...Masih ada yang nungguin cerita Blue?...
...Kalian apa kabar?...
...Jangan lupa vomentnya ya.....
...Kalau ada typo langsung dikasih tahu, biar cepat diperbaiki♡...
...🍬🍬🍬...
Melihat kejadian dikantin tadi membuat darah Sekar terasa mendidih. Ia sangat kesal kepada Grey karena lebih memilih minumannya Blue daripada minuman yang sudah ia siapkan.
Siapa yang nggak kesal coba? Udah capek-capek pergi ke kantin buat beli minum, udah keluarin duit 6 ribu, eh.. Minumannya malah nggak diminum. Pasti kalian kesal kan?
Dengan wajah yang super duper kusut. Sekar menghampiri kedua sahabatnya yang sedang bersenda gurau didalam kelas mereka, XII IPA 3.
"Eh gimana-gimana berhasil nggak?"Tanya Gabi antusias.
Sekar langsung meletakkan minuman yang sempat ia kasih ke Grey dengan wajah cemberutnya.
"Loh kok masih ada di elo? Lo belum ngasih?"Tanya Putri yang diangguki oleh Gabi.
Sekar berjalan menuju bangkunya yang berada di barisan kedua bagian tengah, dan langsung mendaratkan bokongnya dengan perasaan yang kesal.
"Udah,"jawabnya sedikit ngegas.
"Terus? Kalau udah kenapa masih ada di elo?"Tanya Gabi kini mendudukkan dirinya dibangku yang berada didepannya Sekar.
"Ih! Ini semua gara-gara Blue, gara-gara dia Grey nggak minum minuman dari gue!"Kesalnya dan menendang kaki meja.
"Maksudnya?"Tanya Putri yang tidak mengerti dengan maksud Sekar.
Akhirnya Sekar mulai menjelaskan, dari pertama ia ngasih minuman ke Grey sampai Grey minum minumannya Blue.
"Oh... Gitu ceritanya.."Kata Gabi dan Putri berbarengan sambil menganggukkan kepala mereka.
"Terus lo diam aja?"Tanya Putri.
"Ya enggaklah! Yakali gue diem aja,"menatap Putri dengan raut wajah yang cemberut, kemudian menghentakkan kakinya kesal seraya meletakkan kepalanya di atas meja.
"Udah-udah jangan cemberut gitu,"kata Gabi sambil mengelus kepala Sekar, "mending kita susun rencana, buat kasih pelajaran sama si Blue. Mau nggak?"Sekar mengangkat kepalanya menatap Gabi.
"Rencana apa?"Tanya Sekar.
Gabi tersenyum dan mangajak Sekar dan Putri membentuk lingkaran kecil, dan membisikkan rencana yang telah ia susun.
"Gimana oke nggak?"Tanya Gabi sambil menatap Sekar dan Putri bergantian, tidak lupa dengan senyum smirknya.
"Kalau gagal gimana?"Tanya Putri.
"Beralih ke tahap dua,"jawab Gabi.
"Kalau gagal lagi?"Tanya Putri lagi.
Gabi memutar bola matanya malas, "belum juga di coba, udah langsung mikirin gagal."
"Kita kan gak tau kalau rencana kita bakalan berhasil atau nggak,"
"Ya makanya do'ain biar berhasil,"
"Kayaknya nggak deh, Tuhan gak mungkin ngabulin do'a yang buruk-buruk."
Gabi menghela nafasnya jengah, "lain kali kalau mau nyusun rencana nggak usah ajak si Putri, yang ada rencana kita gagal."Menatap sinis ke arah Putri.
"Berarti Putri, pembawa sial dong?"Tanya Putri dengan wajah polosnya.
"Baru sadar lo?"Tukas Gabi
"Eh... Udah-udah, kok malah berantem."Lerai Sekar, "oke, kita coba rencana awal kalau gagal kita coba rencana ke dua. Kalau gagal lagi kita coba rencana ketiga, pokoknya seterusnya begitu sampai rencana kita berhasil. Oke?"Gabi dan Putri mengangguk.
...~♥~...
Di tempat lain...
"Ngapain lo ngajak gue kesini?"Tanya Blue ketika keduanya sampai di sebuah ruangan yang di penuhi oleh buku-buku, kalian pasti tau itu dimana.
"Mau konser,"jawab Grey sekenannya.
"Yakali diperpustakaan mau konser. Di sini tuh buat nambah wawasan kita, bukan buat konser. Bego,"menatap Grey sinis sambil bersedekap dada.
"Kalau udah tau kenapa masih nanya?"Kata Grey, kemudian menarik Blue untuk duduk di meja belajar yang sudah disediakan di tempat itu.
Setelah mendudukan Blue, Grey pergi meninggalkannya. Dan kembali lagi sambil membawa beberapa buku paket.
"Lah, ini buat apa lagi?"Tanya Blue ketika Grey meletakan tiga buku paket dihadapanya.
"Dimakan,"katanya ngasal, dan mendudukan dirinya disamping Blue.
"Yakali buku dimakan, lo tuh kalau mau jawab pertanyaan dijawab dengan bener. Jangan asal jawab."
"Makanya kalau mau nanya, jangan nanya sesuatu yang udah lo tau jawabannya."Kata Grey sambil menatap Blue sekitar 4 detik, kemudian langsung memfokuskan netranya ke buku dan membuka lembaran demi lembaran buku paket matematika.
"Materi lo udah sampai dimana?"Tanya Grey yang masih sibuk membolak balikkan halaman buku.
"Nggak tau,"kata Blue yang membuat Grey menghentikan aktifitasnya, dan menatap ke arah Blue.
Merasa diliatin Blue menatapnya balik "kenapa?"Tanya Blue sambil mengangkat keningnya.
Grey mengubah posisi duduknya menghadap ke arah Blue, "lo di kelas ngapain aja?"
"Di kelas gue ngapain aja?"Blue nampak berpikir, "kalau nggak tidur paling dengerin musik."
"Terus penjelasan dari guru-guru nggak lo dengar?"Blue menggelengkan kepalanya, "catat?"Tanya Grey lagi yang mendapat tanggapan yang sama pula.
Grey menundukkan kepalanya sambil menghembuskan nafasnya, dan kembali menatap Blue.
"Lo udah kelas XII, bentar lagi ujian. Lo nggak ada niatan buat perbaiki diri lo? Emang lo mau lulus dengan nilai yang buruk?"Ucapnya dengan suara yang pelan dan lembut.
"Ya enggak lah, nggak ada yang mau lulus dengan nilai yang buruk."
"Kalau nggak mau, kenapa nggak coba perbaiki semuanya?"
Blue menatap ke arah Grey, "emang bisa?"
"Kalau lo mau, pasti bisa."
"Terus kalau gue udah perbaiki diri gue, apa ayah sama bunda gue bakal nganggap gue?"Tanya Blue sambil menatap kedua bola mata Grey intens.
Mendengar pertanyaan itu membuat Grey terdiam. Ia merasa ada yang aneh dengan nada bicaranya Blue. Nada bicaranya terdengar seperti menahan sesuatu yang mungkin belum pernah ia sampaikan kepada semua orang, dan Grey bisa lihat kalau di mata Blue ada begitu banyak kesedihan dan luka yang berusaha di tutupi oleh Blue.
Blue menjentikkan jarinya didepan wajah Grey. Grey yang tersadar dari lamunannya langsung mengedipkan matanya beberapa kali.
"Serius amat pak, gue becanda kali jangan diambil serius. Masa orang tua gue nggak nganggap gue, orang tua macam apa mereka yang gak mau mengakui anak mereka."Kata Blue sedikit terkekeh, mencoba untuk menutupi kehidupannya yang sebenarnya.
Ia tidak mau orang-orang mengasihaninya, ia benci dikasihani. Karena kalau ada yang mengasihaninya ia akan terlihat seperti orang lemah, makanya ia menutupi cerita hidupnya kepada semua orang kecuali Vina dan Bi Sari. Karena, mereka berdua sudah mengenal Blue dari waktu yang lama.
"Udah ah, gue mau ke kantin."Berdiri dari duduknya hendak meninggalkan Grey. Tapi, tangannya keburu ditahan oleh Grey.
"Gue belum izinin lo pergi,"
"Emang gue minta izin sama lo?"Tanya Blue yang tidak mendapatkan respon, "ck! Gue laper Grey, dari pagi belum makan. Kalau gue pingsan disini emang lo mau bopong gue?"
Grey nampak berpikir, dan berkata "bentar!"Ia mengatur buku paket yang ia ambil tadi dan dikembalikannya ketempat semula, setelah itu menghampiri Blue.
Grey langsung menarik Blue keluar dari dalam perpustakaan, membawanya entah kemana.
"Lo mau bawa gue kemana lagi Grey? Perut gue udah pada demo nih, minta di isi."Kata Blue mencebikkan bibirnya dan tetap mengikuti langkahnya Grey.
"Ngapain ngajak gue ke kelas lo? Seharusnya kita ke kantin bukan ke sini."Kata Blue sedikit kesal.
"Katanya laper,"kata Grey yang sibuk menggeledah tas ranselnya.
"Iya laper, seharusnya kita ke kantin bukan ke sini. Ah elo, gimana sih.."
Grey mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya dan meletakkannya diatas meja tepat dihadapan Blue.
"Apaan?"Tanya Blue menatap kotak bekal berwarna biru itu.
"Duduk,"menyuruh Blue untuk duduk di tempat duduknya yang berada di depan.
Blue menuruti ucapan Grey tanpa bertanya-tanya, mungkin tenaganya sudah menipis.
Grey membuka kotak bekal itu, dan nampaklah isi dari kotak bekal itu. Nasi goreng, telur mata sapi, ketimun, membuat Blue susah payah menelan ludahnya. Ini adalah makanan kesukaannya.
"Buat gue?"Tanya Blue menatap Grey dengan tatapan yang gembira.
"Hm,"
"Ih kok lo tau kalau gue suka nasi goreng,"kata Blue girang dan mulai mencari sesuatu didalam kotak bekal itu.
"Kok nggak ada sambalnya?"Tanya Blue.
"Lo mau atau enggak? Kalau enggak bakal gue kasih ke orang lain."
"Enak aja, ini kan punya gue ngapain kasih ke orang lain. Lagian Gue kan cuman nanya sambal, gue nggak bilang kalau gue nggak suka."Setelah itu Blue mulai menyantap nasi goreng itu dengan nikmat.
Sekitar 15 menit Grey menunggu Blue selesai makan. Grey langsung menyodorkan air mineral yang ia bawa dari rumah dan Blue langsung meminumnya.
"Egh! Alhamdulillah kenyang, lo yang buat?"Tanya Blue.
"Nyokap,"
Blue menganggukkan kepalanya, "besok-besok bawain gue nasi goreng lagi ya, masakan nyokap lo enak. Nasi gorengnya pak Ujang aja kalah sama nasi goreng punya nyokap lo."
"Bilang ke nyokap gue, jangan bilang ke gue."
Blue memutar bola matanya malas, "eh.. Kok lo nggak makan bekalnya? Bukannya itu punya lo ya? Kenapa lo kasih ke gue? Lo nggak suka nasi goreng?"Tanya Blue beruntun.
"Bekal itu gue siapin buat lo,"kata Grey yang Blue kaget dan juga bingung.
"Ha! Buat gue?"
Grey menganggukkan kepalanya, "gue tau lo sering nggak sarapan pagi, makanya gue siapin bekal buat lo."
"Lo tau dari mana? Kan lo nggak satu rumah sama gue, apa jangan-jangan lo cenayang ya?"Kata Blue sambil memicingkan matanya.
Tuk...
Grey menyentil jidatnya Blue sehingga membuat Blue mengadu.
"Balik ke kelas, 5 menit lagi masuk."Kata Grey.
Dengan malas Blue berdiri dari duduknya dan hendak meninggalkan Grey. Tapi, instruksi Grey membuat dia menghentikan langkahnya.
"Ke kelas, jangan ke rooftop."
"Tau aja lo,"dan membalikkan badanya hendak pergi. Tapi, lagi-lagi suara Grey membuat Blue harus menghentikan langkahnya.
"Apa lagi?"Tanya Blue sedikit kesal.
"Kalau kelas lo free, lo datang ke perpus belajar disana. Jangan pergi ke kantin atau rooftop, atau sampai bolos sekolah."
"Terus lo pikir gue bakal nurutin ucapan lo? OGAH!"Setelah mengatakan itu Blue benar-benar pergi meninggalakn Grey.
Yang bisa Grey lakukan adalah menghela napas dan bersabar.
...~♥~...
...TBC...
...Menurut kalian cerita dipart ini gimana? Seru? Atau membosankan?...
...Pendapat kalian tentang cerita dipart ini, komen sesuka hati kalian aku terima kok....
...Sampai jumpa di part selanjutnya....
...Love you all♥...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments