Riyan masuk ke dalam bermaksud untuk menyimpan belanjaan yang tadi di beli nya bersama Nayla, niat hati ingin merepotkan assisten nya malah dia yang terkena apes nya, bagaimana tidak perut nya yang lapar belum terisi makanan, malah kini dia masih harus menahan nya, sebab tidak ada makanan yang bisa di makan olehnya.
Riyan melepas jas yang melekat di tubuh kekar nya lalu menaruh nya sofa, menggulung kemeja yang dia gunakan sebatas siku, sampai nya dia di dapur dia mendesah kesal lantaran dapur itu penuh dengan belanjaan yang entah berguna tau tidak saat ini.
Dia pun memilah satu persatu barang tersebut dan memasukkan nya ke dalam freezer untuk makanan beku, dan menyimpan semua Snack dan softdrink di lemari penyimpanan.
Namun perhatian nya tertuju pada benda yang kini ada tepat di depan nya, ia lantas mengambilnya lalu membolak-balik nya barang tersebut, bentuk nya cukup lembut seperti roti tapi kenapa di bungkus seperti itu.
Cukup lama memperhatikan barang yang kini ada di tangan nya ada satu bagian yang terlupakan yang tidak sempat dia lihat, karena rasa penasaran yang tinggi Riyan pun membalik bungkusan depan kemasan tersebut, sontak dia membelalakkan mata saat tau apa yang tengah di pegang nya saat ini.
'Sial' ucapnya sambil melempar barang tersebut sambil terus menggerutu pun berjalan menuju wastafel, dia ingin mencuci tangan cukup geli menurut nya memegang barang pribadi wanita.
Dia tidak tahu saja jika dia sudah pernah merasakannya maka dia akan selalu ketagihan, huu
Kita lihat saja nanti pasti dia juga tidak akan mau berhenti bukan.
Setelah menyisihkan barang tersebut di lantai ingin masak saat ini perutny sudah sangat lapar, tapi apa yang bisa di masak oleh nya, bukankah dia tidak pernah ke dapur, memang dia ahlinya saat berkutat dengan pena dan laptop tadi tidak dengan penggorengan bukan, apa kata dunia nanti jika seorang Riyan Putra Sadika memasak, pasti akan ada insiden besar di dalam nya.
Tak ada pilihan lain ya dia akhirnya memilih untuk memesan makan malam untuk mereka berdua, bukan makan malam lagi tapi makan tengah malam sebenarnya, karena waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam.
Setelah memesan makanan malam dia pun bergegas mandi, badan nya sangat lengket sekali apa lagi tadi mereka berdua harus turun langsung meninjau proyek yang sedikit bermasalah.
Tak sampai 30 menit Riyan sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya, dia berjalan ke arah kamar Nayla dengan mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ada di tangan nya.
Sampai di depan kamar Nayla dia langsung masuk ke dalam, pintu kamar tidak dia kunci tadi, lagian apa yang akan terjadi diantara mereka, bahkan mereka sering berada dalam satu ruangan yang sama bukan lalu apa masalah nya.
Riyan duduk di ranjang bersebelahan dengan Nayla yang sepertinya tengah mengarungi mimpi indahnya, entah apa yang di rasakan riyan dengan berani dia mengelus pipi mulus assisten pribadi nya itu.
'Cantik', satu kata keluar pujian keluar dari mulut Riyan tanpa sadari, dia semakin jauh terjatuh dalam pesona wanita yang sejak lama menjadi teman hidupnya.
Bukan itu, bukan teman hidup seperti pasangan suami istri pada umum nya, lebih tepat nya teman berjuang nya saat masih sama sama mencari jati diri masing-masing.
Ting tong
Ting tong
Riyan berjalan keluar kamar dengan wajah sebal nya, dia merasa kesenangan nya terganggu akibat kedatangan orang yang tengah mengantar paket makanan yang tadi di pesan oleh nya.
Setelah menerima paket makanan tersebut dia kembali ke kamar untuk membangunkan Nayla, Asistennya itu juga belum makan malam dan juga mandi, tapi kenapa bisa tidur dengan pulang nya dengan keadaan yang sangat berantakan seperti itu.
Bahkan Riyan sampai menggeleng kepala tidak percaya dengan apa yang di lihat nya kini, sangat bertolak belakang dengan sifat Nayla yang selalu perfect saat jam kerja nya, walau pun sudah sering kali mereka menghabiskan waktu bersama tapi tingkah Nayla yabg seperti ini baru di lihatnya sekarang.
"Nay, bangun hey, nay!!" ucap nya sambil menepuk lembut pipi Nayla.
"Bangun dulu , mandi terus makan, kau itu jorok sekali jadi perempuan!" sindir nya.
"Biarkan aku tidur bos masih ngantuk!" ucapnya masih dengan mata yang terpejam, namun detik berikutnya dia terjingkat kaget saat menyadari siapa yang menggangu tidur nya.
Alarm tubuh nya langsung terkoneksi dengan baik saat merespon kinerja otak pintar nya itu dia langsung duduk sambil memegang erat selimut yang menutupi setengah tubuhnya.
Nayla menoleh ke arah sang bos yang kini telah berdiri di dekat pintu kamar, lalu mengintip ke dalam selimut dia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan saat dia tertidur, Riyan menatap tajam ke Nayla yang menaruh curiga pada nya, bisa-bisa Asisten nya itu berpikir buruk terhadapnya.
"Jangan berpikiran macam-macam kalau kau tidak ingin aku benar-benar melakukan apa yang ada di otak kecil mu itu" ketus nya masih dengan tatapan tajam.
"Cepat mandi dan keluar makan, aku sudah memesan makanan, sepuluh menit dari sekarang kau belum juga keluar, maka aku yang akan memakan mu!" ucap nya lalu memutar badan meninggalkan Nayla yang masih mencari setengah nyawanya yang masih belum terkumpul.
"NAYLAAAAAA"
Suara teriakan kencang yang keluar dari mulut Riyan pun sukses membuat Nayla mendapatkan kesadaran nya, pun langsung bergegas mandi, dia tahu betul siapa Bos nya itu, dia sangat dan pasti akan melakukan apa yang telah di ucapkan oleh nya.
Dan itu tidak baik untuk keselamatan harga diri nya, kalau sampai di kehilangan apa yang dia jaga selama bertahun-tahun, sedangkan Riyan dia menggerutu di sofa ruang tamu, dia merasa seakan dia seorang Asisten yang tengah mengurus kebutuhan Bos nya.
Waktu terus berjalan, Riyan terus menatap ke arah pintu kamar di mana Nayla berada, sudah hampir sepuluh menit tapi Asisten nya itu belum juga keluar, sedangkan cacing di dalam perut nya sudah berdemo minta untuk di isi.
Riyan bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah pintu sambil berkata.
"Rupanya dia benar-benar ingin aku makan!" ucap nya monolog.
Langkah kakinya terhenti tepat di depan pintu bersamaan dengan nayla yang sudah siap dengan baju tidur nya, mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa menit kemudian Nayla memalingkan wajah nya.
Nayla salah tingkah mendapati Riyan yang menatap nya dengan tatapan yang tak bisa pun berusaha mencairkan kebekuan yang terjadi di depan pintu kamar nya.
"Saya sudah selesai mandi Bos!" ucapnya dengan suara lirih, Riyan pun yang tadi nya masuk ke dalam pesona Asisten nya pun tersadar lalu memasang kembali wajah tak bersahabat milik nya.
"Lama sekali kau mandi atau apa menenun kulit mu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments