Telat

HAPPY READING!!!!

*****

Matahari pagi terbit dari arah timur, suara kicauan burung mulai terdengar. Terlihat orang-orang mulai melakukan aktivitas mereka masing-masing, dari yang berangkat ke sekolah, berangkat bekerja, dan juga ibu-ibu yang pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan pokok.

Kring.... Kring.... Kring.....

Terdengar bunyi alarm di atas nakas samping tempat tidur membuat wanita yang masih betah di bawah selimutnya itu pun terbangun.

"Huaaa......" Perlahan Lea membuka matanya, terlihat matahari sudah memasuki jendela kamarnya.

Dengan keadaan yang masih mengantuk Lea kembali memejamkan matanya.

"Astaga." Lea langsung merubah posisinya menjadi duduk karena teringat pagi ini ada interview di salah satu perusahaan. Ia menoleh ke arah nakas, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi.

"Jangan sampai telat." Ucapnya, ia langsung beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

Biasanya dia mandi membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Tapi tidak dengan pagi ini, ia mandi hanya 15 menit karena terburu-buru.

Bruk.....

Ketika ia keluar dari kamar mandi, tiba-tiba kakinya tersandung ujung lemari yang ada di sekitar sana.

"Aw...." Meringis kesakitan.

Saat ini Lea sudah mengenakan pakaian hitam putih. Ia berjalan menuju meja lalu mengambil tas yang berukuran sedang, tidak lupa untuk menyemprotkan parfum di area leher, baju dan tangan.

"Sepertinya tidak ada yang ketinggalan." Menatap sekitar sambil memasang jam tangannya di sebelah kiri.

Setelah itu, ia bergegas pergi keluar kamar lalu berjalan keluar rumah. "Aku harus memesan taksi dulu, semoga tidak lama." Mengambil ponsel untuk memesan taksi.

Tidak lama kemudian taksi pensanannya pun datang, ia segera masuk ke dalam dan duduk di bagian kursi belakang.

"Maaf, kita mau pergi kemana mbak?" tanya sang supir taksi sambil menjalankan mobilnya meninggalkan rumah itu.

"Ke perusahaan FH Group pak." Ucapnya dengan wajah yang sangat gelisah karena jam sudah menunjukkan pukul 7:06.

Mobil dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan kota, terlihat gedung-gedung tinggi di pinggir jalan. Banyaknya kendaraan yang membuat sang supir taksi mengurangi sedikit kecepatan.

Beberapa menit kemudian taksi itu terjebak macet di tengah-tengah kendaraan yang lainnya, sehingga susah untuk bergerak.

"Sepertinya di depan ada kemacetan." Ucap sang supir dengan pandangan fokus ke depan.

Lea menghela nafasnya lalu melihat jam yang ada di tangan kirinya. "Kira-kira berapa lama lagi ya pak macetnya?"

"Kalau itu saya juga kurang tahu, karena jalanan ini memang sering macet kalau pagi." Jelas sang supir.

"Duh bagaimana ini? Yang ada aku bisa telat." Gumamnya dalam hati.

"Kira-kira kalau jalan kaki dari sini menuju perusahaan itu masih jauh tidak?" tanyanya yang sudah sangat gelisah.

"Tidak, mungkin membutuhkan waktu sekitar 10 menit lebih kalau jalan kaki."

Pandangan wanita itu lurus ke depan, terlihat dari macet yang sangat panjang dan tidak tahu sampai kapan. "Pak, sepertinya saya turun disini saja, karena saya sudah hampir telat." Mengambil dompet lalu menyerahkan uang kepada sang supir.

"Tapi kalau jalan kaki lumayan mbak."

"Tidak apa-apa pak, sebelumnya terimakasih ya pak." Lea keluar dari dalam mobil.

"Hati-hati mbak." Teriak sang supir dari dalam mobil.

Lea berjalan kaki menuju perusahaan FH Group, beberapa orang menatap ke arahnya. Tetapi ia tetap melanjutkan langkahnya hingga beberapa menit kemudian mulai memasuki halaman perusahaan itu.

Gedung yang sangat tinggi, besar dan juga halaman yang luas. Orang-orang berlarian masuk ke dalam perusahaan.

Lea pun berjalan dengan cepat menuju pintu utama perusahaan sambil merapikan bajunya yang sedikit berantakan karena di jalan tadi ia sempat berlari.

Bruk......

Tanpa sengaja Lea menabrak seorang pria yang juga ingin masuk ke dalam melewati pintu utama.

"Maaf saya tidak sengaja karena terburu-buru." Lea membungkukkan setengah badannya lalu menatap pria yang tadi ia tabrak.

Sosok pria yang tampan, beralis tebal dan juga putih. Sejenak pria itu menatap dia dengan wajah dingin lalu berjalan masuk ke dalam diikuti 1 orang pria di belakangnya.

"Aduh masih pagi sudah membuat masalah saja." Ucapnya sambil menepuk dahi dengan telapak tangannya.

Lea masuk ke dalam dengan wajah yang bingung karena tidak tahu tempat interview pagi ini dimana, berjalan menuju tempat resepsionis.

"Mbak, maaf saya mau nanya. Tempat untuk melakukan interview dimana ya?"

"Interview?"

"Iya, saya pagi ini ada jadwal interview di perusahaan ini."

"Kalau boleh tahu interview apa?"

"Saya melamar sebagai Sekretaris, karena saya melihat di web perusahaan ini pak Presiden Direktur sedang mencari Sekretaris. Baru 1 hari yang lalu saya memberanikan diri untuk mengisi data dan kemarin sore saya mendapatkan panggilan untuk interview pagi ini." Jelasnya.

Lea berpikir sejenak lalu mengangguk dengan pelan.

Resepsionis baru ingat bahwa Sekretaris yang lama mengundurkan diri secara mendadak karena ada sesuatu yang mengharuskannya tinggal di luar negeri sehingga sang Presdir membutuhkan pengganti secepatnya. Resepsionis mulai menjelaskan letak ruangan Presiden Direktur itu kepada wanita yang berdiri di depan mejanya itu.

"Terima kasih mbak." Lea segera berlari menuju lift dan masuk ke dalam.

Saat ini ia sudah berada di lift sambil melihat jam tangannya karena sudah telat.

Ting.....

Pintu lift terbuka, ia segera keluar dan menuju ruangan yang sudah diberitahu oleh resepsionis. Lea berjalan melewati ruangan Individu dengan kacanya yang transparan, terlihat para karyawan yang ada di kantor itu mulai melakukan pekerjaan mereka masing-masing, Karyawan yang ada di dalam ruangan itu pun sadar dengan kedatangan Lea.

Posisi ruangan Presiden Direktur di paling pojok, Lea terus melangkahkan kakinya hingga tiba di depan pintu yang besar dan juga tinggi berwarna coklat tua.

"Apa ini ruangannya? Wow sangat besar." Ucapnya, perlahan ia mengatur nafas dan memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tok.... Tok.... Tok....

Beberapa menit kemudian orang yang ada di dalam ruangan itu menyuruhnya untuk masuk.

Lea berjalan masuk ke dalam dengan wajah takut, bingung, panik semuanya menjadi satu karena telat.

Terlihat ada seorang pria sedang duduk di kursi kebesarannya dengan pandangan ke arah laptop yang ada di depannya.

"Astaga bukankah itu pria yang tadi ku tabrak." Bergumam dalam hati. "Aduh mampus aku." Menundukkan wajahnya.

"Ekhem......." Pria itu berdehem sambil menutup laptopnya lalu menatap wanita yang depannya sedang tertunduk. "Kenapa kamu menunduk? Memangnya di bawah sana ada siapa?"

Lea yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya sambil tersenyum manis. "Maaf tidak ada pak."

Terlihat jelas nama David Mahendra di name tag papan nama yang terletak di atas mejanya. Pria itu mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung kaki, benar saja ia ingat wanita itu yang menabraknya tadi di pintu utama.

"Apa kamu tahu sekarang sudah jam berapa?" tanyanya.

"Iya saya tahu, maaf saya telat karena macet." Jawab Lea dengan gugup.

"Apa alasan mu hanya itu?"

Lea menggeleng. "Saya juga tadi bangunnya sedikit telat, maaf pak."

"Bagaimana bisa anda percaya diri melamar menjadi Sekretaris di perusahaan ini?"

"Maaf pak, saya tidak akan mengulanginya lagi dan saya bersungguh-sungguh untuk bekerja disini." Jelasnya berusaha meyakinkan pria yang ada di depannya.

...- Maaf jika dalam penulisan masih banyak kekurangan...

...- Jika suka dengan ceritanya, jangan lupa dukung terus karya ini dengan cara vote, like, gift, favorit! Dengan begini kalian membuat author semangat untuk melanjutkan ceritanya. Terima kasih...

...Bersambung...........

Terpopuler

Comments

Butterfly

Butterfly

ceritanya seru🥰

2022-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!