Di sekolah Qian terkenal sangat berkharismatik, sehingga banyak teman-temannya yang segan menjadikannya pemimpin mereka walau sikap Qian seringkali kasar dan jutek. Selain nakal Qian selalu disegani. Dia membuat musuh nya ketar-ketir tapi juga membuat para siswi sangat tertarik dengan sikap cuek dan tengilnya.
"Heh, Sans nape nggak dateng lo semalem. Kita main di tempat biasa. Gara-gara Lo nggak dateng, tuh si songong El yang menang," terang Bisma seraya merangkul bahu Qian yang terus berjalan. Qian yang masih kesal tak menjawab hingga mereka berhenti di ruang kelas mereka.
"Lo masih di hukum?" Masih tanpa jawaban dengan wajah dingin Qian.
"Ah, nggak asyik nyokap lo. Masak Alzam elite, lo malah kayak anak pungut gini? Gue denger Mas Alzam mau rayain ultahnya. Masak lo gini-gini aja?" Kompor Bisma.
Qian masih tampak tak ingin menanggapi. Dia membaringkan wajahnya di meja belajarnya membiarkan Bisma dengan ocehannya yang mirip buntut ayam. Tak henti-hentinya cuap-cuap dan membuat Qian yang pusing semakin mumet.
***
Hingga bel berbunyi baru dia pergi meninggalkan Qian di ruangannya. Tapi sekarang malah gantian si genit Una yang mengganggunya.
Belum juga Una memulai obrolannya, Qian sudah bangkit dari posisinya dan mengambil bangku paling belakang seraya mengusir penghuni sebelumnya. Dan dengan senang hati si culun Mail menggantikan posisi Qian yang duduk bersebelahan dengan si cantik Una.
Saat Una akan pindah tapi bapak guru Munir yang terkenal killer sudah datang. Dia hanya bisa menatap Qian yang diam di belakang dengan tatapan kesal.
Saat dia beralih pandang, pandangannya malah bertabrak dengan si culun Mail. Seketika membuat Una merasa geli melihat senyum nyengir Mail dengan deretan gigi kuningnya yang terlihat jarang di sikatnya.
"Kalo ke sekolah gosok gigi dulu. Jijik gue," sungut Una yang seketika membuat Mail mingkem menutup mulutnya dan kembali fokus dengan pelajarannya.
***
Setelah bel istirahat berbunyi Qian hanya diam di kelas. Beberapa anak laki-laki yang merupakan temannya mulai mendekat ke arah Qian. Qian walau pun tak banyak bicara tapi dia juga memiliki banyak teman dan di sukai banyak orang.
Mereka tampak akrab mengobrol bersama. Saat sedang asyik mengobrol mereka di datangi Una yang baru kembali dari kantin.
"Qian!" serunya menghampiri Qian dengan manja. Membuat yang lain ikut bereaksi.
"Eh, ulet cabe! Bisa nggak jangan ganggu. Kita lagi ngomongin bisnis ini," seru Reo kesal seraya menarik rambut panjang Una hingga ia hampir terjungkal ke belakang. Una meringis kesakitan saat tubuhnya sedikit membentur meja. Dan segera di lerai Qian yang walau nakal tapi selalu menghormati wanita.
"Udah, Yo'," lerai Qian menarik tangan Reo.
Merasa di bela Una malah makin bertingkah.
"Owh, Qian. Di belain Unanya, jadi seneng" ungkapnya manja seraya bergelayut nyaman di lengan Qian, membuat Qian segera melepaskannya dengan tatapan risih.
"Udah. Mau apa?" tanya Qian langsung pada intinya dengan nada ketus.
"Qian, Mas Alzam kira-kira suka-nya kado apa?" tanya Una masih dengan gaya manja nya membuat yang lain kesal. Karena Una mengganggu diskusi mereka dengan pertanyaan nya yang samasekali tidak penting.
"Penting banget sih pertanyaan lo," sungut Reo kesal dan di tatap sinis oleh yang lain terhadap Una.
Una yang sudah biasa dengan sikap seperti itu sudah tidak ambil pusing lagi. Dia mengenal Reo dari kecil karena memang dia, Reo dan Qian bertetangga dekat dan kebetulan sekelas pula. Tepatnya semua itu karena ulah ibu Una juga. Yang menginginkan anaknya tetap sekelas dengan teman kecilnya agar Una di jaga oleh mereka berdua, dan pada kenyataannya Reo malah sering menjahili Una walau masih batas wajar dan Una pun tidak ambil pusing.
"Nggak tau. Tanya aja sama dia," ujar Qian dingin.
"Yaudah, nanti siang aku ke rumah, ya," centilnya lagi. Qian cuek tak menyahut.
"Udeh? Kalo udah selesai. Mending minggat Sono!" usir Bisma kembali seraya menarik Una agar menjauh dari Qian.
Una hanya bisa bersungut kesal dan melangkah pergi meninggalkan para remaja laki-laki tersebut dengan diskusi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments