Bab 5

Dae pusing melihat para emak-emak gaul nih mencocokkan anaknya ke Dae.

"Ma, Dae ke kamar dulu ya. Mau ganti baju dulu, dah gerah banget nih Ma!"

"Tunggu bentar dong Dae...., teman-teman Mama nih mau kenalan sama kamu. Ayo duduk disini," Mamanya Dae menuntun anaknya duduk di tengah-tengah teman Mamanya.

"Eh jeng, Dae ini udah punya pacar belom?" tanya salah satu teman Mamanya.

"Belum Tante. Saya masih pengen fokus bekerja," jawab Dae.

"Wahhhh kebetulan dong, Tante mau jodohin kamu sama ponakan Tante. Orangnya cakep banget loh. Pasti Dae gak nyesel." teman Mamanya mempromosikan keponakannya.

Mereka gak tau kalau Dae saat ini sedang tertarik dengan sosok CEO tampan dan arogan.

"Hahh kapan berakhir nih keadaan," bathin Dae yang mulai bosan.

"Dae, umurnya sekarang berapa ya jeng? Kayaknya masih muda banget ya?" tanya teman Mamanya.

"Dia ini udah 24 tahun Lo jeng. Masih muda sih, tapi kalau emang ada yang mau, saya Mamanya setuju banget," ucap Mamanya Dae dengan semangat.

Dae menatap marah sama Mamanya. Dia gak setuju kalau Mamanya begitu mudahnya menjodohkan anaknya.

"Maaf ya Tante, saya mau ke kamar dulu. Pengen mandi dan ganti baju. Nanti Tante-tante semua kebauan kalau dekat sama Dae," ucap Dae dengan intonasi menekan.

"Oh iya sayang, kamu mandi gih yang bersih. Biar kulit kamu tetap bersih dan dijaga penampilannya," jawab teman Mamanya.

"Ma, Dae ke dalam dulu ya," Dae tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi.

Mamanya Dae tau kalau anaknya ini merasa bosan ada diantara teman-temannya.

"Iya sayang Mama, nanti kalau bisa balik lagi kemari ya sayang Mama!" Mamanya Dae juga membalasnya dengan senyum menampilkan deretan giginya juga.

"Ih si Mama kenapa ikut-ikutan gitu. Lagian gw dah gerah banget, disuruh ikutan gabung," bathin Dae.

Lalu Dae meninggalkan kumpulan emak-emak gaul diruang tengah. Dia berjalan kearah kamarnya dan membuka pintu kamarnya.

"Hahhhhh rasanya nyaman banget berada disini. Kayaknya gw rebahan dulu deh, nanti aja mandinya," gumam Dae. Dia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dengan pakaian kerjanya. Dae memejamkan matanya hingga dia terlelap.

Sedangkan diruang tamu, para Ibu-ibu menunggu kedatangan Dae kembali. Namun yang ditunggu gak kunjung keluar dari dalam kamarnya hingga acara kumpul selesai.

"Jeng, kok Dae belom kesini juga? Apa dia ketiduran ya?" tanya teman Mamanya.

"Gak tau nih jeng. Mungkin dia kecapean kali ya. Nanti saya suruh deh Dae main kerumah jeng. Emang ponakannya tinggal dimana jeng?" tanya Mamanya Dae yang mulai penasaran.

"Orang tuanya di Italy, tapi dia ikut sama Ibu saya di Jakarta. Tapi sekarang dia lagi ngurus Perusahaannya yang di Italy loh jeng. Nanti deh kalau sudah pulang, saya suruh main ke rumah biar ketemu sama Dae." jelas temannya itu.

"Oh....boleh deh jeng. Nanti kita khabar-khabari aja ya. Biar ada lanjutannya antara Dae dan keponakan jeng itu."

"Iya, tenang aja. Saya akan kasih tau sama Mamanya supaya dianya cepat kembali ke Indonesia."

"Hmmm kitanya dicuekin nih sama mereka. Yang mau jodoh menjodohin, serius banget ngobrolnya. Jeng, saya balik dulu ya, udah ditunggu di depan sama Papanya anak-anak."

"Saya juga ya, pulang duluan. Acara kita kan dah selesai. Mau ada acara lagi nanti malam sama yang lain," ucap temannya yang lain.

Hingga teman-teman Mamanya sudah pergi satu persatu. Tinggallah teman Mama yang mau menjodohkan keponakannya dengan Dae. Mereka asyik ngobrol sampai suara bunyi klakson terdengar.

"Duh jeng, saya sudah dijemput. Kalau begitu saya pulang dulu. Nanti saya khabari ya kelanjutannya," ucap temannya dengan semangat.

"Iya, saya tunggu loh khabarnya," balas Mamanya Dae.

Akhirnya acara kumpul-kumpul selesai di rumah itu. Sedangkan Dae yang masih terlelap di kamarnya tak menyadari jika dirinya masih menggunakan pakaian kerja. Hingga sang Mama datang ke dalam kamar Dae.

"Ya ampuuun Daeeeee! Kamu ini ya, bisanya tidur masih menggunakan baju kerja. Tadi katanya mau mandi. Ternyata malah molor disini," Mamanya Dae ngomel-ngomel di dalam kamarnya.

"Duh Ma....jangan teriak-teriak dong. Dae tadi ngantuk banget Ma. Nih aja Dae masih ngantuk. Mana lagi tadi di kantor kerjaan banyak, Mama jangan marah gitu dong," Dae bangun dan duduk diatas tempat tidurnya sambil mengucek-ngucek matanya.

"Iya, Mama kan gak enak Dae sama teman-teman Mama. Mereka nungguin kamu loh. Apalagi Tante Riska, dia suka banget sama kamu."

"Loh Tante Riska kan cewek Ma, masa suka sama cewek juga?"

"Just kamu itu sembarangan. Dia itu suka ngelihat kamu karena mau dijodohin sama ponakannya. Bukan dianya yang naksir kamu."

"Oh...kirain punya kelainan. Ya udah Ma, Dae mau mandi dulu biar segar."

"Rapikan ini kamar kamu. Mama gak mau lihat yang berantakan seperti ini," kesal Mamanya melihat kamar Dae yang berantakan.

"Iya Ma, nanti Dae rapikan ya....!," sahut Dae.

Lalu Dae masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket keringat.

Sedangkan Mamanya Dae keluar dari kamar Dae sambil geleng-geleng kepala. Dia gak habis pikir melihat tingkah Dae yang seperti anak kecil, dengan kamar yang sangat berantakan.

Menjelang malam, Dae keluar dari kamarnya. Dia berjalan menghampiri Mamanya yang berada di dalam kamar.

"Ma...ma..., Dae masuk ya!"

"Masuk aja sayang, gak dikunci kamarnya!" sahut Mamanya dari dalam kamar.

Dae membuka pintu kamar Mamanya dan masuk ke dalam. Dae melihat Mamanya sedang asyik menonton TV.

"Ma, Papa kapan sih baliknya. Berapa lama tugas keluar kotanya?" tanya Dae yang sudah duduk disamping Mamanya.

"Kenapa kamu nanyain Papa? Kangen ya....."

"Iya Ma, Dae pengen kita jalan-jalan ke Puncak. Habis bete banget dikantor. Kerjaan gak habis-habisnya. Mana lagi ada aja gangguan disana," ucap Dae dengan wajah cemberutnya.

"Loh gangguan apa nak? Apa ada hantunya di kantormu? Kalau ada hantunya, mending kamu keluar aja dari sana. Mama gak mau kamu kenapa-napa ya Dae!" khawatir Mamanya.

"Bukan hantu Ma yang ganggu Dae. Tapi manusia. Di kantor Dae ada laki-laki yang udah beristri tapi ngejar-ngejar Dae gitu Ma. Ya Dae risih lah Ma dikejar gitu. Orangnya gencar banget ngejar Dae," jelas Dae sambil bergidik ngeri.

"Kamu harus hati-hati ya sayang. Mama gak mau kamu menjadi pelakor. Awas aja kalau kamu berbuat yang nggak-nggak. Mama keluarin dari daftar keluarga," ancam Mamanya.

"Ya ampun Ma...., mana mungkin Dae seperti itu. Kayak Dae gak laku aja, mana mau Dae jadi pelakor. Kasihan dong Ma, istrinya," balas Dae.

"Bagus, itu baru namanya anak Mama yang pinter."

"Ihhhh Mama, Dae kan emang pinter kayak Papa," Dae bergelayut manja di pelukan Mamanya.

Mamanya Dae tersenyum senang melihat kemanjaan anaknya yang semata wayang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!