"Adyra Vernando bagus juga nama belakang lo cocok buat di sandingkan sama nama gue."
Semua yang mendengar perkataan dari Adyra barusan langsung terdiam. Mereka bingung dan juga kaget karena ada orang yang berani gombalin Adrian.
Adrian saja sampai melongo tidak percaya ketika mendengar perkataan yang keluar dari bibir gadis itu.
'Adyra Vernando nama belakang gue cocok ternyata buat di sandingin sama nama lo.'
Kan harusnya gitu lah ini kenapa malah jadi dunia terbalik gini masa malah jadi cewek yang ngalus.
Ini juga, kemana perginya Adrian si raja gombal?
Sebenernya Adyra yang aneh atau gimana?
Masalahnya dia ngomong kayak gitu enteng banget mana sambil ngunyah permen karet. Setelah mengatakan hal itu dia malah langsung pergi meninggalkan orang-orang yang kebingungan.
"Ini sebenernya yang tukang php siapa? Adyra atau Adrian?" tanya Fadli masih dengan wajah kagetnya setelah mendengar perkataan Adyra.
"Ian kemana sisi tukang modus lo pergi?" tanya Genta.
"Adyra memang beda," kata Dion sambil tersenyum.
Saat temen-temennya pada membicarakan Adyra ada Adrian yang masih bengong karena terkejut bukan main dengan perkataan gadis itu.
'Untuk pertama kalinya seorang Adrian sang cowok player di modusin sama cewek.' batin Adrian.
"Woyy pada bengong ada apa nih?" tanya Samuel yang baru dateng.
"Sam," panggil Adrian.
"Apa?"
"Kayaknya gue gila," kata Adrian tiba-tiba.
"Hah? Gila kenapa? Lo gak bawa duit buat bayar makan?" tanya Samuel.
"Bukan, kayaknya gue gila gara-gara temen cewek lo," ujar Adrian.
Samuel terkekeh saat mengetahui siapa yang di maksud dengan Adrian.
"Kenapa di modusin ya lo?" tanya Samuel di iringi dengan tawa kecilnya.
"Kok lo tau?" tanya mereka serempak.
"Kenal dia dari Tk bikin gue tau banyak hal tentang kebiasaan dia," ungkap Samuel.
"Pasti dia ngomong kalo nama belakang lo bagus cocok untuk di sandingkan sama nama dia, iya kan?" tanya Samuel lagi.
"KOK LO TAU?" tanya mereka secara bersamaan dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.
"Dari kecil dia udah kayak gitu," ujar Samuel.
"DARI KECIL?" tanya mereka kaget.
"Pas kecil malah gue yang jadi korbannya, sini gue ceritaiin," kata Samuel.
Flashback on
Saat itu Adyra dan Samuel kecil masih berusia 10 tahun. Keduanya tengah bermain masak-masakan di rumah Adyra.
Sebenernya Samuel menolak karena dia laki-laki masa diajak bermain masak-masakan, tapi karena wajah sedih Adyra akhirnya dia mau. Samuel tidak melakukan apapun dia hanya duduk sambil menunggu Adyra yang katanya lagi goreng nasi padahal yang ada cuman pasir doang, maklum anak kecil.
"Sam Sam nanti kalo kita udah gede terus nenikah Dyra bakal bikin nasi goreng terus tiap pagi buat Samuel," kata Adyra dengan polosnya.
"Enggak Sam enggak mau nikah sama Dyra," tolak Samuel.
"Kenapa?" tanya Adyra sambil mengerucutkan bibirnya.
"Enggak mau nanti setiap pagi Sam di kasih pasir buat makan," jawab Samuel.
"Ihh enggak gitu tau, nanti kalau sudah besar kan Dyra bisa masak beneran nanti Dyra bikin nasi goreng beneran buat Sam bukan pasir, kalo sekarang kan Dyra masih kecil jadi belum bisa masak," kata anak itu menjelaskan.
Samuel mengangguk mengerti, "Ohh jadi gitu yaa?"
"Iya."
Samuel tersenyum dan mengangguk.
"Oh iya nama panjang Samuel siapa?" tanya Adyra.
Samuel mengerutkan dahinya bingung, "Maksudnya apa?"
"Nama panjang seperti Adyra Varentika nahh nama panjang Sam siapa?" tanya Adyra lagi.
"Enggak ada," jawab Samuel seadanya.
"Kok gak ada?" tanya Adyra kesal.
"Nama Samuel ya Samuel aja gak ada kepanjangannya," kata Samuel jujur.
Setelah Samuel memberikan jawaban itu Adyra langsung cemberut.
"Dyra gak mau nikah sama Sam gak jadi!" kata Adyra merajuk.
"Kok gitu?" tanya Samuel bingung.
"Dyra gak mau! Kalo nikah sama Sam nanti nama belakang Dyra gak di ganti gak mau!" tolak Adyra.
"Kenapa kalo nikah harus di ganti namanya?" tanya Samuel yang semakin terlihat kebingungan.
"Ihhh Sam kok enggak ngerti sihh harusnya kalo kita nikah nama panjang Samuel di tambahin ke nama belakang Dyra biar bagus!" kata Adyra kesal.
"Tapi Sam enggak punya kepanjangan masa nama Dyra enggak berubah! Pokoknya Dyra enggak mau nikah sama Samuel!" kata Adyra sambil melipat kedua tangannya di dada.
Dengan gaya cool nya Samuel kecil mengangkat bahunya acuh.
"Yaudah enggak papa," kata Samuel.
"Pokoknya Dyra mau cari cowok yang punya nama panjang biar kalo nikah nama Dyra jadi berubah," tegas Adyra.
"Yaudah berarti kita temenan aja yaa?" kata Samuel.
"Iyaa."
Flashback off
Cerita yang baru saja Samuel paparkan membuat teman-temannya pada diam selama beberapa menit. Sampai akhirnya suara tawa mereka pecah hingga membuat para penghuni kantin refleks menatap ke arah mereka dengan bingung.
"Aduhh sakit perut gue," kata Genta sambil memegangi perutnya.
"Sialan ngakak gue," ujar Fadli.
Tawa mereka tak mudah untuk berhenti. Mereka masih menertawakan cerita aneh dan unik antara Adya dan juga teman masa kecilnya.
•••••
Adyra merasa kupingnya panas sekali mendengar Jennie yang tidak berhenti membicarakan tentang dia yang tadi menggoda Adrian di kantin. Padahal itu bukan apa-apa bahkan Adyra biasa melakukannya ke banyak orang yang pernah terang-terangan menggodanya.
"Gila Dyr kok lo ngomong kayak gitu sama Adrian? Kok bisa sih? Kok lo berani?" tanya Jennie yang terus menanyakan hal yang sama sejak mereka jalan dari kantin hingga duduk di dalam kelas.
Harus banyak bersabar deh Adyra sama teman baiknya itu.
"Dyr lo kenapa bisa ngomong kayak gitu co...."
"Berisik Jen!" kata Adyra antara kesal dan genas.
"Ihh tapi kok lo bisa ngomong kayak gitu sih?" tanya Jennie penasaran.
"Ya bisa," jawab Adyra seadanya.
"Ihhh lo kok gitu sih jawabnya?" rengek gadis itu.
Adyra menghela nafasnya pelan sebelum menjawab. Ini dia harus beneran sabar banget menghadapi temannya.
"Gue cuman asal aja ngomong kayak gitu gue cuman mau itu cowok tau rasanya di modusin itu gimana," kata Adyra sambil tersenyum puas.
Jennie yang mendengar itu pun hanya mengangguk faham.
"Dikira yang bisa gombal cowok doang kali cewek juga bisa kali."
••••
Halo halo aku update makasih banyak yang udah mau baca cerita iniii💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments