Di malam minggu yang ramai. Di sebuah jalanan yang tampaknya tak di lalui oleh kendaraan umum untuk lalu lalang karena memang merupakan jalanan sepi dan khusus.
Di sana sudah berkumpul para pemuda-pemudi. Tampaknya mereka semua sudah siap dengan acara yang sebentar lagi akan mereka laksanakan. Semua sudah bersiap dengan kendaraan motor kesayangan mereka masing-masing dari berbagai merek yang pastinya bukan merek murahan.
Mereka bersiap-siap di jalur yang sudah di tentukan.
"Mana bos kalian yang sok kegantengan itu? Takut dia? Jam segini masih belum kelihatan batang idungnya?" ejek seseorang.
"Kalah saing gebetan, kalah aja. Nggak perlu hina-hina orang segala," tukas Bisma dengan expresi tengilnya. Dia tidak pernah bisa terima jika sahabatnya di hina.
"Gue nggak kalah saing. Dia yang sok kegantengan dan anak Mami manja cuman modal caper kayak banci, tau LO?!" hardiknya mulai memancing keributan. Sontak membuat darah muda Bisma ikut terpancing di buatnya. Saat dia akan bangkit hendak menghajar Marvel yang lain dengan cepat mencegahnya.
"Udah-udah, Mbim," cegah yang lain.
***
Di sisi lain Qian tampak sibuk dengan sebuah acara di gedung yang cukup mewah dan berkelas. Itulah acara ulang tahun Alzam.
Qian tampak tak bersemangat bahkan terkesan dingin. Dia merasa seperti menjadi badut pendamping Alzam saat ini.
Dan di samping Qian terlihat Una berdiri dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah cantiknya. Dia selalu memepet Qian sedari tadi. Membuat Qian jengah tapi Una tetap tidak perduli.
Tiba-tiba handphone Qian berdering. Ternyata itu panggilan dari salah satu temannya. Qian pun segera beranjak pergi menjauh dari sana, walau ibunya sudah melarang agar dia tetap di sana. Qian dengan keras kepala tak mengindahkan peringatan ibunya.
"Halo" sahutnya dengan wajah datar.
"Bro, lo mana? Kita udah mau mulai, nih? Jadi nggak?" tanya seseorang dari seberang sana.
"Gue lagi ngebadut di sini. Urus aja kalian yang disana," tutup Qian tanpa menunggu jawaban dari seberang sana, ia langsung mematikan sambungan telefonnya.
***
Bisma segera melaporkan nya kepada yang lain.
"Nggak bisa dia. Lagi di ultah nya Alzam," lapor Bisma seraya melangkah menuju ke area balapan yang di sambut senyum sinis oleh Marvel karena merasa Qian menghindarinya. Bisma mengekori pandangan matanya pada si brengsek Marvel.
Sebenarnya Marvel bukan orang asing bagi mereka. Dia adalah kakak kandung Una yang juga merupakan teman sekelas mereka. Hanya karena wanita yang dia sukai dan incar selama ini malah menyatakan cintanya kepada Qian dan menjalin hubungan dengan Qian, itu membuat dia cemburu dan tidak terima. Sehingga dia sering kali mencari masalah dengan geng Qian.
Mereka hening sejenak. Acara yang sudah mereka rencanakan jauh hari ini tidak mungkin di batalkan begitu saja hanya karena tidak ada kehadiran Qian seorang.
"Ok, gue yang gantiin Qian. Seru Reo si hitam manis yang juga jago balapan walau tidak sehebat Qian.
Tampak senyum penuh arti tersungging dari pihak Marvel cs yang merupakan musuh bebuyutan Qian dari dunia balap liar. Dan satu hal lagi yang membuat Marvel membenci Qian, yaitu karena ia sering kalah saat berlawanan dengan Qian. Di tambah lagi permasalahan asmara, si wanita idamannya lebih menyukai Qian yang tidak banyak bicara dan cuek dari pada dia yang anak orang kaya dan lebih keren (menurut dia sendiri 😅)
Dia sering merasa menjadi pecundang saat berhadapan dengan Qian. Ini lah salah satu penyebab dia sering terlalu berambisi ingin mengalahkan Qian, walau itu selalu sulit untuk ia gapai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments