Dia datang

"Baik lah ini lah ceo Dewa Ginanjar, silakan masuk, mari beri tepuk tangan yang meriah," ucap dosen itu.

Terdengar tepuk tangan yang meriah. Masuklah seorang laki-laki tampan tersebut ke dalam ruangan.

Michela terbelalak melihat pria yang ia kenali itu.

"Tu kan kamu juga terpesona dengan ketampanannya," goda Rona.

Cepat-cepat Michela menutup wajahnya dengan buku.

"Selamat pagi semuanya," sapa Dewa.

Para ciwi-ciwi berteriak keras, mereka teriak sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Oh ternyata ada seseorang yang tidak menyambut kedatangan saya dengan baik ya," ucap Dewa.

"Hey! Yang di sana! turunkan buku itu!" perintah dosen.

Dengan terpaksa, Michela menurunkan buku di tangannya secara perlahan-lahan.

Dewa tersenyum menyeringai ke arah Michela.

"Astaga! Senyumnya itu sungguh menyebalkan," ucap Michela manyun.

"Baiklah, saya akan memperkenalkan diri. Nama saya adalah Dewa Ginanjar, saya masuk di universitas tinggi amerika yang mengambil jurus manajemen bisnis, semoga kalian semua nyaman belajar di sini," ucap Dewa tersenyum manis.

Para ciwi-ciwi kembali menjerit melihat senyum yang mereka dapatkan.

"Baiklah, apa ada pertanyaan untuk Tuan Dewa?" tanya dosen tersebut.

"Tuan Dewa, apa Anda sudah menikah?" tanya salah mahasiswa.

"Belum," jawab Dewa tersenyum.

"Apa Anda sudah punya pacar?"

"Belum juga," jawab Dewa mengeleng.

"Tipe seperti apa yang di sukai Tuan Dewa?"

"Baik, tinggi, cantik, manis, dan tentu saja bukan gadis kecil," jawab Dewa.

"Apa saya termasuk tipe Tuan Dewa?" tanya salah satu mahasiswi malu-malu.

"Oh, Tentu," angguk Dewa tersenyum.

"Sungguh menjijikan, laki-laki macam apa itu, apa dia mengejek ku karena kecil," gerutu Michela dalam hati.

"Wanita seperti apa yang Tuan Benci?"

"Pemarah, sok tahu, dan sok jadi pahlawan yang menyelamat gadis yang tertindas," jawab Dewa menatap Michela.

"Untuk apa dia menatapku begitu?" tanya Michela mengalihkan pandangannya.

"Senyuman Tuan sangat manis," goda mahasiswi.

"Oh ya, terima kasih," ucap Dewa.

"Baik lah cukup sampai di sini pertanyaannya. Karena Tuan Dewa orang yang sibuk jadi tidak bisa berlama-lama di sini, selamat pagi," ucap dosen itu, karena pertanyaan dari mahasiswanya tidak ada yang bermutu. Karena Dewa tetap menjawab pertanyaan konyol dari mahasiswinya, dosen itu memilih diam.

"Pagi," jawab para mahasiswa.

"Huftttt… syukurlah," ucap Michela lega. "Satu ruangan dengannya aku bisa mati sesak nafas," ucap Michela.

"Michelaaaaaaa… dia sangat tamvan, aku jadi meleleh!" teriak Rona.

"Aku justru merasa jijik," ucap Michela manyun.

"Kau dasar wanita aneh, apa kamu tidak lihat, senyumnya yang manis membuat semua orang terbang melayang," ucap Rona menyenggol Michela.

"Itu hanya topeng, kalian aja yang tertipu dengan ke tampanannya," jawab Michela.

"Apa kamu tidak lihat, semua mahasiswi memujanya? Mulai hari ini aku menjadikan dia idola ku titik tidak pake koma," ucap Rona yakin sambil bercekak pinggang.

"Terserah kamu saja. Ayo makan, aku lapar," ajak Michela.

"Baiklah, Oh iya di mana Pulpen rekamanmu Michela?" tanya Rona.

"Hilang entah ke mana," jawab Michela mengangkat bahunya.

"Kenapa di hilangin, kalo di hilangi bikinnya bayar lagi dan mahal pula, soalnya itu hanya khusus di buat di kampus kita," ucap Rona.

"Iya, aku akan mengumpulkan dulu uang, nanti membuatnya ulang," ucap Michela sedih.

"Oh ya, aku ada sedikit tabungan, apa kamu mau memakainya dulu?" saran Rona.

"Tidak usah Rona, itu tabunganmu. kau harus menggunakan di saat penting," ucap Michela.

"Tapi inikan juga penting untukmu," ucap Rona.

"Rona, kenapa kamu baik sekali," ucap Michela terharu dan memeluk Rona.

"Tentu saja, karena kamu adalah sahabatku," ucap Rona.

"Tapi nanti saja, kalau uangnya tidak cukup, aku akan meminjamkannya denganmu," ucap Michela. Rona tersenyum mengangguk.

xxx

Saat pulang kuliah.

"Sampai ketemu besok," ucap Rona melambaikan tangannya karena rumah mereka berlawanan.

"Bye," ucap Michela membalas melambikan tangannya.

Michela berjalan kaki menyusuri tepi trotoar sambil berpikir.

"Astaga!! Aku sudah memakinya, mengatakan dia miskin, padahal akulah yang miskin beneran, sedangkan dia adalah seorang Ceo, universitas tempat aku belajar adalah miliknya. Bagaimana ini? Bagaimana jika dia pendendam, Bagaimana jika dia perhitungan denganku, bisa saja dia mengeluarkanku dari kampus dengan mudah. Semoga saja secepatnya dia melupakanku," ucap Michela.

Karena asik mengomel dalam hati, tanpa di sadari dari arah depan ada sebuah mobil melaju. Saat Michela ingin di tabrak mobil, secepatnya Dewa menarik tangan Michela dan memegang pinggangnya membuat Michela jatuh ke pelukan Dewa.

"Eh, siapa yang menyelamatkanku?" tanya Michela. Ia mendongaggakkan kepalanya melihat pria yang menyelamatkannya itu.

"Astaga!!!" ucap Michela kaget.

"Apa matamu ada di belakang, Sehingga tidak menyadari ada yang ingin menabrakmu?" tanya Dewa.

Bersambung

Jangan lupa like vote komen dan hadiah

Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!