Pernikahan Beda usia

Setelah memakai kan mahar pada Annisa, kini Tama membaca doa tepat di ubun-ubun Annisa.

Annisa tertegun untuk beberapa saat. Setelah selesai, Tama mengecup keningnya begitu lama hingga membuat Annisa terhanyut didalamnya.

Mama Linda tersenyum lagi. ''Tidak salah lagi! Lihatlah sekarang, bayi yang dulu pernah ia adzan kan saat ia baru lahir, kini sudah menjadi istrinya. Aku tak pernah tau tentang sejarah Sayidah Aisyah dengan Rasulullah seperti apa. Tapi sekilas aku pernah mendengar jika sejak kecil, Rasulullah yang suka menemani Sayidah Aisyah saat bermain di usia kanak-kanak nya. Begitu juga dengan Tama. Dan hari ini semua itu terbukti di depan mataku. Ternyata Allah sengaja mempertemukan ku dengan Alisa dulu karena inilah. Aku baru sadar setelah sekian lama.''

''Lihatlah mereka, begitu cocok dan serasi. Tidakkah kalian lihat, jika Tama begitu mirip dengan Annisa? Begitu pun sebaliknya?'' tanya Mama Linda Pada Papa Fabian dan Mak Alisa.

Papi Gilang tersenyum, ''Tante benar sekali. Sedari kecil aku sudah melihat hubungan mereka berdua. Saling ada keterikatan satu sama lainnya. Itu sih pendapat ku. Bagaimana dengan mu, sayang? Adakah sesuatu tentang mereka berdua sejak mereka kecil?'' tanya Papi Gilang.

Mak Alisa termenung sesaat, ia mengingat jika pertama kali melihat Tama, entah mengapa ia sangat menyukai dengan bocah kecil itu.

Ada keterikatan di antara mereka. Bahkan ketika hamil pun, ia sangat suka dengan bau harum tubuh Tama. Aneh sih. Tapi inilah yang terjadi.

Bahkan ketika melahirkan Annisa pun, Tama lah yang mengadzani nya. Saat itu, Tama sampai menangis ketika pertama kali mencium dahi Annisa.

Begitu cerita Mak Alisa. Membuat yang ada disana tertegun. ''Mereka sedari lahir memang sudah ditakdirkan sayang. Dan jalan mereka di persatukan seperti ini. Walaupun terpaut usia yang begitu jauh, tapi aku yakin mereka bisa mengimbangi diri masing-masing. Lihatlah!'' tunjuk Papi Gilang pada mereka semua.

Semua yang ada disana tertegun lagi. Bagaimana tidak, Tama begitu Lama mengecup dahi Annisa hingga air mata itu menetes dari mata yang terpejam.

Annisa pun sama. Mereka berdua tersedu disana. Pernikahan beda usia. Sangat jauh. Jika Tama berusia matang 32 tahun sedangkan Annisa baru 17 tahun.

Sangat kentara terlihat. Tapi itulah yang terjadi antara Annisa dan Adrian Pratama saat ini.

Mama Linda menepuk lembut bahu Tama yang sedang menangis memeluk Annisa. ''Lepas dulu ih mantu Mama! Nanti aja sayang-sayang nya! Nanti ada waktunya! Biarkan Mama memeluk dulu mantu Mama!'' omel Mama Linda

Annisa yang masih dalam pelukan Tama tertawa. Tawa yang tidak di buat-buat seperti senyum palsu itu.

Begitu juga dengan Tama. Tawa tulus langsung dari hati. ''Sayang ku! Keinginan Mama akhirnya terkabul! Menjadikan mu menantu Mama, itulah doa Mama yang selalu Mama panjatkan selama ini. Dan ya, setelah ini Mama akan menunaikan janji Mama pada Papa kalian!'' ketus Mama Linda di akhir kalimat nya.

Papa Fabian menelan Saliva nya. ''Ma-mama becanda kan Ma? Mama mau tinggalin Papa sendirian? Papa nggak mau Ma! Papa nggak mau! Pokoknya Papa ikut! Titik tanpa koma!'' seru Papa Fabian begitu panik.

Mama Linda terkekeh, namun menyeramkan. ''Sudah ku bilang Fabian Pratama! Kau tidak pernah mendengar kan apa kata-kata ku? Sekarang tahan lah sendiri! Terima resikonya! Aku tak peduli! Aku akan tetap pergi umroh selama sebulan tanpa kamu! Itu janji yang harus ku tunaikan jika aku bisa menikahkan Tama dan Annisa! Janjiku selesai! Hari ini juga aku akan berangkat! Pesawat ku sudah menunggu!'' ketus Mama Linda begitu kesal Pada Papa Fabian.

Papa Fabian panik. Ia gelagapan tidak tau harus berbuat apa. Ia merengek seperti anak-anak pada Mama Linda agar tidak pergi.

Tapi Mama Linda tidak peduli. Dia tetap pada pendiriannya. ''Ayo lah sayang.. tega kamu ninggalin aku??''

''Aku harus menunaikan janjiku, Papa! Janji itu adalah hutang! Kamu tau itu. Bukankan itu sudah menjadi kesepakatan kita berdua sebelum ini? jika Sampai hal ini terjadi. Gimana sih?!'' kesal Mama Linda.

Mak Alisa dan Papi Gilang tertawa. Annisa berdiri melihat kedua orang tua Tama yang sudah di anggap kedua orang tuanya sejak ia masih kecil dulu.

''Pa..''

''Iya Sayang! Bujuk ih, Mama kamu! Papa nggak mau tinggal sendiri di rumah itu! Mana Dirga dan Astrid sering keluar lagi! Papa akan kesepian Mama!''

''Nggak peduli dan nggak mau dengar!'' ketus Mama Linda.

Papa Fabian semakin frustasi melihat itu. Annisa tertawa, ''Papa! Dengerin Adek!'' seru Annisa lembut namun tegas.

Papa Fabian menoleh pada Annisa dengan wajah memelas. ''Pa.. Adek akan temani Papa selama Mama umroh! Adek akan tinggal bersama Papa, ya? Pagi, adek akan ke sekolah. Kalau siang nya Kan udah pulang? Papa nanti ada temannya. Ya?'' bujuk Annisa begitu lembut.

Ia menarik tangan paruh baya itu untuk duduk. Mama Linda dan Tama terkikik geli melihat wajah merengut Papa Fabian.

''Biarkan Mama pergi untuk menunaikan janjinya. Semua itu kan demi kami juga? Atau Papa juga mau umroh bersama Mama? Akan adek siapkan segera! Kecil-kecil gini adek punya kok teman di bagian keberangkatan umroh ini? Dulu pun, saat Mak sama Papi berangkat haji Adek yang daftarin? Gimana? Mau?'' tanya Annisa dengan tersenyum lembut pada Papa Fabian.

Papa Fabian tersenyum lembut. Ia mengangguk dan mengusap kepala Annisa yang banyak bunga mawar dan melati nya.

''Tentu, Nak. Papa mau. Papa akan berangkat sendirian saja umrohnya. Biarkan Mama Linda yang duluan berangkat. Papa akan menyusul.'' jawab Papa Fabian.

''Alhamdulillah...'' ucap mereka bersamaan.

''Lihat lah sayang, Annisa Putri kita bisa menyamai posisinya dengan Tama. Dia sudah dewasa sayang. Aku bangga padanya. Didikan ku selama ini untuknya, ia terapkan dengan baik.'' imbuh Papi Gilang pada Mak Alisa yang sudah tersedu di pelukannya.

''Terimakasih, By! Terimakasih!'' bisik Mak Alisa di telinga Papi Gilang yang sedang memeluknya saat ini.

''Untukmu, sayang. Apapun akan ku lakukan. Karena hidupku adalah kamu! Cup!'' Papi Gilang mengecup pucuk kepala Mak Alisa yang tertutup hijab hitam panjangnya.

Ayah Emil tertegun melihat pasangan beda usia itu. Sang istri yang melihat ayah Emil berubah menjadi sendu, memeluknya dengan erat.

''Ikhlaskan Bang.. dia telah bahagia dengan pilihannya. Lupakan dia. Aku tetap setia disamping mu sampai kapanpun!'' ucap Mak Azizah. Istri kedua ayah Emil.

Yang merupakan salah satu karyawan kepercayaan Papi Gilang sebelum ia menikah dengan Ayah Emil.

Ayah Emil memeluk erat tubuh Mak Azizah. ''Tentu sayang! Maaf jika aku selalu melukai mu!'' Bisik Ayah Emil di telinga Mak Azizah.

Semua yang ada disana masing-masing memeluk pasangan nya. Annisa tersenyum melihat itu, tapi senyum itu surut saat melihat wajah Tama yang berubah menjadi datar kembali.

''Ada apa dengan mu Bang? Kenapa seolah kamu menolakku menjadi istrimu? Apakah ini hanya perasaan ku saja? Aku tau kamu Bang! Kamu terpaksa menikahi ku karena Mama Linda! Aku tau itu. Aku akan sabar menghadapi mu! Karena ku tau, hatimu tidak lagi untukku. Tapi sudah menjadi milik orang lain. Selena! Selena telah merebut mu dariku! Ah, tidak! Tapi aku lah yang salah karena telah mencintai mu!'' bisik Annisa di dalam hatinya.

Tangan halus yang sudah berhiaskan Henna itu mengepal erat.

💕💕💕💕💕

Bisakah Annisa meluluhkan hati Adrian Pratama? Ataukah Adrian memang sudah mencintai Annisa tapi tidak mau menunjukkan nya?

Ataukah ada dendam dihatinya untuk Annisa?

Bagian ini baru udah othor revisi ye? Krena kemarin ada yang komplain, katanya kalau mereka terpaut 12 tahun. Tetapi salah. Othor yang lupa. Mereka berdua terpaut usia 15 tahun. Baca aja di AKU BUKAN PEMBAWA SIAL. ye?

Bagi yang baru mampir jangan kaget. Bab ini udah othor revisi.

Ikuti terus kelanjutannya! 😉

Terpopuler

Comments

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

g ape beda usia yg pntng slng melengkapi

2023-02-03

3

manda_

manda_

lanjut thor

2022-10-25

3

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan
2 Melamar
3 Di terima
4 Menikah
5 Pernikahan Beda usia
6 Terpaksa Menikahinya
7 Terluka
8 Mengikhlaskan
9 Menemui Annisa
10 Kepulangan Mama Linda
11 Berdebat
12 Lepaskan aku!
13 Jangan Pergi..
14 Selena
15 Menjenguk Annisa lagi
16 Ustadzah Azura
17 Di klaim
18 Salah paham
19 Luka tak berdarah
20 Cinta sejati
21 Rapuh
22 Untuk Pertama kalinya
23 Kepergok
24 Pulang ke pesantren
25 Sama-sama salah paham
26 Selly di rumah Tama
27 Merajuk
28 Panas
29 Ceraikan aku!
30 Gadis labil
31 Penyelamat Annisa di masa lalu
32 POV Tama
33 Salah
34 Tamu tak di undang
35 Apa mau mu?!
36 Wanita bermuka dua
37 Jangan Membandingkan dirimu dengan Annisa ku
38 Vitamin
39 Ikan asin Terbang
40 Cinta masa kecil
41 Cinta sampai mati
42 Cinta sampai mati 2
43 Cinta terakhir
44 Balik ke pesantren
45 Liburan kenaikan kelas
46 Berlibur ke tempat Nenek
47 Berangkat ke Aceh
48 Kebersamaan di rumah Nenek dan Kakek
49 Lelah hingga ketiduran
50 Lamaran untuk Tama
51 Jalan-jalan ke pantai batu putih
52 Nara marah dan ingin pulang ke Medan
53 Sandiwara berujung penderitaan
54 Tama dirawat
55 Sakit tak berdarah
56 Tama menemui Annisa
57 Penjelasan Tama
58 Penolakan Annisa
59 Penyesalan Papi Gilang
60 Menjadi Janda
61 Saudara tiri rasa saudara kandung
62 Berdamai dengan takdir masa depan
63 Menjenguk Annisa bersama Mama Linda
64 Saling mempertahankan
65 Cinta dan Obsesi itu berbeda
66 Aku tidak menginginkan mu Azura!
67 Kamu segalanya dan untuk selamanya
68 Pasrah pada takdir
69 Kedatangan saudara tiri
70 Kamitha Andriyana Pratama
71 Penjelasan Mitha
72 Hidayah datang diwaktu yang tepat
73 Mitha dan Tama memasak
74 Mitha vs Azura
75 Penolakan Tama
76 Kekesalan Tama pada Annisa
77 Pria tua egois!
78 Mengalah demi bisa membahagiakan nya
79 Setuju
80 Rencana pernikahan Mitha
81 Kedatangan Bunda Azizah
82 Ayah Emil sedang sakit
83 Saldo ATM Annisa
84 Kamu datang, Nak??
85 Syakir Abbas Syahputra
86 Ponsel
87 Bertemu Arta dan Uwak Udin
88 Kemarahan Annisa
89 Bukti
90 Kamu sangat beruntung, Dek!
91 Penolakan Syakir
92 Permintaan Mitha
93 Menginap di rumah sakit
94 Maafkan Arta, Abang ..
95 Terimakasih, Nak.
96 Pria tua
97 Posesif
98 Tamu jauh keluarga Bunda Zizi
99 Lidah tak bertulang
100 Amarah Bunda Zizi
101 Keluarga Pengeruk !
102 Keluarga kaya vs Keluarga miskin
103 Ide Annisa
104 Kembalikan hak kedua orang tuaku!
105 Tertekan di bawah ancaman
106 Ditangkap polisi
107 Kebenaran dibalik penipuan
108 Selesai
109 Balik ke pesantren
110 Di hina karena sudah tua
111 Kau membelanya Zi?!
112 Arta marah
113 Di usir
114 Kesalahan masa lalu berimbas di masa depan
115 Apa salah kami, Bang?
116 Kasih sayang yang tulus
117 Prestasi yang membanggakan!
118 Pulang kerumah
119 Tidak di inginkan
120 Biarkan aku yang bicara!
121 Mitha sayang Papa..
122 Kangen banget sama kamu!
123 Acara pernikahan Mitha
124 Tamu di pagi hari
125 Mama Karin
126 Tekanan darah tinggi
127 Jalan-jalan ke tepi pantai
128 Seleb dadakan
129 Pertolongan Annisa
130 Sang fotografer
131 Gara-gara ular
132 Ular membawa berkah
133 Kamu menyindir ku saudara ipar?!
134 Mencari masalah
135 Sangat bersalah
136 Kerumah Ayah Emil
137 Ulang tahun Bella
138 Perusuh!
139 Saya Annisa!
140 Jangan selalu menghina nya!
141 Tidak bisakah Berdamai?
142 Selalu di rendahkan!
143 Tinggal bersama ku!
144 Makan bersama keluarga
145 Hadiah untuk Bella
146 Hadiah ke dua
147 Keluarga yang utama
148 Memberi tapi mengharap imbalan
149 Keluarga Terpandang
150 Si Ratu tukang makan!
151 Keseruan saat bersama
152 Liburan usai
153 Balik lagi ke pesantren
154 Berpisah
155 Keseharian setelah Annisa kembali ke pesantren
156 Ujian akhir
157 Di jemput yang tersayang, uhuuyy!!
158 Kejutan untuk yang tersayang....
159 Menantu Cantik
160 Henna pilihan Tama
161 Ketiduran
162 Kegelisahan Annisa
163 Ritual adat
164 Rindu kamu
165 Malu sama Kinara
166 Akad ulang
167 Mahar yang sama
168 Menggoda Tama
169 The Wedding Adrian Pratama & Annisa Pratama
170 Yang terakhir kalinya Ayah nikahkan.
171 Pingsan di tengah-tengah acara resepsi
172 Menuruti keinginan Tama
173 Pasangan beda usia yang romantis
174 Selesai
175 Tantangan
176 Saringan tahu
177 Jebol sudah tanggul Surga
178 Siapa yang kalah?
179 Kesiangan di pagi pertama
180 Batal datang
181 Firasat buruk
182 Menginap dirumah Ayah
183 Takdir nya
184 Makan malam yang terakhir kalinya
185 Menginap dirumah Ayah Emil
186 Tidur bersama Ayah
187 Pesan terakhir
188 Berpulang ke pangkuan Allah
189 Sudah pergi
190 Ikhlaskan kepergian nya
191 Berduka
192 Obat penenang
193 Tahlilan
194 Pulang kerumah masing-masing
195 Sunyi, sepi sangat terasa
196 Butuh waktu
197 Tamu penting
198 Ulat bulu baru
199 Wanita tua tapi aneh!
200 Kedatangan Kinara
201 Kedatangan Syakir, Arta dan Bella
202 Kebersamaan sebelum pergi
203 Ana uhibbuka fiillaahh, sayang..
204 Perpisahan sekolah
205 Juara Umum
206 Sepatah dua kata
207 Makan bersama
208 Mengantar Azura
209 Kecemasan Annisa
210 Hancur sehancur-hancurnya
211 Keputusan
212 Pergi untuk kembali
213 Hari yang kelam
214 Berangkat ke Bandung
215 Kepergian Annisa
216 Pergi untuk kembali
217 Salah paham
218 Masuk rumah sakit
219 Kenyataan pahit
220 Harus kuat
221 Pesan Rindu Annisa untuk Tama
222 Sudah pasti
223 Suka Makan
224 Sensitif
225 Kenyataan yang sebenarnya tentang Bude Zahra
226 Kembali seperti biasa
227 Terpaku di tempat
228 Pertemuan Pertama setelah sekian lama
229 Duo biang rusuh
230 Anakmu, Bang Tama
231 Bidadari Surgaku..
232 Showroom milik kita
233 Nama si kembar
234 Pulang ke Medan
235 Cucu Kita!
236 Disambut Hangat oleh Keluarga besar
237 Masih sama
238 Keadatangan Ustdazah Azura
239 Apa alasanmu?!
240 Pengakuan Azura
241 Flashback lima tahun yang lalu
242 Flashback 2
243 Flashback 3
244 Flashback 4
245 Flashback end
246 Selesai dan berdamai
247 Ziarah ke makam Ayah Emil
248 Menginap dirumah Papi Gilang
249 Merajuk
250 Pendatang Baru
251 Bertamasya bersama saudara
252 Terimakasihh, sayang..
253 Kembar lagi?
254 Welcome to the World baby triplets
255 Bahagiaku bersamamu
256 Annisa istri kecilku, End
257 Cuap-cuap 0thor!
258 Bonchap terakhir
259 Bonchap End
260 Pengumuman sedikit ye?
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Ketahuan
2
Melamar
3
Di terima
4
Menikah
5
Pernikahan Beda usia
6
Terpaksa Menikahinya
7
Terluka
8
Mengikhlaskan
9
Menemui Annisa
10
Kepulangan Mama Linda
11
Berdebat
12
Lepaskan aku!
13
Jangan Pergi..
14
Selena
15
Menjenguk Annisa lagi
16
Ustadzah Azura
17
Di klaim
18
Salah paham
19
Luka tak berdarah
20
Cinta sejati
21
Rapuh
22
Untuk Pertama kalinya
23
Kepergok
24
Pulang ke pesantren
25
Sama-sama salah paham
26
Selly di rumah Tama
27
Merajuk
28
Panas
29
Ceraikan aku!
30
Gadis labil
31
Penyelamat Annisa di masa lalu
32
POV Tama
33
Salah
34
Tamu tak di undang
35
Apa mau mu?!
36
Wanita bermuka dua
37
Jangan Membandingkan dirimu dengan Annisa ku
38
Vitamin
39
Ikan asin Terbang
40
Cinta masa kecil
41
Cinta sampai mati
42
Cinta sampai mati 2
43
Cinta terakhir
44
Balik ke pesantren
45
Liburan kenaikan kelas
46
Berlibur ke tempat Nenek
47
Berangkat ke Aceh
48
Kebersamaan di rumah Nenek dan Kakek
49
Lelah hingga ketiduran
50
Lamaran untuk Tama
51
Jalan-jalan ke pantai batu putih
52
Nara marah dan ingin pulang ke Medan
53
Sandiwara berujung penderitaan
54
Tama dirawat
55
Sakit tak berdarah
56
Tama menemui Annisa
57
Penjelasan Tama
58
Penolakan Annisa
59
Penyesalan Papi Gilang
60
Menjadi Janda
61
Saudara tiri rasa saudara kandung
62
Berdamai dengan takdir masa depan
63
Menjenguk Annisa bersama Mama Linda
64
Saling mempertahankan
65
Cinta dan Obsesi itu berbeda
66
Aku tidak menginginkan mu Azura!
67
Kamu segalanya dan untuk selamanya
68
Pasrah pada takdir
69
Kedatangan saudara tiri
70
Kamitha Andriyana Pratama
71
Penjelasan Mitha
72
Hidayah datang diwaktu yang tepat
73
Mitha dan Tama memasak
74
Mitha vs Azura
75
Penolakan Tama
76
Kekesalan Tama pada Annisa
77
Pria tua egois!
78
Mengalah demi bisa membahagiakan nya
79
Setuju
80
Rencana pernikahan Mitha
81
Kedatangan Bunda Azizah
82
Ayah Emil sedang sakit
83
Saldo ATM Annisa
84
Kamu datang, Nak??
85
Syakir Abbas Syahputra
86
Ponsel
87
Bertemu Arta dan Uwak Udin
88
Kemarahan Annisa
89
Bukti
90
Kamu sangat beruntung, Dek!
91
Penolakan Syakir
92
Permintaan Mitha
93
Menginap di rumah sakit
94
Maafkan Arta, Abang ..
95
Terimakasih, Nak.
96
Pria tua
97
Posesif
98
Tamu jauh keluarga Bunda Zizi
99
Lidah tak bertulang
100
Amarah Bunda Zizi
101
Keluarga Pengeruk !
102
Keluarga kaya vs Keluarga miskin
103
Ide Annisa
104
Kembalikan hak kedua orang tuaku!
105
Tertekan di bawah ancaman
106
Ditangkap polisi
107
Kebenaran dibalik penipuan
108
Selesai
109
Balik ke pesantren
110
Di hina karena sudah tua
111
Kau membelanya Zi?!
112
Arta marah
113
Di usir
114
Kesalahan masa lalu berimbas di masa depan
115
Apa salah kami, Bang?
116
Kasih sayang yang tulus
117
Prestasi yang membanggakan!
118
Pulang kerumah
119
Tidak di inginkan
120
Biarkan aku yang bicara!
121
Mitha sayang Papa..
122
Kangen banget sama kamu!
123
Acara pernikahan Mitha
124
Tamu di pagi hari
125
Mama Karin
126
Tekanan darah tinggi
127
Jalan-jalan ke tepi pantai
128
Seleb dadakan
129
Pertolongan Annisa
130
Sang fotografer
131
Gara-gara ular
132
Ular membawa berkah
133
Kamu menyindir ku saudara ipar?!
134
Mencari masalah
135
Sangat bersalah
136
Kerumah Ayah Emil
137
Ulang tahun Bella
138
Perusuh!
139
Saya Annisa!
140
Jangan selalu menghina nya!
141
Tidak bisakah Berdamai?
142
Selalu di rendahkan!
143
Tinggal bersama ku!
144
Makan bersama keluarga
145
Hadiah untuk Bella
146
Hadiah ke dua
147
Keluarga yang utama
148
Memberi tapi mengharap imbalan
149
Keluarga Terpandang
150
Si Ratu tukang makan!
151
Keseruan saat bersama
152
Liburan usai
153
Balik lagi ke pesantren
154
Berpisah
155
Keseharian setelah Annisa kembali ke pesantren
156
Ujian akhir
157
Di jemput yang tersayang, uhuuyy!!
158
Kejutan untuk yang tersayang....
159
Menantu Cantik
160
Henna pilihan Tama
161
Ketiduran
162
Kegelisahan Annisa
163
Ritual adat
164
Rindu kamu
165
Malu sama Kinara
166
Akad ulang
167
Mahar yang sama
168
Menggoda Tama
169
The Wedding Adrian Pratama & Annisa Pratama
170
Yang terakhir kalinya Ayah nikahkan.
171
Pingsan di tengah-tengah acara resepsi
172
Menuruti keinginan Tama
173
Pasangan beda usia yang romantis
174
Selesai
175
Tantangan
176
Saringan tahu
177
Jebol sudah tanggul Surga
178
Siapa yang kalah?
179
Kesiangan di pagi pertama
180
Batal datang
181
Firasat buruk
182
Menginap dirumah Ayah
183
Takdir nya
184
Makan malam yang terakhir kalinya
185
Menginap dirumah Ayah Emil
186
Tidur bersama Ayah
187
Pesan terakhir
188
Berpulang ke pangkuan Allah
189
Sudah pergi
190
Ikhlaskan kepergian nya
191
Berduka
192
Obat penenang
193
Tahlilan
194
Pulang kerumah masing-masing
195
Sunyi, sepi sangat terasa
196
Butuh waktu
197
Tamu penting
198
Ulat bulu baru
199
Wanita tua tapi aneh!
200
Kedatangan Kinara
201
Kedatangan Syakir, Arta dan Bella
202
Kebersamaan sebelum pergi
203
Ana uhibbuka fiillaahh, sayang..
204
Perpisahan sekolah
205
Juara Umum
206
Sepatah dua kata
207
Makan bersama
208
Mengantar Azura
209
Kecemasan Annisa
210
Hancur sehancur-hancurnya
211
Keputusan
212
Pergi untuk kembali
213
Hari yang kelam
214
Berangkat ke Bandung
215
Kepergian Annisa
216
Pergi untuk kembali
217
Salah paham
218
Masuk rumah sakit
219
Kenyataan pahit
220
Harus kuat
221
Pesan Rindu Annisa untuk Tama
222
Sudah pasti
223
Suka Makan
224
Sensitif
225
Kenyataan yang sebenarnya tentang Bude Zahra
226
Kembali seperti biasa
227
Terpaku di tempat
228
Pertemuan Pertama setelah sekian lama
229
Duo biang rusuh
230
Anakmu, Bang Tama
231
Bidadari Surgaku..
232
Showroom milik kita
233
Nama si kembar
234
Pulang ke Medan
235
Cucu Kita!
236
Disambut Hangat oleh Keluarga besar
237
Masih sama
238
Keadatangan Ustdazah Azura
239
Apa alasanmu?!
240
Pengakuan Azura
241
Flashback lima tahun yang lalu
242
Flashback 2
243
Flashback 3
244
Flashback 4
245
Flashback end
246
Selesai dan berdamai
247
Ziarah ke makam Ayah Emil
248
Menginap dirumah Papi Gilang
249
Merajuk
250
Pendatang Baru
251
Bertamasya bersama saudara
252
Terimakasihh, sayang..
253
Kembar lagi?
254
Welcome to the World baby triplets
255
Bahagiaku bersamamu
256
Annisa istri kecilku, End
257
Cuap-cuap 0thor!
258
Bonchap terakhir
259
Bonchap End
260
Pengumuman sedikit ye?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!