Detektif Dadakan

Hari ini Dara berpura pura sakit supaya ia bisa pergi klinik. Berbagai cara ia lakukan untuk menyakinkan Albert, akhirnya Albert mengijinkan Dara keluar.

Dengan di antar oleh Bi Minah, Dara berobat di klinik terdekat berjalan kaki.

" Bibi tunggu di sini saja ya Non." Bi Minah duduk di kursi tunggu.

" Iya Bi." Sahut Dara.

Dara masuk ke dalam menemui dokter yang berjaga saat itu.

" Pagi Dok." Sapa Dara.

" Pagi Nona Dara, silahkan duduk." Sahut dokter.

" Apa yang anda keluhkan Nona?" Tanya dokter menatap Dara.

" Begini Dok, suami saya bersikap aneh belakangan ini sejak dia meminum obat yang di berikan oleh ibunya, kira kira ini obat apa ya Dok?" Dara memberikan empat butir obat yang biasa di minum Naren.

Dokter mengamati obat tersebut lalu mengangguk anggukkan kepalanya.

" Ini semacam obat penenang Nona, jika seseorang meminumnya dalam dosis besar dan jangka panjang, maka sel otaknya bisa rusak, dan tidak bisa berfungsi dengan baik." Terang dokter.

" Ya Tuhan.... Pantas saja suami saya seperti orang linglung Dok." Dara merasa geli sendiri mengucapkan kata suami.

" Maaf Dok, saya berbohong." Ucap Dara dalam hatinya.

" Ya begitulah cara kerja obat ini Nona." Sahut Dokter.

" Apa Dokter bisa memberikan obat yang bisa membuat suami saya normal kembali?" Dara menatap dokter tampan itu.

Berkulit putih, tampan dan masih muda lagi.

" Bisa, akan saya resep kan, nanti silahkan ambil di apotik sebelah sana." Sahut dokter menunjuk ruangan yang bertuliskan apotik.

" Baik Dok, terima kasih." Ucap Dara.

" E... Dok." Dokter tampan menoleh ke arah Dara.

" Ya ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya dokter.

" Saya mohon kepada Dokter untuk merahasiakan tentang ini dari siapapun, saya takut kalau mertua saya akan mengecek ke sini, saya mau membantu suami saya pulih seperti sedia kala Dokter, saya tidak tega melihat suami saya yang bersikap seperti orang tidak waras." Dara mengusap air matanya.

" Tenang saja Nona, semua keluhan pasien merupakan privasi bagi kami, jadi kami tidak akan membocorkannya kepada siapapun." Sahut Dokter membuat Dara bernafas lega.

" Terima kasih Dok." Ucap Dara keluar dari ruangan.

"Hah tahu gini aku nggak usah pura pura nangis, nambah nambahin dosa aja, Mas Naren kau akan segera pulih seperti dulu." Batin Dara.

Ya Dara sudah mengintrogasi bi Minah tentang kondisi Naren dulu, dan ada berita yang sangat mengejutkan untuk Dara. Namun Dara akan menyelidikinya satu persatu.

" Sudah Non? Apa yang Dokter katakan tentang penyakit Non?" Tanya bi Minah.

" Katanya aku mau terserang flu Bi, makanya kepalaku rasanya berdenyut." Ujar Dara.

" Aku tebus obatnya dulu ya Bi." Dera berjalan menuju apotik untuk mengambil obat.

Setelah itu mereka kembali ke rumah. Dara langsung masuk ke dalam kamar Naren.

" Mas kamu kenapa?" Dara menghampiri Naren yang duduk di lantai sambil menangis.

Naren mendongak lalu langsung memeluk Dara.

" Kamu kenapa Mas?" Tanya Dara mengelus kepala Naren.

" Saat aku bangun tidur aku keluar mencarimu, kata pria jahat itu kamu pergi meninggalkan aku, kamu tidak akan kembali lagi ke rumah ini... Hiks... Aku takut Dara, aku takut kamu pergi meninggalkan aku." Naren mulai bersikap seperti anak kecil lagi.

Saat Dara meninggalkan Naren, memang Naren masih tidur.

" Aku tadi ke Dokter Mas." Ucap Dara.

" Aku ke Dokter untuk minta obat supaya kamu cepat sembuh dan normal seperti dulu lagi, jadi mulai sekarang kamu harus meminum obatnya." Bisik Dara ke telinga Naren.

Naren melepas pelukannya, ia menatap Dara.

" Apa aku bisa sembuh jika minum obat itu?" Tanya Naren.

" Iya, tapi jangan bilang ini pada siapapun, kau tetap harus tidur setelah meminum obat itu." Ucap Dara.

Naren menganggukkan kepala.

" Sekarang mandilah, sebentar lagi bi Minah mengantar makanan untukmu." Ujar Dara.

" Iya." Sahut Naren menatap Dara.

Naren memajukan wajahnya lalu....

Cup..

Naren mengecup pipi Dara membuat Dara melongo. Naren segera berlari ke kamar mandi.

Dara menyentuh pipinya sambil tersenyum.

" Semoga kelak kau akan menjadi jodohku Mas, kita sama sama tidak mau kehilangan satu sama lain, semoga Tuhan memudahkan jalannya." Gumam Dara.

Setelah Naren mandi, bi Minah mengantarkan makanannya. Dara segera menyuapi Naren.

Albert masuk ke kamar Naren, ia merasa geram melihat Dara dan Naren nampak begitu dekat.

" Dara, biarkan Naren makan sendiri! Kau tidak perlu memanjakannya seperti itu!" Ucap Albert.

" Maaf Tuan, kalau saya tidak menyuapi Mas Naren dia tidak mau makan, dan dia tidak akan meminum obatnya, lalu bagaimana dia bisa sembuh?" Dara melirik sinis ke arah Albert.

" Ya sudah lakukan saja apa maunya! Yang jelas dia harus meminum obatnya." Sahut Albert.

" Siap Tuan." Sahut Dara.

"Aku memang harus meminumkan obat kepada Mas Naren, tapi bukan obat darimu melainkan obat dariku sendiri." Batin Dara tersenyum smirk.

" Tuan apa setelah ini saya boleh mengajak Mas Naren jalan jalan ke taman belakang?" Tanya Dara.

" Setelah minum obat dia akan tidur, kalau kamu mau jalan jalan sama aku saja." Ujar Albert.

" Aku akan meminumkan obatnya setelah dari taman belakang, gimana Tuan?" Tawar Dara menatap Albert dengan tatapan menggoda.

" Tatapanmu membuatku semakin ingin memilikimu Dara, kau terlihat sangat cantik." Gumam Albert dalam hati.

" Baiklah terserah kau saja." Sahut Albert.

" Terima kasih Tuan." Ucap Dara.

Selesai makan, Dara membawa Naren ke taman belakang. Mereka berdua duduk di gazebo menatap kolam ikan yang ada di depannya.

" Dara, aku merasa hidupku lebih berwarna setelah ada kamu, aku jadi punya semangat hidup lagi." Ucap Naren.

" Stt! Jangan katakan apapun di sini! Bersikaplah seperti biasa." Lirih Dara.

Naren menatap Dara lalu menganggukkan kepalanya.

" Sedang apa kalian di sini?" Nyonya Melinda menghampiri mereka.

" Dara, apa itu? Kenapa warnanya banyak sekali? Aku lupa namanya, kalau boleh aku ingin menangkapnya, akan aku kasihkan semuanya untukmu." Naren bersikap seperti biasanya. Ia tidak mau nyonya Melinda curiga dengan perubahannya.

" Dasar sinting." Cebik nyonya Melinda menatap Naren dengan sinis.

" Maaf Nyonya kami sedang melihat ikan, saya sudah mendapat izin dari Tuan Albert untuk membawa Mas Naren ke sini." Sahut Dara.

" Bukannya seharusnya Naren tidur setelah minum obatnya?" Nyonya Melinda menatap ke arah Dara dengan tatapan menyelidik.

" Saya akan meminumkan obatnya setelah dari sini Nyonya, Tuan Albert tahu akan hal itu." Sahut Dara sengaja membawa nama Albert karena ia tahu kalau wanita di depannya ini takut kepada putranya sendiri.

Nyonya Melinda meninggalkan mereka. Dara menatapnya sampai punggungnya tak terlihat lagi.

" Akan aku pastikan kalian membayar mahal apa yang telah kalian lakukan kepada Mas Naren, aku tidak peduli siapa kalian sebenarnya, yang jelas aku harus membantu Mas Naren yang dalam kesusahan, ingat nyonya Melinda, kekayaan yang kau dapat dari cara tidak benar tidak akan membawa kebahagiaan untukmu." Geram Dara dalam hati.

Yuk tekan like koment vote supaya Dara berhasil dengan misinya.

Terima kasih untuk readers yang selalu mensuport author semoga sehat selalu...

Miss U All...

TBC.,

Terpopuler

Comments

Aliyah

Aliyah

lanjut

2022-10-10

2

Selly Rizki Melina

Selly Rizki Melina

Next

2022-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!