Terjebak

Mereka bertiga pun di undang masuk ke ruangan ceo.

"Diantara kalian bertiga, siapa ke hilangan pin nama?" tanya Dewa.

Kedua orang lainnya mengangkat tangan, kecuali Michela yang bediam diri.

"Sayangnya di tangan saya hanya punya satu, coba tebak, punya siapa ini?" tanya Dewa memperlihatkan pin nama tersebut.

"Punya saya," ucap kedua mahasiswi itu bersamaan.

"Apa kalian yakin? Diana, periksa mereka semua," perintah Dewa.

"Baik Tuan," angguk Diana.

Diana memeriksa ke tiga mahasiswa itu, dan hanya pin nama Michela yang tidak di temukan.

"Yang mempunyai pin nama silakan pergi," usir Dewa.

Ke dua orang itu pun pergi dengan menundukkan kepala.

"Dan untuk kelinci kecil, ke sini," ucap Dewa tersenyum licik.

"A-ada apa?" tanya Michela gugup dengan menundukkan kepalanya.

"Bukannya kamu ingin pin namamu?" tanya Dewa.

"I-iya," jawab Michela tak berani menatap wajah Dewa.

Dewa mendekati Michela yang diam berdiri.

"Apa yang harus aku lakukan di ruangan ini?" tanya Michela dalam hati sambil kebinggungangan.

"Ini," Dewa mengulurkan pin nama tersebut. Ketika Michela ingin mengambilnya, namun di tarik kembali oleh Dewa.

"Apa maksudmu?" tanya Michela.

"Apa kamu tau, saya seorang yang pendendam?" tanya Dewa melirik wajah cantik Michela.

"Sa-saya minta maaf, saya tidak tahu jika tempat saya berkuliah adalah milik Anda," ucap Michela gugup.

"Jadi?"

"Ha?" Michela jadi binggung.

"Jadi, kamu taukan kalau jika saya mengeluarkan mu kapan pun saya mau, kamu tidak akan berkuliah di sana lagi," ucap Dewa.

"Saya tau, saya minta maaf," ucap Michela mengengam kedua tangannya.

"Apa dengan 1 kata maaf saja, saya bisa memaafkan mu," ucap Dewa lagi.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan?" tanya Michela.

"Apa saja, asal membuat saya puas," ucap Dewa kembali ke tempat duduknya dengan tangan di belakang kepala.

"Ternyata ini perangkap untuk ku," ucap Michela dalam hati dengan kesal.

"Apa tuan mau saya memasak untuk makan malam ini?" tawar Michela.

"Boleh, terus apa lagi?" tanya Dewa tanpa merasa bersalah.

"Bukannya tadi dia minta 1 hal, kenapa lagi?" tanya Michela dalam hati manyun.

"Membersihkan kantor ini," ucap Michela lagi.

"Boleh, Terus apa lagi?" ucap Dewa.

"Lagi?" tanya Michela memanas.

"Saya akan memasakan sarapan untuk Anda besok pagi," ucap Michela.

Dewa mengangguk kepala dengan santai. "Ada lagi?" tanya Dewa.

"Asataga! Dia serakah sekali," ucap Michela dalam hati. "Membersihkan halaman kantor Tuan," jawab Michela.

"Baik, ada lagi?" tanya Dewa yang tak ada abisnya.

"Apa dia menjadikan ku pembantunya secara gratis?" batin Michela.

"Sudah, itu saja," ucap Michela.

"Satu hal lagi," ucap Dewa berdiri.

"Apa?" tanya Michela mengangkat alisnya.

"Menemaniku tidur," ucap Dewa tersenyum licik.

"Hey! Apa-apaan ini, apa maksud Anda!" teriak Michela menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Apa kamu takut kelinci kecil?" tanya Dewa memegang dagu Michela.

Michela menepisnya. "Tentu saja, aku lebih baik menjadi pembantu gratis mu dari pada tidur dengan mu, kamu tidak berhak melakukan apa pun pada ku, meski aku bersalah pada mu!" teriak Michela kesal.

"Bagus, ini yang aku inginkan, aku memang butuh seorang pembantu secara gratis," ucap Dewa penuh kemenangan.

"Eh, apa yang harus aku lakukan?" Michela mengenggam erat kedua tangannya.

"Baiklah, mulai hari ini, kamu mengerjakan semua pekerjaan yang kamu katakan tadi," ucap Dewa.

"Tapi… bukan tadi Tuan memintanya hanya 1 hal saja?" tanya Michela.

"Kamu sendiri yang mengatakan ingin mengerjakannya pekerjaan tadi," ucap Dewa tanpa bersalah.

"Tapi Anda mengatakan terus dan lagi," ucap Michela.

"Jika kamu mengatakan sudah cukup dari awal, mungkin kamu hanya mengerjakan 1 pekerjaan saja," jawab Dewa menyeringai.

"Anda menjebak saya?" tanya Michela menatap Dewa.

"Bukan saya yang menjebak kamu, cuma yang kamu yang kurang pintar," jawab Dewa.

"Apaaaa!!" Michela memegang dadanya, sakit tapi tidak ada yang luka.

"Apa aku yang bodoh terjebak dalam omongan sendiri?" tanya Michela tak berdaya.

"Saya akan mengatakan kepada rektor kamu akan datang 08.00 pagi, karena paginya kamu akan menyiapkan sarapan untuk saya," ucap Dewa.

Bersambung

Jangan lupa like vote komen dan hadiah

Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!