Seorang pria yang sedari tadi sedang berjalan dengan tergesah dengan keringat yang bercucuran membasahi tubuhnya padahal seluru gedung Rumah sakit itu telah ia pasangi dengan pendingin agar dapat memberikan kenyamana kepada seriap orang.
Ketika ia telah tiba di depan sebuah ruangan VVIP itu ia langsung masuk tanpa mempedulikan kedua bocah kecil yang menatapnya sedari tadi seperti ingin bertanya ada apa dengan ayah??? Dan Para orang tua yang melihat kelakuan anaknya itu hanya menggelengkan kepala, mengingat jika ia akan memiliki seorang putri yang akan menjadi malaikat kecil mereka nantinya.
"Oek..oek..."
*Anggap aja suara tangis bayi yah aku gak tau soalnya*
Ketika suara tangis itu terdengar dari ruangan itu, semua orang yang berada di luar langsung masuk tanpa menunggu arahan dari sang dokter. Sang opa menggendong kedua cucu mereka itu lalu membawa mereka kedalam dengan bersamaan sedangkan para oma sudah lebih dulu masuk kedalam.
Raut bahagia merekapun telah terpancar dengan sangat indah di wajah mereka, begitupun dengan kedua bocah kecil yang tak kala antusiasnya dari sang ayah yang sedang menggendong seorang bayi mungil dan sang bunda yang sangat tersenyum bahagia melihatnya.
Bayi itu begitu cantik, dengan kulit putihnya, bibir pinknya, alis mata lentik, pipi cubbynya serta kedua lesung pipit yang memang bukan buatan manusia menghiasi wajahnya yang menggemaskan
"Dio,gio ayo sini kenalan sama adik kalian" ucap sang ayah memangil kedua putra mereka
Yang langsung berlari gemes seakan mengerti apa yang di ucapkan oleh ayah mereka.
Sedangkan para oma dan opa mereka hanya menatap gemes pada kedua cucu mereka itu atas tingkah mereka.
Ketika kedua bocah kecil itu telah tiba di depan sang ayah dan melihat sosok bayi mungil itu, mereka mengeluarkan ekspresi yang begitu menggemaskan karena wajah bengong mereka berdua mengamati wajah bayi yang sedang tertidur pulas dalam gendongan sang ayah.
Lama setelah itu mereka berdua saling menatap seperti orang yang sedang bertanya satu sama lain, lalu menatap sang ayah dengan bersamaan.
"Ini dedenya dio/gio"
Ucap kedua bocah kecil itu secara bersamaan
"Iya sayang itu dedenya dio sama gio" ucap sang bunda
Mereka berdua saling bertatapan lagi lalu kembali menatap bayi yang sekarang berada di dalam box bayi tidak jauh dari samping kasur sang bunda.
"edenya ecil ya bun" ucap gio yang memang sedari tadi menatap lekat sang adik
"Ulu ita uga itu ion" Dion membalas ucapan kembarannya itu sambil mencoba memegang tangan sang adik di dalam box bayi itu
"Dio anji ama edenya dio alau dio acan celalu aga edenya dio" Ucap dion yang mendapat tatapan penuh arti dari seluru keluarganya termasuk sang kembarannya
"Ion uga anji cama cepelti dio, ion acan celalu aga edenya ion" tak mau kalah dari kembaran berbeda 3 menitt itu, gio juga antusias mengatakan itu meski dengan bahasa yang belum baku
"dio, gio ayo sini biarin dedenya tidur dulu ya" ucap oma helen memanggil kedua jagoan kecilnya itu
"Dio sama gio udah nyiapin nama belum buat adeknya" ucap opa hans pada kedua cucunya itu
"Emm..."
Sambil menempatkan telunjuknya pada dagu mungil mereka seperti orang yang sedang berpikir keras sambil saling bertatapan
"Ada ong opa" ucap mereka merdua sekali lagi
" Coba opa mau tau nama yang udah kalian siapin buat dedenya"
Ucap opa Robert pada kedua cucunya itu
"Queen"
"esya"
Seraya bersamaan berbicara membuat mereka sekali lagi saling bertatapan
"Queen"
"esya"
Ucap mereka bersamaan sambil saling melototkan mata mereka, memulai argumen kecil yang begitu lucunya karena wajah mereka berdua sampai memerah karena tetap pada pendirian mereka.
"Queenesya, namanya Queenesya Moneque Heskiel Caroline Vonderetry"
Ucap ayah mereka dengan gemasnya pada kedua putra kembarnya itu
Sedangkan para oma dan opa mereka tersenyum bahagia mendengar nama tersebut karena semuanya impas tak ada lagi yang akan memperebutkan nama keluarga untuk cucu mereka
"Itu nama yang sangat bagus sayang" ucap sang istri tercintanya
"Yah aku tau namun, nyawa putri kita ada dalam bahaya"
"Hah apa maksud perkataanmu itu??" Timpal sang istri
"Bagaimana bisa??" Ucap opa hans
"Siapa yang berani menyentuh cucuku meski itu seujung jarinya dia akan aku bunuh" ucap oma Hellen, sepertinya sebentar lagi sisi psyconya akan segera keluar
"Berani-beraninya mereka membahayakan nyawa cucuku, tidak akan aku maafkan" timpal oma amel dengan wajah yang tidak dapat di artikan lagi
"Arght.. Akan ku bunuh kalian biadab" ucap opa robert tak kala sadisnya dari yang lain
Sedangkan kedua bocah kecil itu mematung, seperti tidak mengerti akan situasi yang ada sekarang. Mereka saling bertatapan, lama seperti seseorang yang mencoba mencari tau suatu hal, lalu menatap ke arah oma opa mereka yang menurutnya sudah seperti banteng yang akan mengamuk sebentar lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
MaMy
g bisa nulis namanya sendiri itu ntar
2022-02-12
0
Lilin
aku belum bisa memahami nama²nya😟
2021-08-25
0
Elisa Noviiana
wahhh panjang ya nama nya😅😅😅
2020-09-11
4