Cipratan minyak yang mengenai tangan Ratna harus dia tahan. Mengingat ini akan jadi masakan pertamanya yang dihidangkan untuk suaminya. Walaupun cipratan itu membuat tangan Ratna kepanasan. Namun dia tetap berusaha menyajikan nasi goreng untuk sarapan keluarganya.
Ratna membangunkan suaminya yang masih terlelap tidur. Ciuman di pipi kiri suaminya, Ratna berikan untuk menunjukkan betapa cinta dia pada suaminya. Dibalas dengan pelukan hangat dari sang suami.
Sehabis membangunkan suaminya. Kini satu persatu kamar anaknya dia ketuk. Pertama dia membangunkan Amasya. Tak begitu sulit untuk membangunkan Amasya. Sebab sedari Shubuh Amasya telah bangun untuk shalat.
Sementara kerja keras dilakukan Ratna untuk membangunkan Devi. Berulang kali Ratna menarik selimut Devi, tetapi dia tetap menarik kembali selimut itu untuk menyelimutinya. Ratna sedikit kesal, namun dia mencoba menahannya. Sehingga dia tetap membangunkan Devi dengan penuh lemah lembut.
Akhirnya Devi yang masih mengantuk pun bangun dari kasurnya. Ratna terpaksa memapah Devi menuju meja makan, yang mana Suaminya dan Amasya lebih dulu berada disana.
"Devi sini duduk disamping aku." Ajak Amasya.
Devi yang masih kesal dengan Amasya yang tak mau menukarkan kamar. Menolak dengan tegas.
"Enggak! Aku gak mau duduk didekat orang pelit seperti kamu." Jawab Devi.
Ratna dengan segera menasehati Devi. Dia mencoba memberikan nasehat pada Devi untuk tidak seperti itu pada Amasya. Ratna juga meminta Devi untuk meminta maaf pada Amasya.
Terpaksa Devi yang masih kesal pada Amasya, meminta maaf. Dia mengulurkan tangannya, kemudian meminta maaf pada Amasya.
"Maafin aku yah Amasya." Ucap Devi.
"Aku udah maafin kamu kok. Lagi pula di agama kita, dilarang untuk saling membenci. Jadi harus saling memaafkan." Jawab Amasya menjabat tangan Devi.
Devi akhirnya mau duduk disamping Amasya.
"Bagus, gitu dong saling memaafkan. Kalau seperti ini jadi lebih bagus lagi. Siapa yang mau pimpin doa?" Ucap ayah Amasya.
Devi nampak ketakutan dengan pertanyaan dari ayah tirinya tersebut. Mengingat dia tidak bisa membaca doa.
"Devi aja pa. Aku pengen dengar Devi baca doa makan kita pagi ini." Usul Amasya.
"Baik kalau gitu, pagi ini Devi yang pimpin doa. Ayo sayang baca doanya." Perintah ayah Amasya.
Devi terdiam dengan pandangan menunduk.
Untuk menutupi ketidakmampuan Devi membaca doa. Akhirnya Ratna mengambil peran itu.
"Kayaknya Devi malu-malu. Jadi biar aku aja yang baca doa." Ucap Ratna.
Akhirnya suaminya pun setuju dengan permintaan dari Ratna. Tugas membaca doa pun diserah pada Ratna. Dengan segera Ratna membaca doa makan untuk semuanya.
Masakan Ratna yang sedikit asin langsung mendapatkan complain dari Amasya.
"Rasanya agak asin kok yah ma. Kayaknya ini kebanyakan garam deh ma." Ucap Amasya.
Mendengar ucapan dari Amasya, seketika Ratna langsung terkejut. Dia begitu terkejut dengan apa yang diutarakan oleh anak tirinya itu. Didalam hatinya dia bergumam. Sebab usahanya untuk masak, seakan tidak dihargai oleh Amasya. Namun demi menghindari citra buruk dari suaminya. Ratna dengan kata-kata manis, meminta maaf pada Amasya.
"Oh rasanya asin yah sayang. Iya mungkin mama tadi kebanyakan masukin garam. Maafin mama yah sayang." Ucap Ratna.
"Iya ma gak papa. Amasya senang kok, sekarang setiap pagi ada yang masakin Amasya lagi. Maklum dua tahun meninggalnya mama Amasya, papa selalu beli makanan diluar. Jadi rasanya beda-beda." Ucap Amasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Rivan Karang
keren
2022-10-10
1