Di terima

''Lis, dengan pikiran tenang tanpa paksaan dari siapapun, aku meminta padamu. Aku menginginkan jika Annisa Putri mu dengan Emil yang akan menjadi pengantin pengganti untuk Tama putraku! Aku melamar nya untuk menjadi istri putraku! Maukah kamu menerimanya? Maukah kamu mengizinkan putrimu untuk menjadi istri dari putraku, Adrian Pratama??"

Deg!

Deg!

"Apa?!" pekik Annisa begitu terkejut mendengar ucapan Mama Linda. Begitu juga dengan Tama.

Tubuh itu membeku mendengar ucapan sang Mama untuk nya.

"Ka-kak??" panggil Mak Alisa begitu terkejut.

''Aku mohon, Lis! Hanya Annisa yang bisa menjadi istrinya! Sudah sedari dulu aku mengatakan nya padamu. Tapi kamu tetap diam saja. Akan aku hubungi Emil untuk segera kesini. Tama! Kamu sudah disiapkan bukan mahar untuk istrimu?''

Tama terkejut. ''Ma? Abang tetap harus nikah? Sama Annisa? Adikku??''

Deg!

Annisa mengepalkan tangannya. Ia menatap datar pada Tama. ''Ya, Adrian Pratama! Kamu harus menikahi Annisa. Pernikahan ini akan Batal di mata dunia! Tapi didalam ruangan ini, acara pernikahan ini akan tetap berlangsung!''

Tama tertawa namun sumbang. ''Hahaha... Mama yakin?''

''Ya, Mama sangat yakin, Tama! Bukankah sedari Annisa berumur dua belas tahun Mama sudah mengatakan nya padamu? Bahwa kelak, jika Annisa lah yang akan menjadi istri mu? Kamu lupa, Tama?'' tanya Mama Linda dengan menatap serius pada Tama.

Tama terdiam. ''Tapi Abang tidak mau, Ma! Annisa itu adikku! Tidak lebih! Rasa sayangku, padanya hanya sebatas adik! Mana mungkin aku bisa menikahi nya? Haha Mama ngacok!'' ujar Tama sambil menatap Annisa yang sedang berada di sebelah nya.

Wajah itu datar dan terkesan begitu dingin. Tama tersentak melihatnya. ''Sayang??''

Lagi, panggilan sayang itu terucap dari bibir Tama. Annisa lagi, mengepalkan tangannya. Ia tidak menoleh pada Tama sedikitpun.

Ia menatap lurus ke depan menunggu Jawaban dari Mak Alisa. ''Bagaimana Alisa?'' tanya Mama Linda, sengaja mendesak nya agar mengatakan iya untuk pernikahan Tama dan Annisa.

''Aku... Papi! Harus gimana?'' tanya Mak Alisa pada Papi Gilang.

Papi Gilang tersenyum, ia mendekati Annisa dan merangkul nya. ''Biarkan aku bicara sebentar dengan putriku, bisakan? Hanya kami berdua saja?'' ucap Papi Gilang dengan menatap pada semua orang disana.

''Tentu, silahkan! Aku tunggu kabar baiknya. Sementara itu, kami akan mengumumkan pembatalan pernikahan Tama di depan. Ayo, Pa! Kita harus cepat, jika tidak pengantin nya keburu kabur!'' seru Mama Linda dengan segera ia berjalan ke depan, di ikuti oleh Papa Fabian yang tertawa di belakang nya.

Mak Alisa hanya bisa terkekeh saja mendengar ucapan Mama Linda. Sedangkan Papi Gilang membawa Annisa ke taman hotel itu yang ada disisi kiri dari hotel itu.

Tama yang melihat itupun mengikuti mereka dari belakang. Namun tidak masuk ketaman itu. Cukup berdiri di sisi lain.

Annisa tau, Jika Tama mengikuti mereka. ''Belum saatnya, Abang tau.'' Batinnya.

Dengan segera, mereka berdua duduk dengan saling berhadapan di taman itu. Wajah Annisa yang tadinya datar, kini tersenyum lembut pada Papi Gilang.

''Nak...''

''Kakak tau, Pi. Tanpa Papi jelaskan pun kakak sangat tau. Tapi apa mungkin, Papi?'' tanya Annisa pada Papi Gilang.

''Mungkin jika kamu ingin memulai nya.'' sahut Papi Gilang masih menatap wajah ayu Annisa. Sangat mirip dengannya.

Terkadang ia berfikir, bagaimana bisa jika ketiga anak Mak Alisa bisa mirip semua dengannya? Papi Gilang terkekeh mengenang hal itu.

''Pi.. Kakak hanya takut saja. Jika kakak menerimanya, akankah dia mau menerima kakak yang hanya seorang gadis kecil ini? Yang bisa hanya memalak diri nya saat meminta uang jajan? Padahal, Papi sama Mak udah kasih Kakak uang jajan. Tapi ya.. ada kesenangan tersendiri saat suka mengganggu nya?''

Papi Gilang tertawa. ''Tanyakan pada hatimu, sayang. Apapun yang kamu putuskan, itu yang terbaik untukmu! Papi tau, umurmu memang kecil. Tapi sikap mu begitu dewasa sayang. Kamu sangat pantas bersanding dengan nya dibanding calon nya yang gagal itu! Papi lebih suka melihatnya berjalan bersama mu. Seperti tadi. Jangan membohongi perasaan mu, sayang. Itu hanya akan melukai mu dari dalam. Terima saja. Bukankah itu yang kamu inginkan?'' tanya Papi Gilang pada Annisa.

Annisa menunduk. Tubuh itu berguncang. ''Hiks, kakak takut jika dia menolak kakak, Pi. Kakak hanya seorang anak kecil tapi, tapi begitu mencintai nya.. Apakah Kakak salah, Pi?''

Papi Gilang merengkuh tubuh Annisa dan dibawa ke dalam pelukannya. ''Kamu tidak salah sayang. Cintamu tidak salah. Kita tidak pernah tau kepada siapa kita akan jatuh cinta. Kamu ingat, bagaimana dengan Papi sama Mak mu? Bahkan sudah setua ini, kami masih saling mencintai. Tidak ada yang salah sayang. Hanya saja, pemuda itu belum tau tentang cinta dalam diam mu ini. Cuma Papi yang tau. Karena Papi bisa melihat di matamu ada cinta untuknya. Pesan Papi.. ikuti kata hatimu. Jika kamu menginginkan nya, maka terima lamaran itu. Jangan takut jika dia akan menolakmu, jika dia menolakmu kenapa pula ia mengintip kita berdua berbicara disini?'' bisik Papi Gilang di telinga Annisa.

Annisa tertawa lepas. Tama tersenyum melihatnya. ''Bahkan hanya melihatmu tersenyum saja, hati ini begitu senang, sayang. Semoga kamu tidak menolak permintaan Mama agar Abang bisa menikahimu secepat mungkin. Ishh.. kenapa pula kau jadi senang begitu sih?'' gerutu Tama pada diri sendiri namun bibir tipis itu terus tersenyum.

Ia berlalu meninggalkan anak dan ayah itu disana yang masih menertawai dirinya. Sementara yang di tertawai tidak tahu sama sekali bahwa yang menjadi tertawa an nya saat ini ada lah dirinya.

''Ayo, sayang. Kamu harus meluluhkan hati pemuda itu. Rebut kembali hatinya seperti dulu. Saat kamu masih kecil. Jangan biarkan ada ulat pengganggu yang datang untuk mengganggu hubungan mu dengannya, oke?''

''Siap Papi! Kakak sayang dan cinta sama Papi!'' seru Annisa dengan segera mengecup pipi Papi Gilang.

Papi Gilang tertawa. Ia pun membalas kecupan sayang di dahi putri sambung nya itu. ''Ayo, kita masuk! Kamu harus bersiap, Nyonya Annisa Adrian Pratama!'' goda Papi Gilang.

Annisa tertawa lepas, semua itu tak luput dari perhatian Mak Alisa. Wanita paruh baya itu mengusap bulir bening yang mengalir di pipinya.

''Semoga kamu bahagia, Nak! Sedari dulu pun Mak tau, jika kamu sangat menyukai Abang mu. Tama. Tanpa kamu katakan pun, Mak tau sayang. Mak tau segalanya.'' ucap Mak Alisa pada diri sendiri.

Papi Gilang memberi kode pada Mak Alisa dengan mengangguk pelan. Mak Alisa pun mengangguk juga.

Setelah itu, ia berlalu mendekati Mama Linda dan menyatakan ketersediaan nya menerima lamaran dari Mama Linda untuk Annisa. Putri kecilnya.

''Bagaimana? Kamu bersedia Lis? Emil udah aku hubungi. Sebentar lagi ia dan istrinya akan datang kesini.''

''Ya, aku menerima lamaran mu Kak Linda. Untuk menjadikan putriku menantu mu. Annisa pun sudah setuju.'' jawab Mak Alisa dengan senyum terus tersungging di bibir tipisnya.

''Alhamdulillah kalau begitu. Segera siapkan Annisa dan Tama. Pernikahan ini kan berlangsung tertutup. Mengingat jika Annisa masih sekolah. Takutnya, ia nanti di keluarkan pula dari sekolah. Secara kan? Annisa murid berprestasi sama seperti Mak dan Papi nya?'' goda Mama Linda.

Mak Alisa hanya bisa tertawa. Dengan segera para MUA yang sudah disiapkan oleh Mama Linda bergerak cepat untuk merias Annisa.

Mereka akan tetap menikah hari itu juga. Namun tertutup.

Akankah Tama bisa menerima kehadiran Annisa di dalam kehidupannya yang terkenal cerewet dan tukang usil?

Ikuti terus kelanjutannya! 😉

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Lanjut,aq mampir ya ceritanya sgt bagus

2022-12-08

4

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya

2022-10-25

1

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan
2 Melamar
3 Di terima
4 Menikah
5 Pernikahan Beda usia
6 Terpaksa Menikahinya
7 Terluka
8 Mengikhlaskan
9 Menemui Annisa
10 Kepulangan Mama Linda
11 Berdebat
12 Lepaskan aku!
13 Jangan Pergi..
14 Selena
15 Menjenguk Annisa lagi
16 Ustadzah Azura
17 Di klaim
18 Salah paham
19 Luka tak berdarah
20 Cinta sejati
21 Rapuh
22 Untuk Pertama kalinya
23 Kepergok
24 Pulang ke pesantren
25 Sama-sama salah paham
26 Selly di rumah Tama
27 Merajuk
28 Panas
29 Ceraikan aku!
30 Gadis labil
31 Penyelamat Annisa di masa lalu
32 POV Tama
33 Salah
34 Tamu tak di undang
35 Apa mau mu?!
36 Wanita bermuka dua
37 Jangan Membandingkan dirimu dengan Annisa ku
38 Vitamin
39 Ikan asin Terbang
40 Cinta masa kecil
41 Cinta sampai mati
42 Cinta sampai mati 2
43 Cinta terakhir
44 Balik ke pesantren
45 Liburan kenaikan kelas
46 Berlibur ke tempat Nenek
47 Berangkat ke Aceh
48 Kebersamaan di rumah Nenek dan Kakek
49 Lelah hingga ketiduran
50 Lamaran untuk Tama
51 Jalan-jalan ke pantai batu putih
52 Nara marah dan ingin pulang ke Medan
53 Sandiwara berujung penderitaan
54 Tama dirawat
55 Sakit tak berdarah
56 Tama menemui Annisa
57 Penjelasan Tama
58 Penolakan Annisa
59 Penyesalan Papi Gilang
60 Menjadi Janda
61 Saudara tiri rasa saudara kandung
62 Berdamai dengan takdir masa depan
63 Menjenguk Annisa bersama Mama Linda
64 Saling mempertahankan
65 Cinta dan Obsesi itu berbeda
66 Aku tidak menginginkan mu Azura!
67 Kamu segalanya dan untuk selamanya
68 Pasrah pada takdir
69 Kedatangan saudara tiri
70 Kamitha Andriyana Pratama
71 Penjelasan Mitha
72 Hidayah datang diwaktu yang tepat
73 Mitha dan Tama memasak
74 Mitha vs Azura
75 Penolakan Tama
76 Kekesalan Tama pada Annisa
77 Pria tua egois!
78 Mengalah demi bisa membahagiakan nya
79 Setuju
80 Rencana pernikahan Mitha
81 Kedatangan Bunda Azizah
82 Ayah Emil sedang sakit
83 Saldo ATM Annisa
84 Kamu datang, Nak??
85 Syakir Abbas Syahputra
86 Ponsel
87 Bertemu Arta dan Uwak Udin
88 Kemarahan Annisa
89 Bukti
90 Kamu sangat beruntung, Dek!
91 Penolakan Syakir
92 Permintaan Mitha
93 Menginap di rumah sakit
94 Maafkan Arta, Abang ..
95 Terimakasih, Nak.
96 Pria tua
97 Posesif
98 Tamu jauh keluarga Bunda Zizi
99 Lidah tak bertulang
100 Amarah Bunda Zizi
101 Keluarga Pengeruk !
102 Keluarga kaya vs Keluarga miskin
103 Ide Annisa
104 Kembalikan hak kedua orang tuaku!
105 Tertekan di bawah ancaman
106 Ditangkap polisi
107 Kebenaran dibalik penipuan
108 Selesai
109 Balik ke pesantren
110 Di hina karena sudah tua
111 Kau membelanya Zi?!
112 Arta marah
113 Di usir
114 Kesalahan masa lalu berimbas di masa depan
115 Apa salah kami, Bang?
116 Kasih sayang yang tulus
117 Prestasi yang membanggakan!
118 Pulang kerumah
119 Tidak di inginkan
120 Biarkan aku yang bicara!
121 Mitha sayang Papa..
122 Kangen banget sama kamu!
123 Acara pernikahan Mitha
124 Tamu di pagi hari
125 Mama Karin
126 Tekanan darah tinggi
127 Jalan-jalan ke tepi pantai
128 Seleb dadakan
129 Pertolongan Annisa
130 Sang fotografer
131 Gara-gara ular
132 Ular membawa berkah
133 Kamu menyindir ku saudara ipar?!
134 Mencari masalah
135 Sangat bersalah
136 Kerumah Ayah Emil
137 Ulang tahun Bella
138 Perusuh!
139 Saya Annisa!
140 Jangan selalu menghina nya!
141 Tidak bisakah Berdamai?
142 Selalu di rendahkan!
143 Tinggal bersama ku!
144 Makan bersama keluarga
145 Hadiah untuk Bella
146 Hadiah ke dua
147 Keluarga yang utama
148 Memberi tapi mengharap imbalan
149 Keluarga Terpandang
150 Si Ratu tukang makan!
151 Keseruan saat bersama
152 Liburan usai
153 Balik lagi ke pesantren
154 Berpisah
155 Keseharian setelah Annisa kembali ke pesantren
156 Ujian akhir
157 Di jemput yang tersayang, uhuuyy!!
158 Kejutan untuk yang tersayang....
159 Menantu Cantik
160 Henna pilihan Tama
161 Ketiduran
162 Kegelisahan Annisa
163 Ritual adat
164 Rindu kamu
165 Malu sama Kinara
166 Akad ulang
167 Mahar yang sama
168 Menggoda Tama
169 The Wedding Adrian Pratama & Annisa Pratama
170 Yang terakhir kalinya Ayah nikahkan.
171 Pingsan di tengah-tengah acara resepsi
172 Menuruti keinginan Tama
173 Pasangan beda usia yang romantis
174 Selesai
175 Tantangan
176 Saringan tahu
177 Jebol sudah tanggul Surga
178 Siapa yang kalah?
179 Kesiangan di pagi pertama
180 Batal datang
181 Firasat buruk
182 Menginap dirumah Ayah
183 Takdir nya
184 Makan malam yang terakhir kalinya
185 Menginap dirumah Ayah Emil
186 Tidur bersama Ayah
187 Pesan terakhir
188 Berpulang ke pangkuan Allah
189 Sudah pergi
190 Ikhlaskan kepergian nya
191 Berduka
192 Obat penenang
193 Tahlilan
194 Pulang kerumah masing-masing
195 Sunyi, sepi sangat terasa
196 Butuh waktu
197 Tamu penting
198 Ulat bulu baru
199 Wanita tua tapi aneh!
200 Kedatangan Kinara
201 Kedatangan Syakir, Arta dan Bella
202 Kebersamaan sebelum pergi
203 Ana uhibbuka fiillaahh, sayang..
204 Perpisahan sekolah
205 Juara Umum
206 Sepatah dua kata
207 Makan bersama
208 Mengantar Azura
209 Kecemasan Annisa
210 Hancur sehancur-hancurnya
211 Keputusan
212 Pergi untuk kembali
213 Hari yang kelam
214 Berangkat ke Bandung
215 Kepergian Annisa
216 Pergi untuk kembali
217 Salah paham
218 Masuk rumah sakit
219 Kenyataan pahit
220 Harus kuat
221 Pesan Rindu Annisa untuk Tama
222 Sudah pasti
223 Suka Makan
224 Sensitif
225 Kenyataan yang sebenarnya tentang Bude Zahra
226 Kembali seperti biasa
227 Terpaku di tempat
228 Pertemuan Pertama setelah sekian lama
229 Duo biang rusuh
230 Anakmu, Bang Tama
231 Bidadari Surgaku..
232 Showroom milik kita
233 Nama si kembar
234 Pulang ke Medan
235 Cucu Kita!
236 Disambut Hangat oleh Keluarga besar
237 Masih sama
238 Keadatangan Ustdazah Azura
239 Apa alasanmu?!
240 Pengakuan Azura
241 Flashback lima tahun yang lalu
242 Flashback 2
243 Flashback 3
244 Flashback 4
245 Flashback end
246 Selesai dan berdamai
247 Ziarah ke makam Ayah Emil
248 Menginap dirumah Papi Gilang
249 Merajuk
250 Pendatang Baru
251 Bertamasya bersama saudara
252 Terimakasihh, sayang..
253 Kembar lagi?
254 Welcome to the World baby triplets
255 Bahagiaku bersamamu
256 Annisa istri kecilku, End
257 Cuap-cuap 0thor!
258 Bonchap terakhir
259 Bonchap End
260 Pengumuman sedikit ye?
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Ketahuan
2
Melamar
3
Di terima
4
Menikah
5
Pernikahan Beda usia
6
Terpaksa Menikahinya
7
Terluka
8
Mengikhlaskan
9
Menemui Annisa
10
Kepulangan Mama Linda
11
Berdebat
12
Lepaskan aku!
13
Jangan Pergi..
14
Selena
15
Menjenguk Annisa lagi
16
Ustadzah Azura
17
Di klaim
18
Salah paham
19
Luka tak berdarah
20
Cinta sejati
21
Rapuh
22
Untuk Pertama kalinya
23
Kepergok
24
Pulang ke pesantren
25
Sama-sama salah paham
26
Selly di rumah Tama
27
Merajuk
28
Panas
29
Ceraikan aku!
30
Gadis labil
31
Penyelamat Annisa di masa lalu
32
POV Tama
33
Salah
34
Tamu tak di undang
35
Apa mau mu?!
36
Wanita bermuka dua
37
Jangan Membandingkan dirimu dengan Annisa ku
38
Vitamin
39
Ikan asin Terbang
40
Cinta masa kecil
41
Cinta sampai mati
42
Cinta sampai mati 2
43
Cinta terakhir
44
Balik ke pesantren
45
Liburan kenaikan kelas
46
Berlibur ke tempat Nenek
47
Berangkat ke Aceh
48
Kebersamaan di rumah Nenek dan Kakek
49
Lelah hingga ketiduran
50
Lamaran untuk Tama
51
Jalan-jalan ke pantai batu putih
52
Nara marah dan ingin pulang ke Medan
53
Sandiwara berujung penderitaan
54
Tama dirawat
55
Sakit tak berdarah
56
Tama menemui Annisa
57
Penjelasan Tama
58
Penolakan Annisa
59
Penyesalan Papi Gilang
60
Menjadi Janda
61
Saudara tiri rasa saudara kandung
62
Berdamai dengan takdir masa depan
63
Menjenguk Annisa bersama Mama Linda
64
Saling mempertahankan
65
Cinta dan Obsesi itu berbeda
66
Aku tidak menginginkan mu Azura!
67
Kamu segalanya dan untuk selamanya
68
Pasrah pada takdir
69
Kedatangan saudara tiri
70
Kamitha Andriyana Pratama
71
Penjelasan Mitha
72
Hidayah datang diwaktu yang tepat
73
Mitha dan Tama memasak
74
Mitha vs Azura
75
Penolakan Tama
76
Kekesalan Tama pada Annisa
77
Pria tua egois!
78
Mengalah demi bisa membahagiakan nya
79
Setuju
80
Rencana pernikahan Mitha
81
Kedatangan Bunda Azizah
82
Ayah Emil sedang sakit
83
Saldo ATM Annisa
84
Kamu datang, Nak??
85
Syakir Abbas Syahputra
86
Ponsel
87
Bertemu Arta dan Uwak Udin
88
Kemarahan Annisa
89
Bukti
90
Kamu sangat beruntung, Dek!
91
Penolakan Syakir
92
Permintaan Mitha
93
Menginap di rumah sakit
94
Maafkan Arta, Abang ..
95
Terimakasih, Nak.
96
Pria tua
97
Posesif
98
Tamu jauh keluarga Bunda Zizi
99
Lidah tak bertulang
100
Amarah Bunda Zizi
101
Keluarga Pengeruk !
102
Keluarga kaya vs Keluarga miskin
103
Ide Annisa
104
Kembalikan hak kedua orang tuaku!
105
Tertekan di bawah ancaman
106
Ditangkap polisi
107
Kebenaran dibalik penipuan
108
Selesai
109
Balik ke pesantren
110
Di hina karena sudah tua
111
Kau membelanya Zi?!
112
Arta marah
113
Di usir
114
Kesalahan masa lalu berimbas di masa depan
115
Apa salah kami, Bang?
116
Kasih sayang yang tulus
117
Prestasi yang membanggakan!
118
Pulang kerumah
119
Tidak di inginkan
120
Biarkan aku yang bicara!
121
Mitha sayang Papa..
122
Kangen banget sama kamu!
123
Acara pernikahan Mitha
124
Tamu di pagi hari
125
Mama Karin
126
Tekanan darah tinggi
127
Jalan-jalan ke tepi pantai
128
Seleb dadakan
129
Pertolongan Annisa
130
Sang fotografer
131
Gara-gara ular
132
Ular membawa berkah
133
Kamu menyindir ku saudara ipar?!
134
Mencari masalah
135
Sangat bersalah
136
Kerumah Ayah Emil
137
Ulang tahun Bella
138
Perusuh!
139
Saya Annisa!
140
Jangan selalu menghina nya!
141
Tidak bisakah Berdamai?
142
Selalu di rendahkan!
143
Tinggal bersama ku!
144
Makan bersama keluarga
145
Hadiah untuk Bella
146
Hadiah ke dua
147
Keluarga yang utama
148
Memberi tapi mengharap imbalan
149
Keluarga Terpandang
150
Si Ratu tukang makan!
151
Keseruan saat bersama
152
Liburan usai
153
Balik lagi ke pesantren
154
Berpisah
155
Keseharian setelah Annisa kembali ke pesantren
156
Ujian akhir
157
Di jemput yang tersayang, uhuuyy!!
158
Kejutan untuk yang tersayang....
159
Menantu Cantik
160
Henna pilihan Tama
161
Ketiduran
162
Kegelisahan Annisa
163
Ritual adat
164
Rindu kamu
165
Malu sama Kinara
166
Akad ulang
167
Mahar yang sama
168
Menggoda Tama
169
The Wedding Adrian Pratama & Annisa Pratama
170
Yang terakhir kalinya Ayah nikahkan.
171
Pingsan di tengah-tengah acara resepsi
172
Menuruti keinginan Tama
173
Pasangan beda usia yang romantis
174
Selesai
175
Tantangan
176
Saringan tahu
177
Jebol sudah tanggul Surga
178
Siapa yang kalah?
179
Kesiangan di pagi pertama
180
Batal datang
181
Firasat buruk
182
Menginap dirumah Ayah
183
Takdir nya
184
Makan malam yang terakhir kalinya
185
Menginap dirumah Ayah Emil
186
Tidur bersama Ayah
187
Pesan terakhir
188
Berpulang ke pangkuan Allah
189
Sudah pergi
190
Ikhlaskan kepergian nya
191
Berduka
192
Obat penenang
193
Tahlilan
194
Pulang kerumah masing-masing
195
Sunyi, sepi sangat terasa
196
Butuh waktu
197
Tamu penting
198
Ulat bulu baru
199
Wanita tua tapi aneh!
200
Kedatangan Kinara
201
Kedatangan Syakir, Arta dan Bella
202
Kebersamaan sebelum pergi
203
Ana uhibbuka fiillaahh, sayang..
204
Perpisahan sekolah
205
Juara Umum
206
Sepatah dua kata
207
Makan bersama
208
Mengantar Azura
209
Kecemasan Annisa
210
Hancur sehancur-hancurnya
211
Keputusan
212
Pergi untuk kembali
213
Hari yang kelam
214
Berangkat ke Bandung
215
Kepergian Annisa
216
Pergi untuk kembali
217
Salah paham
218
Masuk rumah sakit
219
Kenyataan pahit
220
Harus kuat
221
Pesan Rindu Annisa untuk Tama
222
Sudah pasti
223
Suka Makan
224
Sensitif
225
Kenyataan yang sebenarnya tentang Bude Zahra
226
Kembali seperti biasa
227
Terpaku di tempat
228
Pertemuan Pertama setelah sekian lama
229
Duo biang rusuh
230
Anakmu, Bang Tama
231
Bidadari Surgaku..
232
Showroom milik kita
233
Nama si kembar
234
Pulang ke Medan
235
Cucu Kita!
236
Disambut Hangat oleh Keluarga besar
237
Masih sama
238
Keadatangan Ustdazah Azura
239
Apa alasanmu?!
240
Pengakuan Azura
241
Flashback lima tahun yang lalu
242
Flashback 2
243
Flashback 3
244
Flashback 4
245
Flashback end
246
Selesai dan berdamai
247
Ziarah ke makam Ayah Emil
248
Menginap dirumah Papi Gilang
249
Merajuk
250
Pendatang Baru
251
Bertamasya bersama saudara
252
Terimakasihh, sayang..
253
Kembar lagi?
254
Welcome to the World baby triplets
255
Bahagiaku bersamamu
256
Annisa istri kecilku, End
257
Cuap-cuap 0thor!
258
Bonchap terakhir
259
Bonchap End
260
Pengumuman sedikit ye?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!