Saat waktu istirahat makan siang...
"Jenny universitas mana yang akan kau pilih kali ini?" Jasmine selalu ingin mengetahui kampus mana yang ingin dijadikan Jenny sebagai tempat belajar baginya.
"Kita berdua akan belajar di kampus yang sama karena kita berdua adalah siswa tiga terbaik dari sekolah ini. Jadi kita bisa mendapat beasiswa." Ucap Jenny berbicara dengan penuh percaya diri.
"Jadi, kita akan belajar di kampus yang elite?" Tanya Jasmine yang selalu ingin belajar di sebuah kampus yang ternama.
Kampus itu tidak lain adalah Royal High University, yang merupakan kampus terbaik di Asia. Orang kaya belajar di sana dan beberapa orang yang beruntung bisa masuk di universitas itu adalah para siswa yang mendapat beasiswa.
"Jenny, aku benar-benar bersemangat untuk pergi ke Royal High University." Ucap Jasmine yang begitu bersemangat.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat, sampai ujian terakhir dimulai. Jasmine dan Jenny sudah sangat bersiap untuk hal itu.
Setelah ujian berakhir, mereka mulai mencoba untuk mendaftar di Royal High University.
Jenny dan Jasmine menghabiskan banyak waktu mereka untuk belajar di perpustakaan. Jasmine bisa melihat bahwa Jenny benar-benar serius kali ini, karena Alex juga ingin masuk kedalam universitas itu bersama Jenny. Jadi Jenny ingin untuk mengabulkan keinginan terakhir Alex.
Hasil ujian itu akhirnya keluar, mereka berdua, Jenny dan Jasmine terpilih. Mereka sangat bahagia, jadi mereka merayakan kebahagiaan mereka dengan pergi ke sebuah restoran mahal untuk makan.
"Jenny restoran ini sangat sempurna untuk menghabiskan waktu kita." Ucap Jasmine tampak begitu mengagumi restoran itu.
Mereka berdua memakan makanan yang sangat disukai Jasmine. Kemudian Jenny dan Jasmine membayar tagihan makanan itu dan pergi. Saat itu Jenny menabrak seorang pemuda secara tidak sengaja. Dia pun dengan cepat meminta maaf kepadanya.
"Hey gadis bodoh. Apakah kau tidak punya mata?" Ucap pemuda itu tiba-tiba marah.
"Permisi ya! Aku sudah minta maaf kepadamu. Kenapa kau berteriak kepadaku?" Ucap Jenny yang menjadi lebih marah darinya.
"Bagaimana kau bisa melawan ku berbicara seperti itu? Dasar kau gadis bodoh. Apakah kau tidak tahu siapa aku ini?" Ucap pemuda itu dengan marah.
"Siapapun kau, aku tidak peduli. Ini semua salahmu. Kau seharusnya berkata permisi kepadaku." Ucap Jenny seraya menunjuk ke arah wajah pemuda itu.
"Apa yang baru saja kau katakan, katakan lagi!" Ucap pemuda itu dengan wajah yang serius kali ini.
"Tidak ada gunanya aku mengatakan semua itu kepadamu. Semakin aku mengatakan semuanya, kau akan berkata kepadaku untuk mengatakan hal itu lagi. Hah, dasar bodoh." Ucap Jenny dengan marah kemudian meninggalkan restoran itu bersama Jasmine.
"Hah! Gadis bodoh yang menarik. Jack, cari tahu semua informasi tentang gadis itu!" Ucap pemuda itu memerintahkan asistennya.
Di sisi lain, Jenny terus saja mengomel sepanjang jalan, mengutuk pemuda yang dia temui di restoran tadi.
"Jenny, apa kau benar-benar tidak tahu dengan siapa kau bertengkar tadi? Keluarganya sebenarnya adalah keluarga yang paling kaya di Asia, dan dia punya bisnisnya sendiri yang dia jalankan tanpa support dari keluarganya. Dia juga adalah orang kedua paling berpengaruh di seluruh Asia setelah papanya." Ucap Jasmine.
"Jasmine, aku tidak peduli siapapun dia itu dan apapun statusnya. Aku tidak mau membicarakan tentang hal itu. Aku hanya ingin fokus dengan pelajaran ku, hanya itu saja." Balas Jenny yang tampak serius karena dia tidak mau insiden tadi mempengaruhi belajarnya.
"Emmm! Baiklah, tapi lain kali jangan bertengkar oke." Ucap Jasmine dengan suara yang bersemangat.
Jasmine sangat bahagia karena melihat senyuman di wajah Jenny untuk pertama kalinya setelah kematian Alex. Jenny benar-benar serius dalam belajarnya, karena dia mau untuk mengabulkan keinginan Alex yang terakhir kali.
Hari ini adalah hari pertama Jenny dan Jasmine masuk ke universitas. Mereka melewati gerbang dan melihat pemandangan yang indah. Di dalam sana ada sebuah bangunan yang sangat besar, seperti sebuah kastil dan itu terlihat sangat indah.
Mereka berdua lalu masuk ke dalam gedung itu dan mereka melihat kearah sekeliling. Tapi tiba-tiba semua mahasiswa berkumpul. Jadi mereka memutuskan untuk melihat kenapa banyak mahasiswa yang berkerumunan. Tapi mereka berdua tidak bisa melihat itu, jadi mereka berdua kembali karena mereka berdua sebenarnya tidak tertarik akan hal itu.
"James, apa yang kau lihat? Ayolah bro." Seorang pemuda tiba-tiba menarik James.
James sebenarnya adalah pria yang bertengkar dengan Jenny di restoran waktu itu.
"Aku rasa, aku melihat seseorang yang familiar." Ucap James dengan seringai di wajahnya.
"Siapa itu?" Pemuda itu tiba-tiba bertanya kepada James.
"Kau akan tahu itu nanti Denis." Ucap James seraya melihat kearah kedua gadis yang tengah berkeliling gedung kampus.
Setelah beberapa saat, itu adalah waktunya penyambutan dari kampus untuk para mahasiswa baru termasuk Jenny dan Jasmine.
"Jenny, kenapa aku merasa bahwa orang itu sedikit familiar." Ucap Jasmine seraya menunjuk ke arah seseorang yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Siapa?" Jenny mencoba untuk melihat orang yang dibicarakan Jasmine, tapi ada banyak orang yang berkumpul. Jadi mereka tidak bisa melihat dengan jelas.
"Ayo pergi Jenny, kelas akan dimulai." Ucap Jasmine menarik tangan Jenny dan pergi.
Sementara James berpikir bahwa Jenny akan mendekat kepadanya, tapi kenyataannya tidak.
"Ada apa James? Kau terlihat tidak senang sejak pagi tadi?" Tanya Denis kepada James yang tampak penasaran karena dia tidak pernah melihat James bersikap seperti ini.
"Kau akan tahu nanti." Balas James tidak menghiraukan pertanyaan Denis.
"Hey Alden, apa kau tahu kenapa James bertingkah sangat aneh hari ini." Tanya Denis kepada Alden.
"Mungkin James kita ini sedang tertarik kepada seseorang." Ucap Alden menggoda James.
"Apa yang kau bicarakan? Stop bicara omong kosong." Ucap James yang tiba-tiba marah.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi ke kelas James, kelas akan dimulai sebentar lagi." Denis mencoba mengalihkan perhatian James untuk menenangkan dirinya.
Ketiga pemuda itu lalu masuk ke dalam kelas mereka dan saat James tiba-tiba melihat Jenny, dia tersenyum.
"Permainannya dimulai sejak hari ini gadis bodoh." Ucap James perlahan.
James kemudian duduk di belakang kursi Jenny. Saat Jasmine hendak memanggil Jenny, tapi James memberikan tatapan marah kepada Jasmine. Jadi Jasmine tidak jadi memberitahukan kepada Jenny.
"Gadis bodoh." Ucap James memanggil Jenny.
Saat Jenny membalikkan tubuhnya, dia mendapati bahwa pemuda bodoh itu tengah duduk di belakangnya.
"Kau!"
Jenny menjadi marah. Tapi dia mengingat bahwa dia ada di kampus ini untuk mengabulkan keinginan Alex. Jadi dia tidak mau menciptakan masalah apapun yang akan mengganggu belajarnya. Jadi dia menghentikan ucapannya dan tidak menghiraukan James.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments