Sore harinya, di pinggiran sebuah sungai yang berada di dekat desanya tersebut, tampak Zchaira duduk termenung sedang memikirkan sesuatu.
Takl gcc berapa lama, terlihat Rayvor datang menghampiri gadis itu dan duduk tepat disampingnya. Pemuda itu nampak bingung melihat gadis tersebut termenung tanpa menyadari bahwa seseorang datang menghampirinya.
“Hei, sebegitu asiknya kau melamun sampai tidak menyadari bahwa aku datang kemari.”
“Eh... Ternyata kau...” Zchaira nampak sedikit terkejut ketika mendengar seseorang tiba-tiba berbicara dengannya.
“Apa yang kau pikirkan?” Tanya Rayvor.
“Tidak... Hanya saja aku tidak mengerti mengapa negeri ini, khususnya orang-orang yang tinggal di wilayah pedalaman sangat membenci bangsa Vampireman,” jawab Zchaira.
“Hei, bagaimana pendapatmu tentang ras campuran itu?” Karena penasaran dengan hal tersebut, gadis itu sontak bertanya tentang pandangan Rayvor terhadap ras Vampireman itu.
“Vampireman yah... Aku sebenarnya belum pernah melihat mereka secara langsung, tapi orang-orang diluar berpendapat berbeda denga kalian. Mereka menganggap bahwa ras campuran tersebut bukanlah ancaman bagi kita,” kata Rayvor, menjelaskan hal tersebut pada gadis itu.
“Namun, kenapa orang-orang pedalaman selalu menganggap mereka adalah ancaman? Pasti ada alasan lain mengapa mereka membenci ras itu...” Ucap Zchaira.
*
“Gadis ini adalah anak paman Hefaistos... Apa aku beritahu saja yang sebenarnya? Tidak, aku sudah berjanji pada saudaranya untuk tidak mengatakannya... Namun, jika begini terus dia tidak mengetahui siapa dia sebenarnya.” Nampak Rayvor merasa dilema ingin memberitahukan suatu kebenaran pada Zchaira, namun dilarang oleh saudara dari gadis tersebut.
**
“Nona, sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu sedari tadi,” kata Rayvor.
“Apa itu?”
“Apa kau bahwa pemimpin negeri ini sebenarnya merupakan...”
“Zchaira...!” Belum sempat pemuda itu mengatakan yang sebenarnya pada Zchaira, tiba-tiba Megathirio datang dan memanggil adiknya itu.
“Iya, ada apa?” Zchaira pun menoleh dan menanggapi panggilan saudaranya tersebut.
“Ibu memanggilmu, cepat temui dia sekarang,” kata pemuda itu.
“Memangnya ada apa ibu memanggilku sekarang... Bukannya dia sedang sibuk untuk mempertahankan desa sekarang,” gumam Zchaira berdiri dan meninggalkan Rayvor bersama dengan Megathirio di tempat itu.
Setelah Zchaira pergi, Megathirio yang terlihat kesal kemudian menghampiri Rayvor dan langsung menarik kerah baju pemuda itu.
“Hei, kau mau memberitahukan yang sebenarnya pada Zchaira kan?” Tanya Megathirio sambil menatap tajam Rayvor.
“Kakak, memangnya kenapa kalian harus menyembunyikan kebenaran ini... Padahal kau bersama ibumu tahu segalanya. Dia akan membenci kalian jika tidak mengetahuinya segera mungkin.” Rayvor sontak membenarkan bahwa hal yang hampir dia katakan tadi merupakan yang terbaik bagi Zchaira.
“Itu bukan urusanmu.” Namun, Megathirio nampak tidak peduli dengan ucapan dari pemuda itu.
“Jelas ini adalah urusanku. Aku juga adalah keluarga kalian.” Nampak kesal dengan perkataan tersebut, Rayvor dengan kuat memegang tangan Megathirio dan berusaha melepaskan cengkraman tangan pemuda itu darinya.
Megathirio yang terkejut melihat hal tersebut seketika langsung menganyunkan sebuah tinjuan dengan kuat ke wajah Rayvor, hingga membuat pemuda itu jatuh tersungkur.
Tidak terima dengan pukulan tersebut, Rayvor dengan cepat kembali berdiri dan langsung menganyunkan kepalan tanganya ke arah Megthirio untuk membalasnya.
Namun, dengan mudah saudara dari Zchaira itu langsung menggenggam tangan pemuda itu dengan erat.
“Akh...” Dia lalu melancarkan sebuah pukulan dengan siku tangannya ke bagian belakang Rayvor, hingga pemuda itu pun seketika tersungkur di tanah.
Nampak Rayvor kesulitan berdiri akibat menerima pukulan yang cukup kuat dari Megathirio.
Belum puas melihat Rayvor merasa kesakitan, Megathirio kemudian menendang pemuda itu hingga membuatnya terhempas masuk ke tepi sungai yang masih dangkal.
Saking kesalnya mendapatkan pukulan dari Megathirio, Rayvor seketika melancarkan serangan elemen air secara mendadak hingga membuat Megathirio terhempas karena terlambat untuk meresponnya.
“Jadi, kau mau mengadu kekuatan sihir,” Megathirio yang juga kesal, sontak kembali berdiri dan langsung melancarkan serangan elemen angin ke arah Rayvor.
Melihat serangan tersebut dengan cepat Rayvor kembali meluncurkan serangan elemen petirnya.
“Akh...” Namun, serangan dari Megathirio tampak lebih kuat sehingga membuat serangan dari pemuda itu lenyap dan membuat dirinya kembali terhempas masuk ke dalam perairan dangkal kembali.
***
Zchaira yang telah sampai di desa kemudian langsung menemui ibunya.
“Ada apa ibu?” Zchaira pun bertanya pada wanita itu.
“Eh... Ada apa?” Wanita sontak bertanya balik pada putrinya itu karena tidak paham dengan pertanyaannya.
“Bukannya kau memanggilku?”
“Tidak... Memangnya siapa mengatakannya?”
Mengetahui bahwa sebenarnya Megathirio telah membohonginya, Zchaira pun seketika merasa kesal.
“Sialan... Ternyata dia hanya mengelabuiku...” Keluh gadis itu.
Mengingat bahwa Rayvor telah ditinggalkannya bersama dengan Megathirio, gadis itu nampak kahwatir.
“Kalau begitu aku pergi dulu ibu... Kakak pasti akan melakukan sesuatu yang buruk pada pemuda itu,” ucap Zchaira yang kemudian berlari meninggalkan wanita itu.
Mendengar ucapan dari gadis itu yang baru saja didengarnya, Artemis pun nampak curiga.
“Lucierence...” Dia lalu memanggil Lucierence yang berada di dekat situ.
“Ada apa kakak?” Lucierence yang mendengar panggilan dari wanita itu seketika datang dan bertanya padanya.
“Tolong ikuti putriku... Sepertinya ada yang mencurigakan.”
Walaupun masih bingung, pria itu kemudian mengikuti perintah dari wanita itu untuk menyusul Zchaira.
***
Rayvor yang berhadapan dengan Megathirio nampak hanya bisa terhempas karena selalu saja kalah saat melancarkan serangan secara bersamaan.
Tidak mau menyerah, pemuda itu lalu berdiri kembali dan berkonsentrasi untuk melancarkan serangan yang lebih kuat dari sebelumnya.
Sontak sebuah pancaran energi sihir langsung memancar dari tubuh Rayvor, sama seperti waktu pemuda itu mencoba melewati penghalang.
Melihat hal tersebut dengan sigap Megathirio pun seketika berkonsentrasi hingga memunculkan pancaran energi sihir yang cukup besar dari salah satu tangannya.
**
Di saat yang bersamaan Zchaira sampai di tempat tersebut dan melihat kedua pemuda itu nampak saling berhadapan.
“Sial... Sudah kuduga ini akan terjadi.” Dengan cepat Zchaira berlari berniat menghentikan pertikaian dua pemuda itu.
“Hei...! Hentikan...!” Teriak gadis itu.
**
“Incantesimo segreto… Coup de poignard…”
“Incantesimo segreto… Coup de poing...”
Dengan cepat kedua pemuda itu meluncur hendak melancarkan serangan mereka satu sama lain.
Namun, tiba-tiba Lucierence muncul diantara Rayvor dan Megathirio. Pria kemudian dengan sigap langsung menepis pergerakkan mereka.
Rayvor yang tidak bisa menghentikan pergerakannya, seketika merobohkan pepohonan yang dihantam oleh serangannya.
Begitu juga dengan Megathirio yang tidak bisa menghentikan pergerakannya, seketika masuk ke dalam sungai.
“Apa yang kalian lakukan sebenarnya?” Tanya pria itu.
Rayvor serta Megathirio yang terkejut melihat pria itu dengan mudahnya menangani serangan mereka, seketika langsung mengurungkan niat untuk saling berhadapan lagi.
“Haah... Untung saja ada kau paman. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika mereka saling menabrak serangan itu bersmaan,” ucap Zchaira nampak legah.
“Rayvor, jelaskan apa yang terjadi disini?” Belum mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya, pria itu sontak kembali bertanya dengan ekspresi yang serius.
“Ayah, maafkan aku. Aku hanya terbawah emosi karena kakak itu menyerangku lebih dulu,” kata Rayvor.
“Aku juga minta maaf paman karena bersikap berlebihan. Aku tadi sempat tersinggung dengan ucapannya,” kata Megathirio.
“Paman, maafkan kakakku, pasti kakakku yang memulai pertengkaran ini duluan.”
“Entah siapa yang duluan memulainya, kalian harus saling meminta maaf sekarang juga.”
Mendengar ucapan dari pria itu, dua pemuda tersebut sontak terdiam dan saling bertatapan dengan tatapan tajam.
“Ayo cepat berjabat tangan.”
“Heh... Cepatlah sebelum aku berubah pikiran.” Tidak punya pilihan, Megathirio pun sontak memberikan tangannya duluan ke arah Rayvor, walau dengan ekspresi sinis.
Tanpa pikir panjang, Rayvor langsung menjabat tangan Megathirio untuk berdamai dengan pemuda tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments