From Nicaragua With Love

From Nicaragua With Love

Bintang, Bandung, Indonesia

Bintang menendang selimut yang menutupi tubuhnya dan bergegas bangun menuju kamar mandi, seketika ia sempoyongan dan berpegangan pada meja riasnya. jam menunjukan pukul 08.00 WIB. dia tidak menyadari hari sudah beranjak siang karena dia baru bisa tertidur pulas setelah adzan subuh berkumandang

"burning desire to live and roam free"

"it shines in the dark and it grows within me"

"you're holding my hand but you dont understand"

"so where i am going you wont be in the end "

lagu Utopia by Within Temptation mengalun dari ponselnya yg tergeletak di tempat tidur, terdapat tulisan ARDAN CALLING di layarnya, secepat kilat dia menggeser tombol bergambar telepon berwarna hijau

Ardan memberitahukannya tentang lokasi set terbaru. Semua anak studio sudah mulai mempersiapkan set pemotretan. Dalam dua jam klien yang akan melakukan pemotretan akan datang. Ardan juga meminta Bintang untuk mampir ke studio mengambil beberapa lensa pengganti tambahan. Setelah menyanggupinya, Ardan mematikan sambungan.

Bintang melemparkan ponselnya dan berjalan menuju dapur, mematikan sebagian lampu di ruangan dan terduduk di meja makan

Tidak, dia tidak berselera untuk sarapan. Rasa kantuk dan lelah masih tergambar di wajahnya. Sudah lebih dari 2 tahun dia menekuni pekerjaan sebagai fotografer freelance di salah satu studio foto yg juga merangkap Event Organizer di kota Bandung, tapi dia masih merasa sulit menyesuaikan waktu kerjanya yang tidak mengenal batas

"Tahun baru nanti gue mau ngajuin libur ah " bisik hatinya

Setelah prosesi mengumpulkan nyawa dan kesadarannya berakhir, dia bangkit dan menyambar handuk lalu masuk ke kamar mandi.

Bintang memarkirkan kendaraan beroda empatnya di bawah pohon, tepat di depan warung makan yang berjajar di sepanjang tempat wisata ini. Untunglah hari ini bukan weekend, suasana tidak terlalu ramai. dia melangkahkan kakinya menuju gerbang masuk yg dijaga oleh beberapa orang berseragam. Taman Hutan Raya, tertulis di seragan yg mereka kenakan. Setelah membeli tiket dan masuk, dia bergegas menuju tempat di mana set pemotretan berlangsung. pemotretan hari itu adalah prewedding. Dan hampir semua anak Studio Katumbirie hadir

Dari jauh ia melihat Ardan dan Anggi sedang membidikkan kamera mereka kepada sepasang manusia yang dengan canggungnya mengikuti arahan pengarah gaya, sesekali terdengar tawa kecil mereka dan rona tersipu tergambar di wajah keduanya

Anggi : "Kemana saja neneng, udah di tunggu dari subuh, enak banget datang jam segini"

Bintang : "Enak buangeeet"

Anggi tertawa perlahan dan menatap Bintang dari atas hingga bawah. Kemeja flanel, jeans sobek, dan sepatu Adidas abu abu serta tas kamera bertuliskan Canon EOS 5d mark III di bahu. Rambut lurus hitam kusut tergerai di punggungnya

Anggi : "Plis dong Bintang, lo tuh ga punya sisir di rumah?"

Bintang : "Ngga, gue ga punya sisir, punyanya golok"

Sontak anak anak yang sedang berkumpul tergelak mendengar jawaban spontan Bintang.

Itulah dia, gadis pendiam dengan tatapan mata dingin tapi terkadang ucapan yg keluar dari mulutnya berbanding terbalik.

Sudah dua tahun Bintang bergabung dengan mereka di Studio Katumbirie. Sejauh ini semua menyukainya. Pribadi yg tenang, tidak banyak bicara, cerdas dan sangat bisa membaca situasi. Walaupun tidak banyak yang mereka tau tentangnya. Dia sangat tertutup tentang kehidupan pribadinya. Gadis berusia hampir 30an, tinggal sendiri di rumah yang lumayan mewah walaupun tidak besar, mempunyai kendaraan yang terbilang cukup mahal dan uang yang entah bagaimana selalu memenuhi dompetnya. Tidak ada yang tahu, kecuali Anggi, sahabat Bintang sejak mereka masih kuliah.

Bintang terlahir dari pasangan Hervin Nuzulmi dan Zeny Sumawisastra. Perbedaan latar belakang orang tuanya membuat pernikahan mereka tidak direstui orang tua Zeny. Namun mereka tetap nekat menikah sehingga diusir dari rumah.

Hervin adalah pengusaha muda yang cukup sukses. perusahaan properti miliknya lumayan terkenal, belum lagi beberapa perusahaan lain yg bergerak di bidang pangan dan ekspedisi. Darah pebisnis mengalir deras di nadinya ditambah ia anak tunggal sehingga perusahaan keluarga jatuh ke tangannya. Satu satunya hobi yg menurun pada Bintang adalah fotografi

Zeny terlahir dari keluarga ningrat di tanah pasundan. Keluarganya dikenal dan disegani sebagian kaum ningrat lainnya. Aset dan juga beberapa bisnis keluarga berjalan turun temurun dan dijalankan dari generasi ke generasi. Awalnya orang tua Zeny menjodohkan putri mereka dengan putra dari keluarga ningrat lainnya, tapi dengan keras kepala Zeny menentang, Bahkan nekat menikah dengan Hervin. Selepas mereka menikah, mereka diusir jauh dari keluarga...

Anggi : "Teu kira kira ieu panas na" (Ga kira kira ini panasnya)

Gadis itu terlihat membuka kardigan warna khaki yg di kenakannya kemudian melilitkannya di pinggang

Ia melihat dari jauh Bintang masih melanjutkan sesi pemotretan. Tubuhnya yang lincah berusaha mencari angle yang terbaik, diselingi pergantian lensa.

Anggi : "Eta budak eweuh kacape na, ti tadi teu katingali dahar, teu katingali nginum, hayo weh motoan" (Anak itu ngga ada capenya, dari tadi ngga keliatan makan, ngga keliatan minum, terus saja memoto)

Ardan : "Ges bae weh, mun kitu teh tanda na ker badmood" (Sudah biarkan saja, kalau seperti itu tandanya moodnya sedang jelek)

Anggi : "Ahh si Bintang mah ti lahir ge geus badmood, kabeh ge geus nyaho, pas lahir mah lain na ceurik kalahkah ngabaeudan bidan, ges teu aneh, paling ge can jajan matak kitu" (Aahh si Bintang itu dari lahir sudah badmood, semua sudah tahu. Waktu lahir bukannya nangis malah cemberut ke bidan. Udah gak aneh, paling juga belum jajan, makanya seperti itu)

Ardan : " *Heu euh mane mah pang apal na, da ** mane mah si bidan" ( iya lo paling hapal, kan lo si bidan )

Anggi : "Hayu burukeun moto na, teu kuat yeuh panaass" (Ayo cepetin pemotretannya, ga kuat nih, panas)

Ardan : "Heu euh kaleum, limalas menit deui, jung jajan sok, ajak tah si bintang, bae ku urang di tuluykeun" (Iya tenang, lima belas menit lagi, sana pergi jajan, ajak si Bintang, biar sisanya gue yang nerusin)

Anggi mengekor di belakang Ardan mendekati Bintang yang masih tenggelam dalam kesibukannya.

Bintang : "Lo besok kemana giw?"

Gadis itu bertanya pada anggi sambil meminum es jeruk pesanannya

Anggi : "Nganter mama ke Subang, nengok adik, mumpung libur. Kan ini Photoshoot terakhir di bulan ini, sebentar lagi Tahun Baru"

Anggi : "Ayo lo mau ikut? Kita jalan jalan sekalian hunting foto di Subang"

Bintang menggeleng

Bintang : "Ngga, gue mau istirahat di rumah aja. Hampir sebulan disibukan oleh jadwal, mau tidur yang enaaaak,hahahaha.."

Anggi : "Lo sih pemales anjay"

Bintang : "Sebodo"

Anggi hanya bisa menepuk jidatnya pelan

Terpopuler

Comments

mariana hoesny

mariana hoesny

Bagus thor, cuma dialog aja mgkin perlu dibetulin cara nulisnya. Maaf yaa kritsar dikit 🙏🏻

2020-05-30

1

Ayunina Sharlyn

Ayunina Sharlyn

good

2020-05-19

0

Alensa

Alensa

keren Thor ... lanjut mampir di sini juga, Kak "surga kedua di hatiku" like, vote dan coment ya, kakak ❤❤🙏🙏🙏

2020-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!