Tiga wanita Indonesia

Setelah Jane meninggalkan ruangan, Edward dan David masuk kembali. Dari raut wajah mereka, terlihat kalau mereka sekarang tengah kecewa dengan sikap Kendrick yang terlalu lembek pada Jane. Bahkan mereka yakin, begitu melihat wajah kekasih Ken yang berbinar bahagia pasca keluar dari ruangan, pasti wanita itu mendapatkan apa yang dia mau.

Edward dan David langsung duduk begitu saja, tanpa mau mengajak bicara Kendrick lagi, dan Kendrick cukup memakluminya.

Dosen yang akan mengajar mereka hari ini terlihat masuk dan langsung memulai pelajaran. Tidak terdengar lagi suara berisik dari para mahasiswa. Kini semua fokus pada dosen yang memang terkenal kekilerannya.

Pembahasan materi kali ini, sangat membosankan buat Kendrick. Dia berharap waktu cepat berlalu. Akan tetapi, semakin ditunggu, waktu itu semakin terasa sangat lambat.

"Ok, sampai di sini dulu pembahasannya, lusa akan kita lanjutkan," terdengar suara dosen yang mengakhiri kelas.

"Akhirnya," gumam Kendrick lega, sambil merenggangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa kaku.

"Ed, Vid, temani aku ke kantin yuk!"

Edward maupun David tidak memberikan respon sedikitpun atas ajakan Kendrick.

"Kalian berdua masih marah padaku? jangan marah dong. Please ngertiin posisiku!"

Edward menghela napasnya dengan helaan yang cukup panjang. Kemudian dia menoleh ke arah Kendrick yang kini juga menatapnya.

"Kami capek dengan sikapmu, Ken. Kenapa ketika di depan kami, kamu begitu berapi-api, tapi ketika berhadapan dengan Jane, kamu lemah?"

"Emm, Karena aku__"

"Karena kamu mencintainya? cintamu membuat kamu jadi bodoh, Ken. Tapi, sudahlah, mau bagaimanapun kami memberikan nasehat padamu, akan tetap kamu anggap angin lalu. Dan kamu akan tetap menganggap kami iri pada hubunganmu dan Jane. Ayo, lebih baik kita ke kantin sekarang!" Edward berdiri dan beranjak dari kursinya diikuti oleh David dari belakang.

Kendrick, mematung untuk sepersekian detik. Detik berikutnya, dia menghela napasnya dan beranjak mengikuti Edward dan David.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kebekuan yang sempat tercipta di antara tiga sahabat itu, kini sudah mencair. Begitulah mereka, pertikaian dan perbedaan pendapat memang sering terjadi, tapi, mereka tidak akan berakhir dengan permusuhan.

Mereka bertiga kini sudah terlihat tertawa dan saling bercanda, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Di hadapan mereka kini sudah tersaji makanan dan siap untuk disantap. Tiba-tiba Edward menyenggol-nyenggol tubuh David dengan sikutnya.

"Oh, Ada apa?" tanya David, sambil menggerakkan wajahnya.

"Tuh lihat! ada wanita cantik!". Edward menggerakkan matanya.

David dan Kendrick, mengikuti kemana arah mata Edward memandang. Mereka melihat seorang wanita, yang memiliki surai berwarna hitam legam dan panjang, dan dari wajahnya terlihat jelas, kalau wanita itu keturunan Asia.

Wanita itu terlihat memegang nampan yang berisi makanan dan minuman di atasnya, dan dia juga celingukan untuk mencari tempat di mana dia bisa duduk.

"Naura, mari duduk di sini!" teriak seorang wanita yang dari wajahnya terlihat kalau dia juga seorang wanita Asia sama seperti wanita tadi.

Wanita yang dipanggil Naura itu, tersenyum dan berjalan menghampiri, wanita yang memanggilnya.

"Bahasa apa itu? sepertinya bahasanya sama seperti bahasa mama kamu?" tanya Edward pada Kendrick.

"Iya, itu bahasa Indonesia." sahut Kendrick, cuek dan tetap menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Edward dan dan David berdecak kagum dan tidak berhenti menatap wanita bernama Naura itu.

"Mau berapa lama lagi, kalian berdua menatapnya? apa kalian berdua bisa kenyang dengan hanya menatap wanita itu?" celetuk Kendrick dengan sedikit kesal.

"Oh, gila men! mata kamu memang udah gak waras, Ken. Lihat, dia sangat cantik!" puji Edward sambil berdecak kagum.

"Temannya juga tidak kalah cantik! sepertinya mereka baru di sini," David menimpali ucapan Edward.

Kendrick, tidak menyahut, tapi diam-diam ekor matanya bergerak melirik ke arah wanita itu dan tidak memungkiri kalau wanita itu, memang cantik.

"Nauraaa, Chika chilimikiti, i'm coming!" seorang wanita, berparas serupa, muncul tiba-tiba dan berteriak dengan ekspresi bahagianya, membuat David tiba-tiba tertawa.

"Apa kamu, ketawa-ketawa!" wanita itu, menatap sengit ke arah David.

"Dia bilang apa? kok sepertinya dia marah padaku?" tanya, David bingung dan Edward mengangkat bahunya, pertanda kalau dia juga tidak mengerti. Hanya Kendrick terkikik, karena walaupun besarnya di London, tapi pria itu masih bisa mengerti bahasa Indonesia.

"Mampus kamu! gak ngerti kan? emang enak?" lagi-lagi wanita itu, mengumpat pada David, dengan menggunakan bahasa Indonesia, sehingga David semakin terlihat kebingungan.

"Tasya, sini kamu!" panggil wanita yang pastinya bernama Chika, sembari melototkan matanya ke arah wanita yang ternyata bernama Tasya itu.

"Ken, kamu pasti ngertikan, apa yang diucapkan wanita gila tadi?" tanya David, setelah wanita itu, pergi bergabung dengan kedua temannya.

Akhirnya sambil menahan tawanya, Ken menjelaskan apa saja yang dikatakan oleh wanita bernama Tasya tadi.

"What? jadi dia bilang aku mampus?" David mendelik, dan Kendrick menganggukkan kepalanya, membenarkan.

"Nggak bisa jadi ini! aku harus menegurnya!" David berdiri, dan berencana hendak mendatangi Tasya. Akan tetapi, Edward dan Kendrick dengan sigap menahannya.

"Udahlah, kenapa kamu harus mempersoalkannya? salah kamu sendiri, menertawainya tadi." ucap Edward sambil mendudukkan paksa, David.

David menatap sengit ke arah meja tempat di mana 3 wanita Indonesia berada, dan betapa geramnya dia, ketika melihat wanita yang tadi mengumpatinya, menjulurkan lidah ke arahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Tasya! kamu ih, gak di Indonesia gak di sini kelakuan gak ada beda. Ingat, kalau kamu itu di negara orang, bukan di negaramu." terdengar suara Naura mengomel.

"Iya, iya, maaf!" jawab Tasya dengan bibir yang mengerucut.

"Hmm, kenapa sih tidak ada rendang di kantin ini?" celetuk Tasya tiba-tiba sambil meletakkan sendoknya begitu saja.

"Besok-besok, kamu tawarin diri, buat buka stall sendiri, khusus menjual rendang, gulai, soto dan lain-lain, biar kamu senang." cetus Chika, sambil menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya, dan Tasya hanya mencebik mendengar ucapan Chika. Sedangkan Naura, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah Tasya.

"Aku udah selesai, kita kembali ke kelas, yuk!". Chika berdiri dari kursinya dan hendak beranjak pergi.

"Aku juga!" Naura juga berdiri, dan melakukan hal yang sama seperti Chika.

"Eh, tungguin aku dong! makananku masih banyak nih," rengek Tasya dengan wajah memelas.

"Makanya kalau makan itu, jangan kebanyakan bicara, buruan, habisin!" cetus Naura, sambil mendaratkan tubuhnya, duduk kembali. Demikian juga dengan Chika.

"Uhuk, uhuk!" Tasya terbatuk-batuk, karena tersedak.

"Makanya jangan buru-buru makannya! nih minum!" Naura memberikan minuman pada Tasya, yang langsung menyambut dan meneguk habis.

" mTadi katanya buru-buru," celetuk Tasya, kesal.

"Iya, tapi gak kaya gitu juga!" cetus Chika sambil mendorong pelan kening Tasya.

"Rasain!" celetetuk David tertawa puas, ketika melewati meja mereka.

Tbc

Terpopuler

Comments

Priska Jacob

Priska Jacob

3 cewek2 yang menarik, lihat aja siapa yang bakalan jatuh cinta duluan

2022-10-22

0

꧁🦋⃟‌⃟ ˢⁿ᭄𝔎𝔄𝔉𝔎𝔄𝔎꧂

꧁🦋⃟‌⃟ ˢⁿ᭄𝔎𝔄𝔉𝔎𝔄𝔎꧂

jodoh mereka bertiga merapaaaat[David -tasya, edward-chika, kendrik - Naura] asyiiik

2022-10-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!