Angga kaget melihat Rinjani yang kini berdiri diam menantang, melihat itu jiwa gelap Angga tertantang dan langsung menyerang gadis itu.
Rinjani tidak tinggal diam, dia langsung balik menyerang pria itu, terdengar suara pedang bertabrakan.
Rinjani memang tak sekuat pria itu, tapi dia sedikit banyak bisa menguasai pedang di tangannya.
Angga menendang Rinjani hingga tersungkur dan menjatuhkan pedang itu di bawah sebuah kursi roda.
Rinjani kaget saat melihat siapa yang duduk di kursi roda itu, ternyata pria yang kemarin menolong dirinya.
"hei apa yang sedang kamu lakukan?" tegur Ndaru yang duduk dengan wajah dingin di kursi roda.
"maaf Ndoro, tadi ada pria berbaju hitam dan ingin membunuhku, jadi aku mengambil pedang itu dan berusaha membalasnya," kata Rinjani.
"sudahlah lekas bangun dan bantu aku ke area belakang rumah, semuanya sudah di sana," kata Ndaru yang tak ingin wanita itu curiga.
Rinjani pun mengangguk dan segera menyimpan pedang itu, dan kini mereka pun menuju ke area belakang rumah.
Nyai Laila yang melihat keduanya datang bersama pun terlihat senang, pasalnya Ndaru jarang mau di urus oleh seorang wanita.
melihat kedekatan antara Ndaru dan Rinjani, Ayusta pun merasa kesal kenapa dia lagi-lagi harus kalah dari bocah itu.
terlebih dia harus berhasil mendapatkan pria lumpuh itu karena kekayaan keluarga ini pasti akan banyak jatuh kepada Ndaru.
terlihat Angga dan Dika juga baru datang, keduanya juga memakai baju santai.
Dika sebenarnya malas untuk ikut hal seperti ini, tapi karena paksaan dan dia juga harus segera punya pendamping.
akhirnya dia pun pasrah, dan Angga yang juga nampak ogah-ogahan ikut, tapi tatapan matanya selalu menuju ke arah Rinjani.
"jadi sekarang kalian berenam harus bisa memasak dari awal, mulai dari mengambil bahan yang tersedia di sini, tanpa bantuan siapapun, terlebih lagi masakan Indonesia itu harus enak," terang nyai Laila.
"sudah silahkan mulai," kata Dika.
Rinjani bukan langsung mencari bahan masakan, dia melihat dan menghampiri Ndaru, "kenapa kamu kesini, masak," ketus pria itu
"iya aku akan masak, tapi apa kamu dan saudaramu punya riwayat alergi?" tanya Rinjani.
"tidak punya, sudah pergi sana!"
Rinjani hanya menghela nafas, ternyata menghadapi pria seperti Ndaru tidak mudah.
terlihat sekali jika pria itu moody, dan tukang marah-marah, jadi dia memilih untuk memasak yang mudah saja.
terlihat kelima gadis itu sedang bingung menangkap ayam, tapi Rinjani memilih ke arah kolam ikan.
dia mengambil segenggam pakan ikan dan memasukkan tangannya, dan dua ikan patin keluar kolam dengan mudah.
ketiga orang itu bengong, bagaimana bisa gadis itu mengeluarkan ikan begitu saja.
ikan itu sangat licin, Rinjani melihat sebuah batu dan mengambilnya, dengan mudah dia membunuh ikan dengan memukul kepala ikan dengan mudah.
"dia ini cantik-cantik tapi sadis juga ya," kata Dika melihat Rinjani.
gadis itu sudah memiliki dua ikan dan mulai masak, ternyata dia cuma kebagian sebuah alat bakar besi dan cobek serta pisau yang ukurannya cukup besar.
dia dengan santai mengambil semua bahan yang ada di halaman belakang itu.
dengan santai dia mulai membuat bumbu, Ariana berhasil mendapatkan seekor ayam dan langsung membunuhnya dan menguliti dengan cepat.
pasalnya dia tak suka kulit ayam jadi di buang saja olehnya dengan santai.
melihat itu Dika dan Angga menangis pasalnya keduanya penyuka kulit ayam.
sedang keempat yang lainnya masih sibuk dengan ayam, bebek dan unggas lainnya.
tapi Hasna pintar, dia melihat telur bebek dan memutuskan membuat omelette sayur.
akhirnya saat kedua wanita itu nilai masak, Rinjani juga sibuk dengan kayu bakar dan alat bakaran itu.
gadis itu membuat pepes bakar patin, saat memasak bahan yang dia pilih sendiri, aroma masakan itu begitu harum, tak lupa dia tadi juga mencabut singkong dan membakarnya juga.
"ibu lihatlah calon kak Ndaru bukankah dia terlalu miskin, bagaimana bisa dia melakukan semua ini?" tanya Angga .
"kaki bilang apa, orang tuanya itu pemilik toko apotik besar di beberapa kota, tapi dia dan keluarganya selalu di ajarkan untuk selalu hidup sederhana, lihatlah dia bahkan tak kesulitan untuk memasak," kata Nyai Laila.
"iya ini benar, siapapun yang akan menjadi pasangan dari mas Ndaru harus orang yang tepat," kata Angga.
"itu pasti," jawab Nyai Laila.
akhirnya masakan dari Rinjani matang duluan, pepes ikan patin bumbu rujak.
dan tak lupa singkong bakar sebagai pendamping juga sudah siap, Nyai Laila pun tak mengira dia akan selesai duluan.
"boleh kami mencicipinya," tanya Dika melihat gadis itu.
"silahkan..."
mereka mulai makan dan rasanya cukup enak, Ndaru mencoba untuk makan dengan singkong bakar yang madih panas itu.
tenyata rasanya juga sangat pas dan bumbunya sangat medok, sesuai dengan kesukaannya.
"bagaimana Ndaru?" tanya nyai Laila.
"kita lihat yang lain, tapi aku ingin menantang mu membuat ayam bakar, apa bisa," kata Ndaru.
"baiklah," jawab Rinjani.
kini dia mulai ke tempat unggas dan benar dia begitu mudah untuk menangkap bebek itu.
tapi tanpa di duga Ayusta meraih dan merebutnya di depan semua orang.
"kamu tangkap yang lain, dasar tak pengertian, tapi aku jamin dia akan tergila-gila padaku," kata Ayusta.
Rinjani hanya melihat wanita itu, dia tak mengira jika Ayusta begitu licik dan jahat.
dia jadi lebih semangat untuk menang, pasalnya dia tak ingin wanita seperti Ayusta bisa menikah dan menghancurkan keluarga itu.
dia pun kembali menangkap seekor ayam dan mulai membersihkan bulu ayam itu setelah mencelup ayam itu ke air panas.
dia hanya mengunakan garam, kecap, bawang putih mentah yang di haluskan serta ketumbar.
jadi itu akan jadi ayam bakar bumbu simpel dan mager. semua sedang masak, sedang pepes sudah gabis.
"Hasto tolong ambilkan kalung yang kemarin lalu aku beli," kata Ndaru.
"loh kamu punya hadiah, padahal ibu sudah membelikan sebuah cincin dan gelang untuk siapapun istri yang terpilih.
"itu juga ibu berikan, karena aku khusus membeli benda itu untuk istriku,"kata Ndaru.
tak lama akhirnya kelima gadis itu selesai, dan Rinjani masih sibuk mengipasi ayam bakarnya yang tercium menggoda.
"kalian masak apa itu? kenapa bentuknya abstrak begini?" kata Angga yang bisa menilai jika Kelima gadis itu tak pernah ke dapur.
"mungkin bentuknya abstrak, tapi siapa tau rasanya enak?" kata Nyai Laila tak yakin .. mereka pun mencoba dan benar saja, rasanya amburadul tak enak.
bahkan Ndaru langsung membanting piring itu ke tanah,"kamu pergi dari sini, aku menerimanya, karena hati mu jahat," tunjuk Ndaru pada Ayusta.
"tidak boleh, karena dari awal hanya aku yang tulus padamu, hanya karena aku tak bisa menangkap unggas sendiri dan tidak bisa memasak, kamu membuang ku?" kata Ayusta bersimpu di kaki pemuda itu.
"aku tak peduli, aku tak suka padamu, aku tak memilih mu, Hasto usir wanita ini keluar, jika dia berulah buat dia tutup mulut selamanya," kata Ndaru.
akhirnya asistennya itu menyeret Ayusta pergi, karena majikannya tak ingin melihat wanita itu.
dari kejauhan nampak Rinjani sudah selesai dengan ayam bakar miliknya yang berwarna hitam
"itu ayam bakar habis kecemplung di got mana, item amat," ledek Angga tertawa.
"Anda boleh menghina fisiknya, tapi rasanya pasti sangat enak, cobalah," kata Rinjani.
benar saja saat keempatnya mencicipi rasanya sangat tepat untuk selera keluarga itu.p
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
martina melati
hahaha...
2024-09-30
0
martina melati
wow...
2024-09-30
0
N Wage
lanjut baca
2022-10-16
0