Menikah

Satu jam kemudian, Annisa sudah selesai di rias. Paras ayu Annisa yang memang sudah cantik bertambah cantik saat sudah dirias.

Mama Linda terkagum-kagum melihat nya. Sementara Tama, ia sudah duduk berhadapan dengan ayah Emil. Selaku wali yang akan menikahkan Annisa.

Tidak ada yang tau tentang pernikahan rahasia ini. Karena demi menutupi status Annisa yang masih pelajar SMA.

''Baiklah, acara akan segera kita mulai. Ayo pak penghulu.'' kata moderator acara pernikahan Tama dan Annisa.

Setelah menyampaikan kata sambutan sedikit, pembacaan ayat suci Al Qur'an, serta nasihat Demi nasihat Pak penghulu sampai kan untuk Tama, kini acara itu akan dilanjutkan dengan ijab qobul antara Tama dan Ayah Emil selaku wali dari Annisa.

''Mari Pak Emil, silahkan berjabat tangan dengan saudara Tama. Sudah siap saudara Tama?''

''Alhamdulillah, saya Siap!'' sahut Tama mantap.

Sebenarnya ayah Emil tidak menyetujui pernikahan beda usia ini. Tapi mengingat, ia tidak punya hak banyak terhadap putri bungsunya bersama Alisa, ia mengalah karena ucapan Papi Gilang yang begitu menohok hatinya.

''Saya tidak merestui pernikahan beda usia ini! Tama sudah dewasa Alisa. Tapi putriku? Dia saja belum tamat SMA. Sebagai wali yang akan menikah kannya saya tidak menyetujui pernikahan ini!'' tegas ayah Emil.

''Apa hak Abang tidak setuju dengan pilihan Annisa? Abang tau apa tentang Annisa? Bahkan sejak bayi pun Abang tidak pernah menyayangi nya! Aku! Aku Papi nya! Aku yang membesar kannya! Aku yang mengurus mereka saat kau membuangnya! Jangan mencari pertikaian disini bang Emil! Aku masih menghargai mu karena Alisa yang memintaku untuk berbaik hati padamu. Jika bukan karena nya, maka aku tidak sudi melihat wajah mu sedetikpun! Tau apa kamu tentang Annisa? Kau tidak tau apa-apa bang Milham! Jika memang kau sayang padanya, kau tidak akan menceraikan ibunya tepat pada saat umurnya baru empat puluh hari! Jika kau tidak mau menikah kannya! Baik, aku akan mencari wali yang bisa menikahi Putri ku! Tanpa persetujuan mu pun pernikahan ini akan terjadi! Sekali di undang dan datang langsung ngancam pula tidak setuju! Seharusnya aku melarang Tante Linda agar tidak memberi tahu mu! Menyesal aku mengundang mu kemari bang Emil! Cih! Sok mengakui hak? Padahal dia sendiri yang membuang hak itu! jika bukan karena aku menemukan mereka, pastilah saat ini anak dan istriku terlantar gara-gara kelakuan mu!'' ketus Papi Gilang begitu marah terhadap Ayah Emil.

Ayah Emil terdiam, wajah yang tadinya mengeras karena marah Annisa akan menikah dengan Tama, kini berubah menjadi sendu.

''Pi .. sabar .. nggak enak di dengar orang. Malu...'' lirih Mak Alisa dengan segera memeluknya dengan erat.

Papi Gilang memejamkan mata nya. ''Astaghfirullah .. ya Allah.. maaf sayang.. maaf...'' bisik Papi Gilang di telinga Mak Alisa.

Sementara Tama terdiam di bangku akad. Tidak tau harus berkata apalagi. Karena yang Papi Gilang katakan memang benar adanya.

Ia terkejut saat Mama Linda menepuk bahu nya. ''Tama!''

''Hah? Iya, Ma! Oke! Oke! Abang fokus!'' sahutnya cepat.

Papi Gilang terkekeh melihat kelakuan Tama. Ia tau apa yang menjadi pikiran Tama saat ini. Namun, ia tidak bisa berbuat banyak. Karena yang punya hak untuk menikah kan Annisa adalah Ayah Emil. Ayah kandung Annisa.

Beruntungnya, pertikaian itu Annisa tidak tau. Jika tau, entah apa yang akan terjadi. Mereka tidak tau saja seperti apa Annisa selama ini.

Mungkin Tama akan tau setelah menikah dengan nya dan hidup bersama nya nanti. Dengan segera Tama menjabat tangan ayah Emil.

''Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saudara Adirian Pratama bin Fabian Pratama saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandungku Annisa binti Milham Syahputra dengan mas kawin seperangkat alat sholat satu buah mushaf Al-Qur'an dan satu set perhiasan berlian dibayar tunai!''

Ayah Emil menyentak tangan Tama, ''Saya terima nikah dan kawinnya Annisa binti Milham Syahputra untuk saya dengan mas kawin, seperangkat alat sholat satu buah mushaf Al-Qur'an dan satu set perhiasan berlian dibayar tunai!'' sahut Tama dengan satu kali tarikan nafas.

''Bagaimana para saksi? Sah??''

''Sah!''

''Sah!''

''Alhamdulillah.. barakallahu wa barokah alai kuma fi Khairi...'' Pak penghulu membaca kan doa untuk pernikahan Tama dan Annisa.

Mama Linda sempat terkejut dengan mahar yang di berikan Tama untuk Annisa. Berbeda dengan mahar untuk calon menantunya yang gagal.

Hanya satu set perhiasan emas biasa. Tapi ini? Sangat istimewa! Mama Linda tersenyum begitu manis. Membuat Papa Fabian yang duduk dihadapan nya bergidik ngeri.

Ia menyikut lengan Papi Gilang. Papi Gilang menoleh. ''Ada apa Om?''

''Kamu lihat Tante kamu. Om jadi takut melihatnya tersenyum begitu manis seperti itu. Seperti akan terjadi sesuatu disini!'' bisik Om Fabian.

Papi Gilang tertawa. Sadar jika sedang acara pernikahan putrinya, ia berdehem untuk mengurangi rasa geli di hatinya.

Semua mata memandangi dua pria paruh baya beda usia itu. Sementara Mak Alisa kebingungan. Ia menatap Papi Gilang sambil bertanya melalui gerakan mulut, 'ada apa?' tapi di balas gelengan oleh Papi Gilang.

Mak Alisa pun memilih diam. ''Baiklah, segera panggilkan mempelai wanitanya kemari untuk penyerahan mahar untuknya. Kayaknya, pengantin prianya ini sudah tidak sabar ya?'' goda Pak penghulu.

Semua yang ada disana terkekeh-kekeh. Tapi tidak untuk Tama. Wajah itu datar. Seperti ia tidak menginginkan pernikahan itu.

Dengan segera orang suruhan Mama Linda menyuruhnya untuk membawa Annisa keruang akad.

Tiba disana, Tama tidak menoleh sedikitpun padanya. Entah apa yang ada di pikiran pemuda dewasa itu sekarang.

Sementara Annisa, lagi dan lagi ia mengepalkan tangannya karena melihat wajah datar Tama.

Annisa tidak ambil pusing. Karena inilah pilihannya. Pilihan yang sulit untuk ia tolak namun sangat senang di hati.

Karena impiannya selama ini ingin menikah dengan Tama akhirnya terwujud. Annisa tersenyum palsu pada semua orang. Padahal saat ini hatinya begitu sakit melihat sikap Tama yang begitu tidak memperhatikan nya sama sekali.

''Sabar Nis.. masih panjang perjalanan cintamu. Jangan menyerah dan terus berjuang sampai titik darah penghabisan! Semangat Annisa! Belum ada sejarahnya keturunan Alisa Bhaskara kalah sebelum berjuang! Aku ingin seperti Kakak! Ia menjaga mati-matian hubungan nya dengan bang Raga walau ia tau ia sering terluka karena ulah nya. Hah! Aku pasti bisa! Semangat!'' bisiknya dalam hati.

Mama Linda mengambil satu set perhiasan berlian untuk diserahkan kepada Tama. Tama menerima nya. Dengan segera ia pakaikan liontin berlian, gelang tangan bermatakan berlian serta cincin bermata berlian di jari kirinya.

Sementara di sebelah kanan sudah ada cincin pemberian Tama dua tahun yang lalu saat Annisa mendapatkan juara umum di sekolahnya.

Cincin itu merupakan hadiah yang khusus Tama berikan untuknya. Cincin emas seberat empat gram ia pakaikan di jari manis kanan Annisa.

Sempat Annisa menolak nya, namun Tama memaksa. Maka dari itu, Annisa terpaksa menerimanya.

Dan ternyata cincin itu merupakan penghubung hubungan mereka selama ini. Setelah Tama mengikat cincin itu, Tama lebih sering menjaganya.

Semua orang tau, Jika Tama itu adalah Abang Annisa. Entah apa yang akan terjadi, bila suatu saat mereka tau. Bahwa orang yang selama ini mengantar jemput Annisa ke sekolah atau kemana pun ia pergi adalah suaminya, pastilah mereka akan sangat shock.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut

2022-10-25

3

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Dulu Mak Alisa yg kawin msh muda, skrg Annisa....ya buah tdk akan jauh jatuh dr pohonnya, walaupun pohonnya bukan pohon kandung.....

2022-10-12

2

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Bagus Papi Gilang, sok bgt ya si Emil....

2022-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan
2 Melamar
3 Di terima
4 Menikah
5 Pernikahan Beda usia
6 Terpaksa Menikahinya
7 Terluka
8 Mengikhlaskan
9 Menemui Annisa
10 Kepulangan Mama Linda
11 Berdebat
12 Lepaskan aku!
13 Jangan Pergi..
14 Selena
15 Menjenguk Annisa lagi
16 Ustadzah Azura
17 Di klaim
18 Salah paham
19 Luka tak berdarah
20 Cinta sejati
21 Rapuh
22 Untuk Pertama kalinya
23 Kepergok
24 Pulang ke pesantren
25 Sama-sama salah paham
26 Selly di rumah Tama
27 Merajuk
28 Panas
29 Ceraikan aku!
30 Gadis labil
31 Penyelamat Annisa di masa lalu
32 POV Tama
33 Salah
34 Tamu tak di undang
35 Apa mau mu?!
36 Wanita bermuka dua
37 Jangan Membandingkan dirimu dengan Annisa ku
38 Vitamin
39 Ikan asin Terbang
40 Cinta masa kecil
41 Cinta sampai mati
42 Cinta sampai mati 2
43 Cinta terakhir
44 Balik ke pesantren
45 Liburan kenaikan kelas
46 Berlibur ke tempat Nenek
47 Berangkat ke Aceh
48 Kebersamaan di rumah Nenek dan Kakek
49 Lelah hingga ketiduran
50 Lamaran untuk Tama
51 Jalan-jalan ke pantai batu putih
52 Nara marah dan ingin pulang ke Medan
53 Sandiwara berujung penderitaan
54 Tama dirawat
55 Sakit tak berdarah
56 Tama menemui Annisa
57 Penjelasan Tama
58 Penolakan Annisa
59 Penyesalan Papi Gilang
60 Menjadi Janda
61 Saudara tiri rasa saudara kandung
62 Berdamai dengan takdir masa depan
63 Menjenguk Annisa bersama Mama Linda
64 Saling mempertahankan
65 Cinta dan Obsesi itu berbeda
66 Aku tidak menginginkan mu Azura!
67 Kamu segalanya dan untuk selamanya
68 Pasrah pada takdir
69 Kedatangan saudara tiri
70 Kamitha Andriyana Pratama
71 Penjelasan Mitha
72 Hidayah datang diwaktu yang tepat
73 Mitha dan Tama memasak
74 Mitha vs Azura
75 Penolakan Tama
76 Kekesalan Tama pada Annisa
77 Pria tua egois!
78 Mengalah demi bisa membahagiakan nya
79 Setuju
80 Rencana pernikahan Mitha
81 Kedatangan Bunda Azizah
82 Ayah Emil sedang sakit
83 Saldo ATM Annisa
84 Kamu datang, Nak??
85 Syakir Abbas Syahputra
86 Ponsel
87 Bertemu Arta dan Uwak Udin
88 Kemarahan Annisa
89 Bukti
90 Kamu sangat beruntung, Dek!
91 Penolakan Syakir
92 Permintaan Mitha
93 Menginap di rumah sakit
94 Maafkan Arta, Abang ..
95 Terimakasih, Nak.
96 Pria tua
97 Posesif
98 Tamu jauh keluarga Bunda Zizi
99 Lidah tak bertulang
100 Amarah Bunda Zizi
101 Keluarga Pengeruk !
102 Keluarga kaya vs Keluarga miskin
103 Ide Annisa
104 Kembalikan hak kedua orang tuaku!
105 Tertekan di bawah ancaman
106 Ditangkap polisi
107 Kebenaran dibalik penipuan
108 Selesai
109 Balik ke pesantren
110 Di hina karena sudah tua
111 Kau membelanya Zi?!
112 Arta marah
113 Di usir
114 Kesalahan masa lalu berimbas di masa depan
115 Apa salah kami, Bang?
116 Kasih sayang yang tulus
117 Prestasi yang membanggakan!
118 Pulang kerumah
119 Tidak di inginkan
120 Biarkan aku yang bicara!
121 Mitha sayang Papa..
122 Kangen banget sama kamu!
123 Acara pernikahan Mitha
124 Tamu di pagi hari
125 Mama Karin
126 Tekanan darah tinggi
127 Jalan-jalan ke tepi pantai
128 Seleb dadakan
129 Pertolongan Annisa
130 Sang fotografer
131 Gara-gara ular
132 Ular membawa berkah
133 Kamu menyindir ku saudara ipar?!
134 Mencari masalah
135 Sangat bersalah
136 Kerumah Ayah Emil
137 Ulang tahun Bella
138 Perusuh!
139 Saya Annisa!
140 Jangan selalu menghina nya!
141 Tidak bisakah Berdamai?
142 Selalu di rendahkan!
143 Tinggal bersama ku!
144 Makan bersama keluarga
145 Hadiah untuk Bella
146 Hadiah ke dua
147 Keluarga yang utama
148 Memberi tapi mengharap imbalan
149 Keluarga Terpandang
150 Si Ratu tukang makan!
151 Keseruan saat bersama
152 Liburan usai
153 Balik lagi ke pesantren
154 Berpisah
155 Keseharian setelah Annisa kembali ke pesantren
156 Ujian akhir
157 Di jemput yang tersayang, uhuuyy!!
158 Kejutan untuk yang tersayang....
159 Menantu Cantik
160 Henna pilihan Tama
161 Ketiduran
162 Kegelisahan Annisa
163 Ritual adat
164 Rindu kamu
165 Malu sama Kinara
166 Akad ulang
167 Mahar yang sama
168 Menggoda Tama
169 The Wedding Adrian Pratama & Annisa Pratama
170 Yang terakhir kalinya Ayah nikahkan.
171 Pingsan di tengah-tengah acara resepsi
172 Menuruti keinginan Tama
173 Pasangan beda usia yang romantis
174 Selesai
175 Tantangan
176 Saringan tahu
177 Jebol sudah tanggul Surga
178 Siapa yang kalah?
179 Kesiangan di pagi pertama
180 Batal datang
181 Firasat buruk
182 Menginap dirumah Ayah
183 Takdir nya
184 Makan malam yang terakhir kalinya
185 Menginap dirumah Ayah Emil
186 Tidur bersama Ayah
187 Pesan terakhir
188 Berpulang ke pangkuan Allah
189 Sudah pergi
190 Ikhlaskan kepergian nya
191 Berduka
192 Obat penenang
193 Tahlilan
194 Pulang kerumah masing-masing
195 Sunyi, sepi sangat terasa
196 Butuh waktu
197 Tamu penting
198 Ulat bulu baru
199 Wanita tua tapi aneh!
200 Kedatangan Kinara
201 Kedatangan Syakir, Arta dan Bella
202 Kebersamaan sebelum pergi
203 Ana uhibbuka fiillaahh, sayang..
204 Perpisahan sekolah
205 Juara Umum
206 Sepatah dua kata
207 Makan bersama
208 Mengantar Azura
209 Kecemasan Annisa
210 Hancur sehancur-hancurnya
211 Keputusan
212 Pergi untuk kembali
213 Hari yang kelam
214 Berangkat ke Bandung
215 Kepergian Annisa
216 Pergi untuk kembali
217 Salah paham
218 Masuk rumah sakit
219 Kenyataan pahit
220 Harus kuat
221 Pesan Rindu Annisa untuk Tama
222 Sudah pasti
223 Suka Makan
224 Sensitif
225 Kenyataan yang sebenarnya tentang Bude Zahra
226 Kembali seperti biasa
227 Terpaku di tempat
228 Pertemuan Pertama setelah sekian lama
229 Duo biang rusuh
230 Anakmu, Bang Tama
231 Bidadari Surgaku..
232 Showroom milik kita
233 Nama si kembar
234 Pulang ke Medan
235 Cucu Kita!
236 Disambut Hangat oleh Keluarga besar
237 Masih sama
238 Keadatangan Ustdazah Azura
239 Apa alasanmu?!
240 Pengakuan Azura
241 Flashback lima tahun yang lalu
242 Flashback 2
243 Flashback 3
244 Flashback 4
245 Flashback end
246 Selesai dan berdamai
247 Ziarah ke makam Ayah Emil
248 Menginap dirumah Papi Gilang
249 Merajuk
250 Pendatang Baru
251 Bertamasya bersama saudara
252 Terimakasihh, sayang..
253 Kembar lagi?
254 Welcome to the World baby triplets
255 Bahagiaku bersamamu
256 Annisa istri kecilku, End
257 Cuap-cuap 0thor!
258 Bonchap terakhir
259 Bonchap End
260 Pengumuman sedikit ye?
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Ketahuan
2
Melamar
3
Di terima
4
Menikah
5
Pernikahan Beda usia
6
Terpaksa Menikahinya
7
Terluka
8
Mengikhlaskan
9
Menemui Annisa
10
Kepulangan Mama Linda
11
Berdebat
12
Lepaskan aku!
13
Jangan Pergi..
14
Selena
15
Menjenguk Annisa lagi
16
Ustadzah Azura
17
Di klaim
18
Salah paham
19
Luka tak berdarah
20
Cinta sejati
21
Rapuh
22
Untuk Pertama kalinya
23
Kepergok
24
Pulang ke pesantren
25
Sama-sama salah paham
26
Selly di rumah Tama
27
Merajuk
28
Panas
29
Ceraikan aku!
30
Gadis labil
31
Penyelamat Annisa di masa lalu
32
POV Tama
33
Salah
34
Tamu tak di undang
35
Apa mau mu?!
36
Wanita bermuka dua
37
Jangan Membandingkan dirimu dengan Annisa ku
38
Vitamin
39
Ikan asin Terbang
40
Cinta masa kecil
41
Cinta sampai mati
42
Cinta sampai mati 2
43
Cinta terakhir
44
Balik ke pesantren
45
Liburan kenaikan kelas
46
Berlibur ke tempat Nenek
47
Berangkat ke Aceh
48
Kebersamaan di rumah Nenek dan Kakek
49
Lelah hingga ketiduran
50
Lamaran untuk Tama
51
Jalan-jalan ke pantai batu putih
52
Nara marah dan ingin pulang ke Medan
53
Sandiwara berujung penderitaan
54
Tama dirawat
55
Sakit tak berdarah
56
Tama menemui Annisa
57
Penjelasan Tama
58
Penolakan Annisa
59
Penyesalan Papi Gilang
60
Menjadi Janda
61
Saudara tiri rasa saudara kandung
62
Berdamai dengan takdir masa depan
63
Menjenguk Annisa bersama Mama Linda
64
Saling mempertahankan
65
Cinta dan Obsesi itu berbeda
66
Aku tidak menginginkan mu Azura!
67
Kamu segalanya dan untuk selamanya
68
Pasrah pada takdir
69
Kedatangan saudara tiri
70
Kamitha Andriyana Pratama
71
Penjelasan Mitha
72
Hidayah datang diwaktu yang tepat
73
Mitha dan Tama memasak
74
Mitha vs Azura
75
Penolakan Tama
76
Kekesalan Tama pada Annisa
77
Pria tua egois!
78
Mengalah demi bisa membahagiakan nya
79
Setuju
80
Rencana pernikahan Mitha
81
Kedatangan Bunda Azizah
82
Ayah Emil sedang sakit
83
Saldo ATM Annisa
84
Kamu datang, Nak??
85
Syakir Abbas Syahputra
86
Ponsel
87
Bertemu Arta dan Uwak Udin
88
Kemarahan Annisa
89
Bukti
90
Kamu sangat beruntung, Dek!
91
Penolakan Syakir
92
Permintaan Mitha
93
Menginap di rumah sakit
94
Maafkan Arta, Abang ..
95
Terimakasih, Nak.
96
Pria tua
97
Posesif
98
Tamu jauh keluarga Bunda Zizi
99
Lidah tak bertulang
100
Amarah Bunda Zizi
101
Keluarga Pengeruk !
102
Keluarga kaya vs Keluarga miskin
103
Ide Annisa
104
Kembalikan hak kedua orang tuaku!
105
Tertekan di bawah ancaman
106
Ditangkap polisi
107
Kebenaran dibalik penipuan
108
Selesai
109
Balik ke pesantren
110
Di hina karena sudah tua
111
Kau membelanya Zi?!
112
Arta marah
113
Di usir
114
Kesalahan masa lalu berimbas di masa depan
115
Apa salah kami, Bang?
116
Kasih sayang yang tulus
117
Prestasi yang membanggakan!
118
Pulang kerumah
119
Tidak di inginkan
120
Biarkan aku yang bicara!
121
Mitha sayang Papa..
122
Kangen banget sama kamu!
123
Acara pernikahan Mitha
124
Tamu di pagi hari
125
Mama Karin
126
Tekanan darah tinggi
127
Jalan-jalan ke tepi pantai
128
Seleb dadakan
129
Pertolongan Annisa
130
Sang fotografer
131
Gara-gara ular
132
Ular membawa berkah
133
Kamu menyindir ku saudara ipar?!
134
Mencari masalah
135
Sangat bersalah
136
Kerumah Ayah Emil
137
Ulang tahun Bella
138
Perusuh!
139
Saya Annisa!
140
Jangan selalu menghina nya!
141
Tidak bisakah Berdamai?
142
Selalu di rendahkan!
143
Tinggal bersama ku!
144
Makan bersama keluarga
145
Hadiah untuk Bella
146
Hadiah ke dua
147
Keluarga yang utama
148
Memberi tapi mengharap imbalan
149
Keluarga Terpandang
150
Si Ratu tukang makan!
151
Keseruan saat bersama
152
Liburan usai
153
Balik lagi ke pesantren
154
Berpisah
155
Keseharian setelah Annisa kembali ke pesantren
156
Ujian akhir
157
Di jemput yang tersayang, uhuuyy!!
158
Kejutan untuk yang tersayang....
159
Menantu Cantik
160
Henna pilihan Tama
161
Ketiduran
162
Kegelisahan Annisa
163
Ritual adat
164
Rindu kamu
165
Malu sama Kinara
166
Akad ulang
167
Mahar yang sama
168
Menggoda Tama
169
The Wedding Adrian Pratama & Annisa Pratama
170
Yang terakhir kalinya Ayah nikahkan.
171
Pingsan di tengah-tengah acara resepsi
172
Menuruti keinginan Tama
173
Pasangan beda usia yang romantis
174
Selesai
175
Tantangan
176
Saringan tahu
177
Jebol sudah tanggul Surga
178
Siapa yang kalah?
179
Kesiangan di pagi pertama
180
Batal datang
181
Firasat buruk
182
Menginap dirumah Ayah
183
Takdir nya
184
Makan malam yang terakhir kalinya
185
Menginap dirumah Ayah Emil
186
Tidur bersama Ayah
187
Pesan terakhir
188
Berpulang ke pangkuan Allah
189
Sudah pergi
190
Ikhlaskan kepergian nya
191
Berduka
192
Obat penenang
193
Tahlilan
194
Pulang kerumah masing-masing
195
Sunyi, sepi sangat terasa
196
Butuh waktu
197
Tamu penting
198
Ulat bulu baru
199
Wanita tua tapi aneh!
200
Kedatangan Kinara
201
Kedatangan Syakir, Arta dan Bella
202
Kebersamaan sebelum pergi
203
Ana uhibbuka fiillaahh, sayang..
204
Perpisahan sekolah
205
Juara Umum
206
Sepatah dua kata
207
Makan bersama
208
Mengantar Azura
209
Kecemasan Annisa
210
Hancur sehancur-hancurnya
211
Keputusan
212
Pergi untuk kembali
213
Hari yang kelam
214
Berangkat ke Bandung
215
Kepergian Annisa
216
Pergi untuk kembali
217
Salah paham
218
Masuk rumah sakit
219
Kenyataan pahit
220
Harus kuat
221
Pesan Rindu Annisa untuk Tama
222
Sudah pasti
223
Suka Makan
224
Sensitif
225
Kenyataan yang sebenarnya tentang Bude Zahra
226
Kembali seperti biasa
227
Terpaku di tempat
228
Pertemuan Pertama setelah sekian lama
229
Duo biang rusuh
230
Anakmu, Bang Tama
231
Bidadari Surgaku..
232
Showroom milik kita
233
Nama si kembar
234
Pulang ke Medan
235
Cucu Kita!
236
Disambut Hangat oleh Keluarga besar
237
Masih sama
238
Keadatangan Ustdazah Azura
239
Apa alasanmu?!
240
Pengakuan Azura
241
Flashback lima tahun yang lalu
242
Flashback 2
243
Flashback 3
244
Flashback 4
245
Flashback end
246
Selesai dan berdamai
247
Ziarah ke makam Ayah Emil
248
Menginap dirumah Papi Gilang
249
Merajuk
250
Pendatang Baru
251
Bertamasya bersama saudara
252
Terimakasihh, sayang..
253
Kembar lagi?
254
Welcome to the World baby triplets
255
Bahagiaku bersamamu
256
Annisa istri kecilku, End
257
Cuap-cuap 0thor!
258
Bonchap terakhir
259
Bonchap End
260
Pengumuman sedikit ye?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!