Menjadi Saksi

Akhmar mengenakan kemeja putih, dipadu tuxedo putih, celana putih serta dasi kupu- kupu warna senada. Sepatu yang juga berwarna putih.

Ini adalah hari H dimana Aldan dan Aiza akan menikah, mengucap ijab qobul, lalu bersanding di pelaminan sebagai pasangan halal suami istri. 

Akhmar akan menjadi saksi di pernikahan itu.  Ya, dia akan menyaksikan Aiza menikah dnegan kakaknya sendiri. 

Akhmar menatap pantulan wajahnya di cermin.  Wajah yang tak lagi terlihat sangar, justru keresahan dan kekhawatiran yang muncul di  wajah itu.  Ia masih menatap wajah tampan dengan rahang kokoh itu beberapa detik sampai akhirnya ia melepas pandangannya dari cermin. Ia lalu melangkah turun menuju ke lantai bawah, dimana orang- orang tampak berkumpul dengan pakaian serba rapi, wajah- wajah bahagia menyambut sang pengantin. Hanya ada tawa dan kegembiraan yang terpancar di wajah- wajah mereka, mungkin mereka tidak menyadari ada raut yang disembunyikan di balik ekspresi wajah Akhmar.

Terdiam di sofa, Akhmar membuka botol air mineral dan meneguknya. Tenggorokan yang terasa kering pun kini sudah basah. Ia mulai sedikit lega. Wajahnya lalu terangkat saat mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Tampak Aldan berjalan di anak tangga dengan wajah sumringah, tak mampu membendung kebahagiaan.  Jelas tampak kebahagiaan di wajah itu. Tak perlu ditanya apakah Aldan bahagia dengan pernikahannya yang sebentar lagi akan berlangsung, ekspresi wajah Aldan sudah menjadi jawaban.

Adam merentangkan tangan, menyambut kedatangan putranya yang terlihat sangat tampan mengenakan tuxedo stelan putih lengkap dengan sepatu dan dasi kupu- kupu warna senada. Penampilan Aldan dan Akhmar hampir sama, mereka sama- sama mengenakan stelan tuxedo putih. Hanya saja, yang membedakan antara Akhmar dan Aldan adalah kopiah putih yang bertengger di kepala Aldan. Akhmar tidak mengenakannya. 

"Selamat, Nak! Kamu akhirnya menemukan pendamping hidup yang baik. Inilah yang sejak dulu papa harapkan, putra papa memiliki kebahagiaan dalam rumah tangganya kelak. Jika saja istri kamu adalah wanita solehah, maka papa yakin kebahagiaan akan menaungimu. Papa bahagia, Nak!" Adam berkaca- kaca. Ia lalu mengucek matanya yang basah dan memeluk Aldan.

Menyaksikan itu, Akhmar terdiam. Rasa bangga Adam terhadap Aldan sejak dulu tidak pernah berkurang. Dari cara Adam mengungkapkan kebahagiaannya itu, jelas membuktikan bahwa dia sangat menyayangi Aldan. Hal itulah yang sejak dulu tidak pernah didapatkan oleh Akhmar, sampai detik ini. 

Tidak. Akhmar tidak boleh iri, apa lagi memendam kecemburuan, jangan sampai kejadian yang sama terulang lagi, ketika akhirnya Akhmar membenci papanya dan memilih untuk berkelahi dengan situasi. Tidak boleh terulang kembali.

Akhmar mendekati Aldan sesaat setelah melihat Adam melepas pelukan Aldan.

Akhmar meraih lengan kakaknya, menatap intens. "Aku turut senang."

Aldan membalas tatapan adiknya, mengangguk gembira.

"Aku tau antara Mas Aldan dan Aiza baru saling mengenal, tapi aku tau ini pernikahan yang baik untuk Mas. Aiza adalah gadis baik yang hadir di kehidupan Mas, aku percaya gadis yang dekat dengan Mas bukanlah gadis sembarangan. Dia gadis yang beruntung," ucap Akhmar tenang.

"Mas nggak percaya kamu bisa bicara sedewasa ini, ada banyak perubahan yang terjadi padamu setelah beberapa tahun di Yogya." Aldan menepuk pundak Akhmar penuh kebanggaan.

"Apakah Mas menyukai Aiza?" Tenang sekali Akhmar melontarkan pertanyaan itu.

Aldan terkekeh pelan. "Pertanyaan kamu itu salah, sebab bukan hanya sebatas suka, tapi sayang. Iya, Mas menyayangi Aiza. Perasaan itu tumbuh begitu saja semenjak pertama kali melihat dia. Kamu tau nggak, sebelum dia menjadi calon istri Mas, kami pernah bertemu beberapa tahun silam. Waktu itu, dia masih sekolah dengan seragam putih abu- abu. Dan saat itu, hati Mas udah mengatakan bahwa Mas memiliki harapan pada gadis itu. Tuhan akhirnya mengabulkan harapan Mas. Alhamdulillah." Aldan bahagia tiada tara.

Adam sampai ikut tersenyum melihat senyuman sulungnya.

Melihat kebahagiaan di wajah Aldan dan Adam, Akhmar pun melangkah mundur. Memang sudah sepatutnya Aiza mendapatkan pria salih seperti Aldan. Akhmar tau diri. Ia tidak pantas untuk Aiza.

Akhmar Kembali meraih botol berisi air mineral dan meneguknya. Hatinya terasa lebih adem saat meneguk air mineral.

Orang- orang yang berkumpul hendak mengantar pengantin ke rumah mempelai wanita, sudah bersiap keluar rumah. Masuk ke kendaraan masing- masing. Hari ini, mempelai pria diantar ke rumah mempelai wanita dimana akan dilangsungkan acara ijab qobul. Setelah itu mempelai wanita dan pria akan disanding di pelaminan.

Aldan dibimbing memasuki mobil pengantin. Disana juga ada Adam yang mengiringi.

Akhmar memilih mobil lain, tidak mau satu mobil dengan sang pengantin.

"Mas Akhmar, aku bersamamu ya!" pinta Aisha yang saat itu turut serta sebagai rombongan pengantar pengantin.

Akhmar mengangguk menyetujui permintaan gadis yang kini terlihat menggunakan kurk sebagai alat bantu untuk berjalan. Mereka duduk bersisian di satu mobil. 

Akhmar membawa beberapa botol air mineral di mobil, yang kemudian ia teguk di sepanjang jalan. Entah kenapa perasaannya resah, dan keresahan itu menghilang sebentar setiap kali ia meneguk minuman. Oleh sebab itu, ia terus meneguk minum hingga menghabiskan hampir tiga botol. 

"Dehidrasi ya, Mas?" tanya Aisha yang heran melihat Akhmar terus minum.

Akhmar hanya memutar mata.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

Adakah sesuatu yang belum aq mengerti ... seperti apa papa adam menyayangi kedua putranya ... aldan akhmar ... adakah ketimpangan ... aq pantengin, thor ...

2023-03-23

0

الفريزة

الفريزة

bisa2 beseran Akhmar 🤭

2023-03-22

0

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

waduh bsa² buang air kcil smpe rumah aiza

2023-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Calon Pengantin
2 Menjadi Saksi
3 Terjebak Situasi
4 Dikerjain
5 Berpelukan
6 Memilih Mundur
7 Cemas
8 Syarat Beruntun
9 Akad
10 Menghilang
11 Beginilah Sebenarnya
12 Kesal Bukan Main
13 Penjelasan Aiza
14 Dia Datang
15 Mengaku Salah
16 Menjauh
17 Cemberut
18 Saran Umi
19 Masih Sayang
20 Sindiran Menantu
21 Haru
22 Pria Seksi
23 Patuh
24 Menyebalkan
25 Tidak Mencintai
26 Kemuliaan Lelaki
27 Kesaksian
28 Sudah Terbiasa
29 Perbaikan
30 Tidak Berbohong
31 Marah?
32 Kebas
33 Serba Salah
34 Tuntutan Suami
35 Kebesaran
36 Penjelasan Akhmar
37 Panas Dingin
38 Tidak Mudah
39 Untuk Aiza
40 Di Kamar Aiza
41 Pesan Dari Zahra
42 Seperti Petak Umpet
43 Bertemu Zahra
44 Keharuan
45 Penjelasan
46 Kualat
47 Kepergok
48 Menggemaskan
49 Merinding
50 Dikibulin
51 Genderuwo
52 Titid?
53 Malam Pertama
54 Nakal
55 Mertua oh Mertua
56 Reuni
57 Godaan Istri Kedua
58 Tidak Dipercayai
59 Minta Cucu
60 Saran Umi
61 Siapa Pria Itu?
62 Efek Kontan
63 Chat Misterius
64 Mendidih
65 Pecah
66 Teror
67 Pulang Kembali
68 Pengakuan
69 Hape oh Hape
70 Meja 15
71 Pasang Mata-mata
72 Sakit
73 Terserempet
74 Ngilu
75 Sahabat
76 Pingsan
77 Tentang Vito
78 Rasa Persahabatan
79 Kain Kafan
80 Ingin Bertemu
81 Mencari Pahala
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Calon Pengantin
2
Menjadi Saksi
3
Terjebak Situasi
4
Dikerjain
5
Berpelukan
6
Memilih Mundur
7
Cemas
8
Syarat Beruntun
9
Akad
10
Menghilang
11
Beginilah Sebenarnya
12
Kesal Bukan Main
13
Penjelasan Aiza
14
Dia Datang
15
Mengaku Salah
16
Menjauh
17
Cemberut
18
Saran Umi
19
Masih Sayang
20
Sindiran Menantu
21
Haru
22
Pria Seksi
23
Patuh
24
Menyebalkan
25
Tidak Mencintai
26
Kemuliaan Lelaki
27
Kesaksian
28
Sudah Terbiasa
29
Perbaikan
30
Tidak Berbohong
31
Marah?
32
Kebas
33
Serba Salah
34
Tuntutan Suami
35
Kebesaran
36
Penjelasan Akhmar
37
Panas Dingin
38
Tidak Mudah
39
Untuk Aiza
40
Di Kamar Aiza
41
Pesan Dari Zahra
42
Seperti Petak Umpet
43
Bertemu Zahra
44
Keharuan
45
Penjelasan
46
Kualat
47
Kepergok
48
Menggemaskan
49
Merinding
50
Dikibulin
51
Genderuwo
52
Titid?
53
Malam Pertama
54
Nakal
55
Mertua oh Mertua
56
Reuni
57
Godaan Istri Kedua
58
Tidak Dipercayai
59
Minta Cucu
60
Saran Umi
61
Siapa Pria Itu?
62
Efek Kontan
63
Chat Misterius
64
Mendidih
65
Pecah
66
Teror
67
Pulang Kembali
68
Pengakuan
69
Hape oh Hape
70
Meja 15
71
Pasang Mata-mata
72
Sakit
73
Terserempet
74
Ngilu
75
Sahabat
76
Pingsan
77
Tentang Vito
78
Rasa Persahabatan
79
Kain Kafan
80
Ingin Bertemu
81
Mencari Pahala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!