Hati ku menjerit

...💔💔💔...

Melisa menerimanya dengan senang hati, terpancar dari cara ia menerimanya, Melisa mencium pipi bang Rudi, "Terima kasih, sayang!"

Bang Rudi mendorong punggung ku ke luar dari rumah, "Pergi kau dari sini! Aku tidak butuh istri yang tidak bisa memberikan keturunan pada ku!"

Jeger.

Suara petir menggelegar di langit yang hitam pekat tanpa adanya bulan dan bintang yang menyinari dan menghiasi malam, hanya derasnya hujan yang mengguyur tubuh ku yang bergetar.

Kenapa nasib rumah tangga ku jadi seperti ini! Hiks hiks.

Brak.

Bang Rudi menutup pintu dengan cara di banting dengan keras, aku berjingkat kaget di buatnya.

"Setega itu kamu bang sama aku! Apa aku yang salah di mata mu? Di mana janji mu bang? Semudah itu kamu melupakan janji yang kau ucapkan pada ku, semudah itu kamu melupakan hari hari yang kita lalu bersama." Gumam ku yang menatap nanar pintu rumah yang sedikit kenangan manis dan berakhir teragis, rumah tangga ku yang sudah di bina 5 tahun harus kandas seperti ini.

Ku sapu air mata ku, jangan menagis Layla, kamu harus kuat, kamu buktikan kamu bisa tanpa bang Rudi, kamu harus bisa bangkit!

Aku menguatkan hati ku sendiri, meski hati ku menjerit... hati ku sakit, kenapa sepahit ini hidup ku, kenapa pahitnya hidup harus aku rasakan kembali?

Apa Tuhan sangat menyayangi ku, hingga belum puas memberi ku ujian dan cobaan terhadap ku?

Ku sentuh motor yang menjadi saksi bisu perjuangan ku, perjuangn ku untuk memiliki mu tidak lah mudah, aku harus menabung dan menghemat untuk dapat memiliki mu, tapi dengan mudahnya bang Rudi merebut mu dari ku.

Mata ku tertuju pada kantong plastik hitam yang ada di bawah meja depan rumah ku, kaki ku melangkah ke rumah bukan lagi untuk meminta bang Rudi untuk membukakan pintu untuk ku, melainkan untuk mengambil 1 buah paku dari dalam kantong plastik hitam ini.

Ku tatap paku kecil yang ada di tangan kanan ku, mungkin aku tidak bisa berbuat banyak, tapi suatu saat aku akan merebut apa yang memang menjadi hak ku bang!

Dengan paku ini aku tusuk ban sepedah motor ku, maaf kan aku, aku tidak tega pada mu, tapi aku harus melakukan ini, sabar dan tunggu aku, aku pasti akan membawa mu serta dengan ku.

Aku mengajak bicara motor kesayangan ku ini, aku sangat ingin membawanya, tapi kunci motornya sudah di rebut bang Rudi.

Tanpa perduli lagi dengan tubuh ku yang kini sudah basahhhh kuyuk di guyur derasnya hujan, aku melangkah gontai meninggalkan rumah yang selama ini tempat ku berteduh, tempat aku di besarkan.

Rumah yang menjadi saksi kejamnya ibu tiri, rumah yang menjadi saksi pilih kasihnya sikap ayah kandung ku terhadap ku dan Melisa, sekarang menambah deret air mata kesedihan rumah tempat aku di khianati, suami ku bermain gila dengan adik tiri ku, kau tikung aku bang, kau jahat pada ku, kau tega pada ku!

Tanpa sadar aku terus berjalan hingga ke tengah jalan raya, yang ada dalam penglihatan ku hanya ada kepedihan, hanya ada air mata, hanya ada kekejaman yang sudah di berikan ibu tiri ku, ayah ku, adik tiri ku dan suami ku.

Sesekali aku menangis, sesekali pula aku tertawa, mentertawakan diri ku yang sungguh amat tidak beruntung, aku bodoh sudah menutup mata dari aduan tetangga ku dan sekarang aku di perlakukan seperti ini.

Tin tin.

"Gila lo!" Seru pengemudi sepedah motor yang hampir menabrak tubuh ku.

Tidak ada mobil angkot yang melewati jalan yang saat ini aku lalui, jalan ini adalah jalan menuju ke luar dari perumahan, dan perkampungan. Yang ada hanya sesekali mobil pribadi yang melintas, namun tidak untuk saat ini, seperti tahu ada yang sedang berduka.

Kaki ku lelah berjalan, perut ku lapar, tapi tidak dengan hati ku, hati ku jauh lebih sakit, sakit yang tidak terlihat, sakit yang tidak berbentuk.

Di dalam mobil Amer tengah mengemudi di bawah derasnya guyuran hujan.

Pandangannya menjadi kabur di saat ia harus mengemudi di tengah derasnya hujan.

"Bodohhhh, tau gini harusmya aku menginap saja di kantor, memaksakan diri untuk pulang harus mengemudi di bawah guyuran hujan... aku harus bisa selamat sampai rumah." Monolog ku pada diri sendiri.

Amar oaling tidak bisa mengemudi di tengah guyuran hujan, bukan karena minus di matanya, namun ini lah penyakit Amer Ahmad, seorang pengusaha yang berusia matang, namun belum menikah.

Dring dring dring dring

🎶 🎶 🎶 🎶

"Astaghfirullah, siapa lagi yang menelpon ku!" Tangan ku berusaha meraih benda yang berdering itu di saku kemeja yang tengah aku kenakan, "Ah shittttt." Ternyata benda itu sudah tidak ada di dalam saku kemejanya.

Hape ku terus berdering, dengan tangan satu aku mengemudikan mobil dan tangan yang satu aku berusaha meraih jas yang aku letakkan di kursi belakang, sesekali aku melihat ke depan jalan dan ke belakang untuk memgambil hape ku.

Brak.

Chiiit.

Mobil yang tengah aku kemudikan menabrak sesuatu di depan, kaki ku reflek menginjak pedal rem.

Dengan tergesa gesa aku turun dari mobil, di bawah guyuran hujan ku lihat seorang wanita tergeletak di depan mobil ku.

Ku lihat ke sekitar, tidak ada orang yang melihat kejadian ini, jika aku bisa lari dari tanggung jawab, mungkin aku bisa melakukannya, tapi bagai mana bila aku mati dan di pelakukan sama dengannya, aku bergidik ngeri.

Maaf aku harus menyentuh mu, "Hai, bangun!" Ku tepuk tepuk pipi wanita ini kali aja bakal bangun, tali cara ku tidak berhasil.

Ku rasakan urat nadinya yang begitu lemah, ku amati lekat wajah wanita ini, tanpa pikir panjang aku membopongnya lalu memasukkan tubuhnya ke dalam mobil di bagian kursi depan.

Dengan berlari aku mengitari mobil dan masuk di belakang kemudi, ku tatap wajahnyya yang pucat, apa yang terjadi dengan mu wanita kurus!

Tangan ku meraih jas hitam ku yang ada di kursi belakang, ku ke luarkan hape dari sakunya, ku tutupi tubuh depannya yang basah dengan jas hitam ku, berharap ini dakat mengurangi hawa dingin yang menusuk tulangnya.

Tangan ku ada di stir mobil, ada yang terlewat, apa ya? Ku lirik wanita kurus ini lagi, Ah ya, **** bell, aku belum memasangkannya." Aku memasangkannya **** bell.

Aku membawanya pulang ke rumah, ingin ku antar ke rumahnya tapi kan aku tidak tahu di mana rumah wanita kurus ini.

Dalam perjalanan ke rumah, aku menghubungi dokter Samuel dan memintanya untuk darang ke rumah.

"Apa yang terjadi dengan, mu? Tadi ku lihat kau itu masih baik baik saja." Gumam ku.

Bersambung...

...💔💔💔💔💔...

Salam manis yang mampir jangan lupa kasih jempol 🤭

Author gabut sebatas halu.

Terpopuler

Comments

Mega

Mega

pedis mata baca ini

2022-11-10

1

Neyna 🎭🖌️

Neyna 🎭🖌️

eh salah aku kak lin mau ke sini kenapa tadi malah ke sana 🤦🤦🤧💪💕💕

2022-10-16

1

Mawar Berduri

Mawar Berduri

lanjut thor

2022-10-13

2

lihat semua
Episodes
1 Perasaan yang mengganjal
2 Bermain gila dengan dia
3 Hati ku menjerit
4 Meracau
5 Layla Savinta
6 Pikiran buruk
7 Pertemuan pertama
8 Orang tua?
9 Amer merasa resahhh
10 Kegigihan seorang pria
11 Penyesalan selalu datang belakangan
12 Aku jadikan itu alasan
13 Pinjam hape Tuan
14 Mia
15 Kalah
16 Sifat yang berbeda
17 Aulia (sekretaris)
18 Aulia dan Reina sama saja
19 Berantakan
20 Bukan ke dua orang itu
21 Hatinya sudah hancur
22 Hari buruk
23 Hari buruk 2
24 Pahitnya hidup karena cinta
25 Menyusahkan saja!
26 Do'a dan penantian
27 Calon anak
28 Surat gugatan cerai
29 Cinta pertama
30 Tidak tahu anak siapa
31 Amer atau sayang
32 2 bodyguard
33 Menggantikan posisi Aulia
34 Tidak menjadi penghalang
35 Selama ada aku
36 Namanya cinta itu buta
37 Karma buat Melisa
38 Gak usah drama
39 Santi
40 Tambatan hati Amer
41 Tasya
42 Calon mantu
43 Keterlaluan
44 Jadi lah milik ku!
45 Anak manja
46 Di temani oleh Layla
47 Kau adalah jodoh ku
48 Layla ini calon istri ku!
49 Pria yang dapat di andalkan
50 Cairan infus
51 Salah satu racun berbahaya
52 Menaruh curiga.
53 Noer dengan penuh drama
54 Apa aku perlu
55 Tante titip Amer
56 Siapa pelayan dan siapa majikan
57 Mengusir
58 Permintaan mama
59 Sesuai dengan kemampuan
60 Merubah lokasi meeting
61 Wanita masa lalu
62 Masalah besar bagi ku!
63 Membuat rencana
64 Pengalihan perhatian
65 Hadiah kecil
66 Pelabuhan terakhir
67 Bayar aku dengan cinta mu!
68 Hasil mediasi
69 Keputusan sidang
70 Kejutan besar
71 Hanya bisa berencana
72 Tentu aja gw tulus!
73 Gagal lagi
74 Selama menjadi istri
75 Dengan rasa cinta
76 Siapa
77 Mungkin aku harus kecewa
78 Mau cari angin
79 Ice skating
80 Alan Ardiansyah
81 Bukan hanya
82 Anak tunggal
83 Rencana
84 Ardiansyah group
85 Menyampingkan ego
86 Tanda tanya besar
87 Aku percaya
88 Tidak akan tergoda
89 Mendeteksi identitas
90 Tampil beda
91 Jadi benar Layla
92 Satu tahun ke depan
93 Menunggu perintah
94 Hasil penyelidikan
95 Menyiapkan ruang khusus
96 Jangan ge'er
97 Mengalihkan topik pembicaraan
98 Tidak akan kembali
99 Membanggakan pak Alan
100 Apa yang terjadi
101 Untuk menghancurkan
102 Meyakinkan Melisa
103 Mr. A
104 Tuduhan
105 Meragukan cinta
106 Barang rusak
107 Membenci mu
108 Dalam ke putus asaan
109 Aku tahu alasan mu
110 Rencana Alan
111 Meminjam uang
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Perasaan yang mengganjal
2
Bermain gila dengan dia
3
Hati ku menjerit
4
Meracau
5
Layla Savinta
6
Pikiran buruk
7
Pertemuan pertama
8
Orang tua?
9
Amer merasa resahhh
10
Kegigihan seorang pria
11
Penyesalan selalu datang belakangan
12
Aku jadikan itu alasan
13
Pinjam hape Tuan
14
Mia
15
Kalah
16
Sifat yang berbeda
17
Aulia (sekretaris)
18
Aulia dan Reina sama saja
19
Berantakan
20
Bukan ke dua orang itu
21
Hatinya sudah hancur
22
Hari buruk
23
Hari buruk 2
24
Pahitnya hidup karena cinta
25
Menyusahkan saja!
26
Do'a dan penantian
27
Calon anak
28
Surat gugatan cerai
29
Cinta pertama
30
Tidak tahu anak siapa
31
Amer atau sayang
32
2 bodyguard
33
Menggantikan posisi Aulia
34
Tidak menjadi penghalang
35
Selama ada aku
36
Namanya cinta itu buta
37
Karma buat Melisa
38
Gak usah drama
39
Santi
40
Tambatan hati Amer
41
Tasya
42
Calon mantu
43
Keterlaluan
44
Jadi lah milik ku!
45
Anak manja
46
Di temani oleh Layla
47
Kau adalah jodoh ku
48
Layla ini calon istri ku!
49
Pria yang dapat di andalkan
50
Cairan infus
51
Salah satu racun berbahaya
52
Menaruh curiga.
53
Noer dengan penuh drama
54
Apa aku perlu
55
Tante titip Amer
56
Siapa pelayan dan siapa majikan
57
Mengusir
58
Permintaan mama
59
Sesuai dengan kemampuan
60
Merubah lokasi meeting
61
Wanita masa lalu
62
Masalah besar bagi ku!
63
Membuat rencana
64
Pengalihan perhatian
65
Hadiah kecil
66
Pelabuhan terakhir
67
Bayar aku dengan cinta mu!
68
Hasil mediasi
69
Keputusan sidang
70
Kejutan besar
71
Hanya bisa berencana
72
Tentu aja gw tulus!
73
Gagal lagi
74
Selama menjadi istri
75
Dengan rasa cinta
76
Siapa
77
Mungkin aku harus kecewa
78
Mau cari angin
79
Ice skating
80
Alan Ardiansyah
81
Bukan hanya
82
Anak tunggal
83
Rencana
84
Ardiansyah group
85
Menyampingkan ego
86
Tanda tanya besar
87
Aku percaya
88
Tidak akan tergoda
89
Mendeteksi identitas
90
Tampil beda
91
Jadi benar Layla
92
Satu tahun ke depan
93
Menunggu perintah
94
Hasil penyelidikan
95
Menyiapkan ruang khusus
96
Jangan ge'er
97
Mengalihkan topik pembicaraan
98
Tidak akan kembali
99
Membanggakan pak Alan
100
Apa yang terjadi
101
Untuk menghancurkan
102
Meyakinkan Melisa
103
Mr. A
104
Tuduhan
105
Meragukan cinta
106
Barang rusak
107
Membenci mu
108
Dalam ke putus asaan
109
Aku tahu alasan mu
110
Rencana Alan
111
Meminjam uang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!