Perubahan yang begitu dalam terjadi pada hubungannya dengan Naskala. Cempaka tak lagi berpikir untuk memperbaiki hubungan tersebut. Dia pikir Naskala sudah terlalu kejam dan tak ada yang perlu dibenahi lagi.
Apalagi tadi pagi Cempaka melihat Naskala membawa seorang wnaita yang sangat cantik dan berhijab. Wanita itu begitu ramah dan juga disukai oleh Adhila dan Toha.
Entah kenapa hati Cempaka sangat sakit melihatnya. Wanita itu berharap jika hubungan mereka akan membaik seperti dulu lagi meksipun itu tak mungkin.
Timbul rasa kecemburuan di hati Cempaka. Bukan cemburu karena cinta tapi cemburu dalam hal lain. Ia beranggapan karena wanita itu Naskala jadi menjauhinya dan jauh lebih akrab dengan si wanita yang Naskala bawa pulang dari pada dirinya.
Cempaka hanya melirik sinis wanita itu saat ia melewati ruang tamu dan hendak pergi sekolah.
Adhila yang melihat ada keganjalan yang terjadi pada Cempaka lantas menarik napas panjang dan memanggil Cempaka.
"Cempaka!"
Cempaka menoleh ke belakang menatap keluarga besarnya. Wajah juteknya benar-benar terlihat, siapapun pasti akan tahu jika Cempaka tidak menyukai wanita yang ada di dekat Naskala.
"Cempaka! Apakah kamu lupa ada sebelum pergi sekolah? Kamu tidak bersalaman?" tegur Naskala kepada Cempaka mendahului sang ibunda.
Adhila hanya menarik napas panjang dan melirik suaminya dari sudut matanya.
"Cempaka! Apa yang dikatakan oleh Naskala benar. Kamu kenapa gak salam? Tumben banget? Mukanya judes lagi. Gak boleh kaya gitu kalau sama orang. Apalagi di sini ada Kaka Aisyah. Salam juga sama Kak Aisyah."
Cempaka yang sudah hampir menangis tersebut terpaksa menuruti ucapan Adhila. Ia pun bersalaman dengan Adhila dan Toha. Tiba saatnya untuk bersalaman kepada Naskala.
Baru saja Cempaka menyorongkan tangan Naskala sudah menegurnya.
"Jika salam sama saya, tidak usah bersentuhan. Kita bukan mahram." Semakin jelas lagi terlihat jika mata Cempaka berkaca-kaca mendengar kalimat yang keluar dari mulut Naskala.
Ia pun langsung meraih tangan Aisyah dan bersalaman dengan wanita itu. Kemudian ia pun berlari meninggalkan ruangan. Naskala yang melihat hal tersebut hanya mendesah panjang.
Cempaka menangis di luar rumah. Ia pun mengusap air matanya dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja padahal kenyataannya hatinya sangat sakit.
Cempaka masuk ke dalam mobil. Tak lama tiba-tiba pintu mobil bagian supir pun dibuka. Cempaka mengira jika sang supir lah yang mengantarkannya tapi Cempaka terkejut bahwa yang masuk adalah Naskala.
"Saya yang bakal antar kamu ke sekolah. Kebetulan saya pakai dengan mobilnya."
Cempaka hanya tertawa sumbang dan berdahem. Ia menatap keluar dan sibuk dengan menatap keindahan kota.
Naskala memantau Cempaka dari cermin di depan. Ia melihat jika Cempaka tampak tengah mengabaikan dirinya.
"Cempaka!"
Cempaka menoleh ke arah Naskala.
"Kenapa sih Om? Kenapa Om peduli sama Cempaka? Bukannya Om sudah punya Kak Aisyah dan kenapa tidak nganterin Kak Aisyah aja. Cempaka bisa naik angkot."
Naskala pun memejamkan mata dan berusaha untuk sabar.
"Cempaka! Kak Aisyah hanya berkunjung dan kebetulan dia adalah sepupu saya. Ada apa dengan mu Cempaka? Kenapa kamu sangat sensitif."
Cempaka sangat malu mengerjapkan kenyataan yang sebenarnya. Ternyata Asiyah adalah sepupu Naskala dan secara tak langsung adalah sepupunya juga.
"Oh! Om nannya ada apa dengan Cempaka? Cempaka tuh sakit hati sama Om, karena Om abis pulang tugas selalu bersikap dingin e Cempaka! Padahal Cempaka gak tau apa salah Cempaka! Selain itu Om juga peduli sama Cempaka padahal Cempaka sedang berusaha untuk tidak peduli kepada Cempaka."
Naskala pun berusaha untuk menjelaskan kepada Cempaka. " Cempaka sudah saya tekankan beberapa kali. Saya tidak bisa selamnya seperti kamu waktu kecil dulu, memanjakan kamu. Suatu hari nanti kita punya kehidupan masing-masing. Saya akan memiliki istri dan keluarga dan tidak mungkin kamu menempel pada saya. Makanya saya ingin kamu juga belajar untuk tidak terbiasa dengan saya. Apalagi kamu sudah besar."
Cempaka sampai syok saat Naskala mengatakan itu. Entah kenapa hatinya tidoa rela mendengar bahwa suatu hari nanti Naskala akan memiliki keluarga kecilnya sementara ia tak akan dipedulikan nanti.
Membayangkan hal itu malah membuat Cempaka makin menangis.
____________
Saat sampai di depan gerbang sekolah Cempaka sama sekali tak menghiraukan Naskala. Ia hanya mengucapkan salam secara ketus dan setelah itu wanita tersebut pergi begitu saja.
Naskala menatap sikap dingin yang ditunjukkan oleh Cempaka hanya menundukkan kepala sebentar seolah tengah menara sangat bersalah. Namun demi kebaikan mereka semua agar tidak timbulnya fitnah terpaksa Naskala haru melakukan itu.
Cempaka berlari masuk ke dalam gerbang sekolah dan melihat teman-temannya yang juga baru datang.
"Cempaka!"
"Hm?"
"Dianterin sama Kak Naskala?"
"Hm."
Temannya lantas mengerutkan kening cukup dalam saat mendengar jawaban yang dilontarkan Cempaka sangatlah ketus.
"Ada apa dengan kamu hari ini tumben banget kaya gitu?"
Cempaka menatap Nanda dengan wajah yang sangat sedih. Ia pun menunjukkan kepala dan menarik napas beberapa kali.
"Aku lagi sedih Nan. Bingung juga."
"Kenapa?"
Nanda berusaha untuk menjadi teman yang baik bagi Cempaka. Cempaka juga terharu atas kepedulian Nanda.
"Nanda! Masa iya Om Naskala terus cuekin aku. Apa aku ada salah yah. Dia selalu berasalan jika kita udah besar dan gak boleh lagi manja-manjaan kaya dulu."
Nanda yang mengerti dengan jalan pikiran Naskala pun menepuk pundak Cempaka beberapa kali.
"Kamu tau sendiri kan kalau Kak Naskala itu alim banget. Jadi wajar dia itu menghindari kamu supaya gak ada dosa. Lagian kamu sudah besar harunya juga ngerti."
"Trus supaya aku bisa kaya dulu lagi saka Om gimana?" tanya Cempaka putus asa.
"Gampang aja sih sebenarnya tinggal kamu nikah sama Om Naskala selesai." Padahal Nanda mengatakannya penuh dengan candaan tapi respon yang dikeluarkan Cempaka malah sangat serius.
"Kalau gitu Cempaka nikahnya sama Om Naskala aja. Cempaka gak bisa hidup tanpa Om. Cempaka pengen sama Om."
Nanda sampai melongo mendengar jawaban Cempaka.
"Kamu gila yah? Dia kan kakak angkat kamu."
Cempaka duduk di kursinya dan menggelengkan kepala dengan sangat keras. Ia bahkan tak pernah menganggap jika Naskala adalah kakaknya.
"Cempaka gak pernah menganggap kalau Om Naskala itu kakaknya Cempaka. Lagian kita kan gak ada hubungan darah jadi sah-sah aja nikah sama Om."
Nanda menjitak kepala Cempaka.
"Otak kamu kayaknya gak beres deh. Cempaka! Aku bilang ke kamu sekali lagi, om Naskala bakal nikah sama orang yang dia cintai dan kamu juga. Gak semudah itu bilang mau nikah."
"Emang Cinta itu kaya apa?"
Nana lupa jika temannya di depan ini sangat polos.
"Cinta adalah perasaan kepada lawan jenis yang lebih dari sekedar teman dan keluarga. Kamu gak rela kalau dia bersama dengan wanita lain dan kamu selalu memikirkan dia dan terbayang-bayang wajah dia. Ada harapan ingin hidup bersama dia. Dan kamu rela mengorbankan apapun bahkan nyawa demi dia," jelas Nanda yang membuat Cempaka terdiam.
Ia masih belum mengerti tetapi Cempaka merasakan jika perasannya kepada Naskala tak jauh berbeda dengan Cinta yang didefinisikan oleh Nanda.
"Nan! Aku merasakan apa yang kamu bilang tadi ke om Naskala. Berarti aku cinta sama om Naskala?" Mata Nanda langsung membulat sempurna.
_____________
Tbc
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunisa
haha polos bgt cempaka pantesan si Naskala nyebut kamu anak kecil
2022-10-23
2
Jumi Saddah
aduh mas klau mau bilang bukan mahrom thu nggak perlu pakai muka dingin atau judes juga,,cukup di beri nasehat dn gambaran untuk memfahamkn bahwa ada batasan antara cewek dn cowok,,dn peran orang tua juga bisa membantu memberikan pengertian,,cempaka ini hanya perlu di beri pengertian secara halus agar tidk salah faham,,dn bisa untuk menerima bahwa iya tidak bisa sma memperlakukan kyak dlu lgi ada batasan xnk harus di jaga,,karna mereka berdua bukan mahrom,,satu hal jgn memberi harapan xnk akn menyakitkan cempaka,,
2022-10-04
1