CH 1. Aku adalah Pemain Depan

Keesokan Hari setelah pertandingan Parung FC U19 VS Kujang FC U19.

Di komplek perumahan pada hari Senin sore ....

Terlihat seorang remaja laki-laki beranjak dewasa berumur 17 tahun, tinggi sekitar 170 cm, berat sekitar 50 kg, berkulit putih yang di turunkan dari ibunya yang keturunan Jawa Manado.

Laki-laki itu bernama Ali Heryandana.

Muka dari Ali terlihat seperti percampuran Arab Sunda dengan mata yang besar, hidung mancung dengan bentuk muka oval yang diturunkan dari Ayahnya.

Rambut lebat belah tengah Ali mengalun alun ketika Ali sedang berlari.

Ia sedang berlari menuju warung rumahan yang berada sekitar 100 meter dari rumahnya.

Sesampainya di warung rumahan itu.

"Beli!..Beli!.." seru Ali memanggil Ibu warung yang tidak terlihat berada didalam warungnya.

"Heem ... kemana niiih si Ibu warungnya."

Ali yang tidak sabaran lalu masuk ke dalam warung sampai dekat pintu masuk ke rumah Ibu itu.

Sesampainya di depan pintu ....

Kreeek!

Pintu itu tiba-tiba terbuka.

"Astaga!" seru Ibu warung itu yang kaget melihat muka Ali yang sudah berada tepat didepan mukanya.

"Nanaonan ( apa apaan ) kamu Ali ujug ujug ( tiba-tiba ) sudah ada di depan pintu."

Ibu warung yang kaget itu menggerutu kepada Ali.

"Mau beli apa kamu Ali?" tanya Ibu warung.

"Itu Buu, beli garam sebungkus ama penyedap rasa 1 aja," jawab Ali.

Tak lama kemudian Ibu warung memberikan garam dan penyedap rasa yang dibeli oleh Ali.

"Ini bu uangnya ama minuman dingin ini 1 jadi pas yah uangnya," ucap Ali yang langsung berlari lagi menuju ke rumahnya.

Rumah Ali berada di komplek perumahan Pondok Kemang, perumahan yang kebanyakan di isi oleh PNS- PNS karena dulunya perumahan ini merupakan perumahan subsidi pemerintah.

Ayahnya Ali sendiri diangkat menjadi PNS setelah pensiun dari karir sepak bola profesionalnya.

Ibunya Ali adalah seorang Ibu Rumah Tangga.

Sesampainya di rumah, Ali langsung memberikan garam dan penyedap rasa itu ke Ibunya.

"Mana kembaliannya A?" tanya Ibu.

"Dibeliin es Bu ...." jawab Ali, lalu ia menuju komputer PC kerja Ayahnya yang letaknya tidaklah jauh dari ruang tamu rumah itu.

kleek!

Ia menekan tombol Power komputer itu.

dan ....

Mulai bermain games di komputer itu.

Jam 7 Malam ....

Ibu Ali telah selesai beres-beres rumah dan selesai masak juga, ia lalu menata piring masakan di meja makan.

Selesai dengan pekerjaan rumahnya ia lalu mengarahkan perhatiannya kepada anaknya yang sedari tadi sore hanya bermain games saja.

Ibu Ali yang masih merasa capek ini lalu menghampiri Ali yang sedang asik duduk didepan komputernya.

"Aa dari tadi sore kok cuma maen game saja di komputer Ayah, Aa sudah ngerjain PR belum?" tanya Ibu kepada Ali dengan lembut.

"Nanti kalau Ayah tahu kamu maen game terus di komputernya, bisa marah marah loh? Soalnya bentar lagi kan Ayah pulang," ucap Ibu menasihati Ali.

Ali sebenarnya mendengar perkataan Ibunya tapi tidak mengindahkannya, ia terlalu serius dengan permainan game nya dengan matanya yang menegang selalu terpaku melihat monitor komputer.

"Bentar Bu, lagi nanggung!" kelit Ali.

Tak..Tak..Tak..Tak..Tak..

Suara mouse dan keyboard dari komputer semakin keras di hentak oleh jari Ali.

"ALI HERYANDANA!!!" Ibunya berteriak tegas.

Mendengar panggilan namanya yang lengkap, Ali langsung menekan dan tahan tombol power.

Bluup!

Monitor komputer pun langsung mati seketika.

"Iyaaa deh Buu," ucap Ali seraya menundukkan kepalanya dan berlari kecil menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

"Kerjain PR nya yah Aa!" seru Ibu.

"Iyaaa Buu!" seru Ali membalas Ibu.

"Kalau PR mah gampang besok pagi saja aku kerjakan di sekolah nyontek ke si Reza," gumam Ali.

Sesampainya di kamar ....

Ali langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur.

"Aaahhh ...." Ali yang akhirnya lega bisa rebahan di kasurnya busanya.

Ali sebagai Milanisti sejati mempunyai kamar bernunsakan merah dan hitam, warna kebanggaan AC Milan klub besar yang merupakan klub paling bersejarah di negara Itali.

Terlihat poster-poster dari idolanya yaitu Filipo Inzaghi yang menempel pada dinding tembok kamarnya.

Ali memang berbeda dengan teman-temannya yang lain. Apabila teman-temannya yang lain hampir semua mengidolakan Cristiano Ronaldo, Leonel Messi dan Neymar.

Ali lebih mengidolakan Filippo Inzaghi, karena menurutnya seorang penyerang dalam sepak bola tugasnya adalah mencetak gol saja, dan itulah yang dilakukan Filippo Inzaghi selalu mencetak gol bersama klub ataupun bersama timnas Itali.

Tak lama kemudian di halaman rumah terdengar suara garasi mobil di buka. Mobil Suzuki Karimun Wagon R masuk kedalam halaman garasi rumah Ali.

Ali yang berada di kamarnya di lantai 2 langsung turun berlari untuk menyambut Ayahnya itu. Sesampainya di halaman garasi, ia langsung menutup garasi mobil itu.

Ayah Ali memang hampir setiap hari pulang jam 7 atau jam 8 malam, ia selalu melemburkan diri di kantor untuk mendapatkan cuan dari proyek kantor. Karena ia mempunyai beban utang mobil dan rumah yang masih belum lunas.

Setelah Ayah Ali masuk ke rumah, ia langsung di sambut Ibu Ali dan Ali, lalu ia ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah Ayah Ali selesai mandi.

Sekitar jam 8 malam akhirnya Ali dan keluarga bisa berkumpul di meja makan.

Ibu Ali membawa piring ringkok yang baru di isi sayur sop yang masih hangat, di meja sudah ada ayam goreng dan tempe goreng dan sesangku bakul nasi.

Ibu Ali sudah menyediakan sepiring nasi, 1 ayam dan 1 tempe juga seringkok sayur sop hangat untuk disajikan kepada Ayah Ali.

Srruuup ....

"Puiih, sayur sop ini masih kurang garam dan tidak ada rasanya!" seru Ayah Ali yang geram karena sayur sop nya menurutnya tidak enak.

Ibu Ali dengan tenang langsung mengambil seringkok sayur sop tadi untuk di ganti dengan sayur sop yang sudah di tambah garam dan penyedap rasa.

Ayah Ali ini memang mempunyai tempramen tinggi dan apabila ada yang salah sedikit di rumahnya ia sudah dipastikan langsung marah-marah. Mungkin karena volume kerjaan yang banyak di kantor menyebabkan ia tertekan dan melampiaskan emosinya di rumah.

Beruntung Ibu Ali merupakan seorang Ibu yang penyabar dan selalu mengerti akan keadaan suaminya itu, ia tidak pernah melepaskan emosinya di rumah dan selalu menjadi Ibu Rumah Tangga yang tenang namun terkadang bisa tegas juga.

Ali sebenarnya selalu merasa kesal apabila melihat Ayahnya yang selalu pulang dengan amarahnya, sebaliknya ia pun merasa kasihan apabila melihat sang ibu yang selalu sabar dalam melayani Ayahnya.

Selesai makan, Ali mempersiapkan mentalnya untuk bisa berbicara dengan Ayahnya. Ia menunggu saat yang pas, yaitu ketika Ayahnya selesai makan juga.

Ayahnya pun selesai makan ....

Ali berjalan pelan melewati kursi yang di duduki Ibunya lalu mendekat kepada kursi Ayahnya.

Melihat anaknya mendekatinya Ayah Ali bertanya.

"Kenapa Aa?" tanya Ayahnya.

Ali yang ragu, akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan keinginannya.

"Pak ... Aa mau jadi pemain depan!" ucapnya tegas.

 

Ayah Ali bernama Abdul Waris berumur 40 tahun.

Ibu Ali bernama Sri Aneswati berumur 38 tahun.

Terpopuler

Comments

SageøfGilgamesh

SageøfGilgamesh

mentalnya nih anak sombong

2022-10-20

0

Na Gi Rah

Na Gi Rah

pemimpin penerus ANDRILOS mampir nih. Eeeh ini tentang bola ya?

2022-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!