datanglah seorang laki-laki yang tampan berperawakan tinggi dengan membawa beberapa buku.

Untuk mempermudah laki-laki itu menemukan Debora, Debora sengaja melambaikan tangannya. laki-laki Tampan itu langsung berjalan menemui Debora.

"Hai Dek! Terima kasih sudah mau datang ke sini!" ujar Marvin.

"Sama-sama kak! Silahkan duduk dulu biar kita mulai pembahasan yang akan kita bahas nantinya." jawab Debora.

"Karena kamu sudah mau bantu Kakak mengerjakan tugas, Kakak kasih kamu minuman. nih diminum dulu!" ujar Marvin sambil meletakkan satu cup minuman Boba di atas meja.

"Saya bawa minuman kok Bang sambil" meletakkan botol minum di atas meja "Minuman itu kakak saja yang meminumnya!" jawab Debora.

"Kakak belinya dua cup kok. nih satu lagi punya kakak" Marvin menunjukkan minuman Boba satu lagi yang ia pegang di tangan sebelah kirinya.

"Oklah. Terima kasih ya Kak!" Debora mengambil minuman Boba itu dari atas meja lalu meletakkannya di pinggir sebelah kanannya di dekat botol minuman yang ia punya.

Marvin menarik kursi lalu ia duduk tepat di samping kiri Debora, lalu ia meletakkan buku di atas meja dan menunjukkan tugas yang akan mereka kerjakan sekarang.

"Soalnya tentang sinus cosinus dan tangen ya Kak? Bentar ya Kak aku lihat di buku yang satu ini sepertinya di sini ada contoh soal yang mungkin bisa membantu kita mengerjakan soal ini."

Debora membuka lembar-lembaran buku yang sangat tebal didepannya, terlebih dahulu untuk mempermudah pencarian tentang sinus consinus dan tangen Debora membuka daftar isi dari buku itu.

"Nah ini dia teori tentang tugas ini"

Marvin mendekatkan wajahnya ke buku dan melihat teori yang ditunjukkan oleh Debora saat Debora menunjukkan teori itu membuat kepala Marvin pusing sungguh ia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Debora.

"Aku sungguh tidak bisa mengerjakannya. aku sudah mencoba untuk belajar lebih giat dan sesering mungkin tapi otakku begitu menolak semua tugas-tugas ini aku minta tolong padamu coba ajari Aku" ujar Marvin.

dengan sabar Debora mulai memperhatikan soal-soal yang ada di buku Marvin dan mencocokkannya serta melihat buku besar itu menjadi panduan titik Debora juga menjelaskan kepada Marvin dari mana arah jalan angka-angka itu ia kerjakan sampai tugas itu selesai.

"Tugasnya sudah selesai Kak. coba Kakak tanya dimana yang membuat Kakak kesulitan dalam mengerjakan tugas ini?" tanya Debora.

Marvin menggaruk kepalanya yang tidak gatal melalui ia tersenyum "Semuanya aku tidak tahu. tugas ini sangat sulit melihat angkanya saja Kepalaku pusing."

Debora mengerjakan tugas itu dengan sangat pelan-pelan dan menjelaskan sedetail mungkin kepada Marvin agar Marvin bisa mengerti arah dan jalan dari angka-angka itu menuju hasil akhirnya. tapi ternyata Marvin sama sekali tidak paham apa yang sudah disampaikan oleh Debora.

Saat Debora ingin bicara lagi dan ingin menjelaskan kembali apa yang sudah mereka kerjakan tetapi bel berbunyi untuk masuk kelas

"Bel masuk kelas sudah berbunyi Kak, kalau begitu kita kembali ke kelas saja. nanti coba Kakak pelajari lagi tugas yang sudah dikerjakan ini agar kakak besok tidak kesulitan saat ditanya oleh guru! kalau begitu saya duluan ya Kak" sambil merapikan buku-buku dan membawa minuman yang belum sempat dia minum.

"Baiklah Dek. kamu duluan saja sebentar lagi Kakak juga akan pergi ke kelas tapi kelas kakak juga dengan perpustakaan kok. sekali lagi terimakasih ya sudah mau membantu kakak!" ujar Marvin.

deborat langsung meninggalkan Marvin yang ada di perpustakaan sedangkan Marvin tidak langsung kembali ke kelasnya ia mengatur posisi duduknya menjadi lebih rileks lagi titik sepertinya kali ini Marvin tidak ingin kembali ke kelas terlihat dari cara Iya duduk santai.

"Dia tidak hanya cantik tapi dia juga baik dan juga pintar. tapi sayang dia lahir dari keluarga menengah bawah, pasti mama tidak akan setuju jika aku mendekatinya. terlebih saat ini Mama begitu Ingin Aku Ingin Jadi penerus dari bisnis-bisnis yang mereka jalankan." batin Marvin.

Marvin bergerak dari posisi duduk lalu menelungkemkan kepalanya kemeja dan memejamkan matanya.

Sekolah adalah tempat Marvin menikmati waktu di mana ia bisa lebih santai dibandingkan rumah. Tapi saat seperti ini maka sampai di rumah nanti ya pasti dapat omelan dari Kirana karena bolos dari kelas.

"Selamat pagi anak-anak" Siapa guru yang akan mengajar di kelas 12 siang ini.

"Selamat siang pak" jawab mereka dengan serentak.

Guru yang berjenis kelamin laki-laki itu yang diperkirakan umurnya sudah paruh baya memperhatikan semua siswanya yang ada di ruangan itu. guru itu menyakitkan dahi ketika melihat ada satu kursi kosong yang posisinya di belakang belum diduduki oleh yang punya.

"Apa Marvin bolos lagi siang ini? Brian di mana teman semejamu?" tanya guru itu kepada Brian yang satu meja dengan Marvin.

"Saya tidak tahu Pak, saat jam istirahat tadi ia sudah menghilang, saat aku cari di kantin tapi dia tidak ada disana aku telepon nomornya juga tidak diangkat Pak." jawab Brian.

Guru laki-laki itu hanya bisa menggelengkan kepalanya setiap dirinya masuk ke kelas 12 ini seringkali ia melihat kalau Marvin tidak masuk kelas.

Perihal ini selalu dilaporkan ke kepala sekolah dan Kepala Sekolah yang akan berurusan langsung kepada orang tua Marvin. hal itu tidak membuat Marvin jeda tetapi Marvin malah lebih sering bolos dari kelas.

"Baiklah kita mulai saja pelajarannya untuk siang ini. dan untuk Brian nanti istirahat kamu cari Marvin suruh dia melapor kemeja saya!" ujar pak guru kepada Brian selaku teman Marvin.

"Baik Pak" jawab Brian.

Pembelajaran dilakukan begitu kondusif semua siswa memperhatikan guru menjelaskan teori-teori. ketika sesi tanya jawab dibuka banyak siswa-siswi yang berinisiatif untuk bertanya tentang pembelajaran mereka.

Suasana seperti inilah yang disukai oleh guru di mana siswanya sangat aktif untuk bertanya tentang teori yang diajarkan, itu artinya siswa memahami apa yang diterangkan oleh guru, hingga timbul di benak mereka untuk bertanya masalah apa yang belum mereka pahami.

"Karena ini pertemuan pertama kita disemester ini maka saya tidak akan memberikan banyak tugas kepada kalian. hanya ada dua tugas untuk kalian, yang ada di halaman 7 dikerjakan dan dikumpulkan minggu depan" ujar guru itu.

Terpopuler

Comments

princess butterfly

princess butterfly

klo aku dulu pelajaran bhs.inggris sering tdr di kls🤣🤣🤣🤦‍♀️

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!