Tekad

...Happy Reading guys, semoga kalian selalu menikmati alur ceritanya 🍂...

Di bawah cahaya lampu kamar yang tidak begitu terang, Sofia menangis sesenggukan sambil melipat ke dua kakinya. Ia menangis lirih agar tidak sampai terdengar kakek dan juga neneknya. Kali ini dirinya dibuat kehilangan semua semangatnya, wajahnya begitu sendu sambil menatap langit biru dibalik jendela kamarnya.

Ia begitu merindukan sosok ke dua orang tuanya saat ini, entah kenapa mereka lebih memilih meninggalkan Sofia untuk beradu nasib di perantauan. Ketimbang mengajaknya bersama dengan mereka, sudah sekitar 5 bulan lamanya dirinya tak pernah mendapatkan kabar tentang ke dua orang tuanya tersebut. Jangankan kabar, biaya untuk dirinya dan beserta kakek neneknya juga tak kunjung datang.

Malam itu, ia pun tertidur sambil menyandarkan tubuhnya ke sebuah bilik kamarnya yang terbuat dari bambu. Penat kenyataan hari ini pun harus ia terima dengan pahit dan berlapang dada. Malam hari itu berlalu dengan cepat, sampai pada akhirnya mentari pagi terlihat menyinari rerumputan dan dedaunan.

Sofia yang terbangun dari tidurnya, keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi saat itu. Ia tak mendapati si mbah pagi ini didapur, bahkan kakek juga terlihat duduk melamun di atas kursi kayu panjang milik mereka.

Dengan cepat Sofia pun membuka sebuah kaleng yang biasanya digunakan untuk menyimpan beras disana, terlihat kosong dan tak tersisa satu butirpun. Dia yang melihat kenyataan ketir itu, memutuskan untuk segera pergi keluar rumah untuk mencari sesuap nasi ataupun pekerjaan.

Langkah kakinya dengan penuh keyakinan beranjak dari rumah kecil itu, dan segera bergegas untuk pergi tanpa sepengetahuan kakek dan neneknya.

Ia menyusuri jalan panjang setapak, dan juga melalui pematangan sawah. Kali ini dirinya harus bangkit demi ke dua orang tua yang sudah sangat renta dirumahnya. Karena tanpa mereka meminta ataupun mengeluh pada Sofia, dirinya tau bahwa sekarang ini ia harus menggantikan posisi mereka sebagai tulang punggung.

"Neng ..." sapa bu Sumini yang hendak pergi ke ladangnya.

"Bu" sahut Sofia dengan sedikit menunjukkan tubuhnya dengan sopan.

Sofia terkenal sebagai gadis yang lemah lembut didesa itu, bahkan dengan paras ayunya tak sedikit membuat hati pria desa luluh denganya. Bahkan ia juga dijuluki sebagai bunga desa oleh beberapa orang disana. Desa tersebut bernama sendang biru yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani di ladang miliknya masing-masing.

Sofia pun tiba disebuah pangkalan ojek saat itu, jarak rumahnya dengan pangkalan tersebut cukup jauh. Memakan waktu sekitar 30 menit untuk sampai disana, ia pun memesan salah satu ojek tersebut untuk mengantarkan dirinya ke sebuah pasar tradisional yang berletak tak cukup jauh.

"Mang ojek satu" Sofia memanggil salah satu pemilik motor yang ia tunjuk.

Semua mata lelaki tertuju kepada dirinya saat itu, tak sedikit dari mereka sangat mengidolakan bunga desa satu ini.

"Apa kau belum tau, dia kan calon menantu pak kades" ucap salah seorang pria yang tengah duduk dibeberapa kerumanan orang.

"Ah, masa bodoh. Selama janur kuning belum melengkung, kau tau apa kan artinya. Lagi pula Mahardika itu kan suka main perempuan," ujar seloroh tukang ojek tersebut.

Sofia yang tak sengaja mendengar desas desus itu pun merasa sangat terluka, terlebih jika ia mengingat semua perlakuan Mahardika kemarin malam. Tetapi ia sangat menaruh kepercayaan penuh terhadap kekasihnya itu, bahkan sampai detik ini tak ada yang mampu menggoyahkan pendirian Sofia.

"Mau kemana mbak?" ucap Mahendra Laksmana yang biasa di sapa Hendra. Ia adalah pendatang baru didesa itu, dan dirinya sama sekali tak mengetahui seluk beluk tentang Sofia.

Mahendra Laksamana laki-laki yang berusia 26 tahun dengan tubuh tinggi dan berkulit putih adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah fakultas ternama dikota itu, ia meraih beasiswa saat masuk dalam fakultas tersebut. Dirinya juga berasal dari keluarga yang sederhana, sementara ke dua orang tuanya hanya seorang guru honorer didesa itu. Keadaan keluarga yang seperti itu, sama sekali tak menyurutkan rasa pantang menyerah yang berada dalam dirinya untuk terus mencicipi bangku kuliah yang lebih tinggi.

Sofia yang baru saja menjumpai dirinya dikampung ini, dengan santun memberikan sebuah sambutan kepada pemuda tersebut.

"Saya tidak pernah melihat akang dikampung ini, pasti akang pendatang baru disni. Terlihat dari logat bicaranya juga terdengar berbeda dengan warga sini. Semoga didesa ini akang betah ya"

Kebiasaan Mahendra yang sedikit cuek, hanya tersenyum simpul menanggapi perkataan Sofia. Ia lantas memberikan sebuah helm ke arah Sofia dan segera mengantarkannya ke tempat tujuan. Di pertengahan jalan, tak terdengar satu patah katapun yang terucap dari bibir mereka berdua. ke duanya terlihat memilih untuk saling diam tanpa kata.

Sesampainya ditempat tujuan Sofia, Mahendra lalu menghentikan laju motornya dan berkata kepada Sofia "Sudah sampai mbak".

Sofia yang mendengar perkataan Mahendra lalu turun sambil melepaskan helm miliknya, ia pun lalu membayar Mahendra dengan sejumlah uang. Dirinya memberikan tarif yang sama kepada Sofia seperti tukang ojek lainnya.

"Makasih mbak" ucapnya datar, Sofia memberikan senyum pada pemuda tersebut sambil berjalan menuju ke dalam pasar.

Dipasar tersebut, Sofia yang biasanya membantu ibu Mahardika selalu diberikan beberapa upah untuk pekerjaannya. Tak ada pilihan lain bagi dirinya saat ini, hanya bisa mengandalkan pekerjaan ini sebagai mata pencahariannya.

Pasar tersebut terbagi menjadi 2 bagian, di tingkat pertama ruko tersebut di isi dengan pedagang baju sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Sementara di atas berisikan pedangang sayur, ikan dan lain sebagainya. Dipasar tersebut keluarga Mahendra memiliki beberapa ruko, salah satunya ruko yang dikelola oleh Sofia.

Ruko tersebut menjual beberapa pakaian wanita dan lelaki, dan masih banyak lagi pernak pernik didalamnya. Saat itu, Sofia yang membuka satu demi persatu ruko tersebut menjumpai Mahardika disalah satu ruko milik pakades.

Matanya tertuju pada seorang gadis yang berkulit putih dan memiliki rambut dengan panjang sebahu, ia terlihat berada dipangkuan Mahardika saat itu. Keduanya terlihat saling bermanja-manja disana, dan sesekali gadis tersebut merengkuh tubuh Mahardika. Sofia yang melihat itu dengan tidak sengaja menjatuhkan beberapa bendel kunci yang ada ditangannya.

Cringgg ...

Kunci terlihat berjatuhan kelantai, mendengar suara tersebut Mahardika di buat kaget dan segera menurunkan gadis tersebut dari pangkuannya.

"Sof ...sejak kapan kamu disitu. Kenapa tidak bilang mas dulu kalau mau buka ruko" cecar Mahardika yang mulai menyudutkan Sofia.

"Sejak kapan kamu yang mengatur semua ruko ini, aku hanya mendengarkan perintah dari ke dua orang tuamu mas!" timpal Sofia dengan sedikit gemetar.

"Aku adalah anak pemilik beberapa ruko disini, jadi kamu jangan berani lancang seperti itu" tuding Mahardika kepada Sofia yang tengah berdiri tak jauh darinya.

"Baiklah" patuh Sofia dengan nada sumabang menahan tangis.

Ia pun mulai teringat dengan ucapan beberapa lelaki dipangkalan ojek tadi, dan menggabungkan dengan semua yang ia saksikan hari ini. Mahardika terlihat berbeda kali ini, dirinya tak selembut dulu. Semenjak kejadian malam itu, Sofia sungguh dipandang hina oleh dirinya.

...❤️BONUS ❤️...

Ini adalah visualisasi dari sosok Sofia Larasati ya, sambil membaca kelanjutan kisahnya ada baiknya menghalu juga pameran utamanya. 🤗

Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan tempat, itu semua hanyalah khayalan othor semata yah 😘🙏

...----------------...

Hai guys, ini adalah karya ke tiga othor. Aku berharap semua karya recehku ini bisa menghibur kalian dari kepenatan dunia nyata ya. ❤️❤️❤️

🔻Jangan lupa tekan tombol ikuti agar kalian mendapatkan notif setiap harinya.

🔻Jangan lupa like , vote dan favoritnya juga yah.

🔻 Kalau mau kasih hadiah juga sangat diperbolehkan ❤️

🔻 Ditunggu komen yang membangun untuk karya othor.

Terimakasih

Terpopuler

Comments

Lena Laiha

Lena Laiha

aku bacanya nyicil ya kak.
udah aku masukin favorit jadi kalau up pasti ada notif

2022-10-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!