...Happy Reading guys, semoga kalian selalu menikmati alur ceritanya 💦...
"Cepat pergi dari sini, bentak Mahardika kepada Gendhis suciawati.
Ia adalah gadis yang seumuran dengan Mahardika, mereka berdua adalah teman sekelas saat masih duduk di bangku sekolah. Tekad Gendhis untuk memiliki Mahardika sudah tertanam jauh sebelum Mahardika dekat dengan Sofia.
Dirinya hanya menatap sinis Sofia yang masih saja berdiri disana. Kemudia berlalu dari hadapan mereka berdua dengan sesegera mungkin.
Dukk ...
Gendhis sengaja menabrak sebagian tubuh Sofia. Tubuh Sofia sedikit tesentak beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Meskipun dirinya mendapati perilaku buruk dari teman perempuan Mahardika, ia tidak membalas dengan keburukan.
"Aku kesini cuma ingin antar kunci-kunci ini mas" ucapanya yang masih begitu lembut kepada Dika.
"Hmm" sahutnya sedikit kesal.
Sofia pun berbalik dari tempat itu untuk menuju salah satu ruko yang akan ia jaga hari ini. Tak terlihat jauh berbeda suasana pasar saat itu masih ramai pengunjung.
Entah ada apa dengan hari ini, dirinya tak mendapati satu pun pelanggan sampai sore hari tiba. Ia lalu memutuskan untuk segera menutup ruko tersebut, karena hari sudah mulai petang. Seperti biasanya, saat dirinya hendak pulang ke dua orang tua Mahardika pun datang untuk menyambangi setiap ruko milik mereka.
"Gimana hari ini ndok?" tanya Prasetyo pada Sofia.
"Nggeh pak, maaf hari ini tidak ada pembeli satupun" dengan badan yang sedikit menunduk ia menyampaikan keadaan toko saat itu.
Seperti biasa, mau bagaimanapun keadaan toko ataupun pendapatan toko ke dua orang tua Mahardika tidak pernah memarahi dirinya. Ke dua orang tua Mahardika ini begitu sayang dengan Sofia yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri.
"Namanya juga dagang, kadang sepi kadang juga rame ndok. Yasudah kamu cepet pulang, ini titip untuk si mbah dirumah" ujarnya sambil memberikan beberapa sembako untuk Sofia.
"Saya terima nggeh pak, buk. Hanya Allah saja yang dapat membalas semua kebaikan ini" jelas Sofia sambil menggendong beberapa sembako itu.
"Dan ini, adalah gaji kamu bulan ini Sof" Sumitra terlihat mengulurkan sebuah amplop putih kecil.
"Alhamdulillah terimakasih banyak buk, Alhamdulillah" ucapnya penuh syukur dengan semua kenikmatan yang ia terima hari ini.
Ke dua orang tua Mahardika sangat salut dengan Sofia, pasalnya mereka berdua mengagumi gadis cantik tersebut dari dulu. Meskipun dirinya terlahir dari keluarga yang dibilang jauh dari kata cukup, ia tak pernah gentar dalam menghadapi keadaan. Rasa syukurnya begitu besar atas segala nikmat yang ia terima.
"Dik, tolong antarkan pulang Sofia" pinta Sumitra terhadap putranya.
"Jangan nggeh buk, hari ini Dika ada janji dengan teman," ujar Dika tengah berkelit mencari alasan agar tak mengantarkan Sofia pulang.
"Ndak perlu buk, Sofia tadi sudah pesan ojek dibawah." Sofia membantu menutupi kebohongan Dika.
Mahardika hanya mendengus kesal saat mendapati Sofia malah terlihat cuek. Dengan senyum mengembang di kedua pipinya, ia pun berpamitan kepada ke dua orang tua Mahardika yang tak lain adalah juragan pemilik kios tersebut.
Dirinya terlihat menuruni anak tangga dengan begitu berhati-hati, jalanan yang sedikit becek dengan kubangan air dibeberapa jalan yang berlubang membuatnya berjalan dengan sedikit berjinjit untuk menghindari air.
Tak disangka dirinya disana menjumpai Mahendra yang baru saja menurunkan seorang penumpang. Ia hanya melihat ke arah Mahendra tanpa memanggilnya, dan Mahendra yang menyadari kehadiran Sofia ia lalu menawarkan jasanya pada Sofia.
"Mbak, ojek?" tanyanya singkat.
Sofia hanya menggeleng tanpa bersuara, Mahendra yang kebingungan dengan jawaban Sofia lalu memastikan sekali lagi dengan pertanyaan yang sama.
"Ojek mbak?, nggak mau pulang hari ini." tanyanya dengan sedikit penasaran.
Kali ini Sofia menyambut pertanyaan Mahendra.
"Endak mas, saya jalan saja pulangnya" tutur Sofia yang berada tepat didepan motornya.
Ia sadar betul harus menghemat pengeluaran yang sekiranya tidak terlalu penting untuk dirinya keluarkan. Karena uang hasil jerih payahnya kali ini harus cukup sampai bulan berikutnya.
"Kali ini gratis, ayo naik mbak" tutur Mahendra yang sudah mengira bahwa Sofia tidak memiliki cukup uang.
"Benarkah?" Sofia masih tak percaya dengan penawaran gratis ini.
"Iya, anggap saja ini adalah promo dari saya sebagai pelanggan baru" Mahendra mencoba menutupi niat baiknya dengan sedikit alasan.
Sofia menyambut penuh suka cita tawaran itu, kali ini dirinya tak perlu bersusah payah menempuh jalan yang begitu jauh untuk sampai dirumah. Siapa sangka dipertengahan jalan, mereka menjumpai Mahardika yang tengah berboncengan dengan Gendhis.
Dirinya kali ini dibuat marah dengan ulah Mahardika yang semakin tak memperdulikan ia lagi.
Bugh ... Kresek
Suara pukulan Sofia melayang diatas tumpukan sembako yang berada di pangkuannya. Mahendra yang terkejut mendengar suara itu lalu menghentikan laju motornya dengan tiba-tiba. Ia menoleh ke arah belakang untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjatuh.
"Mbak, suara apa tadi?" tanya Mahendra kebingungan.
"Angin" kali ini nada kesal Sofia tak dapat lagi ditutupi dengan baik.
Mahendra terlihat bingung mendengar jawaban itu dan memutuskan untuk segera memacu motor miliknya. Tak cukup lama akhirnya mereka sampai didepan perempatan tugu desa, dibawah sinar lampu yang remang-remang ia terlihat menurunkan Sofia disana.
"Saya balik dulu ya mbak?" ujarnya pada Sofia kala itu.
"Terimakasih ya mas" sahut Sofia yang mengucapkan rasa terimakasih pada pemuda tersebut.
Saat dirinya memutar balikkan motornya, terlihat sinar motor dari kejauhan yang mencoba mendekat ke arahnya.
Braaakkk
Motor Mahendra ditabrak oleh motor Mahardika saat itu juga, tubuh Mahendra tersungkur ke tanah. Sofia yang mendapati hal itu berlari untuk menolong Mahendra disana.
Dengan perasaan kaget, Mahendra mencoba berdiri dengan tubuh yang baru saja tertimpa motor miliknya.
"Siapa kamu, sampai bersikap seperti ini dengan saya?" tanya Mahendra dengan nada kesal.
"Kamu baru didesa ini kan?, jadi jangan berlagak sok jagoan disni. Ada hubungan apa kamu dengan gadis ini." tanya Mahardika dengan bringas.
Mahendra lalu menoleh ke arah Sofia yang berdiri tegap disampingnya, ia mencoba mengingat semua ucapan teman mangkalnya siang tadi.
Flashback
Hen, kamu nih jangan dekat-dekat dengan bunga desa kita. Iya Sofia, dia itu bunga desa kita. Dan kamu tau? dia adalah calon menantu pak kades, anaknya Mahendra sudah lama berpacaran dengan Sofia. Jadi ada baiknya kamu cari aman saja, karena Mahendra sedikit gila jika ada yang berani mendekati Sofia.
"Jadi kamu Mahardika?" tanyanya sambil memegangi salah satu kakinya yang mengeluarkan darah.
"Aha ... pintar juga rupanya kamu. Orang desa sini kenal semua denganku, termasuk dirimu sekarang" jawab Mahardika penuh arogan.
Seakan tak percaya dengan kenyataan ini, apa benar jika lelaki seperti ini dapat meluluhkan hati bunga desa ini dengan begitu mudah.
...----------------...
Hai guys, ini adalah karya ke tiga othor. Aku berharap semua karya recehku ini bisa menghibur kalian dari kepenatan dunia nyata ya. ❤️❤️❤️
🔻Jangan lupa tekan tombol ikuti agar kalian mendapatkan notif setiap harinya.
🔻Jangan lupa like , vote dan favoritnya juga yah.
🔻 Kalau mau kasih hadiah juga sangat diperbolehkan ❤️
🔻 Ditunggu komen yang membangun untuk karya othor.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments