"Rambut panjang, Sepatu warna putih, Baju di keluarin, tidak pakai dasi, datang terlambat, wahh banyak sekali pelanggaran yang kamu buat hari ini."
Pria paruh baya itu menatap siswa di hadapannya dengan malas sudah setiap hari ia melakukan hal yang sama pada orang yang sama dan dengan pelanggaran yang sama. Sedangkan siswa yang baru saja di omeli itu hanya menyengir tanpa dosa sambil menggaruk tengkuknya.
"Sekarang dengan pelanggaran sebanyak itu bapak harus hukum kamu apa?" tanya Pak Heru.
Pria itu sudah benar-benar lelah menghadapi siswa di hadapannya itu setiap hari selalu ada peraturan yang di langgarnya dan herannya meski selalu di hukum ia tidak juga kapok malah terkadang datang semakin siang.
"Gak usah di hukum Pak," katanya sambil cengengesan.
"ADRIAN!"
Yap, namanya Adrian ia di kenal sebagai bad boy sekolah, cowok player, tukang php, most wanted, pokoknya semua yang biasa di lakukan sama bad boy lah, tapi herannya masih aja banyak yang suka sama dia padahal kalau di lihat-lihat Irfan sang ketua osis lebih tampan sudah tampan, berwibawa, pintar lagi sayangnya banyak wanita malah jatuh ke pelukan Adrian hanya karena gombalan-gombalan receh yang pria itu berikan.
"Hehe ya bapak sih nanya sama saya, ya saya mah gak mau di hukum Pak," kata Adrian santai.
"Adrian kamu tidak bosan apa di hukum setiap hari?" tanya Pak Heru antara kesal dan lelah.
"Ya bosen lah Pak makanya hari ini gak usah di hukum sayanya Pak," kata Adrian sambil tertawa pelan.
Pria paruh baya itu mengepalkan tangannya berusaha meredam emosi di hadapan siswanya itu entah sudah keberapa kali ia berhadapan dengan Adrian sejak kelas sepuluh di semmester dua Pak Heru mulai berhadapan dengan Adrian yang hampir setiap hari datang terlambat atau lebih tepatnya datang seperti sekolah ini miliknya sendiri.
Bayangkan saja jika bel masuk pukul tujuh dan Adrian baru sampai di sekolah pukul delapan lalu saat ditanya ia akan mengarang cerita yang sama seperti ini ‘Saya bangun kesiangan Pak padahal tadi udah siap-siap cepet, tapi pas di jalan malah kejebak macet jadinya telat saya Pak’ dan alasan itu selalu di pakai Adrian.
"Bapak itu bosan menghukum kamu Adrian," seru Pak Heru dengan wajah memerah.
"Atuh si Bapak emang siapa yang nyuruh Bapak hukum Adrian?" ucap Adrian tanpa dosa.
Pak Heru menarik nafasnya panjang dan menatap Adrian dengan tajam ia tak lagi mengerti jalan fikiran Adrian yang sangat sangat sulit untuk di tebak.
"Memang kamu tidak capek apa di hukum setiap hari? Bapak ini capek setiap hari kamu selalu melanggar peraturan yang di buat sekolah kamu ini niat sekolah enggak?" tanya Pak Heru dengan nada tinggi.
"Bapak jangan marah-marah nanti darah tinggi, besok-besok gak lagi deh Pak beneran," kata Adrian sambil memasang wajah seriusnya.
"Ya Allah kuatkan hambamu untuk menghadapi siswa seperti Adrian ini," kata Pak Heru.
"Ya Allah kuatkan Adrian untuk menghadapi hukuman yang Pak Heru berikan."
"Adrian!"
"Siap!"
"Kelapangan berdiri di dekat tiang bendera dan hormat di sana sampai jam pelajaran kedua!" perintah Pak Heru.
"Siap Bapak laksanakan!"
Pak Heru menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku salah satu muridnya itu ia hanya bisa berharap supaya Adrian akan segera sadar dan menuntut ilmu dengan benar. Lalu yang paling penting tidak lagi datang terlambat seperti sekarang karena bagaimanapun juga sebagai seorang guru Pak Heru juga menginginkan yang terbaik untuk muridnya.
••••
Setelah menyelesaikan hukuman nya Adrian berjalan menuju kelasnya sambil sesekali mengelap keringat di dahinya. Selama perjalan ke kelasnya Adrian di sapa banyak siswi yang dibalasnya dengan sebuah senyuman dan saat tidak sengaja berpapasan dengan siswi berkucir kuda Adrian dengan tidak tahu malunya langsung menyapa.
"Ehh Bella makin cantik aja hari ini," goda Adrian sambil mengedipkan sebelah matanya.
Gadis itu tersenyum malu.
"Makasih Kak tapi nama aku Alda," kata gadis itu.
Bukannya malu Adrian malah menyengir tanpa dosa. Namanya juga tukang gombal ya gak malu dia mah malah biasa aja dan kembali memberikan gombalan.
"Iya Alda gue tau kok tadi salah nyebut doang soalnya gue terlalu terpesona sama kecantikan lo," kata Adrian tidak tau malu.
"Tapi kak nama Alda sama Bella itu jauh banget," ujar Alda.
Masih dengan tidak tau malu Adrian menjawab, "Gak papa kok salah nyebut nama sekarang yang penting nanti pas kita nikah gue gak salah nyebut nama lo."
Alda tersenyum malu dengan rona merah di pipinya. Hal itu membuat Adrian tertawa kecil padahal gombalan Adrian itu sangat sangat receh, tapi berhasil buat orang blushing entah kenapa bisa begitu hanya Adrian yang tau.
"Lucu banget sih kalo blushing jadi pengen gue jadiin pacar deh," goda Adrian lagi.
Beberapa siswi yang mendengar itu langsung berbisik satu sama lain beberapa ada yang mencibir dan beberapa yang lain ada yang berharap bisa jadi gadis yang sekarang sedang di gombalin sama Adrian yang baru saja selesai di hukum.
Dasar Adrian bukannya segera ke kelas malah godaiin anak orang.
"Mau kemana Al?" tanya Adrian lagi.
"Mau ke perpus kak," jawab Alda.
"Duhh calon masa depan gue rajin banget lain kali boleh lah belajar bareng," ajak Adrian.
Alda hanya mengangguk malu.
"Belajar yang rajin ya."
Dan setelahnya Adrian melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan begitu santai seolah ia belum melakukan apa-apa pagi ini padahal dia baru saja menggoda adik kelasnya.
••••
Di kelas Adrian suasananya cukup ramai karena guru pelajaran selanjutnya belum juga datang sehingga banyak murid yang mengobrol meskipun ada beberapa yang memilih untuk membaca buku di tengah keributan kelas. Di bagian belakang atau tepatnya tenpat dimana Adrian dan ketiga sahabatnya duduk tengah terjadi percakapan yang sangat tidak berfaedah.
"Gila lo Yan," kata Dion sambil tertawa keras.
"Stres lo pagi-pagi udah baperin anak orang aja," ucap Fadli dengan tawanya.
Adrian hanya mengangkat bahunya acuh ia sama sekali tidak memikirkan perkataannya tadi pagi karena menurutnya ‘Kalo udah lewat yaudah gak usah di fikirin lagi’ seperti Itulah pola fikirnya.
"Segala bawa-bawa pendamping hidup pengen nikah lo?" tanya Genta.
Dan ledekan itu berhasil membuat Adrian mengumpat sedangkan sahabatnya tertawa senang.
"Sialan lo semua."
"Sok mikirin pendamping hidup lo setia sama satu cewek aja kagak bisa," ledek Fadli.
Genta langsung menimpali perkataan Fadli, “Jangan mikirin pendamping hidup dulu deh Ian mending lo fikirin sekolah lo dulu dah."
Adrian mendengus kesal membuat mereka semua tertawa semakin keras.
"Diem gak?!" kata Adrian dengan penuh kekesalan.
Akhirnya mereka berdua berhenti tertawa dan menepuk bahu Adrian pelan.
"Jangan ngambek kayak cewek aja lo."
"Gue gak ngambek yaa," kata Adrian tidak terima.
Mereka kembali berbincang dan sesekali tertawa saat membahas tingkah konyol Adrian. Memiliy mengabaikan percakapan teman-temannta kini pandangan Adrian tertuju pada seorang gadis asing yang baru saja memasuki kelasnya.
"Ehh itu siapa?" tanya Adrian penasaran.
Sontan sahabatnya itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah pandang Adrian dimana di depan pintu terdapat seorang siswi berkucir kuda yang terlihat sedang menunggu seseorang dari kelasnya.
"Gebetan gue tuh", jawab Dion.
"Masih gebetan kan?" tanya Adrian.
"Berarti tikung-menikung masih berlaku dong," katanya lagi.
"Yee mau nikung gue lo ceritanya?" kata Dion dengan ketus.
Adrian tidak menjawab tapi pria itu malah menyeringai dan bangun dari tempat duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju tempat gadis itu berada sekarang.
'Kita harus kenalan cantik.'
•••••
Suka enggak sama ceritanya?????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Maretha♚⃝҉𓆊
Semangat wida,,
2022-10-03
0
callmemamak
lanjut kak....paling demen sama cerita anak sekolahan
2022-10-03
0