"Tidak perlu, saya akan datang kuliah seperti biasa, saya akan menitipnya kepada sekretaris Anda," ucap Michela.
"Tidak ,saya ingin kamu memasaknya di rumah saya, karena saya tidak percaya, jika memasaknya di rumah belum tentu kamu yang membuatnya," tolak Dewa
Michela menarik nafas, lalu membuangnya perlahan. "Baiklah," jawab Michela pasrah.
"Setelah sepulang kampus, membersihkan ruangan dan halaman kantor saya, dan malam harinya memasak makan malam untuk ku," perintah Dewa.
"Ha? Malam juga? Tapikan malam saya harus kerja, jika tidak bagaimana saya harus membayar uang kuliah?" tanya Michela.
"Tapi kamu setujukan jika menjadi pembantu gratis saya 'kan," ucap Dewa.
"Sejujurnya aku tidak menyetujuinya dan sangat dengan berat hati dan siapa yang setuju jadi pembantumu, gratis lagi," batin Michela sewot.
"Baiklah, masalahmu akan saya selesaikan nanti," ucap Dewa.
"Diana, antar Nona Michela keluar," perintah Dewa.
"Baik Tuan," angguk Diana.
"Tapi bagaimana dengan pin nama saya?" tanya Michela.
"Tuan akan mengembalikannya besok," jawab Diana.
Michela pun keluar dari perusahaan tersebut dengan tangan kosong.
"Jika aku tau jadi begini, untuk apa aku pergi ke sini, lebih baik aku beli yang baru meskipun mahal. Aaaaa....bodohnya aku, ini sama saja aku sudah tau ada jebakan tapi aku tetap mengantarkan diri dalam jebakan itu!" teriak Micela mengacak-acak rambutnya.
Dewa tersenyum melihat Michela yang mengerutu tak karuan di depan perusahaanya.
Michela pun memutus untuk pulang ke kots'annya.
Sesampainya di kost'an Michela pun tertidur, karena lelahnya dia menghadapi Dewa, sedangkan hari esok dan seterusnya bisa saja ia akan mengalami hidup tak damai lagi.
Malam pun tiba, Michela bangun dan ia pun bersiap-siap berangkat kerja, karena ia memilih sip malam.
Jam 20:45 menit, ada 4 buah mobil mewah datang di tempat kerja Michela yaitu sebuah Cafe.
Semua mata memandang ke arah pria dengan jas putih dan di tutupi mantel abu-abu yang panjangnya selutut.
"Astaga! Dia bagaikan pria keluar dari lukisan," puji pengunjung yang ada di sana.
"Eh, bukannya dia adalah Ceo Dewa di perusahaan DEWA GJ? Astaga! Tidak sia-sia aku datang ke sini, ternyata aku bisa melihatnya secara langsung, dia benar-benar tampan," ucap Yang lain.
Dewa berjalan bersama pengawalnya ke hadapan Michela.
Michela mematung melihat ke datangan Dewa yang kini sudah berdiri di hadapannya.
Dewa berhenti di hadapan Michela dan menatapnya.
"Ikut aku," ucap Dewa.
Michela terdiam.
"Apa kamu tidak punya mulut," ucap Dewa.
"Untuk apa aku ikut denganmu?" tanya Michela membuka mulutnya.
"Kau sudah berjanji malam ini akan masak makanan untukku," ucap Dewa.
"Heh! Kapan aku membuat janji denganmu?" tanya Michela.
"Apa ingatanmu sungguh buruk kelinci kecil? Atau kau pura-pura lupa?" tanya Dewa berbisik di telinga Michela.
Seketika telinga Michela memerah. "Apa yang mau dia lakukan kali ini?" tanya Michela dalam hati sambil mengengam tangannya dengan erat di dadanya.
"Ikut aku," ucap Dewa menarik tangan Michela lalu membawanya masuk ke dalam mobil.
"Hey! Ini pemaksaan! Kapan aku setuju ingin peegi bersamamu!" teriak Michela meronta.
"Persetujuan darimu? Aku Dewa Ginanjar tidak butuh persetujuan apa pun dan pada siapa pun," ucap Dewa.
"Kau seharusnya tanya dulu aku mau atau tidak! Bukan seenaknya membawaku! Memangnya aku barang?" tanya Michela kesal.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments