"Hey, berhenti di sana! apa yang kamu katakan tadi?" Tasya berdiri dan menghampiri David yang sekarang berdiri sambil bersedekap dengan bibir yang tersenyum miring.
"Emang aku bilang apa?" tanya David dengan wajah menantang.
"Tasya, udah! Kita pergi aja yuk!" Naura menarik tangan Tasya yang bertolak pinggang pada David.
"Tunggu dulu Naura, aku belum selesai sama orang ini! jangan dikira karena ini di negaranya aku tidak berani!" Tasya menepis tangan Naura, dan kembali bertolak pinggang pada David.
"Kamu tadi bilang, rasain kan? nih, nih baru yang namanya rasain," Tasya mengambil sisa makanannya dan memasukkan paksa ke dalam mulut David. David yang merasa kesal, sontak menyemburkan makanan yang dimasukkan paksa itu, ke wajah gadis itu.
"Eak, kamu! bersihkan cepat!" pekik Tasya, kesal.
"Cih, ini kan kesalahan kamu! kenapa aku yang harus bersihkan? bersihkan saja sendiri!" tolak David mentah-mentah.
"Tasya! udah! ayo kita pergi dari sini!" sekali lagi, Naura mencoba mengajak Tasya, untuk meninggalkan kantin.
"Hai, Nalula!" sapa Edward sambil melambaikan tangannya pada Naura.
"Nalula? Siapa Nalula?" kening Naura berkerut, bingung.
"Kamu! kamu Nalula kan?" Tanya Edward memastikan.
"Hmm, aku bukan Nalula, tapi Naura," Naura, memperjelas sebutan namanya sembari menahan tawanya.
"Eh, Na-u -ra," Edward mengeja nama Naura.
"Ya, benar sekali!" ucap Naura, sambil menyematkan senyum manisnya.
"Wow, kamu sangat cantik dengan senyummu," puji Edward, jujur.
"Oh, Terima kasih!" sahut Naura tanpa menanggalkan senyumannya,dengan ekor mata yang melirik ke arah Kendrick yang terlihat acuh tak acuh, bahkan terkesan tidak nyaman.
"Hmm, sepertinya dari cara kamu, memuji teman saya, kamu itu playboy, benarkan?" celetuk Chika yang dari tadi tadi diam saja.
Sekali buka suara, semua mata menatap ke arah Chika dengan tatapan yang berbeda. Ken dan David, rasa ingin tertawa, Naura dengan tatapan mendelik, Tasya dengan tatapan membenarkan. Satu-satunya yang marah adalah, orang yang dituduh playboy. Siapa lagi dia kalau bukan Edward.
"Hey, kamu jangan sembarang bicara! siapa namamu tadi? Chika, harusnya huruf A itu harus dihilangkan, jadinya Chik (anak ayam). Kamu tahu kan, anak ayam itu berisiknya bagaimana? seperti itulah kamu!" ucap Edward, sarkasme, hingga membuat Chika mengepalkan tangannya dengan kencang.
"Maaf, kami harus pergi!"
Naura yang melihat ekspresi,Chika yang marah, langsung menarik tangan Chika dan Tasya, untuk pergi dari hadapan tiga pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jane yang setelah mendapat kartu kredit dari kekasihnya Kendrick, ternyata tidak kembali ke kelasnya seperti yang diminta oleh Kendrick. Wanita itu lebih memilih untuk pergi berbelanja.
Dia terlihat memilih barang yang sangat dia inginkan. Dia begitu bahagia masih bisa mendapatkan barang itu. Dengan angkuh dan bergaya dia berjalan ke arah kasir untuk membayarnya belanjaannya.
Setelah sang kasir, menyebutkan total belanjanya, Jane langsung memberikan kartu kredit pemberian Kendrick itu.
Sang kasir terlihat mulai melakukan transaksi pembayaran dengan kartu yang diberikan oleh Jane. Namun tiba-tiba kening kasir itu berkerut dan menyodorkan kembali kartu itu pada Jane,
"Maaf, Nona! Apa ada kartu lain? soalnya ini tidak bisa digunakan," ucap Kasir itu yang membuat Jane terkesiap kaget.
"Masa sih? tidak mungkin! coba anda ulangi lagi!" ucap Jane, tidak percaya dan dengan wajah panik sekaligus malu.
"Baiklah!" kasir itu kembali meraih kartu kredit itu dan mencoba kembali.
"Sekali lagi maaf, Nona. Ini benar-benar tidak bisa digunakan." kasir itu kembali mengembalikan kartu itu ke tangan, Jane.
"Kalau begitu, aku tidak jadi membelinya. Aku lagi tidak memegang uang Cash," ujar Jane, sambil beranjak dari tempat itu, sambil menahan malu yang amat sangat.
"Brengsek! Ken, sepertinya sengaja ingin mempermalukanku. Awas kamu, Ken!" umpat Jane di tengah kekesalannya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"Kalian berdua seharian ini seperti wanita yang datang bulan, marah-marah terus." ucap Ken di sela-sela tawanya, setelah mereka kembali ke dalam kelas.
"Salah satunya kamu, yang buat marah," umpat Edward.
"Hey, kenapa jadi menyalahkanku? bukannya kalian berdua sudah baik-baik saja tadi? ini semua salah kalian berdua yang menanggapi gadis-gadis Indonesia itu." Ken, menanggapi tidak terima.
"Habis, bagaimana aku bisa terima dia bilang playboy? punya kekasih juga nggak." Edward mengembuskan napas kesal.
"Tapi pantas sih dia menuduh kamu seperti itu, Soalnya cara memuji kamu berlebihan." Ucap Ken yang membuat Edward meradang.
"Berlebihan bagaimana? bukannya ini hal biasa?" Edward memicingkan matanya, bingung.
Ken tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
"Menurutku sih,ucapan kamu tadi bagi wanita Indonesia, itu dianggap rayuan yang berlebihan kalau mereka sebut istilahnya 'gombal' dan laki-laki yang suka menggombal, itu mereka namakan buaya alias playboy dan lebih parahnya fuckboy." terang Ken.
"Wow, unik!"
"Dan makin sering kamu memuji, mereka makin tidak percaya kata-katamu. Tapi giliran tidak pernah dipuji, mereka bisa marah-marah tidak jelas, serba salah memang," sambung Ken, kembali.
"Kalau di sini, kita puji wanita kita, mereka akan menjawab, 'Oh, you are so sweet, honey," Kalau wanita Indonesia, akan sulit kamu menemukan kata-kata itu. Mereka pasti sering ngomong, 'cih , gombal', dengan bibir yang naik ke atas," Ken, terkekeh membayangkan mamanya.
"Darimana kamu tahu ini semua? apa kamu mempelajari wanita Indonesia, makannya kamu tahu? Bukannya kamu anti dengan wanita Indonesia?" David buka suara, dengan tatapan menyelidik.
"Hey, apa kamu lupa kalau mamaku, berasal dari negara itu?hampir tiap hari aku melihat sikap mamaku pada papa. Oh ya, asal kamu tahu, aku tidak anti wanita Indonesia. Kalau aku anti, sama aja aku anti sama mamaku sendiri." sangkal Ken.
"Jadi, kenapa kamu tidak mau menuruti kata-kata mama kamu untuk mencari kekasih wanita Indonesia?" tanya Edward, dengan kening yang terangkat ke atas.
"Maaf, aku punya alasanku sendiri untuk hal itu. Dan satu hal lagi, cinta tidak boleh dipaksa. Kalau aku mencintai wanita dari negara kita, gak mungkin kan aku tetap mencari wanita Indonesia padahal aku tidak cinta?" jawab Ken, lugas.
"Dan kamu, mencintai wanita yang salah, seperti, Jane." celetuk David sembari menyeringai sinis.
"Oh men, please stop menghujat kekasihku!" ucap Ken, kesal.
"Kalau boleh tahu, apa alasanmu tidak mau memiliki kekasih seorang wanita Indonesia?" Edward buka suara, karena merasa tergelitik dengan statement Kendrick mengenai,dia punya alasan sendiri.
"Maaf, aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Biarlah hanya aku yang tahu. Dan bila saatnya nanti, mungkin aku akan memberitahukan alasanku itu pada kalian berdua." Pungkas Ken mengakhiri, dengan membuka buku dan langsung pura-pura membaca.
Edward dan David, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, lalu mengembuskan napas dengan sekali hentakan.
"Keeeen!" pekik seorang wanita, yang dari suaranya bisa ditebak kalau itu suara Jane.
Ken, Edward dan David sontak menatap ke arah pintu dan terkesiap kaget melihat aura marah dari wanita itu.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Priska Jacob
kasian deh loe jane, mau morotin ken malah malu sendiri karena kartu kredit diblokir
2022-10-22
0
꧁🦋⃟⃟ ˢⁿ᭄𝔎𝔄𝔉𝔎𝔄𝔎꧂
itu kartu kredit dah di beku kan sama dady nya kendrik, jdi jngan mimpi lgi kmu numpang hidup dengan kendrik jane
2022-10-05
0
Cherry
pasti Jane ngamuk-ngamuk krn gk bisa gesek kartu kreditnya Kendrick,bagus lh rasain dasar ular
2022-10-04
0