...Selamat membaca...
...Cerita Blue....
...Jangan lupa...
...Vote & coment-nya...
...Kalau ada typo...
...Bilang ya.....
...Biar cepat diperbaiki♡...
...~♥~...
..."Kadang ngerasa capek, tapi harus tetap senyum kan?:)"...
...-Blue Azure Scarlet-...
...🍬🍬🍬...
"Grey, lo udah ngerjain tugas Sejarah nggak? Kalau udah gue liat dong, punya gue belum selesai nih..."Kata Bagas sambil mengerlingkan matanya agar Grey mau memberikannya contekan tugas.
Dimas datang menghampiri keduanya, "Bagas... Bagas.. Ini nih... Ciri-ciri orang yang selalu manfaatin teman,"kata Dimas sambil menunjuk-nunjuk Bagas, "usaha dong Gas, kapan lo bakalan bisa kalau lo bergantung terus sama Grey, lihat nih punya gue.."Menyerahkan buku tugasnya kepada Bagas.
Bagas melihat buku tugasnya Dimas yang sama sekali belum ia jawab, "kok belum dijawab?"Tanya Bagas.
"Itu dia masalahnya. Gue nggak tau mau dijawab dengan apa, makanya kita bujukin Grey biar dia kasih kita contekan.."
"Ye... Sok-sok ngatain gue, lo juga nggak ada bedanya sama gue ***, sama-sama manfaatin temen."Kesal Bagas sambil memukul kepala Dimas menggunakan buku tugasnya.
Grey mempunyai dua teman yaitu Dimas dan Bagas. Dimas dikenal sebagai cowok humoris, dan juga playboy. Sedangkan Bagas dikenal sebagai cowok yang suka PHP-in cewek, sudah banyak cewek diluar sana yang jadi korbannya Bagas.
"Grey boleh ya... Masa lo tega sama sahabat lo sendiri, lo mau kita berdua dihukum sama ibu Endut? Gegara nggak ngerjain tugas,"ucap Bagas sambil mengimut-imutkan wajahnya.
"*****.. Muka lo mirip Cimoy,"ujar Dimas sambil tertawa ngakak.
"Daripada lo, mirip boneka santet."Tukas Bagas kesal dikatain wajahnya mirip Cimoy Montok.
"Ngadi-ngadi lo kalau ngomong ye... Lo nggak liat muka gue kayak muka siapa?"Tanya Dimas sambil mengelus dagunya.
"Siapa emang?"Tanya Bagas.
"Zayn Maling,"ucapnya pede yang langsung mendapat geplakan gratis dari Bagas.
"Malik dodol,"
"Yaitu maksud gue."
"Mirip Zayn Malik-nya dari mana? Dari lubang sedotan?"
Grey yang sedari tadi diam menyimak obrolan unfaedah kedua temannya itu, memutuskan untuk pergi meninggalkan keduanya. Dari pada disini, yang ada gendang telinganya bisa rusak mendengar perdabatan yang tidak ada ujungnya.
Seperti itulah Dimas dan Bagas jika sudah berdebat, perdebatan mereka tidak akan selesai jika salah satu diantara mereka tidak ada yang mengalah.
"Eh Grey mau kemana?"Tanya Dimas yang menyadari Grey sudah pergi.
"Gara-gara lo nih.. Grey-nya pergi, nggak dapat contekan deh,"kata Dimas memanyunkan bibirnya.
"Gara-gara lo, coba lo nggak mancing gue berdebat pasti kita berdua bakal dapat contekan."Kata Bagas yang tidak mau disalahkan oleh Dimas.
"Udah deh, mending kita nyusulin Grey."
...~♥~...
Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Blue sudah selesai menjalankan hukumannya sekarang ia membawa dirinya menuju kantin untuk membeli sesuatu yang bisa menghilangkan rasa hausnya.
Didepan sana sudah ada sahabatnya yang sedang duduk sambil menikmati minumannya. Blue langsung menghampiri sahabat satu-satunya itu dan langsung merebut minuman yang sementara diminum oleh sahabatnya.
"Minuman gue,"kata Vina sambil menatap minumannya yang mulai habis ditenggak oleh Blue.
"Ah...Seger,"kata Blue menganggkat kepalanya sambil mengelus tenggorokannya.
"Hiks... Minuman gue,"mengambil botol minumannya dan menatapnya sedih.
Blue mengalihkan indra penglihatannya kepada Vina, "lebay."Menoyor kepala Vina pelan.
"Lebay?! Lo bilang gue lebay?"Tanya Vina dengan nada tinggi yang membuat Blue kaget mendengarnya.
"Apaan sih,"
"Blue... Astaga, ini tuh minuman kesukaan gue! Kenapa lo habisin?"Tanya Vina dengan raut wajah kesal dan sedih.
Blue mengeluarkan selembar kertas berwarna biru dari dalam saku kemejanya, "nih beli lagi."
"Beli?"Blue menganggukkan kepalanya.
"Ya Ampun Blue... Mau beli dimana? Minumannya udah abis.. Udah nggak ada, sisa ini doang..."Kata Vina sedikit dramatis.
Blue semakin bingung dengan tingkah sahabatnya ini. Seperti itulah Vina, kalau ada makanan atau minuman yang ia suka, ia tidak akan membiarkan siapa pun mencicipi makan dan minuman itu termasuk sahabatnya sendiri, dasar pelit.
"Sampe segitunya,"
Wajah Vina semakin murung, "tau ah kesel gue sama lo,"
"Iya-iya gue minta maaf deh... Nanti gue ganti,"
"Kapan?"Mengalihkan pandangannya menatap Blue dengan wajah cemberutnya.
Blue melihatnya sekilas, "besok, sekarang lo pesenin gue makan gih.."
"Lo nyuruh gue?"
"Yang duduk disini selain kita berdua siapa?"Tanya Blue balik.
"Nggak ada,"
"Jadi, gue nyuruh siapa?"
"Gue?"Tanya Vina yang diangguki oleh Blue.
"Nggak ah, beli aja sendiri lo kan punya kaki ngapain nyuruh gue?"
"Yaudah, besok gue nggak bakal beli minuman kesukaan lo itu."Ancam Blue.
"Kok gitu sih?"Blue mengedikkan bahunya.
"Ck! Iya-iya, tunggu sini jangan kemana-mana."Katanya setengah ikhlas, kemudian pergi tanpa menanyakan pesanan Blue karena ia sudah tau makanan kesukaan Blue yaitu nasi goreng.
"Hm,"
Setelah kepergian Vina, dari arah belakang Blue ada tiga perempuan yang berjalan menghampirinya, diantara ketiga orang itu salah satu dari mereka membawa mangkuk bakso yang masih mengepulkan uap.
Saat jarak perempuan itu dengan Blue sudah sejajar, perempuan itu dengan sengaja menumpahkan kuah bakso itu sehingga mengenai tangan kanan Blue.
"Sshh.."Ringis Blue sambil menatap tangannya yang mulai memerah.
"Aduh... Sorry gue nggak sengaja,"kata perempuan yang sengaja menumpahkan kuah bakso tadi.
Blue mengangkat kepalanya melihat siapa yang sudah berani menumpahkan kuah yang masih panas itu.
"Gue bener-bener gak sengaja, gue minta maaf."Kata perempuan itu sambil memegang tangan Blue yang terkena kuah panas.
Brak...
Vina langsung menaruh nampanya dengan kasar, dan langsung menghempaskan tangan perempuan itu dari tangannya Blue. Dari raut wajahnya kelihatan sekali kalau Vina sedang emosi.
"Nggak sengaja nenek lo! Jelas-jelas lo sengaja *****!"Tukas Vina penuh emosi. Ini juga merupakan salah satu sifatnya Vina, dia akan marah jika ada yang mengusik sahabatnya.
Suluruh pasang mata melihat kearah mereka.
"Lo pikir gue nggak liat? Gue liat lo sengaja numpahin kuah bakso itu,"saat kembali dari memesan pesanan Blue, Vina melihat Sekar dan kedua sahabatnya berjalan menghampiri Blue, dan dugaannya benar pasti bakalan terjadi sesuatu.
Sekar tersenyum, "kalau iya kenapa?"Tanya Sekar sambil tersenyum smirk.
Sekar merupakan gadis cantik yang banyak diincar para kaum Adam. Di sekolah Sekar beserta kedua temannya terkenal sebagai ratu bully karena mereka sering membully orang-orang yang rendah, dan Sekar juga termasuk musuh bebuyutan Blue dan Vina.
"Lo punya masalah apa sama gue?"Tanya Blue dengan raut wajah datar.
"Masalah?"Sekar nampak berpikir, kemudian menganggukkan kepalanya. "Semenjak kehadiran lo, hubungan gue sama Grey jadi renggang."Kata Sekar dengan nada emosi.
Sebelum Grey ditugaskan untuk mengawasi Blue, Grey sempat dekat dengan Sekar sehingga banyak yang salah paham akan hubungan mereka berdua. Dan setelah Grey ditugaskan oleh kepala sekolah untuk mengawasi Blue, hubungan keduanya semakin renggang dan itu membuat Sekar benci terhadap Blue.
"Grey tau kali mana perempuan baik dan mana perempuan yang buruk,"sinis Vina.
Sekar terkekeh mendengarnya, "baikan gue kali dari pada dia."Menatap Blue sinis.
"Ohya?"Tanya Vina, "iya sih cover lo doang yang keliatan baik tapi dalamnya,"Vina menggelengkan kepalanya miris, "lebih buruk daripada wajahnya siburuk rupa."
"Lo kalau ngomong suka ngasal ya!"Kata Sekar emosi tidak suka dengan kalimat yang dilontarkan oleh Vina.
"Kenapa nggak terima? Gue kan ngomong sesuai fakta, gimana Blue benerkan omongan gue?"Tanya Vina yang diangguki oleh Blue.
"Kalau lo nggak percaya coba deh lo ke toilet disana udah disediain kaca yang besar buat lo, biar lo bisa liat diri lo itu kayak gimana."Kata Vina sambil bersedekap dadah dan memandang Sekar rendah.
"Lo,"tunjuk Sekar didepan wajah Vina, "guys cabut!"
"Cih! Cemen lo, main pergi aja.."Teriak Vina yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Sekar.
Vina langsung mengalihkan tatapannya ke tangannya Blue.
"Tangan lo nggak papa?"Tanya Vina khawatir.
"Nggak papa, hanya perih dikit."
"Ke UKS yuk!"Blue menganggukkan kepalanya.
Tiba-tiba ada yang langsung menarik pergelangan tangan Blue yang tidak terkena air panas, dan orang itu Grey.
"Eh lo mau bawa gue kemana?"Tanya Blue kaget.
...~♥~...
Disinilah keduanya berada, di ruangan bercat putih yang di dominasi dengan bau obat-obattan.
Blue duduk diatas brankar sambil memperhatikan Grey yang sibuk mengolesi salep ditangan kanannya.
"Gue pikir lo bakal bawa gue keruangan langganan gue,"ujar Blue membuka suara setelah sekian lama mengatup mulutnya.
Grey mengangkat kepalanya menatap wajah Blue sekitar dua detik kemudian kembali menundukkan kepalanya, kembali mengobati tangannya Blue.
"Perih nggak?"Tanya Grey yang nampak serius mengolesi salep ditangannya Blue.
"Hah?"Tanya Blue yang tidak mendengar perkataan Grey.
"Perih nggak?"Tanya Grey lagi.
"Dikit."Kata Blue yang diangguki oleh Grey.
Melihat Grey sedekat ini membuat jantung Blue berdetak dua kali lebih cepat.
Jantung gue kenapa lagi? Batinnya.
"Selesai,"kata Grey kemudian mengatur kembali kotak P3K dan mengembalikannya ketempat semula.
Blue menatap Grey dengan tatapan yang sulit dibaca, Grey yang menangkap tatapan itu bartanya, "kenapa?"
"Tumben lo peduli sama gue,"
Grey mengerutkan keningnya, dan kembali duduk ditempat yang semula ia duduki.
"Dari dulu kali gue peduli sama lo,"kata Grey santai tapi membuat jantung Blue hampir copot.
"Maksudnya?"
Grey menatap Blue sambil tersenyum kecil, "gue kan manusia, manusia punya sifat peduli kepada sesama manusia. Jadi nggak salah dong kalo gue peduli sama lo atau orang lain."
Blue diam merutuki dirinya yang sudah berpikiran jauh, "oh.."
"Berharap banget ya gue peduli sama lo?"Tanya Grey dengan nada menggoda.
"Amit-amit,"memutar bola matanya.
"Iya, mulut lo ngomong gitu tapi hati lo nggak."
"Sotoy banget lo jadi orang,"ketusnya sambil menatap Grey sinis.
"Kayaknya julukan lo sebagai cowok kutub salah deh,"ucap Blue tiba-tiba.
Grey mengangkat keningnya, "kalau gue liat, lo itu nggak ada dinginnya. Jadi, mereka salah besar ngasih julukan itu ke lo."Lanjut Blue.
Grey menganggukkan kepalanya paham, "gimana mau dingin. Setiap gue didekat lo, gue selalu kehilangan alasan untuk bersikap dingin."Ucap Grey yang mampu membuat Blue merasakan ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya.
"A-apa sih? Nggak jelas,"ucap Blue terbata-bata.
"Salting?"Tanya Grey sembari memperhatikan wajah Blue yang terlihat memerah.
"Salting? Siapa yang salting? Gue nggak salting kok,"membuang muka kesamping.
"Ohhh..."Menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil, merasa gemas dengan tingkahnya Blue.
"Apa lo senyem-senyum?"Grey menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
"Aneh lo, minggir!"Mendorong tubuh Grey sedikit menjauh, dan turun dari atas brankar kemudian berjalan hendak meninggalkan Grey. Tapi instruksi Grey membuanya berhenti di ambang pintu.
"Cuman mau bilang, blush on Nya kurangin dikit jangan terlalu banyak soalnya lo tambah imut kalau blush on lo kebanyakan."Blue langsung memegang kedua pipinya, menatap Grey sebentar kemudian langsung pergi meninggalkan Grey yang sedang tertawa kecil merasa gemas dengan tingkah Blue.
...~♥~...
...TBC...
...Gimana ceritanya? Feel-nya belum dapat ya?...
...Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya......
...Yang paling penting komentar dari kalian, biar aku bisa tau kekurangannya dimana♡...
...Terima kasih bagi yang sudah mau membaca dan memberikan vomentnya♥...
...Tungguin part selanjutnya ya...💙...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Sisi~`~
blue yang di goda aku yang salting
2021-04-18
1