Bagus juga kalau begitu. Pasti kamu akan secepatnya melupakan Nicholas. Patah tumbuh hilang berganti." ucap Zahra sambil mengembangkan senyumnya menatap Santika Diandra dengan Tatapan yang sulit diartikan.
Sebentar ya!" saya akan siap-siap dulu,baru kita pergi.Tidak mungkin juga kan aku pergi dengan posisi seperti ini. Pasti kamu akan malu nanti jika melihat penampilanku yang acak-acakan seperti ini." ucap Zahra kepada Santika Diandra.
Beberapa menit kemudian Zahra muncul dengan penampilan yanga sangat berbeda kali ini. "Gila benar, Lo cantik amat." celetuk Santika sambil memperhatikan penampilan sang sahabat Yang terlihat berbeda dari biasanya.
"Yei.... kamu saja yang ngak nyadar kalau sahabat kamu ini sangat cantik." ucap Zahra membuat Santika langsung tertawa ngakak.
"Kan begini bagus, riang dan gembira. Ngapain mikirin Nicholas yang belum tentu mikirin kamu juga." ucap Zahra sambil berjalan mendahului Santika keluar dari rumah sederhana, yang selama ini ditempatinya.
Santika masuk kedalam mobil Lamborghini miliknya di ikuti oleh Zahra duduk disamping kemudi. Santika mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Seolah dirinya sendiri yang memiliki jalan.
BRAK....
Tiba-tiba Santika menabrak seseorang yang mengendarai sepeda motor. Hingga wanita paruh baya yang mengendarai motor metik itupun terpental ke trotoar.
Zahra Panik. Ia meminta Santika untuk meninggalkan lokasi kejadian itu. Tetapi Santika yang merasa bersalah telah menabrak wanita paruh baya itupun langsung turun. Banyak masyarakat yang berdatangan melihat kondisi Ibu paruh baya itu.
"Hei.... kamu yang menabrak? bertanggung jawab dong." teriak salah satu saksi mata yang melihat kejadian itu.
"Iya, maaf saya tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab apa yang saya lakukan. Saya akan membawanya ke rumah sakit tolong bantu saya memasukkannya ke dalam mobil saya." ujar Santika Diandra kepada masyarakat yang ada di sana.
Sementara Zahra sudah ketakutan berada di dalam mobil. Ia menyesalkan Santika Diandra keluar dari dalam mobilnya dan berniat membantu wanita paruh baya yang ditabrak Santika.
"Ada-ada saja ini si Santika. Main keluar saja tadi.Lebih baik langsung ditinggalkan tadi kan tidak ribet urusannya." gerutu Zahra sambil menatap Santika dengan Tatapan yang sulit diartikan. Kemudian Santika Diandra membawa wanita paruh baya itu ke rumah sakit terdekat. Berharap kondisinya baik-baik saja.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 15 menit kemudian, Santika Diandra memarkirkan mobil Lamborghini miliknya di halaman rumah sakit. Dan berteriak minta tolong kepada dokter yang bertugas di sana agar segera menangani Ibu paruh baya yang baru saja ditabrak oleh Santika Diandra.
Dokter pun langsung melakukan pemeriksaan untuk wanita perubahan yaitu. Sang dokter pun memastikan kalau kondisinya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Santika Diandra dan Zahra bernafas lega. ketika dokter mengatakan kalau kondisi Ibu paruh baya itu baik-baik saja.
Setelah menyelesaikan administrasinya kepada pihak rumah sakit, Santika Diandra meminta maaf kepada Ibu paruh baya itu atas insiden yang terjadi terhadapnya. Wanita paruh baya itu mengembangkan senyumnya menatap tulus Santika Diandra. "Tidak apa-apa nak. Ibu juga kurang hati-hati tadi. sahut Ibu paruh baya itu ketika Santika Diandra meminta maaf kepadanya.
Santika mengeluarkan dompet yang ada di tas sandang miliknya, berniat memberikan beberapa pecahan seratus kepada Ibu paruh baya itu. Tetapi Ibu paruh baya itu pun langsung tersenyum dan mengembalikan uang pemberian Santika.
Tiba-tiba seorang anak kecil berlari masuk ke ruang UGD tempat Ibu paruh baya itu diperiksa. oma kenapa? aku dengar dari om Arif, kalau oma mengalami kecelakaan. Tanya bocah kecil yang terlihat menggemaskan itu.
"Ya sayang, tadi oma kurang hati-hati. Tapi Oma tidak apa apa kok." sahut Ibu paruh baya itu sambil langsung memeluk bocah kecil itu. Arya Wiguna masuk ke ruang UGD berniat untuk memastikan kondisi ibunya bahwa dirinya mendapat kabar dari salah satu asistennya kalau Ibu Rosalinda berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan.
Hal itu membuat Arya Wiguna menjadi panik ketika mendengar Ibunya mengalami kecelakaan.
"Mom apa yang terjadi? tanya Arya Wiguna penuh selidik.
"Tidak apa-apa nak. Ibu tadi kurang hati-hati mengendarai sepeda motor matic yang sudah lama tidak dipakai itu.
"Apa?
"Mami naik sepeda motor sendiri?
memangnya siapa yang memberikan Mami izin mengendarai motor sendiri? kan Arya sudah menyediakan sopir pribadi untuk mami. Lagian ada mobil yang akan ditumpangi. Mengapa harus pakai motor? pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh Arya Wiguna kepada Ibu Rosalinda.
"Mom Buru buru, mom takut macet. Jadi mom memilih pakai motor saja." sahut Ibu Rosalinda sambil mengembangkan senyumnya.
"Siapa yang menabrak mami? aku tidak akan mengampuninya." pekik Arya Wiguna tanpa memperhatikan sosok Santika Diandra dan Zahra yang berdiri tidak jauh dari ibu Rosalinda.
"Ibu tidak apa-apa kok. lagian ibu yang salah." sahut Ibu Rosalinda sambil menata putranya dengan Tatapan yang sulit diartikan.
"Maaf Tuan saya yang menabrak Nyonya Rosalinda. Tetapi sumpah! saya tidak berniat menabraknya. Saya tidak sengaja tuan." ucap Santika Diandra kepada Arya Wiguna.
Arya Wiguna menatap Santika Diandra dengan tatapan tajam. "Jika terjadi sesuatu kepada ibuku maka aku tidak akan segan-segan mencabut nyawamu." ucap Arya Wiguna membuat Santika Diandra dan Zahra bergidik nyeri mendengar ancaman dari Arya Wiguna.
"Sadis amat sih lo!" Sudah di tolongin juga mami kamu, tapi kamu masih saja ngoceh. syukur-syukur kami bawa ke rumah sakit. Bagaimana kalau kamu tinggalkan begitu sajam" gerutu Zahra sambil menatap Arya Wiguna dengan tatapan tajam.
"Jika kamu tidak membawa ibuku ke rumah sakit, maka saya akan melaporkan kalian ke kantor polisi. Untuk saat ini saya masih mengampuni kamu. Karena kondisi Ibu saya tidak terlalu parah." sahut Arya Wiguna menatap Zahra dengan tatapan.
"Eh kakak cantik!" sapa bocah kecil bernama Khanza Aulia yang baru saja ngobrol bersama sang oma.
"Eh Adik manis....., cantik banget sih kamu." sapa Santika Diandra sambil meraih tubuh gadis kecil dan imut itu.
"Kakak cantik, Kakak cantik baik banget menghantarkan Oma kanza ke rumah sakit. ucap Khanza Aulia kepada Santika Diandra.
"Tidak sayang, Kakak yang salah Kakak tidak sengaja menabrak Oma kamu, sehingga Kakak membawa Oma kamu masuk ke rumah sakit. Agar Oma mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan." sahut Santika Diandra menatap Khanza Aulia dengan penuh kasih sayang.
"Khanza, jangan terlalu dekat dengan orang asing." teriak Arya Wiguna kepada putrinya.
"Tidak apa-apa Pi, Kakak cantik baik kok. bahkan Kakak cantik mau berteman Khanza." ucap Khanza Aulia sambil mengembangkan senyumnya. Khanza Aulia memperhatikan Santika Diandra dengan seksama.
"Oh ya Kak namaku Khanza Aulia. Nama Kakak siapa?" Tanya Khanza Aulia berharap kalau Santika Diandra juga akan memperkenalkan dirinya. Dan saat itu juga Santika Diandra memperkenalkan dirinya kepada gadis kecil yang membuat dirinya gemas dan melupakan kekesalannya melihat Arya Wiguna. Yang berbicara seenak jidatnya Saja.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🌺awan's wife🌺
Arya Wiguna,,,,,,demi Tuhan,,,,
2023-01-01
1
Riana
calon emak itu khanza🤭
2022-10-14
0
⏤͟͟͞R Bellva
lagi mbak
2022-10-09
2