James menjadi marah. Jadi dia menarik kursi milik Jenny dan saat Jenny berbalik menatap James, James menjadi mematung.
'Sial, aku tidak pernah berpikir bahwa gadis bodoh ini sangat cantik.' pikir James.
"Apa yang kau inginkan kali ini?" Ucap Jenny yang tampak marah bertanya kepada James yang tengah melamun.
Jadi Jenny tidak menghiraukan James dan menarik kursinya untuk membuat jarak dengan James.
Tapi James tidak menyerah untuk mengganggu Jenny. Semakin Jenny ingin membuat jarak darinya, semakin James mendekat kepadanya. Kemudian saat kelas berakhir, James ingin memanggil Jenny, tapi Jenny langsung menarik Jasmine dan keluar dari dalam kelas dengan cepat.
"Pertunjukan ini sangat menarik. Aku tidak pernah berpikir bahwa James bisa mengganggu seorang gadis." Ucap Alden yang tiba-tiba berbicara.
"Apa kalian berdua ingin aku pukuli." Ucap James tampak marah.
Tapi Denis dan Alden malah menertawakan James yang tidak dihiraukan oleh seorang gadis untuk pertama kalinya.
" James, dia adalah gadis pertama yang tidak menghiraukan dirimu hahaha." Denis juga menertawakan James.
"Benarkah? Maka aku akan mengatakan ini kepada kalian berdua, bahwa aku akan membuat dia jatuh cinta kepadaku dan aku akan mencampakkan dia pada akhirnya." Ucap James dengan penuh percaya diri.
"Benarkah? Tapi kenapa kami merasa bahwa kau akan jatuh cinta padanya." Ucap Denis dan Alden bersamaan.
Mereka berdua tampak terkejut karena mereka berdua mengatakan hal yang sama tanpa kesalahan sedikitpun. Itu membuktikan bahwa mereka berdua merasakan hal yang sama.
"Kalian berdua! Dasar... aku pergi saja." Ucap James menyerah untuk berbicara dengan kedua temannya itu dan berjalan keluar dari dalam kelas.
Beberapa orang gadis mulai mengelilingi James. Tentu saja karena dia adalah pria paling tampan. Tapi dia sangat membenci para gadis yang mengelilingi dirinya. James mempunyai sifat temperamen, dan dia dengan sangat mudah untuk marah dengan sangat cepat.
"Kalian semua menyingkir lah dari jalanku, dasar badut bodoh." Ucap James yang marah dan berteriak.
Semua gadis itu ketakutan dan mereka menyingkir dari jalanan. Alden dan Denis mengikuti James dan mereka bertiga berdiri di roof top.
"James tenanglah." Denis dan Alden mencoba untuk menenangkan James, tapi tetap saja James masih marah.
Tapi dari roof top, James bisa melihat Jenny yang tengah tersenyum. Kemudian dia tersenyum hanya dengan melihat wajah bahagia Jenny. Tapi dia lupa bahwa dua orang sahabat bodohnya juga ada di sana. Mereka terkejut melihat bahwa James yang benar-benar tengah marah, bisa tenang karena sebuah senyuman.
Suara bel kemudian berbunyi untuk kelas berikutnya.
James tengah menunggu kedatangan Jenny, tapi siapa sangka yang datang malah seorang pria dan langsung duduk di bangku milik Jenny.
'Siapa pria ini?' tanya James dalam hati.
"Hei kau, menyingkirlah dari sini. Ini bukan kursi milikmu." Ucap James dengan marah.
"Ini adalah kursi milikku." Balas pemuda itu dengan santai.
"Ini bukan kursi milikmu. Jadi menyingkirlah." Ucap James menendang kursi itu untuk mendorong pemuda itu, untuk membuat pemuda itu bisa terjatuh.
Tapi pemuda itu tidak jatuh. Dia malah berdiri dan menatap mata James.
"Lalu milik siapa kursi ini?" Tanya pemuda itu yang bersikap tidak takut pada James.
James tentu saja tidak mengetahui nama Jenny. Jadi dia berkata, "ini adalah kursi milik gadis bodoh itu. Sekarang sudah jelas bukan? Maka menyingkirlah dari sini." Ucap James mendorong pemuda itu hingga membuatnya terjatuh.
Tapi Jenny berlari mendekat kearah pemuda itu dan membantu pemuda itu untuk berdiri.
"Apa kau sudah gila?" Teriak Jenny kepada James dengan marah.
"Kau menyebut aku gila? Dasar kau gadis bodoh." Ucap James yang tidak bisa menahan amarah nya, hingga membuatnya mendorong meja dan itu malah mengenai lengan Jenny.
"Jenny! Apa kau baik-baik saja?" Pemuda itu memegang tangan Jenny.
Dengan melihat hal itu, membuat James menjadi lebih marah lagi.
"Jangan menyentuh tangannya. Aku katakan kepadamu jangan menyentuh tangannya!!!" Teriak James.
Tapi pemuda itu tidak mendengarkan ucapan James, dia malah membawa Jenny ke ruang perawatan.
Di dalam ruang perawatan....
"Jenny apakah kau baik-baik saja?" Tanya pemuda itu bertanya kepada Jenny dengan sopan.
"Hmmm... Aku baik-baik saja Andrew, kau tidak perlu khawatir." Ucap Jenny tersenyum pada pemuda yang bernama Andrew itu.
Andrew adalah yang menjadi anggota organisasi kelas. Dia yang membantu Jenny untuk menukar tempat duduknya di kelas, karena Jenny tidak mau duduk di dekat James yang bodoh itu.
"Benar-benar pertunjukan pasangan yang bermesraan di tempat ini." Ucap James secara tiba-tiba yang menonton mereka sejak tadi.
"Apa yang kau inginkan?" Ucap Andrew yang berdiri menghadap James.
"Gadis itu." Balas James menunjuk ke arah Jenny.
"Maksud mu Jenny? Dia tidak mau bertemu denganmu, jadi kau tidak bisa bertemu dengannya." Ucap Andrew menghalangi jalan James untuk bertemu dengan Jenny.
Tapi, tentu saja James tidak mau menyerah.
"Jadi kau mau menghalangi aku. Tunggu lah saatnya." Ucap James yang tampak marah dan berbalik pergi.
Tapi siapa yang menyangka, setelah 5 menit dia malah berbalik dengan membawa beberapa orang suruhannya untuk menangkap Andrew dan mereka membawa Andrew pergi.
Jenny tampak semakin kesal dan marah dengan tingkah James.
"Dimana yang sakit?" Tanya James yang merasa khawatir akan kondisi Jenny tanpa alasan.
"Apa yang kau inginkan sekarang? Kenapa kau selalu mengganggu aku?" Ucap Jenny marah.
Jenny tidak mau bertemu dengan James, tapi dia terus memaksa untuk bertemu dengannya.
"Kau bodoh! Aku benar-benar ingin mengganggumu saat kau berbicara dengan keras melawan aku! Bisakah kau berbicara dengan baik?" Ucap James yang tampak marah karena sikap Jenny.
"Kenapa aku harus bicara dengan baik padamu? Siapa kau bagi diriku?" Ucap Jenny.
Dia sama sekali tidak mengerti, sebenarnya apa yang sudah dia lakukan terhadap James hingga membuat James bersikap seperti ini kepadanya.
James tiba-tiba berpikir apa yang diucapkan Jenny adalah benar.
(Iya, siapa aku bagi dirinya. Itulah yang tengah aku pikirkan. James, kau tahu dengan benar, bahwa para gadis sama seperti pakaian bagimu yang selalu bisa kau ganti.)
Kemudian James berdiri dan pergi meninggalkan ruang perawatan tapi sebelum pergi, dia berbalik dan berkata, "permainan belum usai. Hanya berhenti sebentar." Ucap James lalu pergi.
Orang-orang yang disuruh James tadi lantas meninggalkan Andrew tanpa melakukan kekerasan apapun padanya. Kemudian Andrew pergi kembali ke ruang perawatan untuk melihat Jenny.
"Jenny, apa kau baik-baik saja? Apakah dia mengatakan sesuatu yang buruk kepadamu?" Ucap Andrew yang tampak khawatir karena dia tahu bahwa James itu bukanlah orang yang mudah untuk ditangani.
"Tidak, aku malah memarahi dia haha!" Ucap Jenny mencoba untuk membuktikan kepada Andrew, bahwa dia baik-baik saja.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments