''Astaghfirullah... nak??''
''Hiks, Abang nggak mau nikah lagi, Mak! biar aja Abang jadi perjaka tua! Hiks..'' Isak Tama masih dalam pelukan Mak Alisa.
Mama Linda melototkan matanya. Ia berdiri di hadapan yang Mak Alisa sedang berpelukan sambil duduk dilantai.
''Enak aja! Kamu tetap harus menikah hari ini juga! Mama sudah punya calon nya!'' ketus Mama Linda sambil berkacak pinggang.
''Abang nggak mau, Mama! Biarin aja Abang jadi perjaka tua! Nggak nikah sampai kapanpun! Malas Abang, jika harus mendapatkan wanita seperti itu lagi! Pilihan Mama selalu saja berbelok! Tidak sesuai dengan perkataan Mama!'' seru Tama begitu kesal masih terisak dalam pelukan Mak Alisa.
Mak Alisa yang mendengar nya tertawa. Sementara Mama Linda melotot lagi melihat putra sulungnya itu.
''Heh! enak aja! Kali ini, kamu tidak bisa menolaknya! Gadis ini, gadis yang dulu pernah kamu urus sejak bayi dan dia pun ada disini!''
Deg!
Jantung Tama berdegup kencang. Ia mengurai pelukannya dari Mak Alisa. Ia menatap Mak Alisa yang sedang tertawa menatap nya.
''Siapa Mak? Sejak bayi?? Ada disini? Siapa?'' tanya Tama pada Mak Alisa.
Mak Alisa terkekeh, ''Tanyakan sama Mamamu! Mak tak tau, Nak. Sungguh! Mak aja baru tau ini dari Mama mu? Memangnya siapa sih Kak?''
Mama Linda tersenyum misterius. ''Aku akan kesana untuk menemuinya. Pernikahan tetap akan berlangsung. Setuju atau tidak kamu tetap harus menikahi nya! Kamu pasti menyukainya, Adrian Pratama!'' imbuh Mama Linda dengan segera berlalu meninggalkan Mak Alisa yang terbengong begitu juga dengan Tama.
''Mak??'' tanya Tama masih dengan suara seraknya.
Mak Alisa menggeleng, ''Mak beneran tak tau sayang. Siapa rupanya? Kamu tau Bang? Kamu tau siapa orang nya Papi??''
Dua pria paruh baya beda usia itu menghela nafas panjang. ''Abang tak tau Lis. Beneran. Kakakmu itu ada-ada saja! Jika keinginan nya belum terkabul, maka inilah yang terjadi. Ck! Ayo Gilang! Kita duduk saja. Capek kaki tuaku ini berjalan terus sambil mengejar Tante mu itu. Ishh... kambuh nih kayaknya encokku! Awas kamu Linda!'' ucap Papa Fabian bersungut-sungut.
Papi Gilang hanya tertawa saja. Tama masih duduk termenung dilantai nan dingin. Mak Alisa tersenyum dan berdiri saat seseorang itu datang menghampiri nya.
''Bang?''
Deg!
''Sayang!'' sahut Tama. Dengan segera ia menoleh ke belakang dan melihat putri kecil Mak Alisa yang sudah SMA itu itu tersenyum padanya.
Mama Linda berdecak sebal. ''Giliran panggilan tidak mau berubah. Disuruh nikah nggak mau? Maunya kamu apa sih Tama?!'' omel mana Linda sembari berkacak pinggang di hadapan Tama.
Tama menyusut ingusnya. Putri Mak Alisa tertawa. ''Iyuuuhhh.. Abang jorok ih! Di lap itu ingus! Ih, Abang cengeng!'' ledek putri Mak Alisa.
Tama menatap tajam pada putri Mak Alisa. ''Diam kamu sayang! Nggak Abang kasi uang jajan, baru tau rasa kamu!'' ketus Tama.
Mak Alisa tertawa. ''Eiitts! jangan bawa-bawa uang jajan disini! Adek nggak terima ya!'' ketus putri Mak Alisa dengan memanyunkan bibirnya.
''Biarin, siapa suruh ngeledekin Abang?!'' balas Tama. Ia berjalan mendekati putri Mak Alisa dan merangkul bahunya untuk dibawa ke meja akad dan duduk disana.
''Loh, loh. Ini mau di kemanain? Di ajak nikah kah?'' tanya putri Mak Alisa sambil mengikuti langkah Tama yang terus membawanya ke meja akad.
Mak Alisa tertawa melihat sepasang anak manusia berbeda usia itu. Tapi tidak dengan Mama Linda.
Ia menatap serius pada sepasang anak manusia itu.
''Ya, mau Abang nikahin kamu! Puas? Diam ah! Abang lagi butuh teman ini..'' jawab Tama membuat putri Mak Alisa itu berbalik menatap wajah tampan Tama yang sudah sangat dewasa.
''Abang serius? Mau nikahin adek? Abang nggak kecewa nanti Jika nikahin adek? Adek pecicilan loh.. nakal, bandel, cerewet! Nanti yang ada Abang kesal lagi sama sikap adek. Abang yakin?'' tanya putri Mak Alisa dengan senyum meledeknya.
''Ya, Abang serius! Kenapa tidak Jika kamu mau? Lagipula kita sedari kecil kan sudah saling mengenal? Lebih baik Abang menikah dengan mu daripada harus menikah dengan wanita lain! Kamu berbeda dari mereka sayang! Biarpun kamu nakal, cerewet dan tukang palak Abang, tapi Abang lebih baik menikahimu dari pada gadis lain!'' jawab Tama begitu serius.
Ucapan Tama ini mengundang tanya bagi semua yang ada disana. Mama Linda menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyuman.
Senyum manis yang begitu di sukai oleh Papa Fabian. Sementara Mak Alisa dan Papi Gilang tertegun.
Mereka saling pandang.
''Hahaha .. Abang ngacok! Udah ah! Abang itu nggak cocok sama adek! Bukan karena umur nya. Tapi dari segi kematangan nya. Abang sudah dewasa. Sedang adek? Masih SMA loh.. kelas dua pula. Belum tamat, Abang! hahaha.. Abang ngacok!'' ucap putri Mak Alisa sambil tertawa sumbang.
''Abang serius sayang! Abang tidak main-main dengan ucapan Abang!'' ucap Tama masih dengan raut wajah serius.
''Weleh? Abang serius?!''
Tama mengangguk. ''Maaakkk.. Abang ngacok!!'' pekik putri Mak Alisa.
Ia ingin lari dari hadapan Tama. Tapi Tama mencekal tangan nya. ''Abang serius Dek!''
Putri Mak Alisa menggeleng, ''Nggak! Abang ngacok! Abang hanya sedang kecewa iyakan? Makanya Abang memilih adek untuk menjadi pelarian Abang? Agar luka di hatimu tertutup oleh kehadiran ku yang tidak di inginkan oleh hatimu??''
Deg!
Deg!
"Sayang.. " panggil Tama dengan lembut.
Putri Mak Alisa tersenyum. Ia memegang tangan Tama dengan erat. " Jika Abang masih ingin sendiri dan tidak ingin menikah, maka lakukan! Tapi jangan jadikan aku yang notabenenya adik mu sendiri untuk menjadi istrimu. Abang ingin menjadikan aku sebagai tempat pelarian dari hati Abang yang sedang terluka. Adek hanya bercanda kok. Jangan dimasukin ke hati ya? Udah ah! Ayo duduk. Abang mau makan apa? Sedari tadi pagi Abang belum sarapan loh.." ucapnya dengan sengaja mengalihkan perhatian Tama dari ucap an nya tadi.
"Sayang .." panggil Tama lagi.
Mata itu mengembun, buliran bening itu siap meluncur dalam satu kali kedip. Begitu juga dengan adik angkat Tama.
Ia tersenyum, namun hatinya terluka. Terluka karena cintanya untuk Tama hanya bisa di pendam di dalam hati.
"Ayo, adek ambilkan Abang makan. Adek suapin ya?" ajaknya dengan segera ia mendudukkan Tama di kursi akad dan dirinya berlalu meninggalkan Tama yang sedang menangis karena ucapan adik angkat nya itu.
Putri Mak Alisa berjalan tanpa menoleh pada Tama. Ia menyusut buliran bening yang sudah mengalir di pipinya.
Sementara Mama Linda menatap serius pada Mak Alisa. "Lis, dengan pikiran tenang tanpa paksaan dari siapapun, aku meminta padamu. Aku menginginkan jika Annisa Putri mu dengan Emil yang akan menjadi pengantin pengganti untuk Tama putraku! Aku melamar nya untuk menjadi istri putraku! Maukah kamu menerimanya? Maukah kamu mengizinkan putrimu untuk menjadi istri dari putraku, Adrian Pratama??"
Deg!
Deg!
"Apa?!"
"Ka-kak??"
💕💕💕💕💕
Yuhuuu... othor kembali lagi.
Kayaknya seru deh, cerita Antara bang Tama dan adek Annisa?
Hehe.. othor tunggu dukungan dari klean ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Iis Isas
nikahkan aja Tama sama putr Thooor..... !!
2023-08-23
1
Meyda Fazilla Ashanum
lope lope buat author
2023-02-04
2
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
tgl ungkapi aja Napa sakit loh d pendam
2023-02-03
1