Dikerjain

Beberapa menit waktu yang ia butuhkan hingga kemudian ia keluar, tampak Meta sudah berdiri dengan senyum di jarak beberapa meter darinya. Gadis itu membawa segelas jus jeruk.

"Mas Akhmar, ini aku buatin jus jeruk. Biar rileks," ucap Meta dengan seulas senyum lebar.

Kebetulan, tenggorokan Akhmar sejak tadi benar- benar sedang membutuhkan asupan. Kering mulu bawaannya. 

Tanpa mengatakan apa pun, Akhmar langsung menyambar gelas jus dan meneguknya hingga habis.

Wah, tenggorokannya sekarang menjadi segar sekali. Meta memang sangat pengertian, gadis itu tahu apa yang dibutuhkan olehnya.

"Thank's ya!" ucap Akhmar.

"Sama- sama." Meta mengambil kembali gelas kosong yang ada di tangan Akhmar. 

Meta menaruh gelas ke meja, ia kemudian terus mengawasi Akhmar, pria itu berdiri saja di teras samping rumah. Sesekali mengusap kening yang dialiri keringat.

Tak lama, kepala Akhmar tampak terangguk- angguk. Matanya berat. Pria itu berusaha menguatkan dirinya supaya tidak ambruk, namun tubuhnya terhuyung dan langsung ditangkap oleh Meta. Kepala Akhmar tertunduk lemas bersamaan dengan tubuhnya yang juga menjadi lemas dan mata terpejam. 

"Ugh... ternyata berat banget badanmu, Mas." Meta kewalahan memapah tubuh berat Akhmar. Ia sempoyongan, hampir terjatuh. Ia lalu meminta tolong pada dua orang pria yang melintas untuk membawa Akhmar ke dalam. Meta menunjuk sebuah kamar kosong dan meminta mereka untuk meletakkan tubuh Akhmar di kamar itu. Kamar tampak sedikit berantakan dengan tas besar dan peralatan make up yang berjejer di meja. Meta tak peduli dengan itu.

Senyum kemenangan tercetak di wajah Meta. Ia menutup pintu kamar membiarkan pria itu terbaring di sana.

"Rasain lu, Aisha. Kalau udah begini, lu nggak bakalan bisa berduaan, apa lagi pamer kemesraan sama Mas Akhmar. Nikmatin aja kesendirian lo sekarang. Enak aja mepetin Mas Akhmar, si ganteng itu kan punya gue!" Meta meninggalkan pintu kamar dengan senyum lebar, ia lalu ikutan duduk di kursi barisan para tamu untuk turut serta menyaksikan acara sakral yang sejak tadi sudah ditunggu- tunggu. 

Sudah hampir satu jam berlalu, calon mempelai wanita belum juga muncul. Para hadirin mulai resah, gelisah dan sibuk berbisik- bisik.

Aldan yang sudah menunggu pun mulai terlihat penuh harapan.

"Bagaimana ini, Pak? Bisakah dimulai?" tanya penghulu pada Ismail yang sejak tadi sudah duduk manis memamerkan barisan giginya pada para tamu.

"Pengantin wanitanya sedang didandani tadi," jawab Ismail dengan senyum yang masih mengembang. Tampak sejuta harapan di wajahnya itu, berharap memiliki mantu solehah yang kaya raya. Tidak malu- maluin saat mejeng bersama dengan besan yang tajir melintir.

"Dik, coba lihat sana, make up nya udah selesai apa belum? Lama sekali? Ini tamu udah pada nungguin dari tadi, waktunya udah molor. Harus on time dong." Ismail berbisik pada istrinya.

"Iya, Mas. Akan aku cek." Qanita meninggalkan kursinya. Wanita yang mengenakan kebaya putih dan jilbab warna senada itu melangkah menuju kamar Aiza, kamar pengantin yang sudah dihias dengan berbagai macam hiasan, juga kelopak mawar yang bertabur di atas kasur.

Meta mengikuti Qanita, menyusul untuk turut menemui Aiza.

"Aiza!" panggil Qanita sambil membuka pintu kamar. Sepi. Tidak ada siapa- siapa. Qanita membereskan kelopak mawar yang berserak, serta bantal guling yang tidak terletak pada tempatnya. 

"Maaf, Tante. Tadi malam Meta tidur di sini, jadi agak berantakan. He heee.." Meta nyengir sambil ikut membereskan kasur.

"Aiza dimana ya? Ini kamar sepi. Perias pengantinnya juga nggak ada." Qanita tampak tidak mempedulikan perkataan Meta karena fokus pikirannya tengah tertuju pada Aiza.

"Meta, kamu cari Aiza gih. Mungkin dia kemana gitu. Di kamar mandi juga nggak ada soalnya." Qanita melangkah keluar.

Meta menyusul keluar.  “Tante, Meta ijin keluar dulu ya!  soalnya ada perlu.  Ini mau ketemu sama ibu di warung nggak jauh dari sini, penting banget.  Maaf nggak bisa ikut  nyariin Aiza.”  

Qanita mengangguk.  “Nggak apa- apa.  Nanti kalau urusanmu udah selesai, cepat balik ke sini ya.  soalnya kamu harus mendampingi calon pengantin wanitanya.  Keperluan Aiza adalah tanggung jawab kamu.”

“Iya, Tante.  Permisi.”  Meta melangkah pergi.

Qanita melanjutkan langkah di ruangan luas. 

Bersambung

Awas! Like nya harus di klik

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

apa rencana meta ...?

2023-03-23

1

Raflesia

Raflesia

niat nya mau ngumpetin akhmar eh malah trjadi salah paham....

2022-12-31

3

Fera Wati

Fera Wati

jd deg2an
semangat kak

2022-11-20

2

lihat semua
Episodes
1 Calon Pengantin
2 Menjadi Saksi
3 Terjebak Situasi
4 Dikerjain
5 Berpelukan
6 Memilih Mundur
7 Cemas
8 Syarat Beruntun
9 Akad
10 Menghilang
11 Beginilah Sebenarnya
12 Kesal Bukan Main
13 Penjelasan Aiza
14 Dia Datang
15 Mengaku Salah
16 Menjauh
17 Cemberut
18 Saran Umi
19 Masih Sayang
20 Sindiran Menantu
21 Haru
22 Pria Seksi
23 Patuh
24 Menyebalkan
25 Tidak Mencintai
26 Kemuliaan Lelaki
27 Kesaksian
28 Sudah Terbiasa
29 Perbaikan
30 Tidak Berbohong
31 Marah?
32 Kebas
33 Serba Salah
34 Tuntutan Suami
35 Kebesaran
36 Penjelasan Akhmar
37 Panas Dingin
38 Tidak Mudah
39 Untuk Aiza
40 Di Kamar Aiza
41 Pesan Dari Zahra
42 Seperti Petak Umpet
43 Bertemu Zahra
44 Keharuan
45 Penjelasan
46 Kualat
47 Kepergok
48 Menggemaskan
49 Merinding
50 Dikibulin
51 Genderuwo
52 Titid?
53 Malam Pertama
54 Nakal
55 Mertua oh Mertua
56 Reuni
57 Godaan Istri Kedua
58 Tidak Dipercayai
59 Minta Cucu
60 Saran Umi
61 Siapa Pria Itu?
62 Efek Kontan
63 Chat Misterius
64 Mendidih
65 Pecah
66 Teror
67 Pulang Kembali
68 Pengakuan
69 Hape oh Hape
70 Meja 15
71 Pasang Mata-mata
72 Sakit
73 Terserempet
74 Ngilu
75 Sahabat
76 Pingsan
77 Tentang Vito
78 Rasa Persahabatan
79 Kain Kafan
80 Ingin Bertemu
81 Mencari Pahala
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Calon Pengantin
2
Menjadi Saksi
3
Terjebak Situasi
4
Dikerjain
5
Berpelukan
6
Memilih Mundur
7
Cemas
8
Syarat Beruntun
9
Akad
10
Menghilang
11
Beginilah Sebenarnya
12
Kesal Bukan Main
13
Penjelasan Aiza
14
Dia Datang
15
Mengaku Salah
16
Menjauh
17
Cemberut
18
Saran Umi
19
Masih Sayang
20
Sindiran Menantu
21
Haru
22
Pria Seksi
23
Patuh
24
Menyebalkan
25
Tidak Mencintai
26
Kemuliaan Lelaki
27
Kesaksian
28
Sudah Terbiasa
29
Perbaikan
30
Tidak Berbohong
31
Marah?
32
Kebas
33
Serba Salah
34
Tuntutan Suami
35
Kebesaran
36
Penjelasan Akhmar
37
Panas Dingin
38
Tidak Mudah
39
Untuk Aiza
40
Di Kamar Aiza
41
Pesan Dari Zahra
42
Seperti Petak Umpet
43
Bertemu Zahra
44
Keharuan
45
Penjelasan
46
Kualat
47
Kepergok
48
Menggemaskan
49
Merinding
50
Dikibulin
51
Genderuwo
52
Titid?
53
Malam Pertama
54
Nakal
55
Mertua oh Mertua
56
Reuni
57
Godaan Istri Kedua
58
Tidak Dipercayai
59
Minta Cucu
60
Saran Umi
61
Siapa Pria Itu?
62
Efek Kontan
63
Chat Misterius
64
Mendidih
65
Pecah
66
Teror
67
Pulang Kembali
68
Pengakuan
69
Hape oh Hape
70
Meja 15
71
Pasang Mata-mata
72
Sakit
73
Terserempet
74
Ngilu
75
Sahabat
76
Pingsan
77
Tentang Vito
78
Rasa Persahabatan
79
Kain Kafan
80
Ingin Bertemu
81
Mencari Pahala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!