"K-kebakaran?? Mereka semua berteriak kebakaran!" Cetus Dona belingsatan.
Tiba-tiba saja salah satu karyawan membuka pintu ruangan dan menyuruh ketiganya untuk segera keluar dari gedung ini.
"Tuan... Telah terjadi kebakaran, kita harus turun dari sini apinya sudah mulai menyebar" titah lelaki itu.
"Tentu, ayo semuanya kita keluar" ucap manajer Adam.
Ketiganya pun detik itu juga pergi meninggalkan ruangan, berlari menuju lift yang akan membawa mereka turun dari gedung paling atas ini.
Aderald dengan gesit menggenggam lengan Dona agar wanita itu tetap berada disisinya, menarik Dona sampai mereka masuk ke dalam lift disana.
"Apa kita masih bisa keluar ketika sudah di bawah?" Tanya manajer Adam pada karyawan yang juga berada di lift.
"Saya kurang tau, Tuan. Namun kebakaran bermula di lantai dasar kemungkinan sekarang api sudah semakin membesar" jelasnya.
"Apa sudah menghubungi pemadam kebakaran?"
"Sepertinya sudah, hanya saja belum ada satupun yang datang"
Manajer Adam menghela nafas kasar, ia sendiri masih dibuat syok dengan peristiwa yang sekarang sedang berlangsung.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sampai bisa terjadi kebakaran seperti ini?" Ujar Dona membelah obrolan dua lelaki itu.
"Yang saya dengar jika api muncul secara tiba-tiba, tidak ada yang tau bagaimana asal mula percikan api bisa terjadi. Dan lagi api tidak berasal dari ruangan seperti dapur maupun ruang teknisi, kami akan menyelidikinya setelah keluar dari sini"
Dari penjelasan karyawan itu Dona jadi tidak enak perasaan, semua kejadian buruk ini terjadi secara berturut-turut.
Dari mulai aksi pengejaran, kematian Jarvis, hingga kebakaran perusahaan.
Apakah ini ada kaitannya satu sama lain?? Pikiran Dona langsung terarah bergitu saja.
Ting!
Pintu lift terbuka, keempatnya langsung melangkah keluar. Lantai dasar yang kini mereka injaki sudah setengahnya dipenuhi bara api, membuat mereka terbelalak tak percaya.
"Hati-hati semuanya, tetap bersama-sama"
Tetapi ketika baru beberapa langkah, sebuah lampu gantung berukuran cukup besar jatuh di hadapan mereka.
"AWASSS.....!!"
BRAKKKK!!!
Dona membeku ketika lampu tersebut hampir mengenai dirinya, jantung Dona serasa berhenti berdetak. Ia memegang dadanya sangking terkejut.
"Nona, Anda baik-baik saja?" Tanya manajer Adam.
Dona mengangguk kecil sembari terus melihat lampu besar yang sudah terjatuh itu, satu langkah saja mungkin Dona sudah berada tepat di bawah benda besar tersebut.
Belum hilang keterkejutan Dona, kini ia dibuat terkaget ketika Aderald tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
"Akhhh! A-apa yang...."
"Terlalu berbahaya membiarkan mu berjalan sendiri, biar aku membantu menggendong mu" potong Aderald.
"T-tidak perlu, aku akan lebih berhati-hati lagi sekarang. Tolong turunkan aku" tolak Dona tak nyaman dengan posisi demikian.
"Diamlah, ini demi keselamatan bayimu juga"
Dengan sedikit terpaksa akhirnya Dona membiarkan kemauan Aderald.
"Pegangan yang erat" Dona menurut, ia mengalungkan lengannya di leher Aderald. Mereka pun kembali melangkah dengan waspada kalau-kalau ada sesuatu yang jatuh menimpa keempat orang tersebut.
"Tuan Adam!! Lewat sini" seorang satpam memanggil sang manajer tak jauh dari tempat mereka berada, mengarahkan jalan menuju keluar.
"Kesini semuanya!" Mereka lantas mengikuti arahan tersebut, semua begitu rusuh, banyak teriakan dimana-mana, membuat yang lain semakin ikut dibuat panik.
Hingga akhirnya mereka semua berhasil keluar dari gedung, semuanya berlari sejauh mungkin. Di luar sana sudah banyak kerumunan orang-orang, mulai dari pegawai, warga yang ingin melihat, sampai polisi dan juga pemadam kebakaran yang baru datang. Petugas dengan cepat turun untuk memadamkan si jago merah.
Aderald pun menurunkan Dona diantara sekumpulan orang-orang, wanita itu terperangah melihat gedung milik sang suami terbakar dengan hebat!
Bagaimana ini bisa terjadi?!! Seperti ada yang tidak beres dengan semua ini.
Tak ketinggalan, semua warga berbisik-bisik membicarakan kebakaran yang terjadi di depan mata mereka.
"Woahh... besar sekali apinya"
"Kenapa bisa terjadi ya?"
"Sayang sekali padahal perusahaan ini sedang naik daun"
"iya ya, sayang sekali"
Begitu pun yang terjadi pada Dona, apalagi ia adalah istri dari si pemilik perusahaan. Lebih merasa terkejut atas apa yang menimpa perusahaan.
"Gedungnya.... Hancur..." Lirih Dona terisak.
Semua kerja keras yang telah dibangun oleh Jarvis hilang dalam sekejap! Bagaimana hancurnya Jarvis ketika mengetahui hal ini?
Dan lagi menjadi satu-satunya harta yang bisa membuat Dona menghidupi calon putranya kini benar-benar tak tersisa, bagaimana Dona akan menghidupi bayinya dengan layak?
"Hiksss.... Ya Tuhan, bagaimana bisa?! Hiksss..."
Aderald berusaha menenangkan Dona, mengusap punggung wanita disampingnya yang tengah terpuruk.
"Kita akan selidiki ini, tenangkan dirimu dulu"
"Tapi gendungnya.... Hiksss...."
"Aku tahu, tapi lagi-lagi kita harus terkena terkena musibah ini. Yang terpenting kita semua selamat dan tidak ada korban jiwa"
Dona hanya bisa terisak tak mampu untuk berkata-kata, hatinya terlalu sakit melihat bangunan yang sudah setengahnya terbakar habis, mengingat bagaimana perjuangan sang suami membesarkan perusahaannya kini seketika hanya tinggal nama.
Aksa sang asisten menghampiri Aderald, lelaki itu tampak bernafas lega ketika atasannya sudah keluar dari dalam gedung.
"Tuan, saya mencari anda kemana-mana. Anda baik-baik saja? Saya pikir Tuan dan Nona masih berada di dalam" ucap Aksa dengan nafas yang berderu.
"Kami baik-baik saja, tapi Dona masih terlalu syok atas kejadian ini" Jawab Aderald.
Kepala Dona tiba-tiba terasa pening, pandangannya mendadak buram seperti berputar-putar. Tak lama semua menjadi hitam dan Dona pun jatuh pingsan.
"Dona!!" Aderald dengan cepat menahan tubuh Dona agar tak jatuh ke tanah, pria itu terlihat panik ketika mengetahui Dona tidak sadarkan diri.
Aderald dengan cepat menggendong Dona kemudian membawa wanita itu masuk ke mobilnya.
"Aksa kita ke rumah sakit sekarang!"
"Baik, Tuan"
Mereka bertiga pergi meninggalkan area perusahaan, bergegas mencari rumah sakit untuk memastikan kondisi Dona yang kini masih setia menutup mata.
Aderald mengangkat sedikit kepala Dona kemudian ditaruhnya di atas paha Aderald supaya wanita itu mendapatkan posisi nyaman.
Dona tampak kacau dengan air mata yang masih membasahi kedua pipi, wanita ini begitu banyak mendapat masalah di masa kehamilan, ia harap tak terjadi apa-apa pada bayinya juga.
"Kau pasti lelah dengan semua ini" lirih Aderald ikut merasa kepedihan yang dihadapi Dona, dengan hati-hati Aderald menghapus air mata itu dengan lengannya sendiri sembari menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Donatella.
Noda hitam akibat asap tadi menghiasi beberapa bagian wajah Dona namun tak membuat kecantikannya hilang memudar.
"Lebih cepat lagi, Aksa!" titah Aderald tak sabaran.
"Baik, Tuan" Aksa pun menginjak pedal gas lebih dalam, mempercepat perjalanan mereka menuju rumah sakit.
•
•
•
•
Hai Readers Jangan Lupa Votenya Ya🥰
Mamie Tunggu😘
Love❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Hanny'76
orang dalam kantornya juga banyak penjahatnya menyebar disekitar kehidupan Dona juga suaminya
2022-12-02
4
Eka ELissa
blom nmu...siapa pnjht sesungguh nya...msih ngumpet tapi main licik...
apkh kluarga jarwis...atau rekn bisnis jarwis...enhlah hy emk yg tau
2022-10-29
4
PeQueena
kejadian berturut-turut. pelaku tau keberadaan donna.berati selama ini gerak gerik donna telat dipantau...
eemmm...🤔
2022-10-27
2