NovelToon NovelToon

From Nicaragua With Love

Bintang, Bandung, Indonesia

Bintang menendang selimut yang menutupi tubuhnya dan bergegas bangun menuju kamar mandi, seketika ia sempoyongan dan berpegangan pada meja riasnya. jam menunjukan pukul 08.00 WIB. dia tidak menyadari hari sudah beranjak siang karena dia baru bisa tertidur pulas setelah adzan subuh berkumandang

"burning desire to live and roam free"

"it shines in the dark and it grows within me"

"you're holding my hand but you dont understand"

"so where i am going you wont be in the end "

lagu Utopia by Within Temptation mengalun dari ponselnya yg tergeletak di tempat tidur, terdapat tulisan ARDAN CALLING di layarnya, secepat kilat dia menggeser tombol bergambar telepon berwarna hijau

Ardan memberitahukannya tentang lokasi set terbaru. Semua anak studio sudah mulai mempersiapkan set pemotretan. Dalam dua jam klien yang akan melakukan pemotretan akan datang. Ardan juga meminta Bintang untuk mampir ke studio mengambil beberapa lensa pengganti tambahan. Setelah menyanggupinya, Ardan mematikan sambungan.

Bintang melemparkan ponselnya dan berjalan menuju dapur, mematikan sebagian lampu di ruangan dan terduduk di meja makan

Tidak, dia tidak berselera untuk sarapan. Rasa kantuk dan lelah masih tergambar di wajahnya. Sudah lebih dari 2 tahun dia menekuni pekerjaan sebagai fotografer freelance di salah satu studio foto yg juga merangkap Event Organizer di kota Bandung, tapi dia masih merasa sulit menyesuaikan waktu kerjanya yang tidak mengenal batas

"Tahun baru nanti gue mau ngajuin libur ah " bisik hatinya

Setelah prosesi mengumpulkan nyawa dan kesadarannya berakhir, dia bangkit dan menyambar handuk lalu masuk ke kamar mandi.

Bintang memarkirkan kendaraan beroda empatnya di bawah pohon, tepat di depan warung makan yang berjajar di sepanjang tempat wisata ini. Untunglah hari ini bukan weekend, suasana tidak terlalu ramai. dia melangkahkan kakinya menuju gerbang masuk yg dijaga oleh beberapa orang berseragam. Taman Hutan Raya, tertulis di seragan yg mereka kenakan. Setelah membeli tiket dan masuk, dia bergegas menuju tempat di mana set pemotretan berlangsung. pemotretan hari itu adalah prewedding. Dan hampir semua anak Studio Katumbirie hadir

Dari jauh ia melihat Ardan dan Anggi sedang membidikkan kamera mereka kepada sepasang manusia yang dengan canggungnya mengikuti arahan pengarah gaya, sesekali terdengar tawa kecil mereka dan rona tersipu tergambar di wajah keduanya

Anggi : "Kemana saja neneng, udah di tunggu dari subuh, enak banget datang jam segini"

Bintang : "Enak buangeeet"

Anggi tertawa perlahan dan menatap Bintang dari atas hingga bawah. Kemeja flanel, jeans sobek, dan sepatu Adidas abu abu serta tas kamera bertuliskan Canon EOS 5d mark III di bahu. Rambut lurus hitam kusut tergerai di punggungnya

Anggi : "Plis dong Bintang, lo tuh ga punya sisir di rumah?"

Bintang : "Ngga, gue ga punya sisir, punyanya golok"

Sontak anak anak yang sedang berkumpul tergelak mendengar jawaban spontan Bintang.

Itulah dia, gadis pendiam dengan tatapan mata dingin tapi terkadang ucapan yg keluar dari mulutnya berbanding terbalik.

Sudah dua tahun Bintang bergabung dengan mereka di Studio Katumbirie. Sejauh ini semua menyukainya. Pribadi yg tenang, tidak banyak bicara, cerdas dan sangat bisa membaca situasi. Walaupun tidak banyak yang mereka tau tentangnya. Dia sangat tertutup tentang kehidupan pribadinya. Gadis berusia hampir 30an, tinggal sendiri di rumah yang lumayan mewah walaupun tidak besar, mempunyai kendaraan yang terbilang cukup mahal dan uang yang entah bagaimana selalu memenuhi dompetnya. Tidak ada yang tahu, kecuali Anggi, sahabat Bintang sejak mereka masih kuliah.

Bintang terlahir dari pasangan Hervin Nuzulmi dan Zeny Sumawisastra. Perbedaan latar belakang orang tuanya membuat pernikahan mereka tidak direstui orang tua Zeny. Namun mereka tetap nekat menikah sehingga diusir dari rumah.

Hervin adalah pengusaha muda yang cukup sukses. perusahaan properti miliknya lumayan terkenal, belum lagi beberapa perusahaan lain yg bergerak di bidang pangan dan ekspedisi. Darah pebisnis mengalir deras di nadinya ditambah ia anak tunggal sehingga perusahaan keluarga jatuh ke tangannya. Satu satunya hobi yg menurun pada Bintang adalah fotografi

Zeny terlahir dari keluarga ningrat di tanah pasundan. Keluarganya dikenal dan disegani sebagian kaum ningrat lainnya. Aset dan juga beberapa bisnis keluarga berjalan turun temurun dan dijalankan dari generasi ke generasi. Awalnya orang tua Zeny menjodohkan putri mereka dengan putra dari keluarga ningrat lainnya, tapi dengan keras kepala Zeny menentang, Bahkan nekat menikah dengan Hervin. Selepas mereka menikah, mereka diusir jauh dari keluarga...

Anggi : "Teu kira kira ieu panas na" (Ga kira kira ini panasnya)

Gadis itu terlihat membuka kardigan warna khaki yg di kenakannya kemudian melilitkannya di pinggang

Ia melihat dari jauh Bintang masih melanjutkan sesi pemotretan. Tubuhnya yang lincah berusaha mencari angle yang terbaik, diselingi pergantian lensa.

Anggi : "Eta budak eweuh kacape na, ti tadi teu katingali dahar, teu katingali nginum, hayo weh motoan" (Anak itu ngga ada capenya, dari tadi ngga keliatan makan, ngga keliatan minum, terus saja memoto)

Ardan : "Ges bae weh, mun kitu teh tanda na ker badmood" (Sudah biarkan saja, kalau seperti itu tandanya moodnya sedang jelek)

Anggi : "Ahh si Bintang mah ti lahir ge geus badmood, kabeh ge geus nyaho, pas lahir mah lain na ceurik kalahkah ngabaeudan bidan, ges teu aneh, paling ge can jajan matak kitu" (Aahh si Bintang itu dari lahir sudah badmood, semua sudah tahu. Waktu lahir bukannya nangis malah cemberut ke bidan. Udah gak aneh, paling juga belum jajan, makanya seperti itu)

Ardan : " *Heu euh mane mah pang apal na, da ** mane mah si bidan" ( iya lo paling hapal, kan lo si bidan )

Anggi : "Hayu burukeun moto na, teu kuat yeuh panaass" (Ayo cepetin pemotretannya, ga kuat nih, panas)

Ardan : "Heu euh kaleum, limalas menit deui, jung jajan sok, ajak tah si bintang, bae ku urang di tuluykeun" (Iya tenang, lima belas menit lagi, sana pergi jajan, ajak si Bintang, biar sisanya gue yang nerusin)

Anggi mengekor di belakang Ardan mendekati Bintang yang masih tenggelam dalam kesibukannya.

Bintang : "Lo besok kemana giw?"

Gadis itu bertanya pada anggi sambil meminum es jeruk pesanannya

Anggi : "Nganter mama ke Subang, nengok adik, mumpung libur. Kan ini Photoshoot terakhir di bulan ini, sebentar lagi Tahun Baru"

Anggi : "Ayo lo mau ikut? Kita jalan jalan sekalian hunting foto di Subang"

Bintang menggeleng

Bintang : "Ngga, gue mau istirahat di rumah aja. Hampir sebulan disibukan oleh jadwal, mau tidur yang enaaaak,hahahaha.."

Anggi : "Lo sih pemales anjay"

Bintang : "Sebodo"

Anggi hanya bisa menepuk jidatnya pelan

Bandung, 22 Desember 2018, 20:30 WIB

Bintang menutup pagar rumah dan sekalian menguncinya. Dia tidak berencana pergi keluar lagi. Setelah masuk dan menyalakan semua lampu, dia menaruh tasnya diatas karpet bulu. dihempaskannya tubuh kecilnya ke atas sofa berukuran besar yang penuh bantal. Tangannya mencari remote televisi, menekan tombol ON. Setelah itu, dia hanya menatap layar televisi tanpa benar benar mengetahui apa yang sedang ia tonton.

"Gila cape banget, nih kaki kayanya berkonde"

"Haus euy, tapi mager"

"Mandi atau ngga ya?"

"Atau ngemil aja? kayanya gue masih punya coklat di kulkas"

"Atau langsung ti...."

triiing triing!!

Ponsel bintang di dalam tas berbunyi. Ada pesan Whatsapp masuk. Dengan malas ia mengambil ponselnya. Tanpa membuka aplikasinya, dia mengecek lewat layar pemberitahuan, siapa yang telah mengiriminya pesan. Nama ANGGIW tertulis disana. Buru buru dia membuka aplikasi chat yang konon hampir semua pemilik ponsel menggunakannya.

Anggiw : "Udah nyampe lu?"

Bintang : "Sekitar 15 menit yang lalu, kenapa giw?"

Anggi : "Kaga ngapa, nyampein omongannya mama, kata dia, lu beneran ga mau ikut main ke Subang? kan entar menjelang taun baru mau pada hunting ke Pulau Bidadari. kapan lagi lu bisa liburan?"

Bintang : "Kagaaa cumiiiii, gue mau istirahat totaaaal!! badan gue menderita ini, udah gue paksa kerja mulu! lagian gue juga mau ijin ke ardan, ga akan ikut hunting. entar aja abis tahun baru"

Anggi : "Serius lu?!?!"

Bintang : "Ho oh"

Anggi : "Emang mau kemana lu?? dih oncoooom!! liburan kaga ngajak gue!!"

Bintang : "Kaga ada liburaaaan!! gue total mau dirumah ajaa!"

Anggi : "Awas lu, liburan kaga ngajak ngajak! gue sumpahin lo jomblo seumur hidup!!"

Bintang : "Hahahahaha, kagaaa. asli gue mah pengen dirumah aja. santai santai dikit lah"

Anggi : "Yakin kaga mau ikut sama gue?"

Bintang : "Iyeee baweel!!! udah lo sana seneng seneng sama mama, salam aja buat beliau sama buat siska"

Anggi : "Ya udah deh kalo lu gamau ikut. gue packing dulu lah ya, ibu suri udah bawel. sana lu istirahat"

Bintang : "Iyeee"

Bintang mematikan layar ponselnya dan melemparkannya sembarangan di atas sofa. Kalau saja Anggi tau kebiasaan sahabatnya ini yang selalu sembarangan mengurus benda pribadinya, gadis itu akan mencak mencak. Bagaimana tidak, di studio, hanya Bintang yang mempunyai ponsel keluaran terbaru berharga belasan juta rupiah. Tapi ia memperlakukannya seolah ponsel itu berharga beberapa ratus ribu. Gadis itu bahkan tampak tidak peduli dan malah pergi menuju kamar mandi.

21: 30

"Okesyiph! mandi udah, beres beres rumah udah, mau ngapain lagi kita?" tanya Bintang dalam hati

"Nonton tv lagi ajadeh"

Sebenarnya gadis itu ingin sekali tidur. Tapi apa daya, tubuhnya yang terlalu lelah malah tidak bisa diajak beristirahat. Begitulah dia. Tidak bisa mudah tertidur walaupun sedang mengantuk.

Dipindahkannya channel beberapa kali hingga ia bosan. Sampai akhirnya dia berjalan ke kamar mengambil laptop miliknya yang berlogo serupa dengan ponselnya. Apel tergigit sebelah.

10 menit browsing drama korea terbaru pun tidak ada yang menarik perhatiannya,sampai pada akhirnya dia melihat iklan di situs tersebut. Friends Talk, aplikasi pencari teman dari berbagai belahan dunia

"Oke juga nih kayanya, coba install ah. Kali aja nemu temen chat yang asik"

Diambilnya ponsel dari atas sofa dan sambil berbaring ia mulai mengetik kata pencarian di apple playstore

fri.. ends.. talk

"Ini dia!"

Hanya butuh sepersekian detik untuk mendownload aplikasi itu

Menit berikutnya dia mulai tenggelam dalam kesibukan mengisi biodata dan segala macam hal yang diperlukan untuk sign up.

Sampai akhirnya dia berhasil masuk.

Bintang Remigia Sumawisastra, detik itu pula kehidupannya berubah......

"Buseeet, gue kaga punya foto yang cakepan apa ya?"

"Kenapa foto gue ga ada yang senyum sih?!?!"

Gadis itu baru menyadari bahwa hampir tidak ada foto yang menunjukkan dirinya sedang tersenyum. Hampir semua ekspresinya menunjukan wajah sendu. 5 menit dihabiskannya untuk mengambil selfie tapi hasilnya tidak ada yang memuaskan.

"Dimana mana tukang foto mah kodratnya di belakang kamera, bukan di depan" bisik hatinya.

Kembali ia mencari di gallery, berkali kali scroll atas bawah mencari foto yang menurutnya mendingan. sampai akhirnya dia menemukan yang sedikit lebih baik dibanding fotonya yang lain.

"Hokeeey, udah lengkap semua. Foto udah,bio udah, hobi udah, sip!"

"Terus ini gue harus ngapain nih?" oia add teman"

Mulailah ia mencari teman baru untuk dikirim undangan pertemanan, scroll atas bawah, meneliti satu persatu foto para member lain.

Triing triing!!

Notifikasi aplikasi yang dibukanya mengirimkan tanda ada permintaan pertemanan untuknya. Bukan 1 atau 2 tapi 5 sekaligus.

"Ahiiiiw, udah ada yg add!" " Gini gini muka gue oke lah ya, buktinya ada yg add" kikiknya geli

Dibukanya satu per satu sambil dengan teliti memperhatikan foto calon teman barunya. Sebersit pikiran terlintas dan ia bangkit berlari menuju kulkas. Mengeluarkan sekotak teh siap minum dan cemilan keripik jagung favoritnya.

"*Okeeeh, mulai dari mana iniiii? hihihi. wah 3 orang india, satu orang asia sama satu lagiii......."

"Wah, orang mana ini ya?" "Id nya kocak beuuud. TOFU alias tahu! hahahaha. Situ lembek bang, kaya tahuuu*"

"Tapi foto profilenya oke juga*"

Bintang tertawa geli. All accepted!

Dua dari teman barunya itu langsung mengirimi Bintang sebuah chat. Awalnya menyenangkan tapi lama kelamaan ia merasa bahwa teman barunya ini terlalu ingin tahu alias kepo. Bintang kira hanya negara +62 yang familiar dengan kata KEPO tapi ternyata orang luar juga.

Chat pertama berasal dari orang india dengan id Arjun.

Arjun : "Hello sweetheart"

"Wadiwdiw!! baru juga chat baaang, manggil switi switi aja"

Bintang : "Hello there, how are you?"

Arjun : "*Let me introduce myself. im Arjun from India. im looking for relationship. i saw your pic and im falling in love with you darling"

"what?!?! Bener bener deh si abang arjun ini, belum ada setengah jam ngobrol udah falling in love aja" "Jangan jangan nih cowo scammer, atau psikopath!!" "Autoblock!!!" "Modyaaaaar*!!!"

Mendadak ia malas membuka chat. Terdiam beberapa detik lalu membuka kembali chat yang kedua.

이민호 : "안영하세요.."

"*Allahu akbaaaaar!! ini tulisan korea!! ya mana gue ngerti lah cumiiiiii"

"Duh bales apa ya? bodo ah, pake bahasa inggris aja*"

Bintang : "Hi, im Remigia. Nice to meet you. but sorry, i cant understand your language. can we chat in english please?"

Bintang sengaja menggunakan nama tengahnya, Remigia sebagai id.

이민호 : "나는 이해하지 못했다"

"Ahhh gatau lah bang, lu ngomong apa! serius gue kaga ngarti! unfriend lah.. sorry and babaaaay"

Gadis itu tersenyum geli sekaligus heran dengan para penghuni dunia maya. Apa karena mereka berpikir itu hanya sebatas dunia maya, jadi mereka bisa melakukan apa saja yang tidak bisa mereka lakukan di dunia nyata? segampang itu bilang cinta? mamam tuh cinta!

"Well, i dont care, seriuosly"

Dimatikannya layar ponsel dan berajak menuju kamar. Hampir jam 12 malam. Bintang menaiki tempat tidurnya, menyusup ke bawah selimut tebal yang hangat. Butuh waktu setengah jam sebelum ia akhirnya benar benar tertidur.

Curious!!

Sendokan terakhir bubur ayam mendarat di mulut Bintang. Rambut kusutnya lebih acak acakan berkali lipat karena ia mengikatnya asal asalan. Terlihat ia tampak nyaman dengan rutinitas paginya yang begitu damai. Setelah membereskan mangkok kotor, gadis itu menuju kamar.

"E**dyaaaan, banyak banget notif yang masuk" serunya terkejut melihat ponsel.

Semua berasal dari aplikasi yang semalam ia download. 18 permintaan pertemanan dan 1 chat. Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia menekan tombol friends list.

" Dari 18 orang yang mengirimkan permintaan pertemanan masa kaga ada orang indonesia sih?" benaknya berkata heran.

"Nanti aja ah accept nya, liat chat aja dulu dari siapa".

penasaran.

From Tofu, "What do you mean?"

"Hah? ini orang kenapa tau tau nanya kaya gitu? bukan say hi atau hello tapi malah nanya pertanyaan yang gue gatau apa"

"Sorry, but what do you talking about?" balas Bintang

Belum ada tanda di baca, oleh karena itu bintang menaruh ponselnya dan merebahkan diri ke kasur

Triing triing!!

Bergegas ia mengambil ponselnya, from Tofu

"Your status. You said you tired. Tired of what? Please, dont think about suicide, it wont solve your problem"

Hahahahaha, gadis itu tertawa lepas.

"Orang aneh, ngapain dia mikir gue mau bunuh diri, orang gue nulis tired ya karena emang semalem gue cape abis pulang kerja"

" You got wrong Tofu" ketiknya cepat "I dont even think about suicide. Just tired because i just got home after work when i write that status". Hahahaha Bintang tertawa lagi.

Tofu : "Ooh sorry, i thought you was thinking about it"

Bintang : "No tofu, but thanks for your attention"

Lagi lagi karena penasaran, bintang membuka profil Tofu.

"Oh ini yang semalem, yang gue ga tau orang mana, kaya orang latin tapi kaya orang indonesia juga" batin bintang melihat foto pria berusia sekitar 20an menggunakan kaos dan topi beanie hitam.

"**Ishh ish ish hidungnya mancung amaaat, hati gue bergetar, hahaha"

kembali ke chat,

"So tofu, where you from?"

Langsung tertulis READ yang tandanya Tofu sedang online dan langsung membaca pesan dari Bintang barusan

Tofu : "Im from Peru"

Bintang : "Peru? which part? capital?"

tofu : "Yeah, Lima"

"Uwoooow, orang Amerika Latin, pantes mukanya unik dan ga pasaran"

Bintang : "Do you use Line App? may i know your id?"

Tofu : "tofuzu2512"

Bintang : "i will add you, thanks"

Tofu : "ok cool"

Buru buru Bintang menutup aplikasi Friends Talk dan membuka Line

" to.. fu.. zu... " ketiknya di pencarian id

"Se**arch...."

Nah ini dia, Bintang mengamati foto Tofu, berbeda gaya tapi jelas bahwa itu orang yang sama, hanya saja tidak menggunakan beanie. Bintang melihat pria itu memiliki rambut yang panjang.

"Tipe gue ini maaaah, gondrong euy"

Gadis itu menekan tombol add dan kemudian chat

Bintang : "Hi Tofu, Remigia here"

belum ada tanda terbaca, karena itu bintang meletakan ponselnya. bangkit menuju kamar mandi.

Setengah jam sudah Bintang menghabiskan waktu untuk mandi dan juga perawatan wajahnya. Jika bukan saat libur begini, kapan ia punya waktu untuk sekedar mengurus dirinya sendiri. Sambil mengeringkan rambutnya, Bintang meraih ponsel dan melihat notifikasi Line dari Tofu

Tofu : "Nice to mee you remigia"

Bintang : "Nice to meet you too tofu". "Tofu, may i ask you something"?

Tofu : "Yes, Please"

Bintang : "Tofu is your real name?"

Tofu : "*Hahahahaha, of course not. I like tofu very much, thats why im using that name"

"Yasallaaaam, aneh bener nih orang. Gue suka kangkung,tapi ga berarti gue mau pake nama kangkung sebagai nama alias gue walaupun di dunia maya*" Bintang tertawa

Bintang : "so, whats your real name?"

Tofu : "Tell me yours"

Bintang : "Remigia is my middle name"

Tofu : "Weird name, and your full name?"

Bintang : "Bintang Remigia Sumawisastra. Tell me yours"

Tofu : "*Luigi Fajardo"

"Hah, kaya nama Indonesia. Hhmmm jangan jangan ngerjain nih*.."

Bintang : "Your name sounds like Indonesian, but your face, looks like Latino"

Tofu : "Im Latino"

Bintang : "Oh ok then..."

Bintang berpikir bahwa Tofu mungkin mengerjainya, jadi dia memutuskan untuk mengakhiri percakapan.

Gadis itu bangkit dan keluar dari kamarnya, tidak lupa menyambar tas kamera senjata pamungkasnya. Canon EOS 5D. Kamera itu adalah hadiah ulang tahun terakhir dari seseorang yang sekarang ia rindukan. terbersit sesuatu di benaknya, dan membuat dia bangkit menuju kamar mandi.

"*In this world you tried

Not leaving me alone behind.

There's no other way.

I prayed to the gods let him stay.

The memories ease the pain inside,

Now I know why"

"All of my memories keep you near.

In silent moments imagine you here.

All of my memories keep you near.

Your silent whispers, silent tears*"

Lagu Memories milik Within Temptation menemani perjalan Bintang. Entah mengapa lirik itu berputar di kepalanya dan menusuk hatinya. Ada rasa perih di dalam sana yang tak bisa ia jabarkan. Rasa itu nyata, walaupun tak beralasan.

Hampir setengah jam mengendarai mobilnya, menembus macetnya ibu kota Jawa Barat, Bintang sampai di suatu tempat. Tempat peristirahatan untuk jasad para manusia yang jiwanya kekal dan kenangannya akan selalu di hati orang terkasih mereka. TPU Gumuruh.

Langkahnya pelan menuju blok yang telah ia hapal di luar kepala. Entah sudah berapa puluh kali ia mendatangi tempat ini. Di depan sebuah makam bernisan yang tertulis nama Hervin Nuzulmi, ia bersimpuh.

"Long time no see pap...."

" Maaf Bintang baru sempet nengokin papa.. Bintang sibuk terus akhir akhir ini"

Gadis itu berbicara seolah olah sang empu makam sedang berada di hadapannya.

"Nembe dongkap neng" tegur seseorang di belakangnya.

Bintang berbalik dan melihat mang Jajang. Pengurus makam ayahnya.

"*Muhun mang, nembe tiasa dongkap.."

"Mangga diteraskeun neng, mamang bade ka payun heula sakedap, bilih priyogi nanaon mah nyarios weh*" mang Jajang berkata.

"Muhun mang, mangga. Tos cekap, ke upami aya, neng nyarios ka mamang" sambung Bintang

Setelah Mang Jajang meninggalkan gadis itu, Bintang mulai bercerita panjang lebar, mengenai betapa sepinya rumah, pekerjaannya,sahabatnya dan juga perasaannya. Hingga tak terasa, hampir satu jam sudah Bintang berada disana.

"Ya Allah.. Sayangilah papa hamba. Ampunilah semua kesalahan dan kekhilafannya. Balaslah semua amal kebaikannya dengan pahala yang berlimpah. Lapangkan dan terangkanlah kuburnya. Tempatkanlah beliau di salah satu surgaMu kelak. Pertemukanlah kembali hamba dengan beliau suatu hari nanti.. Aamiin"

Bintang menutup doanya dan perlahan bangkit, beranjak menuju mobilnya.

Triing Triing!

Ponsel Bintang berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Ia hanya sekilas menatap ponselnya seraya tetap berkonsentrasi memegang kemudi. Saat lampu lalu lintas berubah merah, ia menggapai ponselnya.

Tofu : "What you doing Bintang?"

Bintang : "On my way to going home"

Tofu : "You driving?"

Bintang : "Yes"

Tofu : "Let me know when you're home. Talk to you later. Save drive ok'

Bintang : "Ok"

"Mau ngapain lagi itu si tahu, hahahaha. Sok perhatian deh iyey bang. Jadi seneng sayah" bisik Bintang seraya menginjak pedal gas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!