My Baby And My Savior Lord

My Baby And My Savior Lord

Brixton

Pukul sebelas malam terlihat salah satu ruangan di sebuah Gedung pencakar langit masih diterangi oleh lampu.

Seorang pria tampan nan gagah tampak menutup laptopnya setelah menyelesaikan pekerjaan kantor yang masih menumpuk.

Rasa lelahnya membuat si pria tak konsen untuk meneruskan pekerjaan ini, ia berniat untuk melanjutkannya di esok hari.

Dilihatnya jam tangan yang sudah menunjukkan angka sebelas, tak ada ekspresi yang timbul seolah ia sudah biasa bekerja di tengah malam.

Disandarkan punggung lebar tersebut di kursi kebesarannya, sembari menutup mata guna mengistirahatkan tubuh lelah itu.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu tak membuat ia bergeming, hingga akhirnya si pengetuk membuka pintu ruangan kemudian masuk ke dalam.

"Selamat malam Tuan, maaf sudah menganggu waktu anda" ucapnya dengan hormat.

"Apakah kita pulang sekarang, Tuan?" Lanjutnya lagi.

Aderald menghela nafas berat, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Hmm... Kita selesaikan pekerjaan ini besok" katanya.

Aksa, asisten dari keluarga Brixton yang telah mengabdi selama lima tahun itu pun segera membereskan barang-barang milik atasannya.

Aderald mulai membuka mata dan bangkit kursi kerja, ia lantas melangkahkan kaki keluar ruangan diikuti oleh sang asisten setia.

***

Lampu-lampu kota kian menemani kepulangan Aderald dari kantor, pria berusia 30 tahun itu menatap datar ke arah jendela mobil.

Tak ada yang menarik, tempat-tempat indah yang ia lihat sepanjang jalan tak ada yang membuatnya sekedar ingin berkunjung kesana.

Rumah dan perusahaan menjadi satu-satunya tempat yang selalu ia pijaki, diusia matangnya ini entah apa yang harus ia cari, Aderald hanya melangkah lurus kedepan.

Sang asisten hanya sesekali menatap ke arah kaca spion mencoba membaca raut muka seorang Aderald Brixton yang tak berekspresi.

"Anda ingin ke suatu tempat terlebih dahulu, Tuan?" Tanya Aksa fokus mengendarai, meski ia tau jawaban apa yang akan keluar dari mulut Aderald.

Mendengar tawaran asistennya Aderald tanpa berpikir panjang langsung menolak, tak ada yang ingin ia kunjungi, Aderald hanya ingin pulang ke rumah.

"Tidak, langsung pulang saja"

"Baik, Tuan"

Mobil Mercedes keluaran terbaru itu melaju lesat di tengah malamnya kota, jalanan basah akibat hujan yang turun sore tadi masih belum kering sepenuhnya, membuat malam itu terasa lebih dingin dari biasanya.

Beberapa menit kemudian kendaraan beroda empat itu perlahan berhenti ketika sampai di sebuah persimpangan jalan, Aksa mengernyitkan alisnya ketika para kendaraan berjejer macet di malam hari.

Hal itu pun mengundang perhatian Aderald, ia mulai menoleh ke depan melihat apa yang terjadi.

"Ada apa ini?" Tanya Aderald.

"Saya juga kurang tau, tuan. Biar saya tanyakan dulu pada orang lain" Aksa keluar dari mobil dan menghampiri seorang pria paru baya yang berdiri tak jauh dari kendaraan mereka.

Pria itu tampak bercakap-cakap sebentar lalu kembali masuk ke dalam mobil.

"Ada kecelakaan mobil dua puluh meter dari sini, itu sebabnya kendaraan lain tidak bisa melintas" jelas Aksa ketika mendapat informasi.

Mendengar itu Aderald memutar bola mata malas, ia memijat pangkal hidungnya kesal. Bukan ia tidak bersimpati, namun hal ini membuat mereka tak bisa sampai ke rumah lebih cepat.

"Huffftttt.... Lalu kita harus menunggu disini semalaman? Begitu?!" Gumamnya mengumpat.

"Menurut saya kita bisa melewati jalan pintas, dari map yang saya lihat ada beberapa jalur yang bisa kita lewati untuk sampai ke mansion tuan. Apakah Tuan bersedia? Atau saya carikan penginapan terdekat untuk anda beristirahat" ujar Aksa panjang lebar.

Namun Aderald menggeleng, ia tak mau menginap di hotel selain di rumahnya sendiri. Aderald pun memilih memakai jalan pintas yang disarankan oleh asistennya.

"Pakai jalan pintas saja, aku ingin segera berada di mansion"

"Baik Tuan, saya akan putar balik terlebih dahulu"

Sesuai yang dikatakan aderald, Aksa langsung membelokkan mobil tersebut dan melajukan kendaraan itu seperti yang tertera di dalam map ponselnya.

Hal yang pertama kali dilalui oleh kedua pria berjas, mereka melewati jalanan sepi dan terpencil.

Hanya ada rumput tinggi yang mengelilingi kendaraan berwarna hitam mengkilap milik Aderald.

Jalanan pun tak semulus jalan raya, banyak bebatuan yang membuat mobilnya bergoyang ke kanan dan ke kiri. Suasana pun gelap gulita, hanya lampu mobil yang menerangi jalan tersebut.

"Kau yakin ini jalan pintasnya?" Tanya Aderald ragu.

"Saya hanya mengikuti map saja, Tuan. tapi saya yakin jalan pintasnya tidak salah" jawab Aksa mencoba meyakinkan.

Aderald pun diam tak bersuara, yang penting ia sampai ke mansion malam ini. Aderald memilih memejamkan mata dan berharap ketika ia membuka matanya mereka sudah tiba di tempat tujuan.

Namun, baru saja Aderald akan menutup kedua matanya tiba-tiba saja mobil berhenti secara mendadak membuat tubuhnya terhuyung ke depan.

Ckitttttttttt.........!!!

Suara rem mobil terdengar sangat nyaring, Aderald maupun Aksa sama-sama terkejut dibuatnya! Aderald langsung membenarkan posisi badannya dan melihat apa yang baru saja terjadi.

"Ada apa lagi ini? Kenapa kau mengerem mendadak seperti itu?!" Tegur Aderald.

"Maaf Tuan, ada seorang wanita yang menghalangi jalan kita" sahut Aksa.

Seketika Aderald pun mengedarkan pandangannya ke depan, dan benar saja! Seorang wanita berdiri tepat di depan mobilnya membuat mereka tak bisa menjalankan kendaraan tersebut.

Kedua alis Aderald menyatu membentuk kerutan di dahi, merasa bingung dengan tingkah laku wanita itu.

"Sedang apa dia? Kenapa dia tidak menyingkir?" Kata Aderald.

Tak lama wanita itu semakin mendekati kendaraan milik Aderald, ia mengetuk-ngetuk kaca mobil dengan ekspresi ketakutan, terus mengetuk-ngetuk kaca mobil secara bergantian.

"Tolong...! Tolong akuuuu.......!"

"Tolong biarkan aku masuk Tuan....! Tolonggg ...."

Pintanya ketakutan, Aderald dan Aksa sama-sama bingung dengan permintaan wanita ini. Mereka tak langsung membuka pintu mobil.

"Tuan, apa tidak sebaiknya kita tanyakan terlebih dahulu tentang apa yang terjadi?" Seru Aksa.

Aderald mengangguk setuju, "Ya, kita tanyakan terlebih dahulu"

Akhirnya kedua pria itu keluar dari mobil, memberikan secercah harapan bagi perempuan tersebut.

Namun, betapa terkejutnya mereka ketika melihat lumuran darah mengotori pakaian wanita ini!

Deg!

"Tuan tolong aku.... Biarkan aku masuk ke mobil, aku mohon Tuannn!!" Pintanya memohon.

"A-ada apa ini? A-apa yang terjadi padamu?" Tanya Aderald terbata-bata, terlalu syok melihat penampilan orang asing didepannya.

"Hiksss.... Aku mohon izinkan aku masuk dulu Tuannn.... Aku harus selamatkan bayi ini dulu. Aku mohonnnnn" tangis perempuan itu sedikit memaksa.

Tatapan Aderald beralih pada perut si wanita, terlihat kekhawatiran dari sorot matanya. Tangan mungil itu terus memeluk perutnya yang sedikit membuncit.

Wanita ini sedang hamil???

"Tuan, sebaiknya kita turuti permintaannya dulu" saran Aksa pada Aderald.

Aderald tak bisa berpikir jernih, ia pun lantas mengangguk dan membiarkan si wanita masuk ke dalam mobilnya.

"Terimakasih, Tuan" ucapnya lalu bergegas masuk.

...***...

...Adrenal Brixton...

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

ikut membaca

2023-10-21

0

Hany

Hany

hadir thoor ijin nyimak 🙏

2023-02-04

1

Mawar Putih

Mawar Putih

mmpir kak

2023-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!