Rinjani pun mengangguk dan membantu sang ibu menyiapkan beberapa makanan yang akan di suguhkan nanti untuk para tamu.
terlebih mereka ini adalah orang-orang yang sangat terpandang.
tapi Rinjani merasa aneh, bagaimana bisa seseorang yang memiliki strata sosial yang sangat tinggi, pemuka di salah satu padepokan terkenal.
memilih beberapa gadis dari keluarga sederhana untuk di jadikan istri, terlebih Semuanya akan fokus pada anak ketiga yang memang memiliki karir bagus sebagai polisi.
"Bu, kalau aku mau memilih yang nomor tiga apa tak ada saingan?" tanya Rinjani penasaran.
"kamu salah nduk, saingan mu malah banyak ada sekitar sepuluh orang itu sama kamu," jawab Bu Sekar
Rinjani kaget mendengar ucapan sang ibu, "apa sepuluh orang, aku memang tau jika putra ketiga mereka itu tampan, tapi kenapa sebanyak itu, bukankah mereka ingin mendapatkan anak pertama keluarga itu,"
"sebenarnya nduk, kami dengar desas-desus mengatakan jika putra pertama keluarga itu lumpuh, meski tampan dan kaya, tapi dia kasar, dan pernah membunuh orang," jawab Bu Sekar dengan sedikit khawatir.
"benarkah, kalau begitu kenapa mbak Ayusta mau dengan pria itu? padahal selama ini dia sangat melihat penampilan?" bingung Rinjani.
"karena keluarganya mengincar hartamu, lagi pula ini pernah melihat pemuda itu yang terlihat sangat mirip Ndoro Shaka,"kata Bu Sekar.
Rinjani pun diam, dia tiba-tiba dilema, tapi dia yakin pasti akan ada pilihan terbaik nantinya.
saat mereka mau membuat kue lain, tiba-tiba mereka ingat jika fermipan untuk pengembang kuenya habis.
"nduk... bisa belikan di warung mbok seh, ya..." kata Bu Sekar membujuk putrinya.
"iya Bu, apa sih yang gak buat ibu," kata Laila yang langsung bergegas menuju ke tempat toko kelontong itu.
dia memutuskan memakai sepeda pancal untuk menuju ke toko, tapi di perjalanan tak sengaja dia melihat ada dua mobil yang ada di depan rumah temannya.
dia pun yakin jika itu rombongan dari keluarga Ndoro Shaka yang sedang berburu menantu.
dia pun mempercepat sepedanya,dan akhirnya memutuskan bergegas pulang karena dia harus memberitahu sang ibu secepatnya.
Dika baru saja sampai di rumah bersamaan dengan adzan magrib, tapi baru juga masuk.
sebuah pedang pas berhenti di lehernya, "ya elah mas, baru juga masuk rumah udah mau di bunuh saja," kata pria itu kaget.
"makanya kalau punya janji itu tepati, apa kamu membawanya," tanya Angga yang menyimpan pedangnya di sarung dan memajangnya di dinding rumah.
"iya aku bawa, aku tau jika aku tak membawanya, maka kalian pasti akan benar-benar membunuhku, aku ini adik kalian apa babu sih sebenarnya?" kesal Dika yang masih mengenakan baju dinasnya tadi.
"kenapa kamu terus mengeluh, padahal di mintai tolong membeli buah ini saja," saut seseorang yang datang.
"lah mas Ndaru dari mana?" tanya Dika yang heran dengan keringat pria itu
"habis olahraga panas dia, memang kamu olahraga cuma lari-lari doang, nangkap penjahat saja bawa mobil, cih kamu itu paling lemah di antara kami Dika," tegur Angga.
"sudah tau tak usah ngomel deh mas, aku cuma tanya," kesal pria itu.
"habis bunuh seseorang, kenapa masih bertanya," kesal Ndaru yang duduk dan mengambil buah tin itu.
tubuh Ndaru penuh dengan keringat, semua otot lengan dan dadanya basah dan tercium aroma maskulin dari tubuh pria itu.
"aneh ya, dari semua lamaran hanya satu orang yang mau sama mas Ndaru," kata Angga meledek kakaknya.
"itu sengaja, dan pasti itu pasti hanya wanita yang hanya melihat uang, karena jika wanita normal tak akan mau padaku," jelas Ndaru.
"ya bener saja, siapa yang mau menikah dengan pria lumpuh, galak,jutek, kumisan,bewokan, dan judes begini, ilfil duluan kali mas," kesal Angga.
"tapi ada sedikit masalah, dan aku tadi sudah mengatakan pada kalian semua," kata Dika dengan nada bicara serius.
"aku minta data wanura itu, setelah mandi aku mau semuanya sudah ada di meja, mengerti Dika," kata Ndaru yang pergi menuju ke ruang mandi.
"tapi mas Ndaru mau apa?"
"itu urusanku, tugas mu mencarikan data yang aku minta, paham!" kata Ndaru yang mulai tinggi.
"iya mas," jawab Dika yang kaget melihat reaksi dari kakak pertamanya itu.
Dewandaru, atau biasa di panggil Ndoro Ndaru, seorang pria tampan yang sempurna dalam berbagai aspek.
tapi kegilaannya terhadap rasa takut sangat menyusahkan, dia selalu suka melihat seseorang ketakutan dan putus asa di depan matanya.
terlebih pelatihan dari Ndoro Shaka membuat pemuda yang masih berusia muda itu sangat berbahaya.
pasalnya Ndaru seperti tak memiliki rasa sakit saat terluka, tapi yang lebih mengherankan dia tidak tertarik dengan wanita.
itulah kenapa Laila ingin memilihkan seorang gadis yang tepat untuk putranya itu.
sekarang keluarga Ndoro Shaka sudah sampai di rumah keluarga bapak Selo dan ini rumah yang terakhir.
mereka pun menyambut rombongan itu dengan sangat mewah, "kenapa menyiapkan sebegini banyak, kami sudah bilang tak perlu menyiapkan apa-apa cukup kami ingin bertemu dengan putri kalian," kata Nyai Laila.
"inggeh nyai,"
terlihat Rinjani keluar dengan membawa air minum, dia berpenampilan sangat sopan seperti hadis jawa kebanyakan.
Nyai Laila langsung jatuh hati melihat kesederhanaan dari Rinjani, Ndoro Shaka pun melihat ekspresi istrinya.
"nduk jika kamu bisa memilih, kamu ingin menikah dengan putra kami tang nomor berapa, dan sayang fotonya.."
"tidak usah Ndoro, saya akan menikah dengan siapapun yang susah di setujui oleh orang tua saya, jika tidak terpilih juga tidak apa-apa, berarti saya belum pantas menjadi menantu keluarga Ndoro yang begitu hebat."
mendengar jawaban itu malah membuat Nyai Laila senang, pasalnya baru ini jawaban yang tak membahas harta.
"jika kamu akan menikah, kamu akan minta mahar apa?" tanya Ndoro shaka lagi.
"apapun yang di berikan oleh suami dan keluarga saya terima, karena saya tak mau malah membebani keluarga calon suami," jawab Rinjani.
"apa kamu bisa nyinden dan menari?" tanya nyai Laila.
"bisa Nyai, saya juga lulusan Sekolah karawitan milik Ndoro Shaka dan baru lulus," jawab Rinjani.
"jangan-jangan kamu Rinjani yang kemarin mewakili sekolah menang juara dua tingkat nasional ya?" tanya Nyai Laila.
"inggeh Nyai," jawab Rinjani.
"kalian tentu tau jika keluarga kami itu menjunjung tinggi warisan leluhur, dan Rinjani sudah sangat memenuhi kriteria, nanti tinggal ketiga putra kami tang memilih," kata Ndoro Shaka.
"inggeh Ndoro, kami sekeluarga menantikan kabar dari panjenengan,"
mereka pun makan bersama, sedang di rumah Ndaru melihat berkas di meja kerja miliknya,
dan dia pun melihat foto dari Rinjani.
"kamu ingin bermain dengan ku, kalau begitu baiklah gadis cantik," gumam Ndaru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nii
uu
2022-10-16
0
sriwati
singgah di karya ku dong kk
2022-10-15
0
🎎 Lestari Handayani 🌹
pekerjaan anak" Laila bertolak belakang. ada yg pembunuhan ada yg polisi. haduh pusing. wkwkwkwk
2022-10-11
1