Hari pertama bekerja

Hari ini adalah hari pertama Lea bekerja sebagai Sekretaris di perusahaan FH Group. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, Lea baru saja selesai mandi dengan pakaian kantornya.

Saat Lea sedang duduk kursi meja belajarnya untuk memoles sedikit make up agar terlihat cantik dan menarik.

Selesai makeup, Lea berdiri untuk merapikan pakaiannya sambil melihat ke arah cermin yang berukuran sedang. “Sepertinya aku harus membeli kaca yang besar agar bisa melihat tubuh ku secara keseluruhan.” Tersenyum sambil memasang jam tangan. Sejenak memandangi wajah cantiknya. "Aku sangat gugup."

Lea mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar menuju dapur untuk minum air putih terlebih dahulu.

Tidak lama kemudian taksi tiba di depan, sebelumnya Lea sudah memesan taksi itu.

Lea langsung mengunci rumahnya dan masuk ke dalam taksi. Ia berusaha untuk tenang walau hatinya sangat bercampur aduk.

Sepanjang perjalanan menuju perusahaan Lea berlatih untuk tersenyum agar tidak kaku ketika bertemu orang-orang yang ada di perusahaan itu tanpa terasa taksi mulai memasuki halaman perusahaan.

Pagi ini perjalanan Lea menuju kantor sangat lancar karena ia memang sengaja berangkat lebih awal agar tidak terjebak macet.

Lea menyerahkan uang kepada supir taksi. “Terimakasih pak.” Keluar dari dalam taksi lalu berjalan dengan cepat menuju pintu utama.

“Huh….” Lea menghela nafasnya berusaha untuk tetap tenang. “Semangat untuk hari ini.” Tersenyum sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

Lea berjalan dengan cepat karena ia takut telat lagi. Melangkahkan kaki menuju lift dan masuk ke dalam, terlihat ada beberapa orang yang berada disana.

“Orang baru ya?” tanya wanita yang ada di sampingnya.

Lea tersenyum dan mengangguk. "Iya."

“Kau disini bekerja sebagai apa?” tanya teman wanita itu.

“Sekretaris pak David.” Jelas Lea.

“Semoga betah ya.”

Ting…..

Lift pun terbuka 2 orang wanita itu pun keluar dari sana. Sementara Lea masih berada di dalam sana lalu menekan tombol lantai 12.

“Semoga betah? Memangnya ada apa dengan pak David?” Lea bergumam hingga pintu lift pun terbuka, ia segera berjalan menuju ruangan itu.

Ketika ia masuk, terlihat beberapa orang yang sudah berada di ruangan individu dan duduk kursi mereka masing-masing.

Seorang wanita berjalan keluar dari ruangan Individu lalu di disamping Lea. “Apa kamu Sekretaris baru yang di pilih oleh pak David?” tanyanya penasaran.

“Iya.” Lea tersenyum.

“Kalau begitu kamu bisa tunggu dulu disana.” Menunjuk ke arah meja yang letaknya di depan ruangan David.

“Baik terimakasih ya.” Lea melangkahkan kakinya menuju meja itu dan wanita tadi duduk kembali ke tempatnya.

“Dia siapa?” tanya seorang pria yang duduk di samping wanita tadi.

“Sekretaris baru pak David.”

“Wow, dia sangat cantik dan juga anggun.”

Lea baru tiba di depan meja Sekretaris, posisinya tepat di depan ruangan Presiden Direktur sambil menatap ke arah sekitarnya. “Apa ini meja Sekretaris?” duduk lalu meletakkan tas nya di samping sambil menatap ke arah ruangan David.

"Kenapa aku sangat gugup, semoga hari aku bisa bekerja dengan baik." Lea bergumam dalam hati.

**

Saat ini David baru saja selesai memasang jasnya lalu duduk di ruang makan untuk meminum jus yang di buatkan oleh bi Ratih (pelayan) yang ada di rumah itu.

Supir masuk ke dalam dan berjalan mendekati David yang sedang menikmati minumannya. “Permisi, mobil Tuan muda sudah siap.” Ucapnya.

David mengangguk lalu melanjutkan minumannya hingga tidak tersisa sedikit pun. Supir beranjak duluan ke mobil untuk menunggu David disana.

Bi Ratih berdiri di dekat meja makan. “Apa Tuan mau berangkat sekarang?”

“Iya, kenapa?”

“Bibi baru saja membuatkan roti untuk Tuan muda.”

David melihat jam tangannya. “Sepertinya saya tidak sempat untuk memakannya sekarang.”

“Kalau begitu bibi letakkan di tempat makan saja ya, tunggu sebentar.” Beranjak ke dapur.

Bi Ratih berjalan keluar sambil membawa tempat makan yang berisi roti lalu menyerahkannya pada supir karena David sudah masuk ke dalam mobil.

“Ini apa?” tanya supir kebingungan dengan tempat makan yang diberikan oleh Bi Ratih.

“Ini roti untuk Tuan muda, karena tadi Tuan tidak sempat memakannya.” Jelasnya.

David menurunkan kaca mobil lalu menatap mereka yang sedang mengobrol. “Apa masih lama?”

“Tidak.” Pak Haidar langsung membawa makanan itu masuk ke dalam mobil.

“Hati-hati Tuan muda.” Ucap Bi Ratih sambil membungkukkan setengah badannya.

Pak Haidar menaikkan kembali kaca yang di samping David dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumah itu, sementara Bi Ratih masuk kembali ke dalam untuk bersih-bersih. Setelah semuanya selesai ia pun pulang ke rumahnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah David karena Bi Ratih bekerja hanya untuk bersih-bersih, menyediakan makan pagi dan juga malam jadi tidak menginap. David hanya tinggal sendiri, Pak Haidar tidur di rumah samping dekat dengan garasi mobil.

David masih memiliki orang tua yang lengkap, tapi mereka tinggal di Singapura untuk mengurus perusahaan yang ada disana. David sangat jarang bertemu dengan kedua orang tuanya, beberapa bulan ini orang tuanya belum ada pulang ke Indonesia. David sudah terbiasa dengan itu, jadi dia tidak terlalu memikirkan orang tuanya hingga rasa benci mulai muncul di hatinya. Dia anak satu-satunya dari Jonathan dan Vina.

Mobil David baru tiba di depan perusahaan, pak Haidar segera keluar dari dalam mobil lalu membuka pintu untuk Tuan mudanya.

David keluar dan langsung berjalan masuk ke dalam dengan badan yang tegap pandangan lurus ke depan.

“Selamat pagi pak.” Ucap orang yang melihat David. “Semoga hari bapak menyenangkan.”

David hanya mengangguk tanpa menoleh dengan langkah yang lurus ke depan hingga ia tiba di depan lift, setelah keluar dari lift ia berjalan menuju ruangannya.

Tak...... Tak..... Tak......

Terdengar suara langkahan David, ia melihat para karyawan sudah di meja mereka masing-masing.

“Pak David datang.” Ucap seseorang yang sadar dengan kedatangan David.

Mereka semua berdiri untuk memberikan penghormatan kepada sang Presdir.

“Selamat pagi pak.” Ucap salah satu karyawan yang ada disana.

David mengangguk dengan langkah yang terus berjalan, setelah David melewati ruangan individu mereka semua kembali duduk.

Lea melihat David sudah datang, ia langsung berdiri merapikan pakaiannya sebelum David mendekat.

David menghentikan langkahnya lalu menatap Lea.

“Selamat pagi pak David.” Tersenyum lalu membungkukkan setengah badannya.

"Ikut saya ke dalam.” David berjalan duluan masuk ke ruangannya, sementara Lea masih membungkukkan badannya.

Setelah mendengar perintah David langsung berdiri tegap, sesaat mengatur nafasnya. "Aku jadi takut." Melangkahkan kakinya masuk ke ruangan David dengan suasana hati yang semakin gugup.

...- Maaf jika dalam penulisan masih banyak kekurangan...

...- Jika suka dengan ceritanya, jangan lupa dukung terus karya ini dengan cara voTe, like, gift, favorit! Dengan begini kalian membuat author semangat untuk melanjutkan ceritanya. Terima kasih...

...Bersambung……...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!