Digerbang sekolah, pak Rudi supir setia Marvin sudah stay menunggu Marvin keluar dari area sekolah dan segera membawa Marvin ke tempat less.
Dari jauh Pak Rudi bisa melihat Marvin sedang berjalan dengan lambat sambil mengobrol bersama temannya, Dari belakang seorang cewek cantik menghampiri Marvin.
"Kak Marvin tunggu!" Ujar Elsa.
Marvin maupun sahabatnya tidak begitu memperdulikan panggilan itu, Marvin terus berjalan.
"Ayoklah Bray ajak sekali-sekali aku bolos, rasanya setiap saat disuruh belajar aku pusing!" Ujar Marvin.
"Dari pada kaka pusing, bagaimana kalau aku ajarin kakak belajar? sebentar lagikan UN akan dilaksanakan" Elsa menawarkan diri.
"Tidak perlu, orangtuaku masih ada uang untuk memberikan aku less pribadi" Jawab Marvin ketus.
"Sudahlah bro, ikutikan saja maunya mama lu. semakin kamu melawan semakin kamu pusing" Brayan memberi usul.
Mereka sudah sampai digerbang sekolah, Marvin pun masuk kedalam mobil. Hari ini juga akan melakukan less ditempat biasa.
"Pak, didepan gedung tempatku less ada penjual jeruk. bolehkah aku minta tolong bapak belikan untukku?"
"Tidak bisa den, semua makanan yang den makan harus ijin dari nyonya Kirana. jeruk yang dijual didepan gedung belum tentu jeruk yang bagus"
Mungkin sudah ke seratus kalinya Marvin, ingin membeli sesuatu tapi jangan harap pak Rudi bisa menurutinya karena Pak Rudi tidak berani melawan Kirana.
Beberapa jam berlalu less yang Marvin ikuti sudah siap, Marvin mencoba lari menyebrang jalan untuk membeli jeruk didepan gedung.
Pak Rudi berteriak memanggil nama Marvin tapi Marvin mengabaikannya. Saat Marvin sampai, perempuan yang ia cari tidak ada, hanya ada Mawar ibunya Debora berjualan disana.
"Buk saya mau jeruk yang paling bagus sekilo ya!"
"Baik den, mau pilih sendiri atau saya pilihkan?"
"Ibu yang pilihkan saja. buk ngomong-ngomong perempuan yang biasa bantu ibu berjualan disini kemana ya?" Tanya Marvin karena penasaran.
"Ohh dia anak ibu, hari ini dia tidak ikut jualan karena dia memgikuti less pribadi setiap hari rabu, biasanya setiap hari rabu ia habiskan untuk belajar" Ujar Mawar.
"Oh begitu ya buk. ini bu" sambil menyerahkan uang berwarna biru kepada mawar.
Sampai didalam mobil Marvin memyerahkan jeruk itu kepada pak Rudi. "Pak ini jeruk dimakan dulu!"
"Iya den makasih! tapi den tidak usah makan ya biar saya saja" Pak Rudi memang kelewatan takut sama Kirana, bisa-bisanya Marvin yang membeli jeruk disuruh tidak usah memakan.
Sebuah ruangan kecil yang diisi oleh 10 orang siswa yang seumuran Debora sedang mengikuti Les. Hari ini Debora mengikuti les Matematika, pelajaran yang begitu disukai Debora sejak dulu.
"Adek-adek, hari ini kakak akan beri tugas khusus untuk kalian, dan kalian kerjakan dirumah jika tidak paham boleh ditanya ke grup kita ya!" ujar perempuan yang ada didepan mereka.
"Baik kak"
"Untuk soalnya nanti kakak kirim ke grup ya. kalau tidak ada lagi pertanyaan kita akhiri les hari ini. selamat sore!"
"Sore kak" jawab mereka serentak.
Les yang diikuti Debora tidak jauh dari rumahnya, selesai mengikuti les Debora kembali kerumah dengan berjalan kaki.
Baru Debora ingin membuka sepatu, HP disaku roknya berbunyi tanda ada pesan masuk.
"Hay dek, save nomor aku ya!" Setelah membaca pesan itu Debora menyergitkan dahinya, siapa yang mengirim pesan kepadanya sungguh ia tidak tahu.
Debora memilih mengabaikan pesan itu, beberapa menit kemudian pesan masuk lagi. "Aku marvin, yang tadi siang kamu mintai nomor HP"
Debora membacanya dan hanya ber oh ria saja, Sepertinya orang yang ada disebrang sana belum puas kalau Debora belum membalasnya.
Satu pesan lagi masuk "Boleh nggak minta tolong besok kamu ajari aku soal yang ini, aku dengar kamu pintar matematika" Marvin mengirim gambar, entah dari mana ia bisa tau kalau Ayunda pakar matematikan dulu saat dsekolah.
"Perlu kapan dikumpul kak?" Debora tertarik untuk membalas pesan.
"Hari jumat, kalau kamu mau aku akan datang kekelasmu" hanya hitungan detik Marvin sudah membalas kembali.
"Kita bertemu di perpustakaan saja, soalnya aku mau mencari buku matematika juga"
Sepertinya Laki-laki disebrang sana sangat bahagia, sambil mengucapkan terimakasih ia mengirim emoticon senyum.
Debora tidak melanjutkan lagi aktivitas saling mengirim pesan itu, iya bergegas mengganti baju dan mulai mengerjakan soal-soal yang ada dibuku latihan untuk memperkuat daya ingatnya tentang pembahasan hari ini.
Hanya sebuah meja, da kursi kayu tempat Debora belajar. Tapi tidak membuat ia patah semangat belajar, disamping meja belajar ada sebuah lemari kayu yang berukuran kecil tempat ia menyusun buku-buku.
Hanya sebuah kamar kecil namun ia bentuk serapi mungkin, siapapun yang datang kekamar itu pasti akan betah.
Cukup dalam satu jam lebih berlatih, Debora menyelesaikan belajarnya dan akan disambung malam nanti.
Debora melirik jam tangannya "Masih ada satu jam lagi untuk berkeliling didunia novel" Bantinya, lalu membuka aplikasi noveltoon tempat ia menulis.
Sudah banyak pemberitahuan masuk, banyak dukungan-dukungan yang diberikan fans kepada Debora yang bernamakan akun Boraciut.
Debora membaca satu persatu komentar para readers, banyak yang memuji Debora, ada juha satu-satu komen yang julid pada bagian komentar, dibab-bab tertentu.
Jika ingin jadi penulis sukses maka harus bisa menerima komentar pedas, itu yang dilakukan debora. ia menjadikan komentar-komentar pedas jadi motivasi yang lebih baik.
Debora mulai menuangkan ide yang ada didalam pikirannya, kata demi kata tersusun jadi sebuah kalimat. kalimat mejadi sebuah paragraf hingga menjadi bagian cerita yang rampung yang dijadikan satu bab.
Cukup untuk hari ini, Debora menutup aplikasi novel itu, dan melanjutkan aktivitasnya selanjutnya.
Debora mulai memasuki kelas yang akan ditempati selama satu tahun ini, didalam ruangan itu sudah diisi oleh beberapa siswa.
Debora duduk dikursi yang paling depan, berhubung badannya yang kecil dan ikut cocok untuk duduk dikursi yang paling depan.
Guru yang akan mengajar pagi ini sudah datang. "Pagi semuanya!" Ujar bapak guru yang berparas tampan dengan balutan baju yang rapi.
Semua siswa menjawab dengan serentak "Pagi pak!"
"Tiga les kedepan kalian akan belajar bersama saya, sebelum mulai pembelajaran terlebih dahulu saya kenalkan diri saya, nama saya Rio pratama, bisa dipanggil dipanggil Rio, saya akan masuk setiap mata pelajaran Kimia saya harap kita bisa bekerja sama.
Semua siswa saling meperkenalkan diri, layaknya siswa baru, agar mereka bisa saling mengenal satu sama lain.
Sisa waktu mereka habiskan untuk belajar, semua siswa mengikutinya dengan baik, meperhatikan pak Rio dalam menerangkan pelajaran.
Ketika bel istirahat berbunyi, seperji janji Debora kemarin sore kalau ia akan bertemu dengan Marvin diperpustakaan. Debora pun mulai melangkahkan kaki dari kelas menuju perpustakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
princess butterfly
is itu emaknya marvin segitunya bngt ya, emg sih segala sesuatunya utk ank tu yg terbaik ah....tp sultan ya suka2 dia lah ya thor😁✌✌✌
2022-10-14
0