Nayla merasa kesulitan untuk membawa barang belanjaan nya, namun bos nya itu tidak ada sedikitpun niatan untuk membantu dirinya, Nayla yang sudah lelah bertambah kesal saja saat ini, bagaimana bisa bos nya itu berjalan dengan santai nya, seakan dia tidak melihat nya yang tengah kepayahan itu.
Akhirnya Nayla menaruh semua belanjanya di lantai, dan berjalan mendahului bos nya tanpa menghiraukan belanjaan nya yang di taruh nya di lantai tersebut.
Melihat Nayla yang berjalan tanpa membawa belanjaan nya pun membuat Riyan menoleh kebelakang, Riyan melotot seketika saat melihat belanjaan mereka yang di tinggalkan begitu saja oleh Nayla.
Riyan mendengus kesal sambil berbalik arah mengambil semua belanjaan yang berserakan di lantai.
Dasar Assistant gak ada akhlak, umpatnya dalam hati.
Bisa-bisanya dia yang harus membawa semua barang tersebut, bahkan dia juga berpikir siapa yang bos di sini kenapa malah dia yang di kerjain oleh Asisten nya tersebut.
Riyan pun menyusul Nayla yang hampir sampai di tempat parkir, sedangkan sopir nya itu terlihat heran saat melihat Nayla kembali ke mobil dengan tangan kosong.
"Kata nya belanja non, kok malah gak bawa apa-apa?" tanya pak Supri.
"Gak jadi pak, kita pulang aja" kata Nayla sambil memejamkan mata nya, dia duduk di depan terlalu malas untuk duduk berdua dengan bos yang tidak peka tersebut.
"Lha tuan muda kemana"
" Gak tau udah kita pulang aja aku ngantuk!"
"Kok jadi gini bukan nya tadi tuan muda juga ikut masuk ke dalam, apa non gak ketemu sama tuan muda?" tanya nya bingung.
Nayla yang sudah lelah dan kesal itu pun tidak menjawab pertanyaan pak Supri, lagian juga ini sudah bukan jam kerja nya jadi biarkan saja lah pikir nya.
Tuk
Tuk
Tuk.
Pak Supri menoleh pintu samping mobil nya, lalu membuka kaca mobil, siapa yang mengetuk pintu mobilnya itu.
"Tuan muda" panggil nya.
"Cepat turun dan masukan semua belanjaan itu ke dalam bagasi" perintah nya sambil membuka pintu belakang, tapi ada yang salah di sana tapi apa.
Dia tidak langsung masuk kedalam, menunggu supir nya itu selesai, tak lama semua belanjaan itu sudah masuk ke dalam bagasi.
Melihat Tuan muda nya masih berdiri di sana membuat dia bertanya-tanya ada apa dengan Tuan muda dan Asistennya itu, dan lagi belanjaan mereka sudah seperti saat dia mengantarkan nyonya Ajeng saat berbelanja bulanan.
"Kenapa tuan belum masuk kedalam?"
"Dimana Nayla?" pak Supri menyengitkan dahinya saat mendapat pertanyaan seperti itu, bukannya tadi nona Nayla ada di dalam, pikirnya.
"Tadi ada di dalam Tuan" kata nya sambil membuka pintu kemudi dan Nayla juga ada di sana masih dengan posisi yang sama saat di turun dari mobil tadi.
"Di mana?"
pak Supri pun memberi jalan untuk tuan nya itu agar bisa melihat Nayla yang tengah tertidur entah benar-benar tidur atau pura-pura agar tidak mendengar ucapan Bos nya itu.
Riyan menghelakan nafas nya dia cukup kesal dengan tingkah Nayla malam ini, bagaimana bisa dia seenaknya sendiri.
"Kamu pulang lah pak, biar aku antar sendiri dia pulang" ucapnya lalu mengeluarkan dompet dan memberikan uang untuk supir nya untuk ongkos naik taksi.
"Tapi Tuan..."
"Tidak usah banyak tanya cepat pulang sana" kata nya.
"Baik Tuan"
Riyan tidak menjawab dia hanya mengangguk kepalanya lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan mall tersebut, dia membelah jalanan malam yang masih ramai oleh sebagian orang yang masih melakukan aktivitasnya.
Tak butuh waktu yang lama, mereka telah sampai di Apartemen mewah milik Asisten nya itu, dia cukup sering mengunjungi Apartemen tersebut saat dia ingin menenangkan dirinya.
Riyan menoleh ke arah di mana Nayla yang tengah tertidur, Dia terteguh saat melihat wajah cantik wanita yang selama ini mendampingi dirinya itu, cukup lama dia menikmati wajah yang tertidur dengan damai nya itu pun, membuatnya tidak tega untuk menganggu tidur Assisten nya itu.
Dia pun keluar dari mobil dan berjalan ke pos satpam untuk meminta bantuan, barang belanjaannya cukup banyak, dia tidak sanggup membawa nya sekaligus.
Untuk kembali kebawah pun dia sangat enggan, mengingat unit tempat Nayla tinggal itu berada di lantai empat puluh lima.
Dari jarak yang cukup jauh dia bisa melihat dua orang satpam yang tengah berjaga sambil menyaksikan pertandingan sepakbola di temani dua cangkir kopi di sana, dia pun berjalan ke arah mereka.
"Selamat malam bapak bapak" ucap nya saat sudah sampai di dekat pos satpam.
"Iya tuan selamat malam ada yang bisa saya bantu?" tanya pak satpam ramah.
"Begini pak teman saya sedang tidur di mobil tadi saat perjalanan pulang dari berbelanja, saya tidak tega untuk membangunkannya, kalau tidak keberatan saya minta tolong untuk bawakan belanjaan itu ke unit kami" pinta nya.
"Iya pak bisa, mari saya bantu"
"Saya permisi pak," pamit nya pada salah satu satpam yang ternyata bernama Bagus di seragam nya.
"Iya pak silakan"
Mereka berdua berlalu dari sana menuju mobil nya, Riyan membuka pintu bagasi lalu meminta satpam itu untuk membawa nya ke atas, sementara dia berjalan ke arah samping kemudi dan menggendong Nayla.
Di bantu satpam tersebut akhirnya mereka telah sampai di depan pintu apartemen Nayla, Riyan terlihat kebingungan saat ingin membuka pintu itu, pasal nya dia tidak tahu berapa kode sandinya.
Namun dia cukup ingat bahwa di sana juga ada sidik jari yang bisa digunakan untuk membuka pintu tersebut.
Riyan yang tidak ingin Asistennya itu di sentuh orang lain pun menurunnya dari gendongan dan menempelkan jari telunjuk Nayla pada pintu tersebut.
Usaha pertama nya gagal, lalu dia mencoba lagi dengan ibu jarinya dan ternyata berhasil, pintu pun berbunyi,
Nit
Nit
Nit
Kini pintu itu terbuka lebar, memudahkan mereka untuk masuk ke dalam ruangan yang gelap itu, Riyan berjalan mengikuti naluri dia cukup paham dengan ruang yang ada di sana.
Dia pun membaringkan Nayla di atas tempat tidurnya, lalu menyala lampu dan pendingin ruangan, tak lupa juga dia melepas sepatu yang tadi di gunakan oleh Nayla.
Dasar bisa nya merepotkan saja, gerutunya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Nayla.
Riyan pun keluar dari kamar dan menghampiri pak satpam yang masih berjaga di sana, bukan untuk meminta imbalan atas jasa nya bukankah tidak sopan bukan jika dia pergi begitu saja tanpa pamit pada sang pemilik rumah.
"Saya pamit dulu tuan, saya harus kembali berjaga" pamit nya.
"iya pak terima kasih" ucapnya sambil memberikan uang tips
"Tidak usah Tuan ini sudah menjadi tugas saya''
"Ambillah bagi dua dengan teman mu" kata Riyan sambil menutup pintu Apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments