Episode 4

Sepulang dari sekolah, Karina melihat rumahnya dari kejauhan. Tetapi sepertinya tidak ada siapapun didepan rumahnya.

Karina perlahan melajukan mobilnya menuju rumah. Ia berharap orang itu tidak masuk kedalam rumahnya.

Tetapi setelah dipikir-pikir, tidak mungkin juga orang itu masuk kedalam rumah. Lagipula selalu ada satpam yang berjaga-jaga disekitar sini.

Suara percikan air terdengar jelas, sehingga Karina menoleh kearah rumah tetangganya. Karena ia penasaran dengan orang yang menerornya, akhirnya Karina memutuskan untuk bertanya kepada tetangganya.

"Permisi, Pak."

"Iya ada apa?"

"Tadi pagi bapak lihat orang disekitar rumah saya gak?"

"Enggak, Neng. Soalnya tadi pagi saya lagi kerja, ini juga saya baru pulang ke rumah."

"Oh gitu ya, Pak. Ya sudah kalau gitu makasih ya infonya."

"Iya, Neng."

Karina buru-buru pergi menuju rumahnya. Sebenarnya ia sedikit canggung jika berbicara dengan orang asing.

Wajar saja, karena sewaktu di Bandung juga ia jarang bersosialisasi dengan tetangganya.

Ketika berada di rumah, Karina mengunci pintu rumahnya, sebab ia takut jika seseorang masuk kedalam rumah.

Entah kenapa firasat Karina mengatakan bahwa orang yang mengirim video dan foto rumah adalah orang yang sama dengan orang yang memberi bunga Krisan.

Jika bunga itu dari manusia, Karina akan memberikan pelajaran kepadanya. Sedangkan jika dari makhluk halus, mungkin Karina lebih memilih untuk pergi kembali menuju rumahnya yang ada di Bandung.

Selain itu, ada hal lain juga yang Karina pikirkan. Ia ingin tahu, mengapa Zevan mengetahui adanya rumor tentang Karina.

Apakah dia diberitahu oleh seorang tentang rumor itu atau ia adalah seorang stalker yang terus mencari informasi tentang Karina?

Tetapi sepertinya dia diberitahu oleh seseorang. Lagian mana mungkin dia bisa mengetahui rumor itu lewat sosial media Karina. Sedangkan Zevan juga tidak tahu nama sekolah Karina yang ada di Bandung.

...****************...

"Karina..."

"Karina..."

Karina terbangun saat mendengar suara itu. Ia melihat seseorang yang sedang duduk dimeja belajarnya. "Kamu siapa?"

Tiba-tiba kepala orang itu berputar, namun tubuhnya dalam posisi membelakangi Karina. "Tolong aku."

Ingin rasanya Karina berteriak, tetapi ia sangat sulit. Bahkan untuk bergerak saja ia tidak bisa. Didalam hati, ia terus berdoa supaya hantu itu tidak menyakitinya.

Brugh!

Karina membuka matanya, ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia mengira tadi adalah kenyataan, namun rupanya itu hanya mimpi.

Ia berjalan menuju ke ruang tamu untuk memastikan suara tadi. Saat berada di ruang tamu, ia tidak melihat satupun benda yang jatuh. Akhirnya ia mencoba untuk mengintip lewat jendela, siapa tahu ada seseorang yang mencoba untuk mencuri.

Ketika diintip, ternyata itu cuma seekor kucing yang sedang mencari makanan. Tadinya Karina was-was karena ia takut bahwa ada maling yang ingin mencuri barang-barang di mobilnya.

Walaupun didalam mobilnya cuma ada kacamata, tetap saja Karina khawatir. Sebab kacamata itu adalah pemberian dari papahnya dan juga harganya lumayan mahal.

Setelah mengetahui bahwa itu cuma kucing, akhirnya Karina kembali menuju kamarnya. Pada saat di kamar, ia melihat bunga yang sama seperti yang ia temukan dikelas. Disamping bunga itu, terdapat tulisan dengan kata tolong.

Karina memundurkan langkahnya, ia takut jika tiba-tiba ada seseorang yang tiba-tiba muncul. Ia buru-buru naik ke ranjangnya, lalu ia menutupi tubuhnya dengan selimut dan berharap semoga ini hanyalah mimpi.

...****************...

Pukul 06.20 WIB

Terdengar suara ayam berkokok, hingga membuat Karina terbangun dari mimpi panjangnya. Ia buru-buru pergi menuju kamar mandi, karena sepertinya ia kesiangan.

Selama mandi, Karina terus membayangkan mimpinya yang semalam. Kira-kira jika mimpi itu adalah sebuah kode, untuk apa Tika meminta tolong kepada Karina?

Skip

Selesai mandi, Karina berangkat menuju sekolahnya. Ia sengaja melajukan kendaraannya dengan cepat, karena ia tidak mau terlambat ke sekolah.

Beberapa menit kemudian, Karina buru-buru memarkirkan mobilnya. Ia turun dan berlari menuju kelasnya.

Saat berada dikelas, ia duduk dikursinya. Kemudian, dua perempuan menghampiri Karina.

"Kenapa?" tanya Karina sambil memasang raut wajah kebingungan.

"Benar gak rumor itu?"

"Rumor apa?"

"Katanya kamu pindah karena kamu udah bikin seseorang bunuh diri."

Karina terdiam, jadi memang benar bahwa orang-orang melihat kearahnya karena mereka mengira Karina telah membuat Tika bunuh diri.

Berarti ucapan Nisa tentang Zevan itu bohong, sepertinya Nisa adalah orang yang mengetahui rumor itu terlebih dahulu dan Karina yakin bahwa Nisa sengaja berkata bahwa Zevan telah membuat orang lain bunuh diri itu karena ia ingin menyindir Karina.

"Ada apa nih?" tanya Zevan.

"Kita cuma mau tanya soal rumor yang beredar," ujar perempuan yang berambut pendek.

"Itu cuma rumor. Jadi gak usah percaya," kata Zevan. Setelah itu, kedua perempuan itu kembali duduk dikursinya.

Karina merasa bersalah kepada Zevan, karena telah menuduhnya yang tidak-tidak.

"Zevan." panggil Karina.

"Iya, kenapa?"

"Kamu tahu Nisa gak?"

"Nisa kelas XII MIPA 1?"

"Mungkin."

"Emang dia kenapa?"

Karina menceritakan tentang Nisa yang menyuruh Karina agar menjauhi Zevan.

"Mungkin dia suka kali sama aku, makanya dia minta kamu supaya jauhin aku."

Sudah beberapa kali Zevan mengira bahwa cewek-cewek menyukainya. Tapi memang sepertinya ucapan Zevan ada benarnya, sebab dibandingkan dengan lelaki di kelasnya, cuma dia yang paling tampan.

...****************...

Krining! Krining!

Bel istirahat berbunyi, bukannya pergi menuju kantin, Karina malah pergi menuju kelas XII MIPA 1. Niatnya sih ingin bertemu dengan Nisa, tetapi kata teman-teman sekelasnya, Nisa tidak masuk sekolah dikarenakan sakit.

Saat ditanya tentang alamat rumah Nisa juga, teman-temannya malah berkata tidak tahu. Tadinya kalau Karina mendapatkan alamat rumahnya, nanti pulang sekolah Karina akan menemuinya. Ditambah Karina penasaran dengan siapa orang yang telah memberitahu rumor itu kepada Nisa.

"Ngapain disini?" tanya Zevan.

"Aku tadi mau ketemu Nisa, cuma Nisa nya gak sekolah."

"Mau ngapain ketemu dia?"

"Soalnya aku pingin bicara sesuatu sama dia."

"Bicara tentang apa?"

"Aku curiga kalau dia orang yang nyebarin rumor itu."

"Kenapa bisa nuduh dia?"

Karina menjelaskan kepada Zevan tentang perkataan Nisa yang mengatakan bahwa Zevan telah membuat orang bunuh diri.

Bukannya kesal, justru Zevan malah tertawa mendengar ucapan Karina. "Mau aja dibodohi."

"Kok kamu ketawa sih."

"Habisnya kamu terlalu percaya sama orang lain."

Ya memang benar, Karina sangat mudah percaya dengan orang lain. Bahkan setiap mantan pacarnya selingkuh, mantannya selalu mengatakan bahwa itu cuma salah paham.

Tetapi anehnya, Karina selalu percaya dengan setiap kata-kata yang diucapkan mantannya. Pada waktu itu juga Karina malah memarahi selingkuhan Aril, padahal seharusnya ia marah terhadap Aril.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!